Untuk itu perlu ditanamkan sikap jujur, saling menghargai, bertoleransi dalam diri
setiap mahassiswa, karena sikap ini mempunyai dampak luas bagi kehidupan orang lain
dalam masyarakat dan negara.
A. Budi Pekerti dalam Ajaran Islam
1. Pengertian Budi Pekerti dalam Islam
Dalam ajaran Islam budi pekerti disitilahkan dengan akhlak. Kata akhlak berasal
dari bahasa Arab, yaitu akhlaaq merupakan bentuk jamak dari kata khuluuq atau khulq,
yang berarti 1) tabiat, budi pekerti, 2) kebiasaan atau adat, 3) keperwiraan, kesatriaan,
kejantanan, 4) agama, dan 5) kemarahan (al-ghadhab).1
Secara terminologis Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai ilmu yang
menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian
manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam
perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Senada dengan pengertian di atas, Muhammad Daud Ali mendefinisikan akhlak dalam
kalimat yang lebih ringkas, yaitu ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk,
antara yang terbaik dan tercela tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.2
Sementara Imam al-Ghazali mendefinisikan akhlak bukan sebagai disiplin ilmu,
tetapi sebagai character atau personality, yaitu: suatu keadaan yang melekat pada jiwa
manusia yang daripadanya lahir perbuatanperbuatan dengan mudah, tanpa proses
pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatanperbuatan baik dan terpuji sesuai dengan akal dan syara (hukum Islam), disebut akhlak
yang baik/terpuji (al-akhlaaq al-hasanah/al-mahmuudah). Sedangkan jika perbuatanperbuatan yang timbul tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk (al-akhlaaq alsayyiah/al-madzmumah).
Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat dalam jiwa, maka suatu
perbuatan baru disebut akhlak kalau memenuhi beberapa syarat, yaitu: 1) Perbuatan
tersebut dilakukan berulangulang. Kalau satu perbuatan hanya dilakukan sesekali saja,
maka tidak dapat disebut akhlak, Misalnya, pada suatu saat, orang yang jarang berderma
1
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, Jil. ke-3, Cet. ke3, h. 102.
2
NN, Modul Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bina Sarana Informatika, 2005, h. 46.
tiba-tiba memberikan uang kepada orang lain karena alasan tertentu. Dengan demikian
tindakan tersebut tidak dapat disebut murah hati atau berakhlak dermawan, karena hal itu
tidak melekat dalam jiwanya. Perbuatan tersebut timbul dengan mudah tanpa dipikirkan
atau diteliti lebih dahulu sehingga ia benar-benar merupakan suatu kebiasaan. Jika
perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah dipikirkan atau dipertmbangkan secara
matang, tidak disebut akhlak.
Dari penjelasan tersebut di atas, akhlak secara terminology memiliki dua
pengertian, yaitu: 1) sebagai sebuah disiplin ilmu, ilmu tentang baik dan buruk (Ahmad
min dan Muhammad Daud Ali) dan 2) sebagai character yang melekat dalam diri dan
menjadi identitas seseorang (al-Ghazali).
2. Kedudukan Akhlak dalam Islam
Akhlak menempati posisi penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran
agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang
disebut akhlaaq al-kariimah. Penjelasan ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh
Nabi Muhammad s.a.w., antara lain.
Sesungguhnya saya diutus hanyalah untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia. (HR Ahmad, Baihaqi, dan Malik).
Mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling
baik akhlaknya. (HR Tirmidzi).
Orang yang paling baik keislamannya ialah orang yang paling baik
akhlaknya. (HR Ahmad).
"Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik adalah sesuatu yang
paling banyak membawa manusia ke dalam surga. (HR Tirmidzi).
Tidak ada sesuatu yang lebih berat dari timbangan orang mumin
pada hari kiamat daripada akhlak yang baik. (HR Tirmidzi).
3. Jenis-jenis Akhlak Islam
a. Ikhlas dalam melakukan segala amal perbuatan semata-mata karena Allah SWT.
b. Syaja'ah, yaitu berani dalam segala hal yang positif, baik mengatakan atau membela
kebenaran serta dalam menghadapi tantangan dan ancaman.
terjadi di karenakan, kehendak Yang Maha Kuasa, jadi kita tidak dapat berbuat apa-apa.
Yang patut kita lakukan hanyalah berdoa..
Pada umumnya agama protestan tidak jauh berbeda dengan agama khatolik yaitu
saling tolong - menolong antara umat beragama sehingga akan tercipta suatu suasana
yang harmonis antar umat beragama dengan tidak menyangkutkan masalah keyakinan.
Saling tenggang rasa antara umat beragama ketika umat lain sedang melakukan kegiatan
keagamaan. Selain itu, dalam melakukan interaksi dengan lingkungan, mereka sangat
memperhatikan kebersihan lingkungan, menjaga semua yang ada dibumi sebagai bentuk
rasa syukur kepada tuhan.
2. Akhlak
a. Kesucian Allah dan Kelemahan Manusia; Kesucian Allah : Allah adalah Maha Suci,
sehingga tidak dapat mengunjungi kita muka dengan muka, karena dosa-dosa kita.
Namun Allah mengasihi kita dapat memberi firman kepada kita, supaya kita
mengenal Allah. Tuhan itu Kudus atau suci dapat kita ketahui misalnya dari peristiwa
pemanggilan Yesaya sebagai Nabi Tuhan. Dalam Yesaya 6: 3 disebutkan, para
Serafim berseru kepada yang lain. "Kudus, kudus, kuduslah Tuuhan semesta alam".
Karena Tuhan itu kudus maka ummatnya harus merupakan umat yang kudus pula.
Dalam I Petrus 1 : 16 dan Imamat 11 : 44 disebutkan : " Hendaklah kamu kudus
karena Aku kudus. Sebab Akulah Kudus Allahmu, maka haruslah kamu kudus dan
janganlah menyiksa diri. Kelemahan manusia karena sepasang manusia pertama yaitu
Adam dan Hawa jatuh ke dalam situasi dosa karena mereka melanggar perintah
Tuhan. Sebenarnya hal ini menunjukkan kesombongan manusia sebagai ciptaan Alla
mamu menyamai Tuhan Sang Pencipta. Disamping itu memang ada godaan dari iblis
yanhg menyerupai ular sebagi alatnya. Karena dosa sepasang manusia yang pertama
maka sebagai anak cucu Adam dan Hawa akan menanggung dosa.
b. Jangan Berdusta; Dusta dilarang oleh Tuhan Allah sebab : 1) Dusta merugikan diri
sendiri maupun orang lain. Hal ini jelas dalam peristiwa Abraham menipu Raja
Firaun, Yakub menipu Ishak, peristiwa Anas dan Safira. 2) Dusta merupakan
perbuatan yang bersumber dari kuasa iblis (Yohanes 8 : 44). Dan orang yang berdusta
tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Tuhan, tetapi akan menerima hukuman
Tuhan (Mazmur 5: 7, 15: 1-3).
c. Iman; Iman adalah perasaan sikap hati yang mau menerima atau mengiakan sesuatu.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat. Kata iman berasal dari kata "he emin" dalam bahasa
Ibrani yang artinya mengamini.
d. Sopan Santun; Sopan santun adalah sikap atau tingkah laku dari manusia yang dapat
diwujudkan dalam bentuk bahasa, sikap dan tingkah laku terhadap orang lain. Sopan
santun terhadap orang lain diwujudkan :
-
e. Kekeluargaan; Ada dua macam pengertian keluarga sebagai suatu persekutuan, yang
pertama lingkup yang kecil, keluarga sebagi persekutuan yang dibentuk oleh suamiistri ditambah yang ditambah dengan anak ( nuclear family). Yang kedua keluarga
sebagai persekutuan yang terdiri dari jumlah keluarga yang terikat dalam pertalian
darah, dalam garis vertical (kakek. Nenek, paman, bibi, cucu dsb ) maupun garis
horizontal (kakak ipar, ipar, keponakn dan sebagainya). Yang kedua ini disebut
keluarga besar (extended family).
f.
seperti perumpamaan anak yang hilang kembali kepada orang Bapaknya yang penuh
kasih (Lukas 15 : 7).
g. Kebaikan; Kebaikan Allah telah menyellluruh pada manusia untuk berbuat adil dan
tingkah yang baik kepada orang lain dan memberi hasil kebaikan untuk membantu
orang lain. Kita harus berbakti, tidak boleh menyembah berhala, cintailah diri sendiri
dari pada yang lain. Berbuat baik budi anda kepada orang lain seperti berbuat baik
kepada dirinya dengan sesame umat menunjukkan sifat kasih sayang.
h. Cinta Kasih; Cinta kasih adalah salah satu perbuatan manusia. Semangat membela
kasih saying baik laki-laki dan perempuan atau saling mengasihi sesame umat secara
alami yang terdapat dalam setiap individu baik bangsa maupun agama. Cinta kasih
kalau ditingkatkan dalam budi pekerti yang luhur, jika kita kenal dalam waktu dan
tempat yang diperhatikan rasa kesetiakawanan, keadilan dan kejujuran. Allah sumber
segala cinta kasih, Engkau telah mengutus Putra-Mu agar kasih-Mu menjadi nyata
dalam hidup dan semakin dikenal oleh orang."Barang siapa yang tidak mengaasihi, ia
tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih". Semoga Roh Kudus telah
mencerahkan hati yang dengki, iri hati dan dendam pada Allah, dengan hidup dalam
kasih Tuhan memberi penampilan tingkah laku dalam cinta kasih yang berhubungan
dengan budi pekerti luhur dan bijaksana (markus 12: 30-31).
i.
Berpuasa; Puasa adalah ungkapan tobat dan sekaligus merupakan ulah doa yang
hangat. Puasa bagi umat katholik ada dua yaitu : Jumat Agung dan Rabu Abu,
puasanya selama 40 hari. Bagi umat kristiani disarankan untuk puasa dan pantang
pada hari jumat yang sebagai ungkapan tobat dan laku tapa. Puasa ini bermanfaat
untuk membangun semangat pengertian pengendalian diri dan menumbuhkan
semangat setia kawan dengan sesame yang berkekurangan.
j.
Suara Hati; Suara hati adalah salah satu perkataan manusia yang bias dikembangkan
dalam budi luhur (Firman Allah). Menunjukkan tingkah laku bagi orang Kristen
karena Allah yang menyelamatkan manusia. Tuhan adalah Bapak kita berarti percaya
kepada Allah bapak yang menyelamakan manusia.
k. Keberanian; Keberanian ini merupakan tingkah laku pada dirinya sendiri untuk
berbuat baik dan benar. Dapat dilihat dalam penampilan sifat pemberani pada saat
pada saat tejadi dimana tempat dan tepat yang mendorong keberanian dan kebaikan.
l.
Kesabaran; Kesabaran bagi ummat kristiani mempunyai sifat yang tidak hentihentinya untuk menghadapi percobaan yang sedang dihadapi dirinya sendiri baik
dalam menghadapi kesusahan, kesulitan penderitaan dan musibah. Manusia asalnya
dari debu, kembali lagi manusia menjadi debu. Karena Allah yang mempunyai-Nya.
m. Mendoakan bagi orang yang sakit; Kita sebagai umat kristiani menyadari bahwa
betapa mahalnya kesehatan yang kit miliki. Bagi mereka yang sedang sakit sebaiknya
perlu dikunjungi dan didoakan agar lekas sembuh. Karena hidup di dalam masyarakat
perlu saling tolong menolong, saling membantu, sebagai gambar Allah.
C. Budi Pekerti dalam Ajaran Hindu
Agama Hindu berdasarkan kepada kitab Veda yang mengandungi dasar-dasar
ketuhanan dan prinsip - prinsip etika yang wajib dipegang teguh oleh pengikutnya.
Prinsip tersebut ialah sifat patuh dan disiplin dalam melaksanakan upacara keagamaan.
Tanda-tanda kebaikan dalam agama Hindu ialah kemerdekaan, kesihatan, kekayaan dan
kebahagiaan. Tanda-tanda kejahatan pula ialah perhambaan, sakit, fakir dan kecelakaan.
Prinsip etika Hindu ialah peraturan agama itu dipandang sebagai sumber segala
kemuliaan akhlak manusia. Etika dalam agama Hindu bergantung kepada prinsip
Brahma yang menjadi dasar kepada norma yang teratur dan bermatlamat. Ia bermaksud
keadilan, kebaikan, kesucian, benar, sederhana dan suci. Brahma ini menjadi kode etika
yang merangkumi semua aspek kehidupan manusia. Brahma merupakan salah satu
matlamat hidup yang mesti diikuti berdasarkan kelas dan status seseorang.
Kesadaran akan adanya baik dan buruk itu di sebut kesadaran etis. Tetapi apa yang
baik itu tidak selalu benar dan apa yang buruk itu tidak selalu salah. Untuk mementukan
manakah perbuatan yang benar dan perbuatan yang salah, agama Hindu mengajarkan
agar manusia berpedoman pada Tri Pramana (tiga ukuran):
1. Desa Kala Patra
Desa artinya tempat, kala artinya waktu. dan patra artinya keadaan. Apa yang
benar pada suatu waktu belum tentu benar pula pada waktu yang lain. Apa yang benarbenar pada suatu tempat atau keadaan dapat berubah menjadi salah pada tempat dan atau
keadaan yang lain, seperti :
a. Menyanyi untuk hiburan adalah benar, tetapi menyanyi di samping orang-orang yang
sedang sakit tentu akan di usir karena perbuatan itu adalah salah.
b. Menghidangkan minuman es pada waktu malam yang dingin akan di terima orang
dengan enggan, tapi bila dihidangkan waktu panas terik akan di sambut dengan
gembira. Karena setiap akan bertindak/bertingkahlaku patutlah tindakan itu di
sesuaikan dengan desa, kala, dan patra.
pramana
adalah
memperoleh
kebenaran
atas
dasar
pertimbangan-
f.
g.
h.
Perbuatan yang benar; Perbuatan yang benar juga bersumber pada pikiran yang
positif, demikian pula halnya dengan perbuatan yang jahat bersumber pada pikiran
yang negatif. Yang dimaksud dengan perbuatan yg benar adalah: tidak membunuh,
tidak mencuri dan tidak berzinah.
3. Mata Pencaharian yang benar; Mata pencaharian sangat penting artinya didalam
kehidupan ini dan alangkah menyedihkan, bilamana ada orang yang tidak mempunyai
mata pencaharian. Tetapi kita harus berusaha untuk memiliki mata pencaharian yang
benar. Mata pencaharian yang tidak benar adalah menjual minuman keras, menjual
racun, menjual senjata untuk perang, menjual budak dan segala benda yang
menyebabkan ketagihan seperti : ganja, morfin, narkoba dan lain-lainnya.
c. Samadhi (Meditasi)
Meditasi kami tidak babarkan. Jadi mata pencaharian yang benar adalah hidup dari
mata pencaharian yang benar, dengan menghindari hidup dari mata pencaharian yang
tidak halal, yang menyebabkan orang lain menderita. Misalnya menjual narkoba adalah
merupakan kejahatan, karena narkoba yang diperjualbelikan ini akan merusak moral
masyarakat terutama kalangan remajanya.
Melalui meditasi dan cinta kasih Metta dan Karuna dapat membawa umat Budha
dalam kehidupan nyata. Dalam pandangan hidup agama Budha dapat dikatakan bahwa
keberadaan moral merupakan hal penting dalam hidup. Dan perjuangan moral sesuai
dengan ajaran Budha mengandung sifatnya yang rasional dan filosofis, dari dasar moral
ajaran Budhisme, Yang demikian diletakkan disiplin moral dan manifestasi moral sebagai
sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia.
Unsur dalam disiplin moral Budha yang meliputi Panna, Sila dan Samadhi
menyangkut ajaran- jaran yang mengatur hubungan antara individu, keluarga,
masyarakat, seperti Vinaya Pitaka (untuk Bhikkhu) dan Gihi Pitaka (untuk umat awam).
Dengan ajaran ini Bhikhu harus menganut dasa silanya (10 larangan) sedangkan umat
awam melalui latihan kesusilaan yang disebut Pancasila Buddhis (5 larangan) yang
isinya:
1. Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup.
2. Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak melakukan pencurian atau mengambil
barang yang bukan haknya.
3. Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan zinah
4. Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak berdusta, berbohong, berkata kasar dan
omong kosong.
5.
Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak memakan dan meminum zat - zat atau
jenis - jenis barang yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.