Anda di halaman 1dari 8

Anak Dagang

Sumber : https://web.facebook.com

Rumah Walet Kecil - Melihat nilai dari sarang walet yang sungguh
memberikan harapan untuk memiliki kehidupan yang layak dikemudian
hari, membuat masayarakat kita berkeinginan untuk memiliki usaha
walet. Namun apa boleh buat, dengan biaya yang sangat besar banyak
orang mengurungkan niatnya tersebut.

Tapi dewasa ini, banyak ahli yang menawarkan beberapa desain gedung
walet sederhana yang diperuntukan untuk masyarakat golongan
menengah ke bawah. Mereka memiliki beberapa desain yang sangat
cocok bagi orang yang bermodal cekak, tapi lagi-lagi untuk mendapatkan
informasi tersebut harus merelakan uang jutaan yang tentunya
memberatkan Anda.

Dengan melihat kondisi tersebut, penulis secara pribadi mencari informasi


dari berbagai orang yang telah menjalankan bisnis ini. Beberapa informasi
tentang usaha walet sudah penulis tuangkan pada tulisan yang sudah
diterbitkan sebelum tulisan ini.

Nah, jadi apa yang harus dilakukan untuk membangun gedung walet
sederhana hemat biaya? Berikut rahasia gedung walet paket hemat :

Mengurangi Ukuran Gedung Walet


Mengurangi ukuran gedung walet yang akan dibangun akan menurunkan
biaya pembangunan gedung itu sendiri. Jika para investor pemilik modal
besar membangunn gedung dengan ukuran 8 x 12 meter, Anda bisa
merubahnya dengan ukuran misalnya rumah walet kecil 4 x 4 meter
(ukuran paling kecil).

Jika mereka membangun gedung dengan 5 lantai, Anda cukup dengan 2


lantai saja yang ditambah rumah monyet untuk memaksimalkan tempat
bersarang burung walet di gedung dengan ukuran 4 x 4 meter.

Kalau mereka (investor bermodal besar) membangun gedung dengan


tinggi perlaintai 3 meter, Anda cukup dengan ketinggian per lantai 2 - 2,5
meter.

Perlu Anda ketahui, biasanya ketinggi perlantai yang digunakan oleh


mereka yang sudah berpengalaman dalam bisnis ini dengan
tujuan menekan biaya adalah lantai 1ketinggian 3 meter, lantai 2 dan
seterunya berjarak 2-2,5 meter.

Investor biasanya membangun gedung pada tanah kosong, tapi kalau


Anda ingin menghemat, bangunlah gedung walet di atas rumah tinggal
Anda. Hal ini tentunya menghemat biaya pondasi, tanah urug, dan biaya
tukang.

Penggunaan Bahan yang Murah tapi Efektif


Informasi yang saat ini beredar dikalangan pengusaha walet dalam
membangun gedung menggunakan bahan besi sebagai tulangan gedung,
bata (batako) sebagai dinding, styrofoam sebagai penahan panas dan
masih banyak yang lainnya.
Nah, jika ingin menghemat bahan tersebut, Anda bisa menggunakan kayu
ulin (ukuran 8 x 8 cm) sebagai tiang, seng sebagai dinding
luar, aluminium foil sebagai penahan panas yang kemudian pada bagian
dalamnya di lapisi dengan kalsiboard yang dipasang terbalik (bagian
XDSDDZkasar menghadap ke dalam gedung).

Hal tersebut sudah terbukti ampuh menurunkan biaya pembangunan


gedung walet dan tetap memperoleh suhu standar sesuai dengan habitat
asli dari burung walet itu sendiri.

Selain dari styrofoam dan aluminium foil, Anda bisa juga menggunakan
kardus, atap daun atau sesuatu yang sumber bahan bakunya dari alam
untuk meredam panas. Sudah banyak yang membuktikan untuk
penggunaan atap daun ini, namun kelemahnnya adalah tidak tahan dalam
waktu yang cukup lama.

Salah satu teknik dalam pengaplikasian atap daun pada gedung walet
sederhana ditempatkan di luar gedung sebagai dinding luar. Sementara
dinding bagian dalam menggunakan kalsiboard.

Keuntungan teknik ini adalah jika atap daun mengalami pelapukan, maka
dengan mudah Anda melakukan pergantian tanpa mengganggu kloni
walet yang telah berkembang dalam gedung.

Pembuatan kolam

Kolam salah satu bagian yang penting dalam gedung walet karena
bertujuan untuk memperoleh kelembaban. Jika kelembaban memenuhi
standar, maka masalah seperti walet tidak mau menginap karena
kelembaban yang rendah, sarang yang mudah retak, sarang yang tidak
kuat menempel dan mudah lepas dan sebagainya bisa teratasi.

Jika biasanya investor bermodal besar menggunakan kolam beton atau


pengabut dalam ruang walet, Anda bisa mengatasinya dengan pembuatan
kolam dengan bahan dari terpal atau ember.

Sebagai tips yang masih jarang orang mengetahuinya, untuk tingkat


paling atas rumah walet, angin-angin yang sudah terpasang bisa
diberikan pipa yang mengarah langsung ke ember/kolam. Karena angin
yang menghembus pada tingkat paling atas gedung walet cukup kencang,
maka diharapkan hembusan tersebut dapat membuat air dalam ember
mengalami penguapan dengan cepat, sehingga kelembaban yang
diharapkan dapat tercapai.
Dengan penggunaan teknik tersebut, Anda tidak perlu lagi memasang
pengabut pada lantai atas.

Cara lain dalam mengatasi kelembaban yang rendah dalam gedung walet
adalah menggunakan wadah (jerigen yang dibelah atau baki) berisi pasir
yang diberi air. Kemudian meletakkan bata merah di atas
pasir tersebut untuk mempercepat proses penguapan.

Bata merah diletakkan dengan posisi tegak, sebagian besar bata merah
tersebut tidak terkena pasir.

Jumlah per lantai bisa disesuaikan, tergantung dengan kelembaban yang


Anda inginkan. Selanjutnya, Anda akan bertugas memberikan air jika
pasir tersebut sudah mulai mengering (sekitar 4 sampai 5 minggu
kemudian).
Cara ini lebih baik dalam mengontrol kelembaban dalam ruangan secara
konvensional dibanding dengan penggunaan kolam. Selain dari itu,
penggunaan teknik seperti ini juga aman dari pembusukan binatang yang
mati (anakan walet, tikus dan sebagainya) yang jatuh dalam air jika
menggunakan kolam.

Pembuatan ventilasi

Pada umumnya pembuatan ventilasi pada gedung walet menggunakan


pipa 3 in atau 4 in dengan jarak sekitar 1 meter. Namun jika Anda
ingin berhemat, Anda bisa menggunakan sisa kayu dan papan sebagai
ventilasi pada gedung walet sederhana Anda.

Berikut contoh penggunaan ventilasi gedung walet yang penulis comot


dari salah satu group pengusaha walet.
Ukuran ventilasi sesuai dengan gambar adalah 40 cm x 5 cm yang bagian
luarnya diberi kawat ram. Tentunya gambar tersebut tidak mengikat,
tergantung selera dan luas bangunan yang Anda buat.

Material lantai

Menghemat pembangunan gedung walet harus dilihat dari ketahanan


gedung itu sendiri dalam jangka panjang. Ketahan yang penulis maksud
disini ada 2, ketahan dalam bentuk beban dan ketahanan dari pelapukan
bahan yang digunakan.

Mari kita perhatikan konstruksi gedung walet menggunakan kayu sebagai


tiang dan sirip. Dengan suai (kayu melintang untuk memperkuat sudut
rumah walet kecil), akan memperkuat gedung berdiri dengan kokoh.

Nah, kalau kita memperhatikan sirip yang terpasang vertikal dengan jarak
30sampai 40 cm, apakah tidak kuat menopang beban dari atas? Apalagi
Anda menambahkan penopang dari bawah per 2 meter, pastinya akan
semakin kuat.

Dengan kekuatan tersebut, lantai bisa menggunakan kalsiboard dengan


ketebalan minimal 6 mm. Kemudian di lapisi dengan luluhan (campuran)
semen tanpa batu krikil dengan ketebalan 2 sampai 3 cm.

Menurut salah satu peternak walet yang juga memiliki profesi


sebagai kontraktor,pengaplikasian kalsiboard dengan ketebalan tersebut
sudah mumpuni untuk menopang beban dari atas.

Apalagi setelah gedung beroperasi, yang naik atau yang masuk dalam
gedung tersebut hanya 1 atau 2 orang. Jadi, penggunaan kalsiboard
sebagai lantai masih aman dalam jangka waktu yang panjang, baik
ketahanan beban maupun ketahanan terhadap pelapukan.

Anda mungkin juga menyukai