Anda di halaman 1dari 10

RMK BAB 1 & 2 – LINGK.

BISNIS & MANAJEMEN


“Manajemen inovatif di masa sulit & perkembangan ilmu
manajemen
Kelas C013 (2022/2023)

Disusun Oleh : Kelompok 1


1. Rahma Dwi Fitriana (22013010053)
2. Syarifah Aini ( 22013010056)
3. Dea Kholifatur R. ( 22013010058 )
4. Ega Adelia ( 22013010081 )
5. Anggia Jalasveva W. ( 22013010082 )
6. M. Charys Abidh A. (22013010134)
7. Raden Sunardi (22013010215)
I. Manajemen Inovatif di masa sulit

Definisi Manajemen
Manajemen (Management) adalah pencapaian tujuan-tujuan organisasional
secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan, dan
pengendalian sumber – sumber daya organisasional.

Empat (4) Fungsi Manajemen


1. Perencanaan (Planning); fungsi manajemen yang berguna untuk
mengidentifikasikan untuk kinerja organisasi di masa mendatang serta
memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapainya.
2. Pengelolaan (Organizing); fungsi manajemen yang mencakup penentuan tugas,
pengelompokan tugas, dan pengalokasikan sumber daya di seluruh Perusahaan.
3. Kepemimpinan (Leading); fungsi manajemen yang mencakup penggunaan
pengaruh untuk memotivasi karyawan guna mencapai tujuan organisasional.
4. Pengendalian (Controlling); fungsi manajemen yang memonitor aktivas
karyawan, menentukan apakah organisasinya sejalan dengan tujuannya, dan
membuat koneksi jika diperlukan.

Kinerja Organisasi
Definisi organisasi (organization) secara formal ialah sebagai suatu entitas
sosial yang diarahkan oleh tujuan dan dibangun secara sengaja. Tanggung jawab
manajer adalah mengoordinasikan sumber daya yang ada secara efisien dan
efektif guna mencapai tujuan organisasi. Efektivitas (effectiveness) organisasi
berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau
berhasil mencapai apa pun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti
memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh. pelanggan. Efisiensi (efficiency)
organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasional.

Keterampilan Manajemen
a. Keterampilan komseptual
Keterampilam konseptual (conceptual skill) adalah kemampuan kognitif unyuk
melihat organisasi sebagi sistem utuh dan hubungan antar bagiannya.
b. Keterampilan Interpersonal
Keterampilan interpersonal (human skill) adalah kemampuan manajer untuk
bekerja dengan dan melalui orang lain, serta bekerja secara efektif sebagai
anggota tim.
c. Kemampuan Teknis
Kemampuan teknis (technical skill) adalah pemahaman dan penguasaan
dalammelaksanakan tugas tertentu.

Jenis-Jenis Manajemen

Para manajer menjalankan fungsi manajemen yang mencakup perencanaan,


pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian di berbagai organisasi.
Namun, tidak semua pekerjaan manajer sama. Para manajer bertanggung jawab
terhadap berbagai departemen dan bekerja dalam tingkatan yang berbeda dalam
hierarki.

a. Perbedaan Vertikal
Manajer mempunyai focus utama yang berbeda di setiap tingkatannya. Ada
empat tingkatan tingkatan manajer.
Manajer Puncak (top manager) menduduki tingkat teratas hierarki dan
bertanggung jawab terhadap keseluruhan organisasi. Mereka disebut sebagai
presiden, direktur, direktur eksekutif, chief executive officer (CEO), dan wakil
presiden eksekutif. Manajer Puncak bertanggung jawab betanggung jawab
untuk menentukan tujuan-tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut, mengawasi dan mengartikan lingkungan eksternal, dan
membuat keputusan yang memengaruhi seluruh organisasi.
Manajer Tingkat Menengah (middle manager) berada pada tingkat menengah
organisasi dan bertanggung jawab untuk unit-unit bisnis dan departemen-
departemen utama. Biasanya disebut kepala departemen, kepala divisi, manajer
kendali mutu, dan direktur laboratorium penelitian. Manajer tingkat menengah
biasanya membawahi dua tau lebih tingkatan manajemen, dan bertanggung
jawab untuk menerapkan strategi dab kebijakan umum yang ditetapkan oleh
manajer puncak. Manajer tingkat menegah lebih berfokus pada perencanaan
jangka pendek dibanding perencanaan jangka panjang yang merupakan focus
dari manajer puncak.
Tugas manajer puncak mengalami banyak perubahan secara dratis selama dua
dekade terakhir. Berjalannya waktu, banyak organisasi yang meningkatkan
efisiensi dengan cara laying off manajer tingkat menengah dan slashing
manajer tingkat menengah. Untuk memperpendek aliran informasi dari atas
kebawah dan mempercepat pengambilan keputusan, organisasi memperpendek
model piramida tradisional. Dengan itu, tugas para manajer tingkat menengah
pun diperbarui. Bukan lagi mengelola aliran informasi dari atas ke bawah,
mereka menciptakan jaringan informasi tingkat yang setara untuk membantu
organisasi bertindak cepat. Status manajer tingkat menengah pun membuat
lebih banyak penggunaan tim dan proyek. Manajer proyek pun dibutuhkan.
Manajer Proyek (project manager) bertugas mengatur jalannya proyek
temporer yang melibatkan partisipasi orang dari beragam tingkatan dan fungsi
organisasi dan mungkin pula dari luar perusahaan.
Manajer Lini Pertama (first-line manager) mempunyai tanggung jawab
langsung terhadap produksi barang dan jasa. Mereka dinamakan supervisor,
manager lini, kepala bagian, dan kepala kantor. Mereka lah yang bertanggung
jawab langsung terhadap kelompok karyawan nonmanajemen dan berfokus
pada penerapan aturan dan prosedur untuk mencapai tujuan harian.
b. Perbedaan Horizontal
Manajer Fungsional (functional manager) memiliki tanggung jawab bagi
departemen-departemen yang mengerjakan tugas fungsional tunggal.
Departemen fungsional meliputi periklanan, penjualan, keuangan, sumber daya
manusia, manufaktur, dan akuntansi. Departemen manufaktur dan pemasaran
yang membuat atau menjual barang atau jasa dipegang oleh manajer lini.
Sedangkan, Manajer staff memegang departemen keuangan dan sumber daya
yang membantu departemen lini.
Manajer Umum (general manager) berbeda dengan manajer fungsi yang
hanya mempunyai tanggung jawab pada departemen yang menjalankan satu
fungsi khusus, melainkan bertanggung jawab pada departemen yang
menjalankan beragam fungsi. Jadi, seorang manajer umum harus
berkomunikasi dengan semua departemen untuk memastikan organisasi
beroperasi dengan baik.

Aktivitas Manajer
a) Petualangan Multitasking
Ciri aktivitas manajerial adalah keragaman,fragmentasi dan durasi yang
singkat
Dari identitas individual Menjadi manajerial
 Spesialis,melakukan  Generalis,mengoordinasikan
tugas-tugas tertentu berbagai tugas
 Menyelesaikan sendiri  Menyelesaikan berbagai
berbagai tugas tugas melalui orang lain
 Pelaku individual  Pembangunan jaringan
 Relative mandiri dalam  Bersikap interdependen
bekerja dalam bekerja

b) Hidup cepat
Manajer melakukan banyak pekerjaan dengan kecepatan yang mengagumkan.
Pekerjaan manajer memiliki tempo cepat dan memerlukan banyak energy.

Peran Manajer
Manajer berperan sebagai pencari informasi yang berkaitan dengan industry
dan organisasinya, selain itu juga memantau tim yang dipimpinnyabaik dari segi
produktivitas,kinerja maupun kenyamanan kerja anggota timnya. Menurut
Mintzberg dan penelitian lain,aktivitas manajer dapat dikelompokkan kedalam 10
peran
a. Peran Informasi
 Monitor : mencari dan memperoleh informasi,membaca media cetak dan
laporan-laporan,membuat kontak pribadi
 Penyebar Luas : meneruskan informasi dari anggota organisasi
lainnya,mengirim memo dan laporan,menelepon
 Juru bicara : menyiarkan informasi kepada pihak luar lewat
pidato,laporan dan memo
b. Peran Interpersonal
 Tampilan Pemimpin : melakukan tugas-tugas seremonial dan simbolis
seperti menyambut tamu,menandatangani dokumen hukum
 Pemimpin : mengarahkan dan memotivasi bawahan,melatih
membimbing dan berkomunikasi dengan bawahan
 Penghubung : membuat rantai informasi baik baik di dalam maupun di
luar organisasi menggunakan email,telepon,rapat
c. Peran keputusan
 Pengusaha : menggagas proyek-proyek peningkatan,mengidentifikasi
ide-ide baru mendelegasikan tanggung jawab atas ide kepada orang lain
 Penangan Gangguan : melakukan tindakan korektif ketika timbul
perselisihan atau krisis,memecahkan konflik antarbawahan,beradaptasi
terhadap krisis lingkungan
 Pengalokasi Sumber Daya : memutuskan siapa yang memperoleh
sumber daya,menjadwalkan,menganggarkan dan menetapkan prioritas
 Negosiator : mewakili departemen ketika menegosiasikan kontrak,serikat
pekerja,penjulan,pembelian,anggaran,mewakili kepentingan departemen

Manajemen & Tempat Kerja Baru
A. Karakteristik Tempat Kerja Baru
Karakteristik tempar kerja baru adalah digitalisasi bisnis,yang telah
mengubah cara kerja,karyawan dan tempat kerja itu sendiri secara radikal. Di
tempat kerja baru,pekerjaan mengalir bebas dan bersifat fleksibel.
Strukturnya lebih rata dan karyawan bawah membuat keputusan berdasarkan
informasi yang tersebar luas dan dipandu oleh misi dan nilai-nilai organisasi.
B. Kompetensi Manajemen Baru
Merupakan metode klasifikasi dan pelacakan kinerja para karyawan
sehingga mereka dapat lebih kompeten dalam menjalankan tugasnya.
Menghadapi transisi ini,para manajer harus memikirkan kembali pendekatan
mereka dalam mengorganisasikan,mengarahkan dan memotivasi para
karyawan. Para manajer sudah meninggalkan pola pikir perintah dan
dikendalikan mereka,guna berfokus untuk melatih dan
membimbing,menciptakan organisasi yang cepat,fleksibel,inovatif dan
berorientasi hubungan

II. Perkembangan Ilmu Manajemen

Manajemen & Organisasi


 Kekuatan Sosial (social forces)
Aspek-aspek budaya yang membimbing dan memengaruhi hubungan antar
manusia. Kekuatan-kekuatan ini menentukan apa yang dikenal sebagai kontrak
sosial, yaitu aturan dan pandangan tidak tertulis mengenai hubungan
antarmanusia dan juga antar karyawan dengan manajemen. Kekuatan sosial
yang signifikan di masa ini adalah perubahan sikap, pemikiran, dan nilai-nilai
yang dianut oleh karyawan dari generasi Y.
 Kekuatan Politik (political forces)
Pengaruh lembaga politik dan hukum terhadap manusia dan organisasai.
Kekuatan politik mencakup berbagai pemikiran yang mendasari sitem politik,
seperti keutamaan self-goverment atau kedaulatan memerintah, hak
kepemilikan, hak kontrak, pengertian keadilan, dan keputusan bersalah atau
tidak bersalah dalam kasus kriminal.
 Kekuatan Ekonomi (economic forces)
Berkaitan dengan ketersediaan, produksi, dan distribusi sumber daya di suatu
masyarakat. Pemerintah, lembaga militer, gereja, sekolah, dan organisasi bisnis
di setiap masyarakat memerlukan sumber daya guna mencapai tujuan mereka
dan kekuatan ekonomi memengaruhi alokasi sumber daya yang langka.

Perspektif Klasik
Perspektif klasik ini mempunyai tiga kajian yang masing-masing memiliki
penekanan yang berbeda: manajemen ilmiah, organisasi birokratis, dan prinsip
administrasi.
 Manajemen Ilmiah (scientific management)
Menekankan pekerjaan dan praktik manajemen yang berbasis ilmiah sebagai
cara untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pekerja.
 Organisasi Birokratis (bureaucratic organizations), satu bagian dari perspektif
klasik, adalah sebuah pendekatan sistematis yang berkembang di Eropa dan
memandang organisasi sebagai suatu keseluruhan.
 Prinsip-Prinsip Administratif
Kajian perpektif klasik lain dikenal sebagai pendekatan prinsip-prinsip
administratif. Jika manajemen ilmiah mengutamakan produktivitas pekerja
individu, maka pendekatan prinsip-prinsip admjnistratif (administrative
principles) mengutamakan keseluruhan organisasi.
Lima fungai atau elemen dasar manajemen: perencanaan, pengelolaan,
pemberian perintah, pengoordinasian, dan pengendalian .
Keseluruhan perspektif klasik sebagai pendekatan terhadap manajemen sangat
berpengaruh dan melengkapi organisasi dengan kemampuan dasar penting
untuk mencapai produktivitas yang tinggi dan memperlakukan karyawan
secara efektif .

Perspektif Humanistik
Pada manajemen yang menekankan pentingnya memahami perilaku,
kebutuhan dan sikap manusia di tempt kerja, di samping interaksi sosial dan proses
kelompok. Tiga kajian perspektif humanistik yaitu gerakan hubungan manusia,
perspektif sumber daya manusia, dan pendekatan ilmu perilaku.
 Gerakan Hubungan Manusia (human relations movement)
Didasarkan kepada pemikiran bahwa kontrol paling efektif berasal dari dalam
individu pekerja, bukan dari kontrol ketat dan otoritel. Pemikiran ini mengakui
dan mensponsori langsung tekanan-tekanan sosial demi memperlakukan
pekerja dengan baik.
 Perspektif Sumber Daya Manusia (human resourcess perpective)
Berfokus kepada partisipasi pekerja dan kepemimpinan yang bijaksana, namun
penekanannya bergeser sehingga mencakup tugas harian pekerja. Perspektif ini
menggabungka aturan perancangan tugas kerja dengan teori motivasi.
Perspektif ini, pekerjaan harus dirancang agar tidak dipandang merendahkan,
tetapi justru memungkinkan pekerjaan untuk sepenuhnya mengerahkan potensi
mereka.
 Pendekatan Ilmu Perilaku (behavioral sciences approach)
Pendekatan ini menggunakan metode ilmiah dan memanfaatkan sosiologi,
psikologi, antropologi, ekonomi, serta disiplin ilmu lain untuk
mengembangkan teori mengenai perilaku dan interaksi manusia dalam konteks
organisasi.

Perspektif Ilmu Manajemen


Perspektif ilmu manajemen (management science perspective) dibedakan
oleh penerapan ilmu matematika,statistik, dan teknik-teknik kuantitatif dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah manajemen, teknik-teknik
tersebut dapat diterapkan oleh perusahaan-perusahaan berskala besar untuk
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah yang terjadi
Latar belakang adanya perspektif ilmu manajemen terjadi pada perang dunia ke-II
yang menyebabkan perubahan manajemen. Banyak dan rumitnya masalah yang
dihadapi mengubah yang berhubungan dengan perang global modern
menghadapkan para pengambil keputusan manajerial dengan kebutuhan yang lebih
canggih.
Dalam Buku Concept of the Corporation pada tahun 1946 oleh Peter Drucker
memicu adanya peningkatan penelitian di bidang bisnis dan manajemen, para ahli
mulai mengagas berbagai peranti matematis bagi para manajer perusahaan untuk
mengoptimalkan operasi, kontrol proses statistik dibidang manajemen, dan model
harga aset modal.
Berbagai upaya ini diperkuat oleh perkembangan dan penyempurnaan komputer,
komputer memungkinkan paraa manajer untuk menghimpun,menyimpan,dan
memproses data dalam jumlah besar untuk mengambil keputusan yang bersifat
kuantitatif.
Tiga bagian perspektif ilmu manajemen:
Penelitian operasi berkembang pada kelompok militer pada saat perang dunia ke-
II. Bidang ini terdiri atas pembuatan model matematika dan penerapan teknik-
teknik kuantitatif untuk menyelesaikan masalah-masalah manajerial
Manejemen operasi, adalah bidang manajemen yang bersifat spesial dalam
produksi fisik barang atau jasa. Manajemen operasi menggunakan teknik
kuantitatif memecahkan masalah-masalah manufaktur.
Teknologi Informasi (TI), sebagian dari perspektif ilmu manajemen yang tercermin
dalam sistem informasin manajemen. Sistem ini dirancang untuk memberikan
informasi yang relevan bagi para manajer secara cepat dan hemat.

Beberapa Kecenderungan Historis Terkini


A. TEORI SISTEM
Sistem (system) kumpulan bagian yang saling terhubung dan berfungsi sebagai
satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang sama. Suatu sistem berfungsi dengan
menerima masukan dari lingkungan eksternal ,mengubah masukan dengan cara
cara tertentu, dan menghasilkan kembali pada lingkungan eksternal tersebut.
Beberapa pemikiran teori sistem berpengaruh besar terhadap
manajemen,meliputi sistem terbuka dan tertutup,sinergi, dan saling
ketergantungan antarsubsistem.
Sistem terbuka (open system) berinteraksi dengan lingkungan untuk bertahan
hidup, sistem tertutup (closed system) tidak harus adanya interaksi dengan
lingkungan. Menurut perspektif ilmu manajemen dan perspektif klasik,
organisasi sering dibandang sebagai sistem tertutup. Menurut perspektif ilmu
manjemen, asumsi sistem tertutup tanpa gangguan dari luar digunakan untuk
menyederhanakan masalah-masalah dalam analisis kuantitatif. Nyantanya,
Organisasi adalah suatu sitem terbuka dan harga yang harus dibayar karena
mengabaikan lingkungan adalah suatu kegagalan.
Sinergi (synergi) berarti suatu keseleuruhan lebih besar daripada jumlah bagian-
bagianya. Maksudnya, organisasi yang didirikan, manajemen,koordinasi, dan
produksi yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Unit-unit organisasi yang
berkerjasama dapat mencapai lebih dari apa yang dapat dicapai oleh masing
masing unit secara tersendiri
Subsistem (subsystem), artinya saling bergantung sebagai bagian dari sitem.
Perubahan pada suatu organisasi berpengaruh pada bagian-bagian yang lain,
organisasi harus dikelola sebagai suatu kesatuan yang terkoordinasi. Para
manajer yang memahami sikap saling ketergantungan antarsubsistem berat
untuk membuat perubahan yang mengabaikan dampak subsitem terhadap
keseluruhan.
Berpikir secara sistemis (systemic thinking) melihat elemen-elemen yang
berbeda dari situasi dan juga antar elemen tersebut, maksudnya, asumsi dasar
berpikir secara sistemis adalah bahwa semua hal di dunia berpengaruh dan
dipengaruhi oleh hal-hal disekelilingnya.

B. PANDANGAN KONTINGENSI
Pandangan kontingensi (contingency view), konsep-konsep manajemen
yang bersifat universal, yaitu apapun yang berhasil diterapkan di suatu
organisasi (gaya kepemimpinan,struktur birokratis) dapat diterapkan di
organisasi lain, tetapi, ada alternatif pandangan lain, yang disebut pandangan
kasus disetiap situasi dianggap unik, para manajer bertugas menentukan metode
mana yang dapat dipakai atau digunakan di setiap situasi yang baru
C. MANAJEMEN KUALITAS TOTAL
Manajemen kualitas total (total quality management-TQM), berfokus untuk
mengolah keseluruhan organisasi dalam memberikan kualitas kepada
pelanggan . pendekatan ini menyertakan nilai nilai kualitas pada setiap aktivitas
di suatu perusahaan,dan para pekerja di garis terdepan terlibat secara aktif
dalam proses tersebut.
Empat elemen penting dari manajemen kualitas;
 Keterlibatan karyawan
 Fokus kepada pelanggan
 Tolak ukur
 Dan, perbaikan berkelanjutan

Keterlibatan karyawan berarti bahwa untuk mencapai kualitas tinggi,seluruh


organisasi harus berpartisipasi untuk mengkontrol kualitas. Semua karyawan
yang berfokus pada pelanggan,dan perusahaan mencoba untuk mencari tahu
apa yang diinginkan oleh pelanggan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
yang dibutuhkan oleh pelanggan.
Tolak ukur (Benchmarking) proses yang dilakukan perusahaan untuk mencari
tahu bagaimana perusahaan lain melakukan apa yang mereka lakukan dengan
lebih baik untuk ditiru atau diperbaiki. Perbaikan berkelanjutan adalah
penerapan perbaikan secara rutin dalam jumlah kecil terhadap semua bidang
organisasi.

Anda mungkin juga menyukai