Anda di halaman 1dari 3

Kenakalan remaja dalam perspektif 

islam

1. A. Latar Belakang Permasalahan

Ditinjau secara mendasar, etika Islam berbeda dengan teori-teori etika menurut beberapa aliran filsafat seperti :
Dari itulah perlunya diteliti dan dipelajari hal-hal yang menyangkut kenakalan remaja ini dalam pandangan Islam.

1. B. Ruang Lingkup Masalah

Adapun ruang lingkup masalah dalam makalah yang berjudul “Kenakalan Remaja Dalam Perspektif Etika Islam”,
yaitu :

1. Bagaimana menurut pandangan para filsafat tentang kenakalan remaja dini?


2. Bagaimana seharusnya etika Islam yang dianjurkan kepada remaja sekarang yang tercantum didalam
Al Qur’an dan Hadits?
3. Bagaimana seharusnya kita bertingkah laku dalam sesama Islam agar terjadinya hubungan yang baik?

1. C. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang penulis pakai dalam menyelesaikan makalah ini yaitu Library Researse.

1. D. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini ialah :

1. Menjelaskan bagaimana seharusnya berprilaku baik terhadap masyarakat dan lingkungan


2. Menjelaskan bagaimana cara menjalin hubungan yang harmonis terhadap keluarga dan sesama
manusia
3. Menjelaskan baik buruknya etika remaja Islam dalam kehidupan dan pengaruhnya dalam masyarakat

BAB II
KENAKALAN REMAJA DALAM PERSPEKTIF ETIKA ISLAM

1. A. Nilai-nilai Luhur Di Dalam Etika Islam

Ditinjau secara mendasar, etika Islam berbeda dengan teori-teori etika menurut beberapa aliran filsafat seperti
hedonisme, idealisme, naturalisme, perfektionisme, theologisme, utilitarisme dan vitalisme. Perbedaan yang
menyolok antara etika Islam dengan teori-teori etika dalam berbagai aliran filsafat terdapat dalam menentukan
konsep nilai yang paling fundamental, yakni kebaikan.
Hedonisme adalah doktrin etis yang memandang kesenangan sebagai kebaikan yang paling utama dan
kewajiban seseorang ialah mencari kesenangan sebagai tujuan hidupnya. Menurut hedonisme yang dipandang
sebagai perbuatan baik adalah perbuatan-perbuatan yang mendatangkan kelezatan atau rasa nikmat.
Aliran etika yang di sokong oleh Plato, Platinus, Hegel, Berkeley, Leibniz, Fichte, dan Schelling adalah doktrin
etis yang memandang bahwa cita-cita adalah sasaran yang harus dikejar dalam tindakan. Paham ini disebut
idealisme, menurut Dr. H. Hamzah Ya’qub. Tokoh utama aliran idealisme ialah Imanuel Kant (1725-1804).
Pokok-pokok pandangannya sebagai berikut :

1. Wujud yang paling dalam hal kenyataan (hakikat) ialah kerohanian.


2. Faktor yang paling penting mempengaruhi manusia ialah “Kemauan” yang melahirkan tindakan yang
konkrit
3. Dari kemauan yang baik itulah dihubugngkan dengan suatu hal yang menyempurnakannya yaitu “Rasa
Kewajiban”.

Paham yang didukung oleh Prodicus, Galileo, Grobius, Dons Scatus, Hobbes dan Voltaire adalah naturalisme.
Paham ini menilai baik dan tidak baiknya perbuatan seseorang dilihat dari adanya kesesuaian dengan naluri
manusia.
Ajaran etika yang berpedoman bahwa kebaikan dari suatu perbuatan dapat dilihat pada sumbangannya untuk
kebahagiaan hidup manusia. Paham ini disebut utilitarisme.
Menurut vitalisme yang dinilai baik adalah orang kuat yang mampu melaksanakan keinginannya agar dia ditaati
oleh orang lain.
Dua tokoh filsof yunani (plato dan aristoteles) bersepakat dalam I (satu) aliran, yakni Perfektionisme yang
menetapkan kebaikan dalam kaitan dengan pengembangan berbagai kemampuan manusia. Dalam etika Islam,
ukuran kebaikan dan ketidak-baikan bersifat mutlak, jadi pedomannya adalah Al Qur’an dan Hadits Nabi
Muhammas saw. Di pandang dari segi ajaran yang mendasari, etika Islam tergolong etika Theologis.
Nilai-nilai luhur yang tercakup dalam etika islam, sebagai sifat terpuji (mahmudah) antara lain: berlaku jujur (al-
amanah), berbuat baik kepada kedua orang tua (birul walidaini), memelihara kesucian diri (al-iffah), kasih sayang
(al-rahmah),al-barr, berlaku hemat (al-ightishad) menerima apa adanya dan sederhana (qona’ah dan zuhud),
perlakuan baik (ihsan), kebenaran (shidiq), pemaaf (afw), keadilan (‘adl), keberanian (syaja’ah), malu (haya’),
kesabaran (shabr), berterima kasih (syukur), penyantun (hilm), rasa sepenanggungan (muwasat), kuat
(kuwwah).

1. B. Kenakalan Remaja Dalam Sorotan Islam

Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW, telah memberi petunjuk tentang hal-hal yang dihruskan sebagai perbuatan
terpuji dan hal-hal yang harus ditinggalkan sebagai perbuatan tercela. Diantara perbuatan terpuji seperti: tolong-
menolong dalam kebaikan, menjaga kesucian diri termasuk kehormatan, menepati janji, adil, shidiq, bersifat
ramah dan pemaaf. Diantara perbuatan tercela seperti: judi, zina, mencuri, merampok, menganiaya, membunuh
dan perbuatan-perbuatan yang lain yang merugikan orang seperti: merusak lingkungan (tumbuh-tumbuhan,
hewan dan bangunan).

1. Perbuatan zina

Menurut pengertian umum, perbuatan zina adalah hubungan-hubungan seksual yang tidak sah. Islam melarang
segala bentuk hubungan-hubungan seksual diluar pernikahan, dan menetapkan hukuman yang besar terhadap
pelanggaran hukum yang telah ditentukan.

1. Perbuatan kekerasan

Sering kita dengar atau dijumpai salah satunya anak-anak remaja melakukan perbuatan kekerasan seperti
penganiayaan dan pembunuhan. Pada hakikatnya perbuatan tersebut melanggar nilai-nilai yang terpuji, kasih
sayang, perlakuan baik dan penyantun.

1. Anak durhaka

Dalam hal ini Umar Hasyim berpendapat: anak durhaka ialah anak yang durhaka kepada orang tuanya. Durhaka
karna tidak mau berbakti / berbuat ihsan kepada kepada kedua orang tuanya. Karna menentang tidak mau
menurut perintah kedua orang tuanya dalam hal kebaikan.

1. Khomar dan masalah Narkotika


1. Khomar

Termasuk salah satu minuman haram dan tercela dalam agama islam untuk diminum. Penilaian cela tersebut
didasarkan kepada bahaya buruknya yang diakibatkan bagi fisik dan mental

1. Narkotika

Dibidang kesehatan dikenal zat yang besar manfaatnya untuk pengobatan, teristimewa untuk pembiusan,
menghilangkan rasa sakit yang digunakan oleh kedokteran rumah sakit yang ahli dalam menghitung takarannya
bagi pemakai, tapi sangat besar dampak negatifnya bagi pemakainya yang sangat berlebihan.

1. Gelandangan

Pada dasarnya gelandangan ialah mereka yang tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Disamping itu mereka
juga termasuk kelompok yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan layak menurut ukuran masyarakat pada
umumnya juga mereka termasuk orang-orang yang tidak menetap, kotor, sebagian besar tidak mengenali nilai-
nilai keluhuran budi.

1. C. Dampak Horizontal Dalam Harmonisasi Hubungan Manusia

Sejarah islam telah memberi petunjuk bahwa Nabi SAW berhasil mewujudkan suatu kehidupan sosial yang
sehat, sejalan tuntunan Al-Qur’an. Nabi Muhammad SAW berhasil membentuk masyarakat islam yang dapat
hidup harmonis dengan orang-orang diluar islam, mereka saling menghormati, saling tolong-menolong,
menghargai, tenggang rasa dan membina solidaritas yang kokoh tanpa membeda-bedakan ras dan anutan
agama.
Salah sati prinsip yang harus disadari agar setiap orang dapat menyelenggarakan hubungan kemanusiaan
disadari tersebut adalah kehormatan manusia. Menurut H. Ahmad Azhar Basyir M.A ialah: Pergaulan antara
manusia harus selalu memperhatikan nilai kehormatan manusia. Manusia berkerhormatan berarti manusia
berharga diri. Manusia yang mudah tersinggung harga dirinya jika menghadapi perlakuan yang tidak sesuai
dengan nilai kehormatannya.
Nash-nash agama telah menjelaskan bahwa perbuatan-perbuatan zalim, takabur, bersikap kasar, riba, tipu daya,
merampas merupakan perbuatan-perbuatan salah menurut pandangan agama, masyarakat susila dan hukum.
Perbuatan-perbuatan salah tersebut dalam kenyataannya sering dilakukan oleh anak-anak remaja.
Diantara tujuan-tujuan utama yang ingin dicapai oleh metode islam dalam jaminan sosial adalah menghilangkan
kemiskinan dan kekurangan, menjaga kehormatan manusia, mengeratkan silaturahim, kasih sayang, setia
kawan, kecintaan, rasa senasib dan diantara anggota-anggota dan kelompok-kelompok dalam masyarakat agar
terlaksana pada akhirnya masyarakat Islam yang mulia yang menghubungkan sillaturrahim dan mengikat tali
kasih sayang, setia kawan dan tolong-menolong anggota-anggotanya atas kebaikan diantara mereka untuk
memperbaiki keadaan mereka dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP

1. A. Kesimpulan

 Nilai-nilai luhur didalam etika Islam ialah :

Bersifat terpuji (mahmudah) antara lain berlaku jujur (al amanah), berbuat baik kepada orang tua (birrul
waalidaini), memelihara kesucian diri, kasih sayang, al barr, berlaku hemat (al iqtishad), memelihara apa adanya
dan sederhana (qana’ah dan zuhud) dan lain-lain.

 Kenakalan remaja dalam sorotan etika Islam

Perbuatan tercela yang telah digariskan sering dilakukan dan perbuatan baik yang telah dituntunkan kadang-
kadang ditinggalkan. Perbuatan melanggar terhadap kaidah-kaidah tersebut baik yang bersumber kepada Al
Qur’an maupun hadits Nabi saw bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa, akan tetapi anak-anak remaja pun
berperan didalamnya

 Dampak horizontal dalam harmonisasi hubungan kemanusiaan

Dari sini kita memperoleh pedoman bahwa dalam melaksanakan hidup bermasyarakat masing-masing anggota
harus selalu menjaga kehormatan saudaranya. Setiap orang menginginkan agar kepadanya dilakukan secara
manusiawi. Tuntutan agar orang lain bertindak manusiawi terhadap dirinya, hendaknya dapat diterapkan juga
dalam perlakuannya kepada orang lain.

1. B. Saran

Semoga dengan selesainya makalah ini dapat menjadi pedoman dan menambah wawasan ilmu pengetahuan
bagi kita semua. Saya menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan, maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

 Drs. Sudarsono, S.H. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. PT. Rineka Cipta. Jakarta ; 1999.

Iklan

Anda mungkin juga menyukai