B. DEFINISI KEPEMIMPINAN
Exhibit 1.1 Elemen Kunci Definisi Kepemimpinan
Tidak ada defenisi kepemimpinan universal karena kepemimpinan itu kompleks, dan karena kepemimpinan dipelajari
dalam cara yang berbeda yang membutuhkan definisi berbeda.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan organisasi melalui
perubahan.
Semua manajer melakukan empat fungsi utama: perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian.
Manajer adalah orang yang punya hak dan otoritas formal. Pemimpin, bisa manajer atau bukan, Pemimpin selalu punya
kemampuan mempengaruhi orang lain; manajer mungkin tidak.
Pengikut, bisa manajer atau bukan, adalah orang yang dipengaruhi oleh pemimpin. Pengikut yang baik bukan " yes
people" yang hanya mengikuti pemimpin tanpa memberikan masukan untuk mempengaruhi pemimpin.
Pemimpin yang efektif mempengaruhi pengikut, dan pengikutnya juga mempengaruhinya.
Perilaku dalam buku ini menjelaskan kegiatan orang atau yang mereka lakukan dan katakan ketika mereka dipengaruhi.
1. Pengaruh
Mempengaruhi adalah proses pemimpin mengkomunikasikan gagasan, meningkatkan penerimaan atas gagasan, dan
memotivasi pengikut untuk mendukung dan menerapkan gagasan melalui perubahan. Kemampuan mempengaruhi
dapat dikembangkan. Mempengaruhi termasuk kekuasaan, politik, dan negosiasi.
Manajer yang efektif tahu kapan untuk memimpin dan kapan untuk mengikuti. Pemimpin dan pengikut sering bertukar
peran sepanjang proses mempengaruhi.
2. Tujuan Organisasi
Kepemimpinan muncul ketika pengikut terpengaruh melakukan apa yang pantas dan bermanfaat bagi organisasi dan
mereka sendiri. Mengambil keuntungan dari pengikut untuk keuntungan pribadi bukan bagian dari kepemimpinan.
Pemimpin yang efektif menentukan tujuan dengan jelas.
3. Perubahan
Kepemimpinan mempengaruhi pengikut untuk membawa perubahan menuju masa depan yang diinginkan organisasi.
Orang yang terdepan dalam organisasi adalah mereka yang mau menerima risiko dan mencoba hal baru.
4. Orang-Orang
Mesipun tidak disebutkan secara eksplisit pada definisi kepemimpinan, kepemimpinan adalah tentang memimpin orang-
orang. Pemimpin dan pengikut yang efektif menikmati bekerja bersama orang dan membantu kesuksesan mereka.
Sedikit bukti yang menunjukkan manajer yang kuat dikaitkan dengan kesuksesan kepemimpinan. Kesuksesan adalah
upaya bersama dari semua orang yang membantu mewujudkannya.
1. Peran Interpersonal :
a. Peran Tokoh (Figurehead)
Pemimpin, biasanya top manajemen, melakukan peran tokoh ketika mereka mewakili organisasi atau departemen dalam
kegiatan hukum, sosial, seremonial, dan simbolik, antara lain :
MenAndatangani dokumen resmi (beban otorisasi, pemeriksaan, kontrak)
Menjamu klien atau pelanggan sebagai perwakilan resmi dan menerima / mengawal pengunjung resmi
Secara informal berbicara dengan orang dan menghadiri pertemuan di luar sebagai wakil organisasi
Memimpin di pertemuan dan acara seremonial (upacara penghargaan, makan malam, dan sebagainya)
b. Peran Pemimpin
Peran pemimpin adalah melakukan fungsi manajemen untuk mengoperasikan unit organisasi dengan efektif. Berikut
adalah beberapa dari banyak perilaku pemimpin yang dapat dilakukan oleh manajer:
Merekrut dan melatih
Memberikan petunjuk dan pembinaan
Mengevaluasi kinerja
c. Peran Penghubung
Peran ketika pemimpin berinteraksi dengan orang-orang di luar organisasi, termasuk untuk mengembangkan jaringan
hubungan. Berikut adalah beberapa perilaku peran penghubung:
Melayani anggota komite dari luar unit organisasi
Pertemuan asosiasi profesional / perdagangan
Memanggil dan bertemu dengan orang-orang untuk tetap berhubungan
2. Peran Informasional :
a. Peran Monitoring
Peran saat pemimpin mengumpulkan informasi. Sebagian besar informasi dianalisis untuk menemukan masalah dan
peluang, dan untuk memahami peristiwa di luar unit organisasi. Informasi kemudian disampaikan kepada orang lain di
unit organisasi (peran penyebar), atau orang luar unit (peran juru bicara). Berikut perilakunya :
Memo reading, laporan, publikasi profesional / perdagangan, surat kabar, dan sebagainya
Berbicara dengan orang lain, menghadiri pertemuan di dalam dan di luar organisasi
Mengamati (mengunjungi toko pesaing untuk membandingkan produk, harga, dan proses bisnis)
b. Peran Penyebar (Disseminator)
Peran ketika pemimpin mengirimkan informasi kepada orang lain dalam organisasi, dengan cara sebagai berikut :
Secara lisan melalui voice mail, diskusi satu-satu, dan pertemuan kelompok
Ditulis melalui e-mail dan surat biasa
c. Peran Juru Bicara
Peran ketika pemimpin memberikan informasi kepada orang-orang di luar unit organisasi. Berikut beberapa contoh:
Pertemuan dengan stakeholder untuk membahas kinerja
Menjawab surat
Pelaporan informasi kepada pemerintah
3. Peran Pengambil Keputusan :
a. Peran Entrepreneur
Peran ketika pemimpin berinovasi dan melakukan perbaikan. Pemimpin sering mendapatkan ide untuk perbaikan melalui
peran monitoring. Berikut adalah beberapa contoh perilaku pada peran ini:
Mengembangkan produk dan layanan baru
Mengembangkan cara-cara baru untuk memproses produk dan jasa
Pembelian peralatan baru
b. Peran Penanganan Masalah/Gangguan
Peran ketika pemimpin mengambil tindakan korektif selama krisis atau konflik. Berikut contoh gangguan:
Pemogokan serikat pekerja
Kerusakan mesin penting / peralatan
Bahan baku yang dibutuhkan tiba terlambat
Jadwal produksi yang ketat untuk memenuhi pesanan
c. Peran Alokasi Sumber Daya
Peran ketika pemimpin menjadwalkan, meminta otorisasi, dan melakukan kegiatan penganggaran. Memutuskan alokasi
sumber daya organisasi yang terbatas adalah tugas penting dari manajer. Berikut adalah beberapa contoh:
Memutuskan apa yang dilakukan sekarang, dilakukan nanti, dan tidak dilakukan (manajemen waktu; prioritas)
Menentukan siapa yang mendapat lembur atau kenaikan gaji (budgeting)
Penjadwalan ketika karyawan akan menggunakan bahan dan peralatan
d. Peran Negosiator
Peran ketika pemimpin mewakili unit organisasi mereka selama transaksi rutin dan tidak rutin (misalnya harga dan jangka
waktu penjualan / pembelian produk / jasa, atau gaji karyawan). Bila tidak ada kesepakatan, pemimpin dapat mencoba
untuk menegosiasikan kesepakatan yang baik untuk mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan. Berikut adalah
beberapa contoh dari hal-hal yang dilakukan negosiasi:
Gaji dan paket manfaat bagi karyawan, professional, atau manajer
Kontrak serikat buruh
Kontrak dengan pelanggan (promosi) atau pemasok (pembelian)
Meskipun manajer bertanggung jawab untuk kesepuluh peran tersebut, peran paling penting yang dilakukan oleh
pemimpin satu dengan lainnya bervariasi berdasarkan pekerjaan dan posisi manajer, fungsi organisasi, masalah sehari-
hari yang dihadapi oleh para pemimpin, dan lingkungan pekerjaan organisasi.
(b) Extraversi
(i) Integritas
(k) Kecerdasan
D. SIKAP KEPEMIMPINAN
Sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap orang, hal, dan isu. Menjadi orang yang positif atau negatif adalah
pilihan Anda. Pemimpin yang sukses memiliki sikap positif yang optimis.
1. Theory X and Theory Y
Teori X dan Y mencoba menjelaskan dan memprediksi perilaku dan kinerja kepemimpinan berdasar pada sikap pemimpin
terhadap pengikut. Douglas Mc Gregor mengklasifikasikan sistem sikap atau kepercayaan, yang disebut asumsi, sebagai
Teori X dan Teori Y :
Orang dengan sikap Teori X percaya bahwa karyawan tidak suka bekerja dan harus diawasi ketat untuk melakukan
pekerjaan mereka. Manajer dengan sikap Teori X cenderung memiliki pAndangan negatif, pesimistis pada karyawan
dan tampak lebih bersifat memaksa, gaya kepemimpinan autokratis menggunakan cara eksternal kontrol, seperti
ancaman dan hukuman.
Sikap teori Y berpendapat bahwa karyawan ingin bekerja dan tidak perlu diawasi ketat untuk melakukan pekerjaan
mereka. Manajer dengan sikap Teori Y cenderung memiliki pAndangan positif, optimis pada karyawan dan
menampilkan gaya kepemimpinan yang lebih partisipatif menggunakan motivasi internal dan penghargaan.
2. The Pygmalion Effect
Pygmalion Effect adalah kekuatan yang timbul dari harapan yang ada, dengan kata lain, karyawan akan termotivasi
terhadap janji atau ekspektasi yang sudah diberikan kepada mereka. Ekspektasi pemimpin terhadap pengikutnya
dapat memprediksi kinerja pengikutnya ke depan. Ekpektasi positif, kinerja pun positif, begitu sebaliknya.
3. Self-Concept
Konsep diri mengacu pada sikap positif atau negatif orang terhadap diri mereka sendiri. Kemampuan diri didasarkan
pada konsep diri dan berkaitan erat dengan sifat percaya diri, karena jika Anda percaya bahwa Anda bisa sukses, Anda
akan sering memiliki rasa percaya diri.
3. Mengembangkan Sikap Lebih Positif dan Self-Concept
Berikut adalah beberapa ide untuk membantu Anda mengubah sikap dan mengembangkan konsep diri yang lebih positif:
1. Menyadari bahwa hanya ada sedikit, jika ada, manfaat dari sikap negatif, pesimistis terhadap orang lain dan diri Anda
sendiri.
2. Secara sadar mencoba memiliki dan memelihara sikap positif, optimistis.
3. Menanamkan pikiran optimis.
4. Jika Anda mendapatkan diri Anda mengeluh atau bersikap yang negatif dengan cara apapun, berhenti dan beralih ke
sikap yang positif.
5. Hindari orang negatif, bergaullah dengan orang-orang yang memiliki konsep diri yang positif, dan menggunakan
perilaku positif mereka.
6. Tetapkan dan capai tujuan. Menetapkan tujuan jangka pendek (harian, mingguan, bulanan) yang dapat Anda capai.
7. Fokus pada keberhasilan Anda; jangan terpaku pada kegagalan.
8. Jangan meremehkan prestasi atau membandingkan diri Anda dengan orang lain.
9. Terima pujian, katakan terima kasih kepada orang yang memuji.
10. Menjadi panutan yang positif. Jika pemimpin memiliki sikap yang positif, para pengikut biasanya melakukan juga.
11. Ketika terjadi kesalahan dan Anda sedang merasa down, lakukan sesuatu untuk membantu seseorang yang lebih
buruk daripada Anda. Anda akan menyadari bahwa Anda tidak begitu buruk, dan Anda akan menyadari bahwa
semakin banyak Anda memberi, semakin banyak yang Anda dapat.
4. Bagaimana Sikap Mengembangkan Gaya Kepemimpinan?
Pemimpin yang efektif cenderung memiliki sikap teori Y dengan konsep diri positif.
Konsep diri positif Pemimpin biasanya memberikan dan Pemimpin biasanya suka memerintah,
menerima umpan balik positif, memaksa, dan tidak sabar; banyak
mengharapkan orang lain untuk mengkritik dengan sedikit pujian; dan
sukses, dan memungkinkan orang lain sangat otokratis
melakukan pekerjaan dengan cara
mereka
Konsep diri negatif Pemimpin biasanya takut mengambil Pemimpin biasanya menyalahkan
keputusan, tidak tegas, dan orang lain ketika ada yang salah,
menyalahkan diri sendiri bila ada yang pesimis dalam menyelesaikan masalah
salah pribadi atau organisasi, dan
mempromosikan perasaan putus asa
di kalangan pengikut
E. KEPEMIMPINAN ETIS
Perilaku yang benar dianggap etis, perilaku yang salah dianggap tidak etis. Hukum dan peraturan dirancang untuk
menjaga bisnis tetap jujur, tapi pemerintah tidak bisa membuat orang menjadi etis.
1. Apakah Perilaku Etis Penting?
Etika sangat penting karena :
Beberapa organisasi besar memiliki pejabat etik yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menerapkan
kode etik untuk memandu pegawai berperilaku etis.
Penelitian menunjukkan hubungan positif antara perilaku etis dan efektivitas kepemimpinan:
Dari tingkat sosial, sekarang masyarakat memAndang negatif terhadap bisnis besar. Perilaku tidak etis Enron, tidak
hanya merugikan pihak yang memiliki hubungan keuangan langsung dengan mereka, tapi juga pasar saham dan
ekonomi secara umum.
Dari tingkat organisasi, skAndal etika menghancurkan kinerja, askes ke sumber daya penting, dan reputasi
perusahaan. Akibat Enron bangkrut, auditor mereka Arthur Anderson ditinggal banyak klien dan kehilangan banyak
bisnis karena perilaku tidak etis mereka.
Dari tingkat individu, jika Anda tidak etis, orang tidak akan mempercayai Anda dan Anda tidak akan menjadi
pemimpin yang efektif. Petinggi Enron dulu menghasilkan banyak uang, tapi sekarang beberapa dari mereka masuk
penjara, dan semuanya tidak akan pernah memegang jabatan tinggi lagi.
Perilaku menyimpang karyawan (pencurian, penyalahgunaan wewenang, kurangnya perhatian atas kontrol biaya atau
kualitas) menimbulkan biaya bisnis lebih dari $20 milyar, menyebabkan 30% dari kegagalan bisnis.
2. Bagaimana Ciri dan Sikap Kepribadian, Pengembangan Moral, dan Situasi Mempengaruhi Perilaku Etis?
a. Ciri dan Sikap Kepribadian
Perilaku etis berhubungan dengan kebutuhan dan sifat kepribadian individual, tetapi kepribadian sendiri bukan prediktor
yang baik bagi perilaku tidak etis :
Pemimpin yang berkeperibadian surgency dapat menggunakan kekuasaan personalized atau socialized. Untuk
menambah kekuasaan, orang bisa berperilaku tidak etis.
Pribadi yang ramah (agreeableness) yang peka terhadap orang lain cenderung mengikuti perilaku orang kebanyakan,
bisa etis atau tidak etis.
Orang dengan ketidakstabilan emosi dengan locus of control external lebih mungkin beriperilaku tidak etis.
Menjadi etis adalah bagian dari integritas.
Orang yang terbuka dengan pengalaman baru seringnya etis.
Orang dengan sikap positif terhadap etika cenderung lebih etis daripada yang bersikap negatif atau lemah tentang
etika.
b. Pengembangan Moral
Adalah paham mana benar dan salah dan memilih berbuat benar. Kemampuan kita memilih etika berhubungan dengan
level pengembangan moral kita. Tiga level pengembangan moral seseorang (diurut dari level tertinggi s.d. terendah):
3) Postconventional
Perilaku didorong oleh prinsip universal benar dan salah, tanpa melihat ekspektasi pemimpin atau kelompok. Ia tetap
mengikuti prinsip etika bahkan jika dianggap melanggar hukum dengan risiko penolakan sosial, kerugian ekonomi, dan
hukuman fisik.
"Aku tidak berbohong kepada pelanggan karena itu salah."
Gaya kepemimpinan yang umum: visioner dan berkomitmen melayani orang lain sambil memberdayakan pengikutnya.
2) Conventional
Berperilkau sesuai dengan perilaku pemimpin atau kelompoknya, baik etis atau tidak.
"Saya berbohong kepada pelanggan karena agen penjualan lain melakukannya juga."
Hal ini umum untuk manajer tingkat rendah untuk menggunakan gaya kepemimpinan yang sama dari manajer tingkat
yang lebih tinggi.
1) Preconventional
Berperilaku karena ada reward dan punishment yang berlaku, baik perilaku itu etis atau tidak.
"Saya berbohong kepada pelanggan untuk menjual lebih banyak produk dan mendapatkan komisi yang lebih tinggi."
Gaya kepemimpinan umum adalah otokratis terhadap orang lain, menggunakan posisi seseorang untuk keuntungan
pribadi.
Hanya 20% orang yang mencapai level postconventional, sebagian besar di level conventional, sementara beberapa
belum naik dari level preconventional.
c. Situasi
Perilaku yang tidak etis terjadi lebih sering ketika tidak ada kebijakan etika atau kode etik formal, dan ketika perilaku yang
tidak etis tidak dihukum, dan itu sangat lazim ketika dihargai. Orang juga kurang mungkin untuk melaporkan perilaku
tidak etis ketika mereka rasa pelanggarannya tidak serius dan ketika pelakunya teman-teman mereka.
Integrasi. Untuk mengikat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku etis bersama-sama, kita perlu menyadari bahwa ciri
dan sikap kepribadian dan perkembangan moral berinteraksi dengan situasi untuk menentukan apakah seseorang akan
menggunakan perilaku etis atau tidak etis.
3. Bagaimana Orang Membenarkan Perilaku Tidak Etis?
Kebanyakan orang memahami perilaku benar dan salah dan punya hati nurani. Ketika kita berperilaku tidak etis, kita
sering membenarkan perilaku untuk melindungi konsep diri kita sehingga kita tidak merasa bersalah atau menyesal.
Justifikasi moral adalah proses berpikir yang merasionalisasikan mengapa perilaku tidak etis yang dipilih. Misal, "ini
adalah praktik bisnis berlaku umum", "semua orang melakukannya" dan "aku pantas mendapatkannya." Berikut
beberapa proses berpikir yang digunakan orang untuk membenarkan perilaku yang tidak etis:
Tujuan lebih tinggi adalah rasionalisasi perilaku tidak bermoral dalam hal tujuan yang lebih tinggi. Mereka berperilaku
tidak etis untuk kebaikan diri dan kelompok mereka.
Pemindahan tanggung jawab adalah proses menyalahkan perilaku yang tidak etis seseorang pada orang lain. "Saya
hanya mengikuti perintah; bos saya mengatakan kepada saya untuk menggelembungkan angka."
Difusi tanggung jawab adalah proses kelompok berperilaku yang tidak etis dengan tidak ada satu orang pun yang
bertanggung jawab. "Kita semua menerima suap/sogok; itu cara kita melakukan bisnis." Seperti yang berkaitan dengan
tingkat pengembangan moral konvensional, tekanan rekan digunakan untuk menegakkan norma-norma kelompok.
Perbandingan menguntungkan adalah proses membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang lebih buruk. "Kami
mencemari lingkungan kurang dari yang pesaing kami lakukan."
Mengabaikan atau distorsi konsekuensi adalah proses meminimalkan kerugian yang disebabkan oleh perilaku yang
tidak etis. Umumnya, semakin besar konsekuensi negatif dan peluang untuk tertangkap, semakin kecil kemungkinan
kita berperilaku tidak etis.
Atribusi kesalahan adalah proses mengaku perilaku tidak etis disebabkan oleh perilaku orang lain. "Dia
menggangguku, karena itu aku memukulnya."
Pelabelan eufimistis (penghalusan) adalah proses menggunakan kata-kata "kosmetik" untuk membuat perilaku
terdengar diterima. Kelompok teroris terdengar buruk tapi pejuang kemerdekaan terdengar baik.
4. Panduan Sederhana untuk Perilaku Etis
a. Golden Rule
"Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan orang lain." "Pimpin orang lain seperti Anda ingin dipimpin."
b. Tes Empat Cara
Dikembangkan oleh Rotary International untuk memandu transaksi bisnis. Empat pertanyaannya adalah:
(1) Apakah itu benar?
(2) Apakah adil untuk semua pihak?
(3) Apakah akan membangun goodwill dan persahabatan yang lebih baik?
(4) Apakah akan bermanfaat untuk semua pihak?
Ketika keempat jawabannya "Iya", mungkin itu etis.
5. Pendekatan Pemangku Kepentingan (stakeholders) pada Etika
Pendekatan ini mencari win-win solution bagi stakeholder (pihak yang relevan yang dipengaruhi oleh keputusan).
Pemimpin efektif menggunakan moral pada kekuasaan (socialized power), daripada personalized.
Apakah saya bangga mengatakan keputusan saya pada stakeholder yang relevan?"
Jika jawabannya iya, mungkin itu etis.
Sayangnya, manajer tidak bisa selalu membuat win-win solution dan harus membuat keputusan yang menyakiti
beberapa pemangku kepentingan.
6. Menjadi Pemimpin Beretika
Kita harus memimpin dengan contoh dari level postconventional. Jadilah orang yang 20% dengan melakukan hal benar
bahkan ketika tak satupun orang yang melihat.
Kemimpinan etis membutuhkan keberanian-kemampuan untuk melakukan hal yang benar dengan risiko penolakan dan
kehilangan. Berani harus menerima tanggung jawab atas kesalahan dan kegagalan, bukan menutupinya atau
menyalahkan orang lain.
Kita harus ingat bahwa nilai moral itu penting dan bisnis bukan hanya tentang uang; itu juga tentang pemenuhan
kebutuhan semua pemangku kepentingan. Tidak baik berbohong, satu kebohongan akan menyebabkan kebohongan
lainnya. Butuh bertahun-tahun membangun kepercayaan, tapi hanya perlu satu kebohongan untuk menghancurkan
kepercayaan dan hubungan.
Berikut adalah beberapa cara Anda dapat menemukan keberanian untuk melakukan hal yang benar:
Fokus pada tujuan yang lebih tinggi, seperti membantu atau melihat keluar untuk kesejahteraan pelanggan dan
karyawan.
Menggambar kekuatan dari orang lain. Orang dengan keberanian sering mendapatkannya dari dukungan teman-
teman di tempat kerja dan / atau keluarga yang mendukung.
Ambil risiko tanpa takut gagal. Belajar dari kegagalan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama, tetapi fokus pada
keberhasilan positif.
Gunakan frustrasi dan kemarahan untuk kebaikan. Ketika Warren Buffett mengambil alih Salomon Brothers,
perusahaan itu penuh skAndal untuk perilaku yang tidak etis. Buffett membuat pertemuan dengan karyawan
mengatakan perilaku tidak etis harus berhenti.
Studi Iowa berkontribusi pada perilaku dan memunculkan era paradigm perilaku dari sebelumnya yang berupa
paradigma sifat kepemimpinan. Dengan pergeseran paradigma dari manajemen kepemimpinan, gaya kepemimpinan
manajer yang efektif tidak lagi otokratis, tetapi lebih demokratis.
a. Gaya Kepemimpinan Berfokus pada Pekerjaan. Mengacu pada sejauh mana pemimpin bertanggung jawab untuk
menyelesaikan pekerjaan. Pemimpin mengarahkan bawahan dengan peran dan tujuan yang jelas, sementara manajer
mengatakan kepada mereka apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya, karena mereka bekerja ke arah
pencapaian tujuan.
b. Gaya Kepemimpinan Berpusat pada Karyawan. Mengacu pada sejauh mana pemimpin berfokus pada pemenuhan
kebutuhan karyawan sebagai manusia sambil mengembangkan hubungan. Pemimpin memiliki kepekaan terhadap
bawahan dan berkomunikasi untuk mengembangkan kepercayaan, dukungan, dan rasa hormat sambil memperhatikan
kesejahteraan mereka.
2. Penelitian Ohio State University: Initiating Structure dan Perilaku Konsiderasi
Dalam mengukur gaya kepemimpinan, para peneliti mengembangkan alat yang dikenal sebagai Leadership Behavior
Description Questionnaire (LBDQ). LBDQ memiliki 150 contoh perilaku pemimpin definitif, yang dipersempit dari 1.800
fungsi kepemimpinan. Responden kuesioner diminta menilai perilaku pemimpin mereka ke arah dua dimensi atau jenis
kepemimpinan yang berbeda berikut ini:
Perilaku memulai struktur. Pada dasarnya sama dengan gaya kepemimpinan yang berfokus pada pekerjaan; berfokus
pada penyelesaian tugas.
Perilaku konsiderasi. Pada dasarnya sama dengan gaya kepemimpinan yang berfokus pada karyawan; berfokus pada
pemenuhan kebutuhan karyawan dan mengembangkan hubungan.
Model Kepemimpinan Ohio State University mengidentifikasi empat gaya kepemimpinan: struktur rendah dan perhatian
tinggi, struktur yang tinggi dan perhatian tinggi, struktur rendah dan perhatian yang rendah, dan struktur yang tinggi
dan perhatian rendah :
3. Perbedaan Antara Kedua Model Perilaku Kepemimpinan
University of Michigan menempatkan dua perilaku kepemimpinan di ujung-ujung satu garis yang sama (satu-dimensi).
Model Ohio State University menganggap dua perilaku independen satu sama lain (dua-dimensi); sehingga model ini
memiliki empat gaya kepemimpinan.
The impoverished leader/Pemimpin bermutu rendah (1,1) memiliki kepedulian rendah terhadap produksi dan orang.
Pemimpin melakukan secara minimum yang diperlukan untuk tetap bekerja di posisi tersebut.
The authority-compliance leader/Pemimpin kepatuhan pada otoritas (9,1) memiliki kepedulian yang tinggi untuk
produksi dan perhatian yang rendah bagi orang-orang. Pemimpin berfokus pada menyelesaikan pekerjaan sementara
orang-orang diperlakukan seperti mesin.
The country-club leader (1,9) memiliki kepedulian yang tinggi pada orang-orang dan perhatian yang rendah pada
produksi. Pemimpin berusaha untuk mempertahankan suasana yang ramah tanpa memperhatikan produksi.
The Middle-of-the-road leader (5,5) merupakan keseimbangan antara perhatian untuk produksi dan orang. Pemimpin
berusaha untuk mempertahankan kinerja dan semangat yang memuaskan.
The team leader (9,9) memiliki kepedulian yang tinggi untuk produksi dan orang. Pemimpin ini berusaha untuk kinerja
maksimum dan kepuasan karyawan. Menurut Blake, Mouton, dan McCanse, gaya kepemimpinan tim umumnya yang
paling tepat untuk digunakan dalam semua situasi.
1. Leadership Grid dan Penelitian dan Kontribusi High-high Leader
The high-high leader nama lain the team leadeship style. Para peneliti mengklaim kepemimpinan tim biasanya
menghasilkan peningkatan kinerja, absensi yang rendah, dan kepuasan karyawan yang tinggi.
Namun, peneliti lain menganggap the high-high leader merupakan mitos belaka. Menurutnya, korelasi positif tugas dan
perilaku dengan kinerja bawahan, biasanya lemah. Kesimpulannya, walaupun teori the high-high leader didukung oleh
teori universal, gaya kepemimpinan ini tidak diterima sebagai salah satu gaya terbaik di semua situasi.
Kontribusi 1: Kritik dari teori perilaku (behavioral theories) menyarankan bahwa gaya kepemimpinan berbeda lebih
efektif apabila di situasi yang berbeda yang melahirkan teori kepemimpinan kontingensi.
Kontribusi 2: Organisasi membutuhkan kedua dimensi kepemimpinan (produksi maupun orang) untuk kefektivan
kinerja organisasi.
Kontribusi 3: teori kepemimpinan perilaku mendukung coleadership. Manajer tidak harus melakukan kedua hal (fungsi
produksi dan orang). Jadi apabila pemimpin lebih berorientasi pada produksi maka cari pelengkap (coleader) yang
dapat menutup kekurangan itu.
D. KEPEMIMPINAN DAN TEORI MOTIVASI UTAMA
1. Motivasi dan Kepemimpinan
Motivasi adalah segala sesuatu yang mempengaruhi perilaku dalam mengejar hasil tertentu . Yang dikejar adalah tujuan
organisasi dan untuk memperolehnya membutuhkan motivasi. Sukses merupakan motivasi yang terkandung di dalamnya
kerja keras, komitmen, terikat, latihan dan gigih. Motivasi penting untuk kepemimpinan karena pemimpin harus
mempunyai kompetensi untuk dapat memotivasi pegawainya.
2. Proses Motivasi
proses motivasi dimulai dari kebutuhan ke motif untuk perilaku yang konsekuensinya pada kepuasan dan ketidakpuasan.
Kepuasan hanya bersifat sementara sehingga proses motivasi terjadi siklus umpan balik. Sama dengan sifat, motivasi
tidak dapat diamati, tetapi kita dapat mengamati perilaku dan menyimpulkan motif orang tersebut (attribution theory).
Content motivation theory : fokus a. Hierarchy of needs theory mengusulkan bahwa pegawai dapat dimotivasi
pada menjelaskan dan memprediksi melalui 5 tingkatan kebutuhan.
perilaku berdasarkan motivasi
b. Two-factor theory mengusulkan bahwa pegawai dapat dimotivasi dengan faktor
kebutuhan pegawai.
motivator (kebutuhan tingkat tinggi) dibandingkan dengan pemeliharaan
(kebutuhan tingkat rendah)
c. Goal-setting theory mengusulkan bahwa tujuan yang dapat dicapai tetapi sulit
bisa memotivasi pegawai
Hukuman (punishment)
G. TEORI PENGUATAN
Oleh B.F. Skinner. Teori Penguatan mengusulkan bahwa dengan konsekuensi perilaku, orang akan termotivasi untuk
berperilaku dengan cara yang telah ditentukan. Teori penguatan menggunakan modifikasi perilaku (mendorong pegawai
melakukan yang seharusnya) dan kondisi operan (jenis dan jadwal penguatan). Hasil meta-analisis dari penelitian 20
tahun terakhir menyimpulkan bahwa penguatan dapat meningkatkan kinerja.
Komponen teori penguatan
Stimulus Respon perilaku Komponen perilaku-Penguatan
(batas kecepatan legal) (ngebut) (Polisi menghukum pelaku-tilang
atau denda-agar tidak
mengulangi perlaku tersebut)
1. Jenis Penguatan:
a. Penguatan positif: mendorong perilaku berkelanjutan dengan menawarkan konsekuensi menarik (penghargaan)
untuk kinerja yang diinginkan. Contoh, gaji, promosi, cuti, termasuk pujian. Memotivasi dengan penghargaan.
Umumnya motivator yang paling efektif.
b. Penguatan penghindaran (penguatan negatif): Aturan dengan ancaman hukuman bagi pelanggarnya agar pegawai
menghindari pelanggaran tsb. Memotivasi dengan penghindaran.
c. Hukuman: digunakan untuk memberikan konsekuensi yang tidak diinginkan atas terjadinya perilaku yang tidak
diinginkan. Pegawai dihukum karena melanggar aturan. Contoh, intimidasi, penarikan hak istimewa, masa percobaan,
denda, demosi, pemecatan, dll. Memotivasi dengan hukuman. Metode paling kontroversial dan paling tidak efektif
dalam memotivasi pegawai. Hukuman yang terlalu sering dapat menyebabkan perilaku yang tidak diingingkan lainnya,
seperti moral buruk, produktivitas rendah, pencurian, dan sabotase.
d. Kepunahan (extinction): menahan penguatan ketika perilaku muncul. Memotivasi dengan kepunahan. Contoh,
menahan kenaikan gaji pegawai sampai kinerjanya diperbaiki sesuai stAndar.
2. Jadwal Penguatan :
a. Penguatan Berkelanjutan. Masing-masing dan setiap perilaku yang diinginkan dikuatkan.
Memotivasi dengan jadwal berkelanjutan. Umumnya lebih baik untuk mempertahankan perilaku yang diinginkan.
Bekerja dengan baik sebagai insentif atas prosedur. Misal, komisi penjualan 10%, dll.
b. Penguatan berselang. Penghargaann diberikan berdasar pada bagian dari waktu (jadwal interval) atau output (jadwal
rasio). Ada 4 pilihan :
Jadwal interval tetap. Jadwal pembayaran gaji, atau jam istirahat yang tetap setiap hari.
Jadwal interval variabel. Memuji hanya sekarang dan kemudian, sidak, atau ujian dadakan.
Jadwal rasio tetap. Upah borongan atau bonus setelah produksi tarif stAndar.
Jadwal rasio variabel. Pujian atas kerja sempurna, atau undian bagi pegawai yang tidak pernah absen selama waktu
tertentu.
Memotivasi dengan jadwal berselang. Misal, agar efektif pujian hanya untuk kinerja luar biasa, bukan rutin. Rasio
adalah motivator yang lebih baik daripada interval. Rasio variabel adalah jadwal yang paling kuat untuk
mempertahankan perilaku.
3. Anda Mendapatkan Apa yang Anda Kuatkan
Orang akan melakukan apa yang diperkuat/dipaksa/didorong untuk dilakukan. Sejauh mana penguatan muncul,
tergantung pada tingkat ketertarikan penghargaan dan hukuman atas perilaku itu.
a. Kebodohan menghargai A, sementara mengharapkan B. Terjadi ketika perilaku yang diberi penghargaan adalah
perilaku yang tidak diinginkan, tapi yang diinginkan tidak dihargai sama sekali. Berikut contohnya:
MANAJER MENGHARAPKAN TAPI MANAJER SERING MENGHARGAI
4. Riset
Teori Fiedler dikritik pada tahun 1970 :
Karena alasan konseptual, dan karena temuan empiris yang tidak konsisten dan ketidakmampuan untuk
memperhitungkan varians substansial dalam kinerja kelompok.
Para penulis situasional lainnya menyarankan perubahan gaya kepemimpinan, bukan situasi.
Model Fiedler tidak benar-benar mengajarkan bagaimana mengubah konteks pekerjaan.
Walaupun dikritik, Fiedler telah berkontribusi pada teori kontinjensi lainnya karena teorinya dapat:
digunakan untuk menjawab kepemimpinan individu dalam jenis organisasi berbeda.
Membantu dalam proses rekrutmen manajer berdasar pada gaya mereka dan kontek pekerjaan.
Menjelaskan kenapa manajer pekerja keras tidak efektif pada pekerjaan tertentu- ketidakcocokan gaya dengan konteks
pekerjaan.
Partisipatif
Gaya kepemimpinan ini juga mirip seperti model kepemimpinan University of Michigan yaitu: satu fokus pada perilaku
boss-centered (kepemimpinan job-centered) dan satu lagi fokus pada perilaku subordinate-centered (employee-centered).
Kritik terhadap model ini:
Tiga faktor yang dipertimbangkan ketika memilih gaya kepemimpinan sangat subjektif
Gaya apa dan kapan digunakan tidak dijelaskan oleh model.
Model Path-Goal Leadership digunakan untuk memilih gaya kepemimpinan (direktif, suportif, partisipatif, atau
berorientasi pada prestasi) yang sesuai dengan situasi (bawahan dan lingkungan) untuk memaksimalkan kinerja dan
kepuasan kerja.
Model Path-Goal Leadership digunakan untuk menentukan tujuan karyawan dan menjelaskan bagaimana untuk
mencapai mereka menggunakan salah satu dari empat gaya kepemimpinan. Ini berfokus pada bagaimana pemimpin
mempengaruhi persepsi karyawan atas tujuan mereka dan jalur yang mereka ikuti untuk mencapai tujuan.
EXHIBIT 4.7 Model Kepemimpinan Jalur-Tujuan
1. Faktor Situasional
a. Subordinate/Bawahan
Karakteristik situasional bawahan adalah :
1) Otoriterisme adalah tingkat di mana karyawan tunduk kepada orang lain, dan ingin diberitahu apa yang harus
dilakukan dan bagaimana melakukannya.
2) Locus of control adalah sejauh mana karyawan percaya bahwa mereka mengendalikan pencapaian tujuan (internal)
atau jika pencapaian tujuan dikendalikan oleh orang lain (eksternal).
3) Kemampuan adalah sejauh mana kemampuan karyawan melakukan tugas untuk mencapai tujuan.
b. Lingkungan
Faktor-faktor situasional lingkungan adalah :
1) Struktur Tugas adalah sejauh mana repetitiveness/kerutinan dari pekerjaan.
2) Otoritas Formal adalah sejauh mana kekuatan posisi pemimpin.
Struktur tugas dan otoritas formal pada dasarnya sama dengan Fiedler.
3) Kelompok Kerja adalah sejauh mana rekan kerja berkontribusi pada kepuasan kerja atau hubungan antara pengikut.
House mengidentifikasi kelompok kerja sebagai variabel situasional. Namun, dalam kerangka kontingensi, itu dianggap
sebagai variabel untuk follower.
2. Gaya kepemimpinan
Berdasarkan faktor-faktor situasional dalam Model Path-Goal, pemimpin dapat memilih gaya kepemimpinan yang paling
tepat dengan menggunakan pedoman umum berikut untuk setiap gaya:
a. Direktif. Pemimpin membuat struktur yang tinggi.
b. Supportif. Pemimpin memberikan pertimbangan tinggi.
c. Partisipatif. Pemimpin memasukkan input dari karyawan dalam pengambilan keputusan.
d. Achievement-Oriented. Pemimpin menetapkan tujuan yang sulit tetapi dicapai, mengharapkan kinerja pengikut pada
level tertinggi, dan menghargai mereka yang melakukannya. Pada intinya, pemimpin berperilaku direktif tinggi
(struktur) dan juga suportif tinggi (pertimbangan).
Exhibit 4.8 Tabel Faktor Situasional yang Tepat untuk Keempat Gaya Kepemimpinan
Tepat ketika faktor situasional pengikut Tepat ketika faktor situasional lingkungan
Gaya Kepuasan
Kepemimpinan Kepemimpinan Locus of Otoritas
Kemampuan Struktur Tugas Kelompok
otokratik Control Formal
Kerja
Direktif Diterima Eksternal Rendah Kompleks Kuat Tinggi
Untuk menggunakan model normatif, Anda harus mempunyai keputusan spesifik untuk dibuat, mempunyai otoritas
untuk membuat keputusan, dan mempunyai pengikut potensial spesifik untuk berpartisipasi dalam keputusan.
1. Gaya Partisipasi Kepemimpinan
Vroom mengidentifikasi lima gaya kepemimpinan berdasarkan tingkat partisipasi dalam keputusan oleh pengikut. Vroom
mengadaptasi dari model kepemimpinan kontinum Tannenbaum dan Schmidt, mulai dari gaya otokratis ke partisipatif :
Memutuskan (Decide). Pemimpin membuat keputusan sendiri dan mengumumkannya, atau menjualnya, kepada
pengikut. Pemimpin dapat mendapatkan informasi dari orang lain di luar atau di dalam kelompok tanpa menentukan
masalah.
Konsultasi secara Individu (Consult Individually). Pemimpin mengatakan kepada pengikutnya secara individu tentang
masalah ini, mendapat informasi dan saran, dan kemudian membuat keputusan.
Konsultasi Grup (Consult Group). Pemimpin mengadakan pertemuan kelompok dan memberitahu pengikut
masalahnya, mendapat informasi dan saran, dan kemudian membuat keputusan.
Memfasilitasi (Facilitate). Pemimpin mengadakan pertemuan kelompok dan bertindak sebagai fasilitator untuk
menentukan masalah dan batas-batas di mana keputusan harus dibuat. Pemimpin mencari partisipasi dan persetujuan
atas keputusan tanpa memasak ide-ide nya. (Intinya sama dengan gaya partisipatif jalur-tujuan).
Melimpahkan (Delegate). Pemimpin membiarkan kelompok mendiagnosa masalah dan membuat keputusan dalam
batas-batas yang ditetapkan. Peran pemimpin untuk menjawab pertanyaan dan memberikan dorongan dan sumber
daya.
2. Model Pertanyaan untuk Menentukan tepat Gaya Kepemimpinan
Untuk menentukan lima gaya kepemimpinan yang mana yang paling sesuai dengan situasi, kita menjawab rangkaian
pertanyaan diagnostik berdasarkan tujuh variabel di Exhibit 4.9: (H = High, L = Low)
1. Signifikansi Keputusan. Seberapa penting keputusan bagi kesuksesan projek/organisasi? Ketika membuat keputusan
yang sangat penting, para pemimpin perlu terlibat.
2. Pentingnya Komitmen. Seberapa penting komitmen pengikut untuk menerapkan keputusan? Semakin penting
komitmen, semakin wajib pengikut dilibatkan mengambil keputusan.
3. Keahlian Pemimpin. Seberapa banyak pengetahuan dan keahlian pemimpin atas keputusan? Semakin ahli pemimpin,
semakin kecil kebutuhan untuk partisipasi pengikut dalam pengambilan keputusan.
4. Kemungkinan Komitmen. Jika pemimpin membuat keputusan sendiri, seberapa besar kepastian pengikut akan
berkomitmen pada keputusan? Semakin besar kemungkina pengikut menyukai dan ingin menerapkan keputusan,
semakin kecil kebutuhan atas partisipasi pengikut dalam pengambilan keputusan.
5. Dukungan Kelompok atas Tujuan. Seberapa besar dukungan pengikut pada tujuan tim/organisasi yang ingin dicapai?
Partisipasi yang tinggi biasanya mendapat dukungan yang tinggi.
6. Keahlian Kelompok. Seberapa banyak pengetahuan dan keahlian pengikut individual atas keputusan? Semakin ahli
pengikut, semakin besar kebutuhan untuk partisipasi individu atau kelompok dalam pengambilan keputusan.
7. Kompetensi Tim. Seberapa tinggi kemampuan individu bekerja sama dalam tim? Semakin kompetensi tim, semakin
banyak partisipsi yang dapat digunakan.
EXHIBIT 4.10 Model Time-Driven Kepemimpinan Nomatif
EXHIBIT 4.11 Model Development-Driven Kepemimpinan Nomatif
Tidak semua ketujuh pertanyaan cocok dengan
semua keputusan. Tujuh, minimal dua, pertanyaan
dibutuhkan untuk memilih gaya kepemimpinan yang
paling cocok pada situasi yang ada.
EXHIBIT 4.13 Menempatkan Teori Kepemimpinan Perilaku Dan Kontinjensi Secara Bersama-Sama
1. Model Preskriptif dan Deskriptif
Model kepemimpinan preskriptif memberitahu pengguna persis gaya yang digunakan dalam situasi tertentu, contoh
model kepemimpinan kontinjensi dan kepemimpinan normatif.
Model kepemimpinan deskriptif mengidentifikasi variabel kontingensi dan gaya kepemimpinan tanpa menentukan gaya
mana yang digunakan untuk situasi tertentu, contoh model kepemimpinan kontinum dan path-goal. Pengguna model
deskriptif memilih gaya yang sesuai lebih didasarkan pada penilaian mereka sendiri.
Banyak manajer lebih menyukai model preskriptif, sementara banyak peneliti akademis lebih menyukai model deskriptif
yang lebih kompleks berdasarkan dasar-dasar teoritis yang solid.
Variabel berikut ini dapat menggantikan atau menetralisir kepemimpinan dengan menyediakan arahan berorientasi tugas
dan/atau dukungan berorientasi orang daripada seorang pemimpin:
a. Karakteristik pengikut (Characteristics of Followers). Kemampuan, pengetahuan, pengalaman, pelatihan. Kebutuhan
untuk mandiri. Orientasi profesional. Ketidakpedulian pada reward organisasi.
b. Karakteristik tugas (Characteristics of the Task). Jelas dan rutin. Metodologi invarian. Penyediaan umpan balik sendiri
mengenai prestasi. Kepuasan intrinsik.
c. Karakteristik organisasi (Characteristics of the Organization). Formalisasi (rencana, tujuan, dan bidang tanggung
jawab eksplisit). Kaku (rigid, aturan dan prosedur kaku). Fungsi staf dan penasehat sangat spesifik dan aktif. Kelompok
kerja yang erat dan kohesif. Imbalan organisasi tidak dikendalikan pemimpin. Jarak spasial antara pemimpin dan
pengikut.
2. Gaya Kepemimpinan
Pemimpin dapat menganalisis situasi dan lebih memahami bagaimana tiga karakteristik ini menggantikan atau
menetralisir gaya kepemimpinan mereka dan dengan demikian dapat memberikan kepemimpinan dan kepengikutan
yang paling tepat untuk situasi ini.
Peran pemimpin untuk memberikan arahan dan dukungan yang belum tersedia pada tugas, kelompok, atau organisasi.
Pemimpin mengisi celah dalam kepemimpinan.
3. Mengubah Situasi
Seperti saran Fiedler, para pemimpin dapat mengubah situasi daripada gaya kepemimpinan mereka:
Untuk membuat situasi lebih menguntungkan bagi pemimpin, hilangkan penetralisir.
Demikian juga, untuk mengurangi ketergantungan pada pemimpin dengan menambah pengganti seperti, pengayaan
pekerjaan tim self-managing, dan otomatisasi.
4. Riset
Meta-analisis yang mengestimasi hubungan bivarian antara perilaku kepemimpinan, pengganti kepemimpinan, sikap
pengikut, dan persepsi dan kinerja peran, dan menguji kekuatan relatif hubungan antar variabel-variabel ini. 435
hubungan dari 22 studi berisi 36 variabel indevenden, kesemuanya mendukung teori.
Kritik pada teori pengganti kepemimpinan :
Penelitian mendukung beberapa aspek dari teori, tetapi aspek lain belum diuji atau didukung.
Kepemimpinan tetap eksis karena perilaku pemimpin formal tidak hilang, melainkan hanya diganti oleh perilaku
kepemimpinan serupa oleh rekan kerja atau pemimpin formal lain.
Penerapan teori pengganti kepemimpinan mencakup bukti yang kuat bahwa variabel situasional dapat secara langsung
mempengaruhi kepuasan kerja dan motivasi. Mengubah situasi adalah aplikasi utama dari teori pengganti.
A. POWER
Kekuasaan (Power) merupakan potensi pemimpin untuk mempengaruhi pengikutnya. Karena kekuasaan adalah potensi
untuk mempengaruhi, jadi Anda tidak harus selalu menggunakan kekuasaan untuk mempengaruhi orang lain. Kekuasaan
berdasarkan kualitas yang pasti atau kemampuan, tetapi kekuasaan itu sendiri merupakan transaksional dan mengalir di
dalam hubungan baik nyata atau dipersepsikan.
1. Sumber Kekuasaan
Terdapat dua sumber kekuasaan yaitu position power (kekuasaan posisi) dan personal power (kekuasaan personal):
a. Position Power (Kekuasaan Posisi) : berasal dari manajemen puncak kemudian didelegasikan sampai ke bawah rantai
komando. Manajer mengAndalkan kekuasaan posisi untuk menyelesaikan pekerjaan.
b. Personal Power (Kekuasaan Personal) : berasal dari pengikut berdasarkan perilaku pemimpin, contoh Pemimpin
Karismatik. Pengikut dapat membatasi kinerja, operasi sabotase, memulai keluhan, mengadakan demonstrasi, membuat
pengaduan kepada manajer yang lebih tinggi, dan menghancurkan reputasi pemimpin.
Sebagai manajer, penting memiliki kedua sumber kekuasaan.
EXHIBIT 5.1 Sumber dan Jenis Kekuasaan dengan Taktik Mempengaruhi
2. Jenis Kekuasaan dan Taktik Mempengaruhi, dan Cara untuk Meningkatkan Kekuasaan
Terdapat tujuh jenis kekuasaan yaitu sebagai berikut :
a. Legitimate Power : berdasar pada kekuasaan posisi pengguna (otoritas formal), yang diberikan oleh organisasi.
Penggunaan kekuasaan legitimasi tepat ketika meminta orang untuk melakukan sesuatu yang berada dalam ruang
lingkup pekerjaan mereka.
Taktik mempengeruhi berdasar pada Kekuasaan Legitimasi:
Taktik mempengaruhi legitimasi: mempengaruhi pengikut dengan otoritas formal yang dimiliki untuk menyelesaikan
pekerjaan.
Taktik mempengaruhi konsultasi : menerima input pengikut untuk mengembangkan rencana bersama mencapai
tujuan, disebut juga manajemen partisipatif dan pemberdayaan pegawai.
Taktik mempengaruhi persuasi rasional. Rasional persuasi meliputi argumen logis dengan bukti faktual untuk
membujuk orang lain untuk melaksanakan tindakan Anda yang anjurkan.
Taktik mempengaruhi integrasi: bersikap ramah dan memuji orang lain sebelum meminta mereka melakukan apa yang
Anda mau.
Panduan Menggunakan Rational Persuasion:
Jelaskan alasan mengapa tujuan perlu dipenuhi. Manajer tidak bisa hanya memberi perintah, karena karyawan ingin
mengetahui alasan atas keputusan.
Jelaskan bagaimana pihak lain akan mendapatkan keuntungan dengan memenuhi tujuan.
Memberikan bukti bahwa tujuan dapat dipenuhi.
Jelaskan bagaimana potensi masalah dan kekhawatiran akan ditangani.
Jika pihak lain menawarkan rencana lain untuk memenuhi tujuan, jelaskan mengapa rencana Anda lebih baik daripada
rencana lain tersebut.
Panduan untuk Meningkatkan Legitimate Power:
Latih pengalaman Anda mengemban pekerjaan seperti manajer seperi menjadi pemimpin tim kerja.
Melaksanakan kewenangan Anda secara teratur. Tindaklanjuti untuk memastikan bahwa kebijakan, prosedur, dan
aturan yang diterapkan dan tujuan Anda tercapai.
Ikuti pedoman untuk menggunakan persuasi rasional, terutama jika otoritas Anda dipertanyakan.
Back up otoritas Anda dengan reward dan punishment.
b. Reward Power : didasarkan pada kemampuan pengguna untuk mempengaruhi orang lain dengan sesuatu yang
berharga bagi mereka. Yang terpenting dari Reward Power adalah kontrol kita atas sumber daya.
Pengguaan yang tepat dari reward power:
Hargai karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik. Menghargai adalah motivator yang baik untuk melanjutkan
perilaku.
Ketika berhadapan dengan orang lain di mana Anda tidak punya kewenangan atas mereka, gunakan taktik
mempengaruhi pertukaran dengan menawarkan beberapa jenis hadiah untuk membantu Anda mencapai tujuan Anda.
Yang dipertukarkan adalah sesuatu yang bernilai, seperti sumber daya yang langka, informasi, saran atau bantuan pada
tugas lain, atau dukungan karir dan politik.
Panduan untuk Meningkatkan reward power:
Menambah dan mempertahankan kontrol atas kewenangan evaluasi kinerja karyawan Anda dan penentukn kenaikan
gaji mereka, promosi, dan manfaat lainnya.
Cari tahu apa yang berharga bagi orang lain, dan mencoba untuk menghargai orang-orang dengan cara itu.
Menggunakan pujian dapat membantu meningkatkan kekuasaan Anda.
Biarkan orang tahu Anda-lah yang mengontrol reward, dan nyatakan kriteria Anda dalam memberikan reward.
c. Coercive (Paksaan) Power: melibatkan punishment dan penahanan reward untuk mempengaruhi kepatuhan, disebut
juga taktik mempengaruhi tekanan (pressure influencing tactic).
Pengguaan yang tepat dari coercive power:
Kekuasaan koersif tepat digunakan untuk menjaga disiplin dan menegakkan aturan. Ketika karyawan tidak bersedia
melakukan seperti yang diminta, kekuatan pemaksa mungkin satu-satunya cara untuk mendapatkan kepatuhan.
Panduan untuk Meningkatkan coercive power:
Tingkatkan otoritas untuk menggunakan punishment dan menahan reward.
Jangan membuat ancaman yang gegabah; tidak menggunakan paksaan untuk memanipulasi orang lain atau untuk
memperoleh keuntungan pribadi.
Tegaslah. Jika Anda meminta pengikut melakukan sesuatu dan Anda tidak menindaklanjuti untuk memastikan hal itu
dilakukan, pengikut akan mengambil keuntungan dari situasi dan mengabaikan permintaan Anda.
d. Referent Power : didasarkan pada hubungan pribadi pengguna dengan orang lain, disebut juga taktik mempengaruhi
daya tarik personal didasarkan pada kesetiaan dan persahabatan. Bisa juga menggunakan taktik mempengaruhi daya
tarik inspirasional. Pemimpin menarik bagi pengikut dalam hal nilai-nilai, cita-cita, dan aspirasi, atau meningkatkan rasa
percaya diri dengan menampilkan perasaan Anda untuk menarik emosi dan antusiasme pengikut.
Penggunaan yang tepat dari referent power: sangat cocok untuk orang-orang di mana position power kita lemah, atau
tidak ada, seperti dengan rekan kerja (peer). Referent power dibutuhkan dalam tim swakelola (self-manage) karena
kepemimpinan harus dibagi.
Panduan untuk Meningkatkan referent power:
Kembangkan people skill Anda. Semakin baik Anda bergaul dengan lebih banyak orang (hubungan kerja yang baik),
semakin banyak referent power yang akan Anda miliki.
Bekerja atas hubungan dengan manajer dan rekan-rekan Anda. Ingatlah bahwa keberhasilan manajer dan rekan-rekan
Anda juga tergantung pada Anda dan kinerja Anda sampai batas tertentu.
e. Expert Power: didasarkan pada keterampilan pengguna dan pengetahuan. Keahlian/kepakaran Anda membuat orang
lain tergantung pada Anda. Karyawan dengan expert power memiliki personal power dan sering dipromosikan ke posisi
manajemen. Semakin langka keahlian yang Anda miliki, semakin besar kekuasaan yang Anda memiliki.
Pengguaan yang tepat dari expert power : sangat penting untuk karyawan yang bekerja dengan orang-orang dari
departemen dan organisasi lain. Karena karyawan tersebut tidak memiliki kekuasaan posisi langsung untuk digunakan,
terlihat sebagai seorang ahli memberi mereka kredibilitas dan kekuasaan.
B. POLITIK ORGANISASI
Manajemen memiliki dimensi politik. Taktik mempengaruhi/influencing tactics (lihat Exhibit 5.1) juga digunakan dalam
politik organisasi.
1. Sifat Politik Organisasi
Politik adalah proses mendapatkan dan menggunakan kekuasaan. Organisasi adalah sebuah arena politik. Anda harus
memiliki baik keinginan politik (political will) maupun kemampuan politik (political skill) untuk bertahan, dan untuk
menjadi seorang pemimpin yang sukses.
a. Politik adalah Media Pertukaran
Teori pertukaran sosial menganggap pertukaran antar orang pada dasarnya sebagai "sosial", sebagai lawan dari
ekonomi.
Dalam organisasi, politik adalah perantara (medium) atas pertukaran/exchange (perilaku politik). Anda tidak dapat benar-
benar melakukan pekerjaan dengan baik tanpa keterampilan politik. Pemimpin pada organisasi menggunakan perilaku
politis untuk memenuhi tujuan perusahaan.
2. Perilaku Politik
Seberapa baik Anda memainkan politik, secara langsung mempengaruhi kesuksesan Anda. Jaringan (networking), timbal
balik (reciprocity), dan koalisi adalah perilaku politik organisasi yang umum.
a. Networking. Jaringan adalah proses pengembangan hubungan untuk tujuan bersosialisasi dan berpolitik. Dari empat
kegiatan manajemen (manajemen tradisional, komunikasi, manajemen SDM, dan jaringan), jaringan memiliki kontribusi
relatif tertinggi untuk kesuksesan kemajuan manajemen.
b. Reciprocity. Timbal balik/reciprosity melibatkan penciptaan kewajiban dan mengembangkan aliansi, dan
menggunakan mereka untuk mencapai tujuan. Exchange influencing tactic digunakan dengan timbal balik. Apa yang kita
lakukan untuk orang lain adalah hutang yang akan dibayar orang lain kemudian hari, begitu sebaliknya. Timbal balik
membangun kepercayaan dalam hubungan.
c. Coalitions. Menggunakan koalisi sebagai taktik mempengaruhi adalah perilaku politik. Koalisi dikembangkan untuk
mencapai tujuan tertentu. Taktik politik ketika mengembangkan koalisi adalah dengan menggunakan kooptasi. Kooptasi
adalah proses mendapatkan seseorang yang mendukung kebutukan Anda untuk bergabung dalam koalisi Anda daripada
bersaing. Realitas kehidupan organisasi adalah bahwa sebagian besar keputusan penting dibuat oleh koalisi di luar
pertemuan formal di mana keputusan dibuat.
Exhibit 5.2 Perilaku Politik Dan Pedoman Untuk Mengembangkan Skil Politik
C. JARINGAN
Jaringan merupakan bagian dari politik, dan melalui politik Anda dapat membangun kekuasaan dan pengaruh. Jaringan
adalah tentang membangun hubungan melalui komunikasi yang efektif.
Exhibit 5.3 Proses Networking
1. Lakukan penilaian diri dan tetapkan tujuan.
2. Buat one-minute self-sell Anda.
3. Kembangkan jaringan Anda.
4. Lakukan wawancara/tanya jawab jaringan.
5. Jaga jaringan Anda.
Penjelasan langkah-langkah dalam proses networking :
1. Lakukan Penilaian Diri Dan Tetapkan Tujuan
Penilaian diri termasuk menulis keterampilan Anda, kompetensi Anda, dan pengetahuan Anda. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah: industri, ukuran dan pertumbuhan perusahaan, lokasi, paket kompensasi/benefit, persyaratan
kerja, dan potensi promosi. Faktor-faktor lainnya adalah gaya manajemen, budaya, dan gaya kerja organisasi. Hal yang
penting/kritikal untuk kepuasan karir adalah kemampuan untuk menggunakan bakat Anda, tumbuh di bidang Anda, dan
melakukan apa yang terbaik Anda lakukan dalam pekerjaan.
a. Prestasi/Accomplishments. Prestasi adalah apa yang membedakan Anda dan memberikan bukti keterampilan dan
kemampuan Anda. Untuk menjadi seorang networker yang efektif, Anda harus mengartikulasikan apa yang telah Anda
capai di masa lalu Anda dengan cara yang jelas, ringkas, dan menarik. Tuliskan prestasi Anda (setidaknya dua atau tiga)
dan masukkan mereka dalam resume Anda.
b. Tunjukan Prestasi Anda pada saat Wawancara Kerja. Jika pewawancara meminta Anda menceritakan tentang diri
Anda, ceritakan prestasi Anda sebagai jawaban.
c. Tetapkan Tujuan Jaringan. Anda perlu dengan jelas menyatakan tujuan Anda.
2. Buat one-minute self-sell Anda
One-Minute Self-Sell adalah pernyataan pembuka yang digunakan dalam networking yang secara cepat meringkas
sejarah dan rencana karir Anda. Dengan waktu 60 detik atau kurang, pesan Anda harus singkat, tetapi juga tetap harus
jelas. Hal ini akan membuat pendengar memahami latar belakang Anda, mengidentifikasi bidang karir Anda dan hasil
utama yang pernah Anda raih, plus menyediakan petunjuk atas pekerjaan baru Anda. Tahap-tahap One-Minute Self-Sell:
Bagian 1. Sejarah: mulai dengan ringkasan karir, terutama karir Anda saat ini. Masukan karir atau riwayat pedidikan
terkini Anda dan penjelasan dari jenis pekerjaan/internship atau kursus yang telah Anda ambil. Termasuk industry dan
jenis organisasi.
Bagian 2. Rencana: Nyatakan target karir yang Anda cari, industry yang Anda sukai, dan fungsi atau peran spesifik. Anda
juga dapat menyebutkan nama-nama organisasi yang Anda targetkan serta membiarkan kenalan tahu mengapa Anda
sedang mencari pekerjaan.
Bagian 3. Pertanyaan: Ajukan pertanyaan untuk mendorong komunikasi dua arah. Pertanyaan akan bervariasi
tergantung pada orang dan tujuan Anda atau alasan Anda menggunakan One-Minute Self-Sell, misalnya:
Dalam bidang apa kemungkin terdapat peluang bagi seseorang dengan pengalaman saya?
Dalam bidang lain apa saya dapat menggunakan keterampilan atau gelar ini?
Dalam posisi lain apa pada organisasi Anda keterampilan saya dapat digunakan?
Bagaimana target karir masa depan saya terlihat bagi Anda? Apakah sesaui dengan pendidikan dan keterampilan saya?
Apakah Anda mengetahui adanya lowongan pekerjaan di bidang saya?
a. Menulis dan Melatih One-MinuteSelf-Sell
Tuliskan One-Minute Self-Sell Anda. Pastikan dengan jelas memisahkan sejarah Anda, rencana, dan pertanyaan, serta
sesuaikan pertanyaan Anda berdasarkan pada kontak dengan siapa Anda berbicara. Misalnya, Halo, nama saya Will
Smith. (Sejarah) Saya seorang junior di Spring field College jurusan pemasaran, dan saya telah menyelesaikan magang di
departemen pemasaran di supermarket Big Y. (Rencana) Saya mencari pekerjaan di penjualan dalam industri makanan.
(Pertanyaan) Anda dapat memberikan beberapa ide tentang jenis posisi penjualan yang tersedia di industri makanan?
Berlatihlah melakukannya dengan keluarga dan teman-teman Anda dan dapatkan umpan balik untuk memperbaikinya.
3. Kembangkan Jaringan Anda
Networking biasanya terstruktur:
Mulailah dengan siapa yang Anda kenal. Buat daftar jaringan yang ditulis sekitar 200 orang yang terdiri dari kontak
profesional dan personal.
Facebook dan alamat email dapat menambah jaringan yang Anda miliki.
Hati-hati menggunakan jaringan sosial dan situs web lain: Jangan memposting sesuatu yang akan merugikan Anda.
Kontak professional termasuk kolega (dulu dan saat ini), organisasi professional, asosiasi alumni, vendor, supplier,
manager, mentor, dan lainnya.
Kontak personal termasuk keluarga, tetangga, teman, kelompok agama, dan penyedia layanan pribadi lainnya (dokter,
dokter gigi, agen asuransi, broker saham, akuntan, penata rambut, politisi).
Memiliki daftar jaringan, baik manual atau sosial media, membuat Anda tahu perkembangan jaringan Anda.
Sekarang, perluas daftar Anda untuk orang yang Anda tidak tahu. Kepada siapa Anda akan membuat hubungan? Di
mana Anda harus pergi untuk mengembangkan jaringan Anda? Di mana saja orang berkumpul?
Hal lain yang penting adalah kembangkan kemampuan Anda untuk mengingat orang menggunakan namanya.
Dapatkan kartu nama untuk menambah daftar jaringan Anda, dan berikan kartua nama dan/atau resume Anda ketika
memungkinkan.
4. Lakukan Wawancara/Tanya Jawab Jaringan
Anda adalah seorang pewawancara (berbeda dengan wawancara kerja) dan yang perlu dipersiapkan adalah pertanyaan
spesifik untuk menanyakan kontak mengenai target karir Anda atau industri berdasarkan penilaian diri dan tujuan.
Langkah-langkah wawancara adalah :
Langkah 1. Membangun Hubungan (Rapport): Berikan pengenalan singkat dan berterima kasih pada kontak atas
waktunya. Dengan jelas nyatakan tujuan pertemuan; dengan jelas bahwa Anda tidak meminta pekerjaan. Jangan mulai
menjual diri; proyeksikan kepentingan dalam orang lain. Lakukan penelitian dan buat orang terkesan dengan menyatakan
prestasinya, seperti, Saya menikmati presentasi Anda di rapat Rotary pada...
Langkah 2. Sampaikan One-MinuteSelf-Sell: Bahkan jika orang tersebut sudah mendengarnya, ucapkan lagi. Hal ini
memungkinkan Anda untuk secara cepat meringkas latar belakang dan arah karir Anda.
Langkah 3. Tanyakan Pertanyaan yang telah Disiapkan : Pertanyaan Anda harus bervariasi tergantung pada tujuan
Anda, kontak, dan bagaimana ia dapat membantu Anda dalam pencarian kerja Anda. Contoh pertanyaan meliputi :
Apa pendapat Anda mengenai kualifikasi saya untuk bidang ini?
Dengan pengetahuan Anda tentang industry, apa peluang karir yang Anda lihat di masa depan?
Apa nasihat yang Anda miliki untuk saya saat saya mulai / meningkat dalam karir saya?
Jika Anda mengeksplorasi bidang ini, kepada siapa Anda akan berbicara?
Selama wawancara, jika yang diwawancarai menyebutkan semua hal yang dapat menghalangi pencarian Anda, tanyakan
bagaimana halangan tersebut dapat diatasi. Buatlah catatan selama wawancara.
Langkah 4. Dapatkan Kontak tambahan untuk Jaringan Anda: Selalu bertanya kepada siapa lagi Anda harus berbicara.
Kebanyakan orang dapat memberikan tiga nama. Tambahkan kontak baru tersebut pada daftar jaringan Anda. Ketika
menghubungi orang-orang baru, pastikan untuk menggunakan nama network/jaringan Anda. Tinggalkan kartu nama
dan/atau resume sehingga orang tersebut dapat menghubungi Anda jika terjadi sesuatu.
Langkah 5. Tanyakan Kontak Anda Bagaimana Anda Bisa Membantu Mereka: Tawarkan sebuah salinan artikel jurnal
baru-baru ini atau semua informasi tambahan yang muncul dalam percakapan. Ingat, semua hal tersebut adalah tentang
membangun hubungan, dan membuat diri Anda sebagai sumber daya untuk orang-orang lainnya.
Langkah 6. Menindaklanjuti dengan ucapan terima kasih dan Laporan Status: Dengan mengirimkan ucapan terima
kasih, bersama dengan businesscard/resume yang lain, dan menindaklanjuti dengan kemajuan Anda, Anda terus
melanjutkan hubungan dan mempertahankan kontak untuk masa depan.
5. Jaga Jaringan Anda
Merupakan ide yang baik untuk memberitahu semua orang di jaringan Anda bahwa Anda berada dalam posisi baru
dan memberikan informasi kontak. Networking tidak berhenti saat Anda mendapatkan perubahan karir.
Networking juga tentang membantu orang lain, terutama network Anda. Karena Anda mendapatkan bantuan, Anda
seharusnya juga membantu orang lain.
Cobalah untuk menghubungi semua orang di daftar jaringan Anda setidaknya sekali setahun (telepon, e-mail, dan
kartu), dan mencari tahu apa yang dapat Anda lakukan untuk mereka. Kirim selamat atas prestasi baru-baru ini.
D. NEGOSIASI
Negosiasi adalah proses di mana dua atau lebih pihak dalam konflik dan berusaha untuk mencapai kesepakatan . Sadar
atau tidak, suka atau tidak, kita semua negosiator karena berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan sehari-
hari. Negosiasi merupakan kompetensi inti dalam hidup terutama di dunia bisnis.
1. Bernegosiasi
a. Semua Pihak Harus Percaya Mereka Medapatkan Tawaran yang Baik
Negosiasi harus dilihat oleh semua pihak sebagai sebuah kesempatan untuk semua orang untuk menang (win-win
solution). Seperti kekuasaan dan politik, negosiasi ini bukan tentang mengambil keuntungan dari orang lain, ini adalah
tentang membangun hubungan dan membantu satu sama lain mendapatkan apa yang kita inginakan. Untuk
mendapatkan apa yang Anda inginkan, Anda harus menjual ide Anda dan meyakinkan pihak lain untuk memberi Anda
apa yang Anda ingin.
b. Skil Negosiasi bisa Dikembangkan
Tidak semua orang terlahir sebagai negosiator yang besar. Meluangkan waktu untuk belajar bagaimana bernegosiasi
sebelum memasuki kesepakatan adalah cara terbaik.
2. Proses Negosiasi
a. Perencanaan
Kunci untuk negosiasi adalah persiapan. Tahu apa yang negotiable dan yang tidak. Menjadi jelas tentang apa yang Anda
sedang Anda negosiasikan.
Step 1. Selidiki pihak lain. Semakin Anda memahami pihak lain, semakin baik kesempatan Anda untuk mendapat
persetujuan. Jika mungkin, bangun hubungan pribadi sebelum negosiasi di lakukan.
Step 2. Tetapkan tujuan. Berdasarkan penelitian Anda, apa yang dapat Anda harapkan dari negosiasi-Apa tujuan Anda?
Menetapkan batas bawah, tujuan target, dan tujuan pembukaan.
Step 3. Coba kembangkan opsi dan trade-off. Jika Anda tidak mendapatkan apa yang sebenarnya Anda inginkan,
tawarkan opsi atau trade-off lain yang menguntungkan.
Step 4. Antisipasi pertanyaan dan penolakan, dan siapkan jawaban. Anda perlu memahami tawaran yang sedang
dinegosiasikan, dan proyeksikan harga diri positif, antusiasme, dan rasa percaya diri. Jika pihak lain tidak
mempercayai dan yakin tawaran itu baik bagi mereka, kita tidak akan mencapai kesepakatan.
b. Negosiasi
Negosiasi face-to-face umumnya lebih disukai karena Anda dapat melihat perilaku non-verbal seseorang dan memahami
tujuan dengan lebih baik. Ada empat langkah dalam menghadapi negosiasi:
Step 1. Kembangkan hubungan dan fokus pada hambatan bukan orangnya. Dalam negosiasi orang melihat empat hal:
partisipasi, kontrol, keamanan, dan rasa hormat. Tersenyumlah dan sapa pihak lain dengan nama. "Fokus pada
hambatan bukan orang" berarti Anda jangan pernah menyerang kepribadian atau menjatuhkan orang lain
dengan kata-kata negatif.
Step 2. Biarkan pihak lain membuat tawaran pertama. Ini memberikan keuntungan bagi Anda, karena jika pihak lain
menawarkan Anda lebih dari tujuan yang Anda targetkan Anda dapat langsung menutup kesepakatan. Jika tidak,
lanjut ke tahap 3 dst.
Step 3. Dengarkan dan ajukan pertaanyaan untuk memenuhi kebutuhan pihak lain. Ketika Anda bertanya dan
mendengar, Anda menerima informasi untuk mengatasi penolakan pihak lain. Jika Anda menjelaskan fitur
sesuatu yang Anda tawarkan tanpa memperhatikan fitur apa yang sebenarnya diinginkan pihak lain maka
kesepakatan akan sulit tercapai.
Step 4. Jangan terlalu cepat memberi dan meminta sesuatu sebagai timbal balik. Kita ingin memuaskan pihak lain
tanpa berkorban terlalu banyak selama negosiasi. Ingat, jangan sepakati perjanjian di bawah target minimum.
c. Penundaan. Ketika tampak tidak ada kemajuan, mungkin bijak menunda negosiasi.
Pihak lain menunda dan Anda membuat urgensi
Jika pihak lain menunda negosiasi, tanyakan waktu spesifik sampai kapan Anda harus menunggu. Jika melewati
waktu tersebut, katakan bahwa Anda akan menghubungi mereka kembali.
Jaga kepercayaan dan rasa hormat orang lain
Opsi lain bisa Anda tawarkan untuk membuat urgensi.
Perhatikan budaya pihak lain, karena di beberapa budaya menunda negosiasi bisa berarti menolak negosiasi dengan
cara yang lebih halus. Contoh, Kapan kita akan bertemu lagi? Saya akan menelepon kembali jika ingin bertemu.
Awas, bisa2 itu HOAX.
Anda ingin menunda dan pihak lain membuat urgensi.
Jika Anda tidak puas dengan kesepakatan, katakan kepada pihak lain Anda ingin mempertimbangkan tawaran
tersebut lebih dulu.
Jika pihak lain membuat urgensi, yakinkan jika hal tersebut benar benar urgen.
Jika Anda ingin menunda, berikan pihak lain waktu khusus untuk Anda berpikir apakah akan melanjutkan atau
membatalkan perjanjian.
d. Kesepakatan
Ketika kesepakatan dibuat, nyatakan kembali dan/atau tulis di saat yang tepat. Setelah kesepakatan dibuat berhentilah
menjual. Ubah subjek menjadi hubungan personal atau tinggalkan, tergantung preferensi negosiasi pihak lain.
e. Tidak Ada Kesepakatan
Perbedaan antara orang biasa dan superstar terletak pada bagaimana mereka merespon kegagalan. Orang sukses
mencoba untuk tetap belajar dari kesalahan mereka dan tetap kerja keras. Ketika Anda tidak berhasil membuat
kesepakatan, analisa situasi dan cobalah untuk menentukan dimana kesalahan yang dapat diperbaiki di masa
mendatang.
Skil interpersonal sama pentingnya dengan skil teknis. Kesuksesan kepemimpinan berdasar pada skil interpersonal. Tiga
bagian skil interpersonal yang saling berhubungan adalah skil berkomunikasi, melatih, dan mengatasi konflik. Dasar dari
skil melatih dan mengatasi konflik adalah proses mengirim dan menerima komunikasi.
A. KOMUNIKASI
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dan makna. Komunikasi sebenarnya berfungsi hanya jika semua pihak
memahami pasan (informasi) dari perspektif yang sama (makna).
1. Komunikasi dan Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah tentang mempengaruhi orang lain, yang kita lakukan saat berkomunikasi, dan itu datang dari
hubungan, yang juga berdasar pada komunikasi.
Apapun medianya, dua bagian penting komunikasi adalah mengirim dan menerima pesan.
2. Mengirim Pesan dan Memberi Instruksi
Bagian penting pekerjaan manajer adalah memberikan instruksi, yang mana adalah mengirim pesan. Seberapa baik kita
memberikan instruksi secara langsung mempengaruhi kemampuan kita memotivasi karyawan, sebaik kepuasan mereka
pada kepemimpinan pengawasan kita.
a. Merencanakan pesan
Jawab pertanya berikut saat merencanakan (4W+1H):
What. Apa tujuan pesan saya?
Who. Siapa yang akan menerima pesan?
When. Kapan pesan akan disampaikan?
Where. Di mana pesan akan disampaikan?
How. Bagaimana saya mengirim pesan?
Pilih metode penyampaian pesan yang sesuai dengan pendengar dan situasi. Sebagai panduan umum:
gunakan banyak saluran lisan untuk mengirim pesan yang sulit dan tidak biasa,
sedikit banyak saluran tertulis untuk pesan yang sederhana dan rutin, dan
kombinasi lisan dan tulisan untuk pesan yang penting yang perlu diikuti dan dipahami pegawai.
b. Proses pengiriman pesan lisan
Komunikasi verbal tatap muka adalah saluran paling kaya karena memungkinkan jumlah maksimum informasi yang
dikirimkan lewat dialog antara dua pihak, dan juga kita dapat membaca komunikasi nonverbal. Apabila menggunakan
elektronik, kita kehilangan sentuhan personal yang penting untuk membangun dan menjaga hubungan.
Jangan berbicara terlalu cepat ketika memberikan instruksi. Berikut tahap yang dapat diikuti:
1) Bangun kedekatan. Buat penerima nyaman. Biasanya mulai komunikasi dengan pembicaraan kecil berkorelasi dengan
pesan. Ini membantu mempersiapkan orang untuk menerima pesan.
2) Nyatakan tujuan komunikasi Anda. Tujuan komunikasi bisnis umum adalah untuk mempengaruhi, menginformasikan,
dan mengungkapkan perasaan. Dengan tujuan mempengaruhi, akan sangat membantu bagi penerima untuk
mengetahui hasil akhir yang diinginkan komunikasi sebelum meliputi semua rincian.
3) Sampaikan pesan Anda. Jika tujuan komunikasi adalah untuk mempengaruhi, beritahu orang-orang apa yang Anda
ingin mereka lakukan, memberikan instruksi, dan lain sebagainya. Pastikan untuk menetapkan tenggat waktu untuk
menyelesaikan tugas. Jika tujuannya adalah untuk menginformasikan, memberitahu orang-orang informasi. Jika
tujuannya adalah untuk mengungkapkan perasaan, ungkapkan.
4) Periksa pemahaman penerima. Ketika mempengaruhi dan memberikan informasi, Anda harus menanyakan
pertanyaan langsung dan/atau menggunakan parafrase. Hanya bertanya, Apakah ada pertanyaan? tidak memeriksa
pemahaman.
5) Dapatkan komitmen dan tindak lanjut. Ketika tujuan komunikasi untuk mempengaruhi, penting untuk mendapatkan
komitmen tindakan. Pemimpin perlu memastikan bahwa pengikut dapat melakukan dan menyelesaikan tugas dalam
waktu atau tanggal tertentu. Untuk situasi di mana pengikut tidak berniat untuk mendapatkan tugas yang dilakukan,
lebih baik untuk mengetahui hal ini saat mengirim pesan, daripada menunggu sampai batas waktu sebelum mencari
tahu. Ketika pengikut enggan berkomitmen untuk tindakan yang diperlukan, pemimpin dapat menggunakan kekuatan
persuasif sesuai dengan kewenangannya. Ketika berkomunikasi untuk mempengaruhi, tindak lanjuti untuk
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil.
c. Komunikasi tertulis dan tips menulis
Dengan meningkatnya penggunaan TI dan internet, skil komunikasi tertulis menjadi semakin penting dari sebelumnya.
Tata bahasa yang salah dapat menimbulkan persepsi orang bahwa Anda tidak cerdas. Berikut tips menulis sederhana tapi
penting :
Atur tulisan Anda. Paragraf pertama menyatakan tujuan komunikasi. Paragraf tengah mendukung tujuan komunikasi:
fakta, angka, dan sebagainya. Paragraf terakhir merangkum poin utama dan menyatakan tindakan dengan jelas, jika
ada, yang akan Anda dan orang lain lakukan.
Menulis untuk berkomunikasi, bukan untuk mengesankan. Pesan harus singkat dan sederhana. Ikuti aturan 1-5-15. 1
paragraf untuk 1 topik dan rata-rata 5 kalimat. Kalimat harus rata-rata 15 kata. Variasikan panjang paragraf dan
kalimat. Tulis dengan kalimat aktif (saya sarankan...) daripada pasif (dianjurkan...). Jika lebih dari 200 kata, seharusnya
jangan di-email; kirim melalui attachement atau telepon atau bahkan kunjungan tatap muka.
Edit pekerjaan Anda dan tulis ulang bila perlu. Periksa pekerjaan Anda dengan pengecek ejaan dan tata bahasa pada
komputer. Minta orang lain mengedit pekerjaan penting Anda juga bisa.
3. Menerima Pesan
Proses komunikasi kedua adalah penerima pesan. Kunci kesuksesan pesan dengan komunikasi lisan adalah mendengar.
Paling penting bagi pemimpin untuk mendengar dan mengatakan kebenaran.
a. Proses menerima pesan
Prosesnya adalah mendengar, menganalisa, dan memeriksa pemahaman :
b. Mendengar
Mendengar adalah proses memberikan perhatian penuh kepada pembicara. Ketika pembicara menyampaikan pesan,
Anda harus mendengar dengan :
Beri perhatian. Ketika orang menyela, hentikan pembicaraan Anda dan berikan perhatian penuh sebelum memulai
percakapan.
Hindari gangguan. Fokus pada pembicara. Jangan memainkan pena atau pengganggu lain. Pindah ke tempat yang
tenang jika tempat Anda sekarang berisik dan mengganggu.
Tetap mendengar. Jangan berpikir kemana-mana, hanya mendengar.
Jangan berasumsi dan menyela. Jangan berasumsi Anda tahu apa yang akan dikatakan pembicara, atau hanya
mendengar di awal dan langsung menyimpulkan. Dengarkan keseluruhan pesan tanpa menyela.
Perhatikan isyarat nonverbal. Pahami rasa dan isi pesan. Kadang antara omongan dengan makna yang disampaikan
berbeda. Perhatikan isyarat nonverbal (mata, tubuh, dan wajah) pembicara apakah mengirimkan pesan yang sama
dengan pesan verbal. Tanyakan untuk memperjelas apabila ada ketidaksinkronan.
Ajukan pertanyaan. Ketika Anda merasa ada sesuatu yang hilang, kontradiktif, atau Anda hanya tidak mengerti, ajukan
pertanyaan langsung agar orang menjelaskan ide lebih lengkap.
Buat catatan. Bagian dari mendengarkan adalah menuliskan hal penting sehingga Anda dapat mengingat mereka
nanti, dan dokumentasikan bila perlu. Hal ini terutama berlaku ketika Anda mendengarkan instruksi.
Sampaikan makna. Cara untuk memastikan pembicara tahu Anda sedang mendengarkan pesan adalah dengan
menggunakan petunjuk verbal, seperti, Anda merasa. . . ,Uh huh,Saya mengerti," dan "Saya paham." Anda juga
harus menggunakan komunikasi nonverbal seperti kontak mata, ekspresi wajah yang tepat, mengangguk kepala, atau
condong sedikit ke depan dari kursi Anda untuk menunjukkan Anda tertarik dan mendengarkan.
c. Menganalisa
Menganalisis adalah proses berpikir tentang, mengurai isi pesan, dan mengevaluasi pesan. Orang berbicara di tingkat
rata-rata 120 kata per menit, sementara mereka mampu mendengarkan pada tingkat lebih dari 500 kata per menit.
Kemampuan untuk memahami kata lebih dari empat kali lebih cepat dari yang diucapkan pembicara sering
mengakibatkan pikiran kemana-mana. Ketika pembicara mengirim pesan, Anda harus menganalisis dengan :
Berpikir. Gunakan kecepatan otak Anda secara positif. Dengarkan secara aktif dengan mengorganisir, meringkas, me-
review, menafsirkan, dan mengkritisi. Kegiatan ini akan membantu Anda men-decoding pesan.
Tahan evaluasi sampai setelah mendengarkan. Ketika kita mencoba mendengarkan dan mengevaluasi pesan di waktu
yang sama, kita cenderung kehilangan sebagian atau keseluruhan pesan. Hanya dengarkan keseluruhan pesan, baru
kemudian menyimpulkan.
c. Memeriksa pemahaman
Memeriksa pemahaman adalah proses memberikan umpan balik. Jika pesannya panjang-periksa pemahaman pesan
dengan :
Mengutip. Mulailah berbicara dengan memberikan umpan balik, menggunakan parafrase/kutipan untuk mengulang
pesan ke pengirim. Ketika Anda dapat mengutip pesan dengan benar, Anda menyampaikan bahwa Anda telah
mendengarkan dan memahami orang lain.
Perhatikan isyarat nonverbal. Ketika Anda berbicara, perhatikan isyarat nonverbal orang lain. Jika orang tersebut
tampaknya tidak mengerti apa yang Anda bicarakan, perjelas pesan sebelum menyelesaikan percakapan.
B. UMPAN BALIK
1. Pentingnya Umpan Balik
Umpan balik memotivasi pegawai mencapai kinerja tingkat tinggi. Umpan balik adalah proses memverifikasi pesan dan
memastikan apakah tujuan dipenuhi. Umpan balik pemimpin-pengikut yang efektif fokus pada penilaian pemimpin pada
kinerja pengikut atas tugas dan tanggung jawab yang diberikan (evaluasi pekerjaan/karyawan). Komunikasi yang efektikf
selama proses ini penting bagi kedua pihak.
a. Peran umpan balik dalam verifikasi pesan
Cara terbaik untuk memastikan komunikasi terjadi adalah dengan mendapatkan umpan balik dari penerima pesan
melalui pertanyaan dan kutipan. Mengutip (parafrase) adalah proses penerima menyampaikan kembali pesan dengan
kata-katanya sendiri. Jika penerima dapat menjawab pertanyaan atau mengutip pesan, berarti komunikasi terjadi.
b. Peran umpan balik dalam memenuhi tujuan
Umpan balik juga penting untuk mengetahui kemajuan pemimpin dan organisasi mencapai tujuan. Memberi dan
menerima umpan balik harus proses terus-menerus atau berkelanjutan. Karenanya, pemimpin harus menetapkan tujuan
yang spesifik dan terukur dan mengawasi proses melalui umpan balik terus-menerus.
c. Kebutuhan terbuka untuk umpan balik-Kritik
Terbuka untuk umpan balik atau kritik perlu untuk memperbaiki kinerja dan maju dalam organisasi. Kita sebenarnya tidak
menikmati kritik manajer, rekan, atau orang lain, bahkan jika itu kritik membangun, karena cenderung menyakitkan.
Ingat, "No Pain No Gain." Jika dikritik, tetap tenang, jangan defensif, dan jangan menyalahkan orang lain. Anggap itu
sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Jika umpan baliknya samar, tanyakan perilaku apa yang mereka mau yang akan
memperbaiki kinerja. Meskipun sulit, mengubah perilaku adalah satu-satunya cara kita semakin baik.
2. Pendekatan Umum untuk Mendapatkan Umpan balik pada Pesan-dan Mengapa Mereka Tidak Bekerja
Pendekatan umum yang mengabaikan umpan balik :
mengirim seluruh pesan dan kemudian menganggap bahwa pesan telah disampaikan dan dipahami bersama.
menyampaikan seluruh pesan dan kemudian bertanya Apakah Anda memiliki pertanyaan?
Umpan balik biasanya tidak muncul, karena orang-orang memiliki kecenderungan tidak mau mengajukan pertanyaan.
Setidaknya ada empat alasan bagus mengapa orang tidak mengajukan pertanyaan :
a. Penerima merasa bodoh. Mengajukan pertanyaan, terutama jika tidak ada orang lain melakukannya, sering dianggap
sebagai pernyataan tidak memperhatikan atau tidak cukup cerdas untuk memahami.
b. Penerima bodoh. Penerima tidak memahami pesan atau tidak tahu apa yang harus ditanyakan.
c. Penerima enggan menunjukkan ketidaktahuan pada pengirim. Karyawan sering takut bahwa mengajukan
pertanyaan menunjukkan bahwa manajer telah melakukan pekerjaan yang buruk mempersiapkandan mengirim
pesan. Atau menunjukkan bahwa manajer salah.
d. Penerima memiliki batasan budaya. Misalnya, di banyak negara Asia itu dianggap tidak sopan untuk tidak setuju
dengan manajer, sehingga karyawan akan menjawab ya ketika ditanya oleh manajer jika pesan itu dipahami.
Kesalahan manajer terjadi saat dia berasumsi bahwa ketika tidak ada pertanyaan berarti komunikasi selesai, di mana
pesan sudah dipahami semua pihak. Nyatanya yang sering terjadi pesan tidak dipahami. Umpan balik perlu untuk
memastikan pemahaman semua pihak. Bertanya dan mengutip dapat membantu memastikan apakah pesan
dikomunikasikan.
3. Bagaimana Mendapat Umpan Balik dari Pesan?
Berikut panduan untuk mendapatkan umpan balik pada pesan:
a. Terbuka pada umpan balik. Tidak ada pertanyaan bodoh. Ketika seseorang mengajukan pertanyaan, Anda harus
responsif, dan sabar menjawab pertanyaan dan menjelaskan hal-hal dengan jelas. Jika orang merasakan bahwa Anda
marah jika mereka mengajukan pertanyaan, mereka tidak akan bertanya.
b. Peka pada komunikasi nonverbal. Pastikan komunikasi nonverbal mendorong uman balik. Orang tidak akan bertanya
jika kita tampak defensif. Atau, ketika Anda sedang menyampaikan pesan, kemudian wajah penerima tampak bingung,
hentikan dulu dan klarifikasi penerimaannya sebelum melanjutkan pesan.
c. Ajukan pertanyaan. Dilarang bertanya "Apakah ada pertanyaan?" Ajukan pertanyaan yang langsung berhubungan
dengan informasi yang kita sampaikan. Ketika jawabannya tidak akurat, ulangi, perbanyak contoh, atau rinci pesan
lebih jauh.
d. Gunakan parafrase. Indikator paling akurat adalah parafrase. Berikut dua contoh yang tepat untuk meminta parafrase
penerima:
"Sekarang katakan kepada saya apa yang akan kamu lakukan, sehingga kita yakin bahwa kita sesuai persetujuan."
Akankah kamu mengatakan kepada saya apa yang akan kamu lakukan, sehingga saya yakin bahwa saya
menjelaskan kepada diri saya sendiri dengan jelas."
4. Umpan Balik Banyak Penilai 360 Derajat
Umpan balik 360 derajat didasarkan pada menerima evaluasi kinerja dari banyak orang. Biasanya bentuk evaluasi 360
derajat diselesaikan oleh orang yang sedang dievaluasi, atau manajernya, rekan, dan bawahan jika perlu. Pelanggan,
pemasok, dan orang-orang luar lainnya juga diminta untuk mengevaluasi jika perlu.
Jika anda serius untuk maju, sangat penting bagi Anda untuk fokus pada umpan balik dari manajer dan penilai lainnya
dan lakukan apa yang diperlukan untuk menerima evaluasi yang baik. Anda harus bekerja sama dengan manajer Anda
untuk mengembangkan dan menerapkan rencana perbaikan sampai periode evaluasi berikutnya.
C. PEMBINAAN/MELATIH
Pembinaan didasarkan pada umpan balik dan komunikasi: melibatkan umpan balik, yang membutuhkan komunikasi.
Pada bagian ini kita membahas pembinaan dan kepemimpinan dan bagaimana memberikan umpan balik pembinaan.
1. Bagaimana Memberikan Umpan Balik Pembinaan (Coaching FeedBack)?
Exhibit 6.3 Panduan Melatih
a. Mengembangkan Hubungan Kerja yang Mendukung f. Berikan Masukan Spesifik dan Deskriptif
b. Berikan Pujian dan Pengakuan g. Berikan UmpanBalikPembinaan
c. Hindari Menyalahkan dan Mempermalukan h. Menyediakan Modeling dan Pelatihan
d. Fokus pada Perilaku, bukan Orang i. Membuat Umpan Balik Tepat Waktu, Tetapi Fleksibel
e. Suruh Karyawan Menilai Kinerja Dia Sendiri j. Jangan Mengkritik
Step 1. Trainee menerima persiapan. Pastikan peserta pelatihan nyaman dalam pekerjaan dan mendorong pertanyaan.
Jelaskan kuantitas dan kualitas yang dipersyaratan dan mengapa itu penting.
Step 2. Trainer mempresentasikan tugas. Contohkan mengerjakan tugas sendiri dengan perlahan, jelaskan setiap
langkah beberapa kali. Setelah peserta pelatihan tampaknya hafal langkah-langkahnya, suruh peserta pelatihan
menjelaskan setiap langkah. Untuk tugas yang kompleks, tuliskan langkahnya dan berikan copy-annya kepada
peserta.
Step 3. Trainee melakukan tugas. Peserta pelatihan melakukan tugas dalam kecepatan lambat, sambil menjelaskan
setiap langkah. Pelatih memperbaiki kesalahan apapun dan menjadi sabar untuk membantu peserta pelatihan
melakukan langkah-langkah sulit.
Step 4. Trainer menindaklanjuti. Memberitahu trainee kepada siapa mereka meminta bantuan. Secara bertahap
meninggalkan trainee. Mulailah dengan memeriksa kualitas dan kuantitas, dan keterampilan peserta pelatihan.
Amati peserta pelatihan, dan pastikan untuk memperbaiki kesalahan atau prosedur kerja. Pastikan untuk
bersabar dan mendorong. Berikan pujian.
i. Membuat Umpan Balik Tepat Waktu, Tetapi Fleksibel
Umpan balik harus diberikan sesegera mungkin setelah perilaku diamati. Fleksibilitas dibutuhkan ketika Anda tidak
memiliki waktu untuk melakukan pekerjaan pembinaan penuh, dan ketika emosi tinggi.
j. Jangan Mengkritik
Jack Falvey, konsultan manajemen dan penulis, merekomendasikan umpan balik positif: Kritik harus dihindari di semua
hal; semua kritik adalah destruktif.
2. Apa itu Kritik dan Mengapa itu Tidak Bekerja?
Kritik melibatkan penilaian, seseourang benar atau salah. Kritik juga proses menunjukkan kesalahan, yang menyalahkan
dan mempermalukan. Empat hal yang biasanya terjadi ketika mengkritik orang lain:
Mereka menjadi defensif dan membenarkan perilaku mereka, atau mereka menyalahkan seseorang atau sesuatu.
Mereka tidak benar-benar mendengarkan apa umpan balik yang konstruktif.
Mereka malu dan merasa buruk tentang diri mereka sendiri, atau mereka melihat diri mereka sebagai pecundang.
Mereka mulai tidak menyukai tugas atau pekerjaan, serta pengkritik.
a. Demotivasi
Karyawan dengan manajer yang terlalu kritis cenderung bermain aman dengan bekerja minimal, tidak mau mengambil
risiko, dengan fokus untuk tidak membuat kesalahan, dan menutupi kesalahan sehingga mereka tidak dikritik. Mereka
menghindari kontak dengan manajer mereka.
b. Perbedaan Antara Kritik dan Umpan Balik Pembinaan
Pembinaan didasarkan pada hubungan baik yang mendukung; dan itu tidak menghakimi. Dan pembinaan sering
didasarkan pada penilaian diri.
Kritik membuat karyawan merasa seperti pecundang; pujian dan umpan balik membuat mereka merasa seperti
pemenang.
3. Modal Pembinaan untuk Pegawai dengan Kinerja Di Bawah Standard
Sebelum membahas model pembinaannya, mari kita diskusikan teori atribusi dan formula kinerja karena mereka
mempengaruhi model pembinaan.
a. Teori Atribusi
Teori atribusi digunakan untuk menjelaskan proses manajer dalam menentukan penyebab kinerja yang efektif atau tidak
efektif dan memutuskan apa yang harus dilakukan tentang hal itu. Untuk membantu menentukan penyebab kinerja yang
buruk, terdapat rumus kinerja; dan untuk mengambil tindakan korektif, model pembinaan.
b. Menentukan Penyebab Kinerja Buruk dan Pembinaan Korektif
Formula kinerja menjelaskan kinerja sebagai fungsi dari kemampuan, motivasi, dan sumber daya. Ketika kemampuan,
motivasi, atau sumber daya rendah, kinerja akan lebih rendah.
Ketika kemampuan karyawan adalah alasan untuk menjaga kinerja optimal, tindakan pembinaan korektif adalah
pelatihan (JIT).
Ketika motivasi kurang, teknik motivasi (dibahas dalam Bab 3) seperti memberikan pujian mungkin membantu.
Ketika sumber daya (alat, bahan, peralatan, informasi, orang lain melakukan tidak melakukan bagian mereka dan
sebagainya) yang bermasalah, Anda perlu untuk mendapatkan sumber daya. Ketika hambatan muncul, Anda perlu
mengatasinya.
c. Meningkatkan Kinerja dengan Coaching Model
Model 6.4 Langkah-Langkah Coaching Model
Step 1. Jelaskan kinerja saat ini. Secara rinci, gunakan contoh spesifik, gambarkan perilaku saat ini yang perlu diubah.
Step 2. Jelaskan kinerja yang diinginkan.
Jika masalahnya kemampuan pegawai, modeling dan training karyawan dengan JIT sangat cocok.
Jika masalahnya motivasi, jelaskan kinerja yang Anda ingingkan ketika Anda meminta pegawai untuk menyatakan
mengapa kinerja itu penting.
Step 3. Dapatkan komitmen untuk perubahan.
Jika masalanya kemampuan, hal ini sebenarnya tidak diperlukan. Tapi, jika pegawai tidak paham dan tidak setuju
penjelasan Anda dengan rational power, dapatkan komitmen verbal melalui coercive power.
Jika masalahnya motivasi, mendapatkan komitmen untuk berubah itu penting.
Step 4 Tindak lanjut. Ingat, beberapa karyawan melakukan apa yang manajer periksa, bukan yang manajer harapkan.
Anda harus menindaklanjuti untuk memastikan bahwa karyawan tersebut berperilaku seperti yang diinginkan.
Jika masalahnya kemampuan, orangnya cepat paham, skip step 3, jangan katakan apa-apa, tapi tetap awasi untuk
memastikan tugas dilakukan dengan benar.
Jika masalahnya motivasi, buat pernyataan Anda akan menindaklanjuti, dan gambarkan kemungkinan
konsekuensi dari kinerja buruk.
4. Mentoring
Mentoring adalah bentuk coaching model di mana manajer yang lebih berpengalaman (mentor) membantu anak didik
yang kurang berpengalaman. Mentoring lebih terlibat dan personal daripada coaching. Penting untuk peningkatan dari
middle manajer ke level manajer lebih tinggi.
D. MENGELOLA KONFLIK
Konflik ada setiap kali orang tidak setuju dan beroposisi. Konflik tidak bisa dihindari karena orang tidak melihat hal-hal
yang persis sama. Keberhasilan suatu organisasi adalah didasarkan pada seberapa baik berhubungan dengan konflik.
1. Kontrak Psikologis
Kontrak psikologis adalah ekspektasi implisit tidak tertulis setiap pihak dalam hubungan.
a. Konflik Muncul dengan Melanggar Kontrak Psikologis
Kontrak psikologis rusak karena dua alasan utama:
gagal membuat harapan eksplisit dan gagal untuk menyelidiki harapan pihak-pihak lain;
mengasumsikan bahwa pihak lain memiliki harapan sama dengan yang kita pegang.
Jadi selama orang lain memenuhi harapan kita, semuanya baik-baik saja; ketika mereka tidak memenuhi harapan kita,
kita berada dalam konflik. Dengan demikian, penting untuk berbagi informasi dan bernegosiasi.
2. Konflik dan Kepemimpinan
Resolusi manajemen konflik penting bagi skil kepemimpinan karena konflik mempengaruhi kinerja dan pembuatan
keputusan tim.
a. Konflik Dapat Menjadi Disfungsional atau Fungsional
Ketika konflik mencegah pencapaian tujuan organisasi, itu adalah konflik negatif atau disfungsional.
Konflik fungsional terjadi ketika perselisihan dan oposisi mendukung pencapaian tujuan organisasi. Konflik fungsional
meningkatkan kualitas keputusan kelompok dan mengarah ke perubahan inovatif.
Masalahnya bukan apakah konflik itu negatif atau positif, tapi bagaimana mengelola konflik untuk manfaat organisasi.
3. Gaya Manajemen Konflik
a. Gaya Menghindari Konflik. Mencoba untuk mengabaikan konflik daripada mengatasinya. Situasi kalah-kalah dibuat
karena konflik tidak terselesaikan.
Keuntungan : mungkin mempertahankan hubungan yang akan tersakiti melalui resolusi konflik.
Kerugian : konflik tidak bisa diselesaikan. Terlalu sering menggunakan gaya ini mengarah ke konflik dalam diri individu.
Gaya menghindari tepat digunakan saat :
konflik sepele; Anda tidak punya waktu untuk menyelesaikan
kepentingan Anda atas masalah tidak banyak; konflik; atau
konfrontasi akan merusak hubungan penting; emosi sedang tinggi.
b. Gaya Mengakomodasi Konflik. berupaya menyelesaikan konflik secara pasif dengan mengalah pada pihak lain.
Dengan gaya akomodatif, Anda menjadi tidak tegas tapi kooperatif. Situasi menang-kalah dibuat.
Perbedaan Antara Gaya Menghindari dan Mengakomodasi Konflik. Perbedaannya didasarkan pada perilaku. Dengan
gaya menghindari, Anda tidak perlu melakukan apa pun yang tidak ingin dilakukan; dengan gaya akomodatif, Anda harus
melakukan.
Keuntungan : hubungan yang dikelola dengan cara orang lain.
Kerugian : mengalah mungkin kontraproduktif. Terlalu sering menggunakan gaya ini cenderung menyebabkan orang
mengambil keuntungan dari akomodator.
Gaya ini tepat ketika :
orang suka menjadi pengikut;
mempertahankan hubungan melebihi pertimbangan lain;
perubahan yang disepakati tidak penting untuk akomodator, tetapi penting bagi pihak lain; atau
waktu untuk menyelesaikan konflik terbatas.
Sering menjadi satu-satunya gaya yang bisa digunakan saat menghadapi manajer otokratis yang menggunakan gaya
memaksa.
c. Gaya Memaksa Konflik. berupaya menyelesaikan konflik dengan menggunakan perilaku agresif untuk mendapatkan
caranya sendiri. Dengan gaya memaksa, Anda tidak kooperatif dan agresif. Situasi menang-kalah dibuat.
Keuntungan : keputusan organisasi yang lebih baik akan dibuat.
Kerugian : terlalu sering menggunakan gaya ini mengarah ke permusuhan dan kebencian terhadap penggunanya.
Pemaksa cenderung memiliki hubungan yang buruk.
Gaya ini tepat digunakan ketika :
tindakan yang tidak populer harus diambil pada isu-isu penting;
komitmen orang lain untuk bertindak tidak penting;
menjaga hubungan tidak kritis; atau
resolusi konflik sangat mendesak.
d. Gaya Negosiasi Konflik. berupaya menyelesaikan konflik melalui konsesi tegas, memberi dan menerima. Disebut juga
gaya kompromi. Dengan pendekatan kompromi, Anda moderat dalam ketegasan dan kerja sama.
Keuntungan : konflik diselesaikan relatif cepat dan hubungan kerja dipertahankan.
Kerugian : kompromi sering menyebabkan hasil kontraproduktif, seperti keputusan suboptimum. Terlalu sering
menggunakan gaya ini kita bisa dipermainkan pihak lain.
Gaya ini tepat ketika :
masalah kompleks dan kritis, dan ada ada solusi sederhana dan jelas;
pihak-pihak memiliki kekuatan hampir sama dan tertarik dalam solusi yang berbeda;
solusi hanya sementara; atau
waktu pendek
e. Gaya Kolaborasi Konflik. mencoba untuk bersama-sama menyelesaikan konflik dengan solusi terbaik yang
menyenangkan untuk semua pihak. Disebut juga gaya pemecahan masalah. Dengan pendekatan kolaborasi, Anda
bersikap tegas dan kooperatif. Satu-satunya gaya yang menciptakan win-win situation.
Perbedaan Antara Gaya Negosiasi dan Kolaborasi Konflik . Perbedaan umum adalah solusinya. Dengan negosiasi, kedua
pihak sama-sama mengalami menang dan kalah. Kunci untuk kolaborasi adalah solusi yang terbaik untuk kedua pihak.
Keuntungan : cenderung mengarah pada solusi terbaik, menggunakan perilaku asertif.
Kerugian : keterampilan, usaha, dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik biasanya lebih besar dan
lebih panjang dari gaya yang lain.
Gaya ini sesuai jika :
berurusan dengan masalah penting yang kelompok di atas kepentingan pribadi;
membutuhkan solusi yang optimal, dan kompromi mempertahankan hubungan penting;
akan menghasilkan suboptimal; waktu tersedia; dan
pihak-pihak bersedia untuk menempatkan tujuan itu adalah konflik antar rekan.
Dari kelimanya, ini adalah gaya yang paling sulit untuk berhasil diterapkan, karena kompleksitas dan tingkat keahlian
yang diperlukan.