Makna Konfusius Dalam Etika Hidup Sebagai Manusia

Ajaran Konfusius adalah arah menuju sifat-sifat ideal manusia sebagai individu maupun
dalam masyarakat, dimana kita sebagai manusia itu diajarkan untuk mementingkan akhlak yang baik
dan mulia. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajarkan manusia bagaimana
caranya untuk bertingkah laku yang baik. Konfusius itu sendiri mengajarkan kita etika hidup sebagai
manusia yang mempunyai kebenaran, cintakasih, kesusilaan, bijaksana, layak dipercaya, setia, takdir,
manusia budiman, hubungan tata krama, dan norma kesopanan. Hal-hal tersebut mengajarkan dan
membuat manusia memiliki keseimbangan dan akhlak yang baik.

Ajaran Konfusius mengajarkan bahwa dalam hidup individu atau kelompok, harus ada
ketulusan dan keharmonisan dalam hidup bersama. Baik dengan diri sendiri, dengan orang tua ,
antara saudara saudaranya juga antara orang lain. Konfusius juga membahas bagaimana seorang
individu mempengaruhi suatu keluarga. Karena individu sendiri adalah fondasi dasar untuk
memperkuat suatu keluarga. Jadi untuk memiliki masyarakat yang kokoh dan kuat , harus memiliki
individu yang berjiwa bersih dan kuat juga. Dimana individu ini harus memiliki etika dan moral yang
bisa dijaga di dalam situasi yang umum. Dengan begitu terjalinlah suatu hubungan yang baik antara
individu dan kkeluarganya. Hubungan jalinan baik individu dan keluarganya juga mempengaruhi
masyarakat luas dalam bertingkah laku.

Dalam etika hidup manusia mengajarkan salah atau benarnya setiap tindakan manusia dan
hal tersebut disadari oleh manusia itu sendiri, serta setiap tindakan yang diperbuat dapat
dipertanggung jawabkan dengan rasional. Makna konfusius dalam etika hidup manusia untuk
meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Menurut Konfusius, orang yang berbudi mesti
memiliki dan selalu mengamalkan 8 sikap yang mulia, yaitu :

Cinta Kasih, Ren ()

Takdir, Tian Ming ()
Setia, Zhong ()
Dapat dipercayai, Xin ( )
Kebijaksanaan, Zhi ()
Kesusilaan, Li ( )
Kebenaran/keadilan/kebaikan/kewajiban, Yi ()
Manusia budiman, Junzi ()