Anda di halaman 1dari 16

Pengertian Stakeholder [Teori Analisis dan

Contoh]
By Sandy MakrufPosted on

Tahukah Kamu ?
Pengertian stakeholder | Tanpa disadari, kita adalah bagian dari stakeholder perusahaan yang
ada di sekeliling kita. Baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang dan perusahaan
manufaktur. Jadi apa itu stakeholder? apa contoh stakeholder? bagaimana macam-macam
stakeholder? Berikut penjelasan dari Akuntansilengkap.com kali ini. Selamat membaca.

Pengertian Stakeholder Menurut Para Ahli


Menurut Freeman, Stakeholders adalah suatu kelompok ataupun individu yang saling
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut Wibisono (2007), stakeholder diartikan sebagai suatu pihak maupun kelompok yang
berkepentingan secara langsung / tidak langsung bisa mempengaruhi atau dipengaruhi atas
aktivitas dan eksistensi perusahaan.

Jadi, apa itu stakeholders? Stakeholders secara umum diartikan sebagai sekelompok manusia
atau komunitas yang terdiri dari masyarakat yang memiliki hubungan dan kepentingan dengan
perusahaan baik secara menyeluruh atau parsial.

Dari berbagai definisi tersebut bisa kita pahami bahwa stakeholders sangat berpengaruhterhadap
pencapaian tujuan perusahaan atau dengan kata lain bisa mempengaruhi kelangsungan hidup
(going corncern) perusahaan.

Baca juga:

1. Pengertian Badan Hukum Serta Bentuk-Bentuk Dan Tanggung Jawabnya


2. Apa Itu Firma ? Cara Mendirikan Firma, Dasar Hukum Dan Ciri-Cirinya

Teori Stakeholders
Stakeholder theory bahkan mengatakan bahwa suatu perusahaan dapat sukses atau hidup
matinya sangat bergantung kepada kemampuannya menyeimbangkan berbagai macam
kepentingan dari para pemangku kepentingan (stakeholders). Andreas Lako.

Teori stakeholder yang dikatakan oleh Indrawati mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan
sangat ditentukan oleh para stakholder. Dengan kata lain, pengungkapan sosial harus dianggap
sebagai wujud dialog antara manajemen dengan stakeholder. (Baca juga: fungsi manajemen
sumber daya manusia )

Teori Legitimasi
Menurut Lindbolm (penggagas teori legitimasi), legitimasi adalah sebuah kondisi yang
menggambarkan sistem nilai pada sebuah entitas adalah sama dengan sistem nilai dari sistem
sosial masyarakat yang mana suatu entitas menjadi bagian dari masyarakat.

Menurut Andreas Lako , Perusahaan dan komunitas di sekitarnya seharusnya memiliki relasi sosial
yang erat dikarenakan keduanya terikat pada suatu social contact sesuai perspektif teori legitimasi.
(Baca juga: teori pertumbuhan ekonomi klasik dan non klasik )

Bahkan dalam teori legitimasi, secara khusus mengakui bahwa suatu bisnis perusahaan dibatasi
oleh kontrak sosial yang mengharuskan perusahaan untuk menunjukkan atau melaksanakan
aktivitas sosial perusahaan kepada masyarakat supaya kelangsungan hidup perusahaan akan
terjamin dikarenakan perusahaan akan memperoleh penerimaan masyarakat.

Baca juga:

1. Pengertian Badan Usaha, Jenis-Jenis, Fungsi dan Bentuknya


2. Pengertian Perusahaan Umum, Persero Serta Ciri-Ciri, Tujuan Dan Contohnya

Contoh Stakeholders Bersama Ruang Lingkupnya


Menurut Henriques, contoh dari stakeholders bisa dikelompokkan menjadi beberapa ruang lingkup
diantaranya:

1. Pemerintah (Governmental)
Pemerintah dan peraturan yang dikeluarkan menjadi aspek terpenting yang juga harus mendapat
perhatian dari perusahaan.

2. Kelompok masyarakat (Community)


Kelompok masyarakat sebagai elemen konsumen yang akan mengkonsumsi hasil produksi dari
perusahaan harus pula diperhatikan.

3. Organisasi Lingkungan (Environmental Organization)


Di era yang sudah maju ini, organisasi lingkungan sangat dibutuhkan sebagai kekuatan kontrol
sosial yang berfungsi mengawasi aktifitas perusahaan. Organisasi lingkungan ini secara umum
berorientasi dalam menghindari eksplotasi yang berlebihan terhadap lingkungan hidup oleh
perusahaan demi keuntungan perusahaan semata. (Baca juga: tugas-tugas marketing )

4. Media massa (Mass Media)


Dewasa ini media masa sangat berperan dalam membentuk opini masyarakat terhadao aktivitas
perusahaan. Media dapat digunakan perusahaan sebagai alat publikasi dan sosialisasi untuk
membangun kepercayaan (image) publik tentang aktivitas sosial yang dijalankan.

Dalam contoh yang lain, Kasali membagi stakeholders kedalam beberapa kelompok berikut ini:

1. Stakeholders Internal dan Stakeholders Eksternal.


Pengertian Stakeholders internal adalah stakeholder yang berada dalam lingkungan organisasi
perusahaan. Contohnya: pemegang saham, manajer dan karyawan. Sedangkan pengertian
stakeholder ekternal adalah stakeholder yang berada diluar
organisasi/entitas/perusahaan. Contohnya: pemerintah, media massa (pers), masyarakat,
konsumen atau pelanggan, kelompok social responsible investor, penyalur dan pemasok, licensing
partner dan yang lainnya. (Baca juga: 10 strategi pemasaran produk )

2. Stakeholders Primer, Sekunder dan Marjinal.


Stakeholder memiliki tingkatan primer, skunder dan marjinal. Jadi perusahaan tidak perlu
memperhatikan seluruh elemen stakholder. Skala prioritas harus disusun oleh perusahaan.
Stakeholder primer bisa dikatakan sebagai stakeholder yang terpenting, urutan yang kedua adalah
stakeholder sekunder dan yang terakhir adalah stakeholder marjinal. Urutan ini bisa berbeda bagi
setiap perusahaan dan bisa berubah dari waktu kewaktu.

3. Stakeholders Tradisional dan Stakeholders Masa Depan.


Siapakah Stakeholder tradisional itu ? karyawan dan konsumen yang sudah berhubungan dengan
organisasi adalah sebagai stakeholder tradisional. Lalu, siapakah Stakeholder masa depan ?
mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial dan lainnya yang diperkirakan dapat memberikan
pengaruh positif terhadap organisasi.

4. Proponents, Opponents, dan Uncommitted.


Stakeholder berdasarkan sifatnya bisa dibedakan menjadi 3 yaitu kelompok yang memihak
organisasi (proponents), kelompok yang menentang organisasi (opponents) dan kelompok abai
(uncommitted) atau yang tidak perduli. Mengenali stakeholder berguna untuk menyusun rencana
dan strategi dan melakukan tindakan prodorsional saat menghadapi permasalahan.

5. Silent Majority dan Vokal Minority.


Selanjutnya dilihat dari bentuk dukungannya bisa dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu yang mendukung
atau melakukan pertentangn dengan perusahaan secara vokal (aktif) namun ada juga yang
menyatakan secara silent (pasif).

Itulah tadi pembahasan tentang Pengertian Stakeholder [Teori Analisis dan Contoh]. Semoga tulisan
sederhana ini bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terimakasih banyak atas
kunjungannya. Jangan lupa share ya !

Pengertian stakeholder[sunting | sunting sumber]


Istilah stakeholder sudah sangat fenomenal. Kata ini telah dipakai oleh banyak pihak dan
hubungannnya dengan berbagi ilmu atau konteks, misalnya manajemen bisnis, ilmu komunikasi,
pengelolaan sumberdaya alam, sosiologi, dan lain-lain. Lembaga-lembaga publik telah
menggunakan istilah stakeholder ini secara luas ke dalam proses-proses pengambilan dan
implementasi keputusan. Secara sederhana, stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak,
lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu issu atau suatu rencana. Dalam buku
Cultivating Peace: Conflict and Collaboration in Natural Resources Management, Ramirez
mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakekholder ini. Beberapa defenisi yang penting
dikemukakan seperti Freeman (1984) yang mendefenisikan stakeholder sebagai kelompok atau
individu yang dapat memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
Sedangkan Biset (1998) secara singkat mendefenisikan stekeholder merupakan orang dengan
suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder ini sering diidentifikasi dengan
suatu dasar tertentu sebagimana dikemukakan Freeman (1984), yaitu dari segi kekuatan dan
kepentingan relatif stakeholder terhadap issu, Grimble and Wellard (1996), dari segi posisi penting
dan pengaruh yang dimiliki mereka. Menurut ISO 26000 SR, stakeholder didefenisikan Individu
atau kelompok yang memiliki kepentingan terhadap keputusan serta aktivitas organisasi sedangkan
menurut standard pengelolaan stakeholder AA1000 SES, defenisinya adalah Kelompok yang dapat
mempengaruhi dan/atau terpengaruh oleh aktivitas, produk atau layanan, serta kinerja organisasi.
Pandangan-pandangan di atas menunjukkan bahwa pengenalan stakeholder tidak sekadar
menjawab pertanyaan siapa stekholder suatu issu tetapi juga sifat hubungan stakeholder dengan
issu, sikap, pandangan, dan pengaruh stakeholder itu. Aspek-aspek ini sangat penting dianalisis
untuk mengenal stakeholder.

Kategori Stakeholder[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatu issu stakeholder
dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok ODA (1995) mengelompkkan stakeholder
kedalam yaitu stakeholder primer, sekunder dan stakeholder kunci . Sebagai gambaran
pengelompokan tersebut pada berbagai kebijakan, program, dan proyek pemerintah (publik) dapat
kemukakan kelompok stakeholder seperti berikut :

Stakeholder Utama (primer)[sunting | sunting sumber]


Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung
dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama
dalam proses pengambilan keputusan.

1. Masyarakat dan tokoh masyarakat : Masyarakat yang terkait dengan proyek, yakni
masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak
(kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan mata pencaharian) dari proyek ini. Tokoh
masyarakat : Anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus
dianggap dapat menjadi aspirasi masyarakat
2. Pihak Manajer publik : lembaga/badan publik yang bertanggung jawab dalam pengambilan
dan implementasi suatu keputusan.
Stakeholder Pendukung (sekunder)[sunting | sunting sumber]
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan
secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki kepedulian
(consern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap
masyarakat dan keputusan legal pemerintah.

1. Lembaga(Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab
langsung.
2. Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki kewenangan secara
langsung dalam pengambilan keputusan.
3. Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di bidang yang
bersesuai dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki concern
(termasuk organisasi massa yang terkait).
4. Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam pengambilan
keputusan pemerintah.
5. Pengusaha (Badan usaha) yang terkait.
Stakeholder Kunci[sunting | sunting sumber]
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal dalam hal
pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya,
legisltif, dan instansi. Misalnya, stekholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level
daerah kabupaten.

1. Pemerintah Kabupaten
2. DPR Kabupaten
3. Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan

Stakeholder Analysis (Analisa Pemangku Kepentingan) menurut wikipedia didefinisikan


sebagai proses mengidentifikasi baik perorangan maupun kelompok yang akan
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh suatu tindakan yang akan dilakukan serta
mengelompokkannya sesuai dengan dampak dari tindakan yang akan dilakukan.
Infomasi yang di dapat akan digunakan untuk mengadakan evaluasi sebelum tindakan
dilakukan agar dapat dilakukan usaha-usaha preventif dengan mempertimbangkan
semua pihak yang terlibat. Stakeholder Analysis adalah bagian dari Stakeholder
Management.

Stakeholder atau pemangku kepentingan adalah setiap individu atau organisasi yang
dapat memberikan dampak positif atau pun negatif atau mereka yang terkena dampak
dari apa yang dilakukan oleh perusahaan, institusi atau pemerintah. (organisasi)
Ada tiga penggolongan stakeholder yaitu:
1. Primary Stakeholder (Pemangku Kepentingan Utama): Mereka yang terkena dampak
/ pengaruh terbesar baik positif atau negatif dari tindakan yang dilakukan oleh
organisasi.

2. Secondary Stakeholder (Pemangku Kepentingan Sekunder): Adalah mereka yang


terkena dampak / terpengaruh secara tidak langsung dari tindakan yang dilakukan
oleh organisasi.

3. Key Stakeholder (Pemangku Kepentingan Kunci yang bisa juga merupakan Primary
dan Secondary stakeholders): Adalah mereka yang mrmpunyai pengaruh signifikan di
dalam organisasi.

Stakeholder analysis memiliki tujuan untuk menggalang kerjasama antara stakeholder


dan tim yang terlibat dalam proyek yang pada akhirnya memastikan kesuksesan
proyek yang dilakukan. Stakeholder analysis dilakukan ketika ada kebutuhan untuk
mengklarifikasi konsekuensi akibat perubahan proyek, atau dilakukan di awal proyek.
Ini penting karena menyangkut kualitas akhir dari proyek yang dikerjakan serta bagi
para pemangku kepentingan.

Tahapan Stakeholder Analysis


1. Mengidentifikasi semua stakeholder baik internal mau pun eksternal
(brainstorming). Pada sesi ini dilakukan brainstoirming untuk menentukan siapa saja
yang termasuk stakeholder yang ada baik stakeholder internal maupun eksternal. Jika
terjadi perbedaan, maka tugas kelompoklah untuk menentukan apakah hal itu masuk
ke dalam stakeholder atau tidak. Intinya, yang menentukan adalah kelompok sendiri.
2. Mengidentifikasi kebutuhan stakeholder dan kepentingannya (interest). Setelah
itu, kemudian dilihat seberapa besar kepentingan stakeholder terhadap organisasi.
Apakah low atau high. Demikian juga terhadap power yang dimilikinya. Kelompok
harus menentukan apakah termasuk low atau high.
3. Mengklasifikasikan kepentingan stakeholdernya (menggunakan Stakeholder
Mapping). Setelah itu, dilakukan pemetaan dalam stakeholder mapping. Ada empat
daerah sehubungan dengan hasil yang dilakukan di tahap sebelumnya, yaitu: Monitor
(M), Keep informed (KI), Keep Satidfied (KS) dan Manage Closely (MC). dari hal ini kita
dapat melihat siapa-siapa saja yang harus kita monitor dengan ketat (MC) dan siapa-
siapa saja yang cukup kita monitor saja.
4. Mengidentifikasi area konflik antara: Stakeholder v Stakeholder, Organisasi v
Stakeholder.Kemudian baru dilakukan analisa, siapa saja yang mempunyai area
konflik dengan kita.
5. Memprioritaskan, mensinkronkan, menyeimbangkan stakeholder. Jika sudah
ditentukan tindakannya, maka barulah kita bisa memprioritaskan, mensinkronkan dan
menyeimbangkan kebutuhan stakeholder dengan kita.
6. Menyelaraskan kebutuhan stakehoder dengan strategi organisasi. Sehingga dengan
demikian, kita dapat menyelaraskan kebutuhan stakeholder dengan strategi
organisasi.
Stakeholder Matrikx
Ada empat area dalam stakeholder matriks yang perlu diperhatikan. Pemahaman akan
keempatnya sangat penting karena akan menentukan perlakuan atau metode/cara
apa yang akan dilakukan untuk berkomunikasi dengan para stakeholder ini. Area ini
adalah:
1. Low Power-Low Interest: Monitor
Kelompok ini tidak (dan tidak diharapkan) untuk secara aktif terlibat dalam proyek.
Kelompok ini bahkan tidak tahu dan tidak mau tahu lebih dalam mengenai proyek.
Namun, kita tetap harus tahu siapa mereka. Tetap Awasi /Monitor mereka dan
kemungkinan mereka untuk berpindak ke kategori pelanggan/pemangku kepentingan
lainnya.
2. High Power-Low Interest: Keep Satisfied
Kelompok ini adalah kelompok pihak-pihak yang memiliki wewenang dalam mengambil
keputusan. Mereka tidak memiliki kepentingan dan kesediaan untuk terlibat secara
aktif. Biasanya sulit untuk menjangkau dan berkomunikasi dengan kelompok ini secara
konsisten. Dalam mengelola kelompok ini dibutuhkan strategi keterlibatan proaktif
untuk membuat mereka puas/keep them satisfied.
3. High Interest-Low Power: Keep Informed
Kelompok ini terpengaruh oleh proyek namun tidak memberi dampak besar pada
proyek. Kelompok ini meminta waktu yang lebih banyak daripada yang bisa kita
berikan kepada yang lain. Karena itu penting untuk menemukan cara yang efisien
untuk membuat mereka terinformasikan / keep them informed. Beberapa cara yang
bisa digunakan: Jejak Pendapat, Email Updates, Presentasi, Publikasi.
4. High Interest-High Power: Manage Closely
Biasanya kelompok ini adalah Pemilik bisnis dan pemangku jabatan lain yang
berwenang mengambil keputusan. Mereka Biasanya mudah diidentifikasi. Kelompok ini
sangat penting karena dapat mengganggu/ mempertahankan/ mengembangkan
proyek. Kelompok ini biasanya mudah dilibatkan/actively engage dengan cara
memberlakukan komunikasi yang transparan dan konsisten.

GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN


Untuk dapat meningkatkan kualitas kesehatan dalam
mempengaruhinya faktor faktor penentu di sector kesehatan, maka
diperlukannya suatu kebijakan kesehatan. Karena pentingnya suatu
kebijakan kesehatan tersebut, maka perlu untuk dilakukan analisis
kebijakan yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan mengenai
hasil kebijakan yang akan dicapai, dan piranti untuk membuat model
kebijakan di masa depan dan mengimplementasikan dengan lebih
efektif. Kebijakan kesehatan khususnya Pelayanan Kesehatan
merupakan suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Pada empat faktor tersebut yaitu konteks, actor, proses, dan isi
(konten). Para pelaku dapat dipengaruhi (sebagai seorang individu
atau seorang anggota suatu kelompok atau organisasi) dalam konteks
dimana mereka tinggal dan bekerja, konteks dipengaruhi oleh banyak
faktor. Seperti ketidak stabilan atau ideology, dalam hal sejarah dan
budaya, serta proses penyusunan kbijakan, bagaimana isi dapat
menjadi menjadi agenda kebijakan, dan bagaimana isu tersebut dapat
berharga yang dipengaruhi oleh pelaksana, kedudukan mereka dalam
struktur kekuatan, norma dan harapan mereka sendiri. Dan isi dari
kebijakan menunjukkan seluruh bagian ini. Segitiga kebijakan dapat
bersifat Retrospektif yaitu meliputi evaluasi dan monitoring kebijakan)
dan prospektif yaitu memberi pemikiran strategis, advokasi dan lobio
kebijakan).
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemangku_kepentingan

http://www.akuntansilengkap.com/bisnis/pengertian-stakeholder-teori-analisis-dan-contoh/
http://himafarin.lk.ipb.ac.id/files/2014/04/Stakeholder-kebijakan1.pdf

http://quickstart-indonesia.com/stakeholder-analysis/

Anda mungkin juga menyukai