Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT DIFTERI
DI STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

Pokok bahasan : Penyakit Difteri


Hari/ Tanggal : Senin, 23 Oktober 2017
Waktu Pembelajaran : 1 x 45 menit
Tempat : Kampus STIKes Mercubaktijaya Padang

A. LATAR BELAKANG
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious
disease). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae,
yaitu kuman yang menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil,
nasofaring (bagian antara hidung dan faring/ tenggorokan) dan laring. Penularan
difteri dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh
karier atau penderita yang akan sembuh, juga melalui batuk dan bersin penderita.
Penderita difteri umumnya anak-anak, usia di bawah 15 tahun. Dilaporkan 10 %
kasus difteri dapat berakibat fatal, yaitu sampai menimbulkan kematian. Selama
permulaan pertama dari abad ke-20, difteri merupakan penyebab umum dari
kematian bayi dan anak - anak muda. Penyakit ini juga dijumpai pada daerah padat
penduduk dengan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, menjaga kebersihan
sangatlah penting, karena berperan dalam menunjang kesehatan kita.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan seluruh masyarakat dapat mengetahui
tentang penyakit difteri
2. Tujuan Khusus
1) Dapat menyebutkan definisi difteri
2) Dapat menyebutkan penyebab difteri
3) Dapat menyebutkan tanda dan Gejala
4) Dapat menyebutkan komplikasi difteri
5) Dapat menyebutkan cara mencegah penyakit Difteri

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pokok pembahasan
1) Apa definisi difteri
2) Apa saja penyebab difteri
3) Apa saja tanda dan Gejala
4) Apa saja komplikasi difteri
5) Bagaimana cara mencegah penyakit Difteri
2. Sasaran dan target
Bayi dan balita
3. Metode Penyuluhan
a. Penyampaian materi melalui power point
b. Diskusi dan Tanya jawab
4. Media dan Alat Bantu
a.Laptop
b. Infocus
c.Leaflet
5. Waktu dan tempat
Pemateri :
Hari/ Tanggal : Senin, 23 Oktober 2017
Waktu Pembelajaran : 1 x 30 menit
Tempat : Kampus STIKes Mercubaktijaya Padang
6. Pengorganisasian dan fungsinya
a. Moderator
Tugas :
1) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4) Menyebutkan materi yang akan diberikan
5) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan kontrak waktu
6) Menuliskan pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
7) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi
8) Mengatur waktu penyuluhan
b. Presenter
Tugas :
1) Menggali pengetahuan peserta tentang penyakit difteri
2) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
c. Observer
Tugas :
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta penyuluhan selama
kegiatan penyuluhan berlangsung
3) Memberikan penjelasan kepada pembimbuing tentang evaluasi dari hasil
penyuluhan
d. Fasilitator
Tugas :
1) Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai penyuluhan
2) Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan
3) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
4) Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
5) Memotivasi sasaran agar berpartisipasi dalam penyuluhan
6) Memotivasi sasaran untuk dapat aktif dalam mengajukan pertanyaan saat
moderator member kesempatan bartanya
7) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
8) Membagi leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
9) Membagikan absen peserta
7. Seting tempat

Keterangan :

Dosen pembimbing Presenter Fasilitator

Peserta Observer

8. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP DAN KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN AUDIEN
WAKTU
1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri anggota 2. Mendengarkan dan
kelompok dan pembimbing memperhatikan
3. Menjelaskan topic penyuluhan 3. Mendengarkan
4. Membuat kontrak waktu dan 4. Menyetujui kontrak
bahasa yang digunakan
5. Menjelaskan tujuan kegiatan 5. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Pelaksanaan 1. Menggali pengetahuan audien 1. Meggemukakan
(20 menit) tentang penyakit difteri pendapat
2. Memberikan reinforcement positif 2. Mendengarkan dan
atas pendapat audien memperhatikan
3. Menjelaskan materi tantang 3. Mendengarkan dan
penyakit difteri memperhatikan
4. Menggali pengetahuan audien 4. Mengemukakan
tentang apa itu penyakit difteri pendapat
5. Memberikan reinforcement positif 5. Mendengarkan dan
atas pendapat audien memperhatikan
6. Menjelaskan tentang penyebab 6. Mendengarkan dan
penyakit difteri memperhatikan
7. Menggali pengetahuan audien 7. Mengemukakan
tentng penyebab penyakit difteri pendapat
8. Memberikan reinforcement positif 8. Mendengarkan dan
atas pendapat audien memperhatikan
9. Menjelaskan materi tentang tanda 9. Mendengarkan dan
dan gejala penyakit difteri memperhatikan
10. Menggali pengetahuan audien 10. Mengemukakan
tentang tanda dan gejala penyakit pendapat
difteri
11. Memberikan reinforcement 11. Mendengarkan dan
positif atas pendapat audien memperhatikan
12. Menjelaskan komplikasi yang 12. Mendengarkan dan
dapat terjadi akibat penyakit memperhatikan
difteri
13. Menggali pengatahuan audien 13. Mengemukakan
tantang penyakit difteri pendapat
14. Memberikan reinforcement 14. Mendengarkan dan
positif atas pendapat audien memperhatikan
15. Menjelaskan materi tentan 15. Mendengarkan dan
pencegahan penyakit difteri memperhatikan
16. Menggali pengetahuan audien 16. Mengemukakan
tentang penyakit difteri pendapat
17. Memberikan reinforcement 17. Mendengarkan dan
positif atas pendapat audien memperhatikan
3 Penutup 1. Memberi kesempatan pada audien 1. Memberi pertanyaan
(5 menit) untuk bertanya
2. Meberi reinforcement pada audien 2. Mendengarkan dan
atas pertanyaannya memperhatikan
3. Member kesempatan audien 3. Mengemukakan
yanhg lain untuk member pendapat
pendapat
4. Melengkapi atau memberikan 4. Mendengarkan dan
penjelasan atas pertanyaan audien memperhatikan
5. Mengevaluasi dan menyimpulkan 5. Mendengarkan dan
materi penyuluhan yang telah memperhatikan serta
disampaikan ikut menyimpulkan
6. Salam penutup 6. Menjawab salam

Lampiran Materi
a. Pengertian
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious disease).
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae dengan
bentuk basil Gram positif., yaitu kuman yang menginfeksi saluran pernafasan,
terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring/tenggorokan) dan
laring.
Difteri adalah penyakit infeksi yang mendadak yang disebabkan oleh kuman
Coryneabacterium diphteria. Mudah menular dan yang diserang terutama traktus
respiratorius bagian atas dengan tanda khas terbentuknya pseudo membran dan
dilepaskannya eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala umum dan lokal (Ilmu
Kesehatan Anak)

b. Penyebab dan Penularan Difteri


Penyebab penyakit difteri adalah Corynebacterium diphteriae. Penyakit difteri
disebarkan orang ke orang melalui pernafasan, terutama droplet tenggorokan yang
disebabkan batuk dan bersin. Kuman difteri hidup pada selaput lendir rongga mulut,
tenggorokan, dan hidung pada orang yang terinfeksi dengan kuman ini. Penularan
umumnya melalui udara (batuk / bersin), percikan air ludah batuk sang penderita.
Bisa juga melalui benda atau makanan yang terkontaminasi Corynebacterium
Diphtheriae.
Penularan difteri juga dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara yang
tercemar oleh karier.
a. Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute:
Bersin
Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan melepaskan uap
air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di sekitarnya terpapar
bakteri tersebut.
Kontaminasi
Kontaminasi barang pribadi: Penularan difteri bisa berasal dari barang-barang
pribadi seperti gelas yang belum dicuci.
Barang rumah tangga: Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar melalui
barang-barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara bersamaan, seperti
handuk atau mainan.
Selain itu, kita juga dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut apabila
menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi. Orang yang telah terinfeksi
bakteri difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang nonimmunized
selama enam minggu - bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun.
b. Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi:
Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru
Orang yang hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau tidak sehat
Orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan
Siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteri

c. Tanda dan Gejala Difteri


Bakteri Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri akan menginfeksi saluran
nafas. Masa inkubasinya adalah 2-4 hari. Tanda pertama dari difteri adalah sakit
tenggorokan, demam dan gejala yang menyerupai pilek biasa. Bakteri akan
berkembang biak dalam tubuh dan melepaskan toksin (racun) yang dapat menyebar
ke seluruh tubuh dan membuat penderita menjadi sangat lemah dan sakit.Gejala-
gejala lain yang muncul, antara lain:
1. Menelan sakit, batuk keras dan suara menjadi parau
2. Mual dan muntah-muntah
3. Demam, menggigil dan sakit kepala
4. Denyut jantung meningkat
5. Terbentuk selaput/membran yang tebal, berbintik, berwarna hijau kecoklatan atau
keabu-abuan di kerongkongan sehingga sukar sekali untuk menelan dan terasa
sakit.
6. Bila difteri bertambah parah, tenggorokan menjadi bengkak sehingga
menyebabkan penderita menjadi sesak nafas, bahkan yang lebih membahayakan
lagi, dapat pula menutup sama sekali jalan pernafasan.
7. Kelenjar akan membesar dan nyeri di sekitar leher.
8. Kadang-kadang telinga menjadi terasa sakit akibat peradangan
9. Penyakit difteri dapat pula menyebabkan radang pembungkus jantung sehingga
penderita dapat meninggal secara mendadak.
Gejala-gejala ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Jika
tidak diobati, racun yang dihasilkan oleh kuman ini dapat menyebabkan reaksi
peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas sehingga sel-sel jaringan dapat
mati.
Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang membentuk suatu
membran atau lapisan yang dapat menggangu masuknya udara pernapasan. Membran
atau lapisan ini berwarna abu-abu kecoklatan, dan biasanya dapat terlihat. Gejalanya
anak menjadi sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan menutup saluran napas
yang lebih bawah akan menyebabkan anak tidak dapat bernapas. Akibatnya sangat
fatal karena dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.
Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan susunan
saraf, biasanya terjadi setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan kuman difteri. Kematian
juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.
Serangan berbahaya pada periode inkubasi 1 sampai dengan 5 hari, jarang ditemui
lebih lama. Dapat menyebabkan infeksi nasopharynx yang menyebabkan kesulitan
bernapas dan kematian. Penyebab utamanya adalah radang pada membran saluran
pernapasan bagian atas, biasanya pharynx tetapi kadang2 posterior nasal passages,
larynx dan trakea, ditambah kerusakan menyeluruh ke seluruh organ termasuk
myocardium, sistem saraf, ginjal yang disebabkan exotosin (Plotkins) organisme.
Ketika difteri menyerang tenggorokan dan tonsil, gejala awalnya adalah radang
tenggorokan, kehilangan nafsu makan, dan demam. Dalam waktu 2-3 hari, lapisan
putih atau aba-abu ditemukan di tenggorokan atau tonsil. Lapisan ini menempel pada
langit-langit dari tenggorokan dan dapat berdarah. Jika terdapat pendarahan, lapisan
berubah menjai aba-abu kehijauan atau hitam. Penderita difteri biasanya tidak demam
panas tapi dapat sakit leher dan sesak napas.
d. Komplikasi
1. Racun difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, sistem saraf, ginjal
ataupun organ lainnya:
2. Miokarditis bisa menyebabkan gagal jantung
3. Kelumpuhan saraf atau neuritis perifer menyebabkan gerakan menjadi tidak
terkoordinasi dan gejala lainnya (timbul dalam waktu 3-7 minggu)
4. Kerusakan saraf yang berat bisa menyebabkan kelumpuhan
5. Kerusakan ginjal (nefritis).

e. Pencegahan difteri
Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus
dan pertusis. Memberikan vaksinasi DPT pada anak-anak sebelum difteri menyerang
dapat merangsang terbentuknya antibodi tubuh untuk melawan kuman serta
meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap jenis penyakit tertentu. Vaksin DPT
diberikan sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang penyuntikan
satu dua bulan. Vaksinasi DPT biasanya diberikan sejak bayi berumur 3 bulan.
Untuk pemberian kekebalan dasar perlu diberi 3 kali berturut-turut dengan jarak 1-1
bulan, lalu 2 tahun kemudian diulang kembali.
Pemberian imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, pertusis dan tetanus dalam waktu bersamaan. Efek samping yang mungkin
akan timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit, cara
mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas. Sejak diperkenalkan vaksin DPT
(Dyphtheria, Pertusis dan Tetanus), penyakit difteri mulai jarang dijumpai. Vaksin
imunisasi difteri diberikan pada anak-anak untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuh agar tidak terserang penyakit tersebut. Anak-anak yang tidak mendapatkan
vaksin difteri akan lebih rentan terhadap penyakit yang menyerang saluran
pernafasan.
Selain hal diatas pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan :
Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan.
Penyakit menular seperti difteri mudah menular dalam lingkungan yang buruk
dengan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itulah, selain menjaga kebersihan
diri, kita juga harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Makanan yang kita konsumsi harus bersih.
Jika telah terserang difteri, penderita sebaiknya dirawat dengan baik untuk
mempercepat kesembuhan dan agar tidak menjadi sumber penularan bagi yang
lain.
Hindari kontak dengan penderita langsung difteri
Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga
cuci tangan sebelum makan.
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit
Pelayanan Kesehatan terdekat.
9. Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan
b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan
c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan
2) Evalusi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan
c. Selama proses berlangsung diharapkan audien dapat mengikuti seluruh
kegiatan penyuluhan
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audien berperan aktif
3) Evaluasi Hasil
Diharapkan mahasiswa mampu :
a. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menjelaskan tentang penyakit
difteri
b. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menjelaskan penyebab penyakit
difteri
c. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menjelaskan tanda dan gejala
penyakit difteri
d. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menjelaskan komplikasi yang
terjadi jika terdapat penyakit difteri
e. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menjelaskan pencegah penyakit
difteri

PENUTUP
KESIMPULAN
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious disease).
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae, yaitu kuman
yang menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara
hidung dan faring/ tenggorokan) dan laring. Penularan difteri dapat melalui kontak
hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh karier atau penderita yang akan
sembuh, juga melalui batuk dan bersin penderita.
Difteri adalah penyakit infeksi yang mendadak yang disebabkan oleh kuman
Coryneabacterium diphteria. Mudah menular dan yang diserang terutama traktus
respiratorius bagian atas dengan tanda khas terbentuknya pseudo membran dan
dilepaskannya eksotoksin yang dapat menimbulkan gejala umum dan lokal (Ilmu
Kesehatan Anak).
Tanda dan gejala difteri
Menelan sakit, batuk keras dan suara menjadi parau
Mual dan muntah-muntah
Demam, menggigil dan sakit kepala
Denyut jantung meningkat
Terbentuk selaput/membran yang tebal, berbintik, berwarna hijau kecoklatan atau
keabu-abuan di kerongkongan sehingga sukar sekali untuk menelan dan terasa sakit.
Bila difteri bertambah parah, tenggorokan menjadi bengkak sehingga menyebabkan
penderita menjadi sesak nafas, bahkan yang lebih membahayakan lagi, dapat pula
menutup sama sekali jalan pernafasan.
Kelenjar akan membesar dan nyeri di sekitar leher.
Kadang-kadang telinga menjadi terasa sakit akibat peradangan
Penyakit difteri dapat pula menyebabkan radang pembungkus jantung sehingga
penderita dapat meninggal secara mendadak.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENYAKIT DIFTERI
KELOMPOK II

ASTRI WAHYUNI

DELLA TIARA GUSTIN

HELZA APRILIA YUSDI

NINING RAHMADANI

MONA ASMI

NURAFNI LATIVA

RANI NOVELIA

REVA ERIZA

SINTIA DELFI

WICHEN ELMAR YULIN

YUMILA ZAKRIMONITA

DOSEN PEMBIMBING :

S1 KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

Anda mungkin juga menyukai