Anda di halaman 1dari 6

Naskah Drama Keluarga Dadan

Pemain:

Dadan = anak

Sudan = ayah

Rida = ibu

Dadan masuk memakai seragam sekolah SMA pulang sekolah. Dadan menyimpan
tas dan sepatu.

Dadan : assalamualaikum?! Pada kemana nih? Bu? Dadan pulang.. yah?


Dadan pulang yah.. pada kemana nih? (berdiri hendak masuk kamar)

Sudan masuk sambil memainkan handphone

Sudan : eh Dadan udah pulang (tanpa melihat Dadan dan masih sibuk dengan
hpnya)

Dadan : (hendak salaman) assalamuaikum

Sudan : waalaikumsalam (menyodorkan tangan kanan, tangan kiri masih sibuk


dengan handphone nya)

Lalu keduanya duduk. Dadan memperhatikan ayahnya dengan muka melas

Dadan : ibu kemana yah?

Sudan : lagi di dapur

Dadan : ohh (jeda) yah, Dadan dapat juara 1 lomba teater tingkat SMA

Sudan : oh iya (masih sibuk dengan hp) dan, ko hp ayah bunyi terus ya?

Dadan : (sambil melihat hp ayahnya) oh itu ada banyak pesan masuk yah

Sudan : dari siapa?

Dadan : oh ini dari operator Indosat yah

Sudan : ohh.. indosat (jeda) indosat itu siapa ya?

Dadan : itu operator kartu ayah.. Ayah gimana sih

Sudan : maklum lah kita kan baru saja tahu teknologi

Dadan : wesh, si ayah ngomong teknologi

Sudah : yasudah kamu ganti baju sana, terus makan (berdiri hendak pergi)
Dadan : ayah mau kemana?

Sudan : ayah mau ke Indosat

Dadan : mau ngapain yah?

Sudan : ayah mau marahin Indosat. Biar ga sms terus. Soalnya ayah takut ibumu
cemburu sama Indosat. Yasudah ayah berangkat dulu

Dadan : (garuk garuk kepala) ko marahin Indosat?

Tak lama kemudian ibu datang sambil membawa peralatan masak dan daun
pandan

Rida : eh Dadan sudah pulang. Yasudah ganti baju sana terus makan, terus
bantu ibu di dapur. Eh, mending solat dulu. Ibu tunggu di dapur ya.. oh iya lupa
tolong cuci daun pandan ini. Yang bersih ya!

Dadan : iya Bu. Siap laksanakan

Rida kembali ke dapur

Dadan : semenjak keluargaku mendadak kaya, kenapa jadi seperti ini ya?
Ayah dan ibu ku menjadi sibuk sendiri. Padahal aku menginginkan banyak hal
untuk keperluan sekolahku. Aku kan ingin sepatu baru, tas baru, seragam baru,
terus nambah uang jajan. Kapan aku bisa bicara sama mereka ya? Hah nasib
(tepok jidat)

Dadan keluar. Kemudian Sudan masuk dengan membawa beberapa plastik dan
kertas. Tak lupa pula handphone nya

Sudan : akhirnya aku punya ide (sambil membungkus hpnya dengan plastik dan
kertas yang ia bawa kemudian duduk tenang. Tak lama hp berdering tanda pesan
masuk) (tepok jidat) aduh! Padahal aku sudah bungkus hp ini beberapa lapis pula.
Tapi aku bingung selalu ada pesan yang masuk. Pertanyaanku, lewat mana
masuknya? (lemes) ya sudahlah (keluarkan hp lalu melemparnya)

Dadan masuk

Dadan : ayah, kenapa handphonenya dibuang? Rusak? Bosen?

Sudan : bukan dan. Ayah hanya ingin menjaga keharmonisan keluarga kita. Dari
tadi handphone ayah bunyi terus. Ada pesan masuk terus dari indosat.

Dadan : emang isinya apa yah?

Sudan : Segera melakukan isi ulang katanya, tambah bingung saja ayah,
handphone kecil itu mau di isi apalagi? Terus g ada tempat buat ngisinya.
Emangnya karung bisa di isi

Dadan : Aduh ayah (sambil tepuk jidat) di isi pulsa maksudnya

Sudan : (Sudan kaget) coba ambil lagi hpnya!


Dadan : (mengambil handphone) rusak yah..

Sudan : ah, itu masih utuh

Dadan : sudah mati ayah

Sudan : ya tuhan ampunilah hamba-Mu ini yang sudah membunuh handphone.


Semoga amal ibadahnya diterima. Amin

Dadan : (tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk handphone) hahaha

Sudan : Dadan, kenapa kamu tertawa? Menertawakan ayah? Kualat kamu!

Dadan : eh, bukan ayah. Mana berani Dadan menertawakan ayah

Sudan : terus kenapa kamu tertawa?

Dadan : ini, ada temen di Facebook bikin status lucu

Sudan : Facebook? Facebook bisa menghibur kamu?

Dadan : tergantung sih. Kalau ada yang lucu pasti bikin ketawa

Sudan : oh gitu? Yasudah berapa harga Facebook? Ayah mau beli. Kalau bisa 2,
buat ibumu 1 supaya enggak cemberut terus

Dadan : ayah, Facebook itu bukan dibeli

Sudan : terus?

Dadan : Facebook itu jejaring sosial yang adanya di internet

Sudan : internet itu dimana?

Dadan : di hp ayah juga ada internet

Sudan : kan hp ayah udah almarhum

Dadan : yasudah lah ayah! Dadan jadi pusing. Dadan mau ke dapur saja,
disuruh cuci daun pandan sama ibu (Dadan pergi)

Sudan : anak zaman sekarang, selalu tidak menghormati orang tua. Orang tua lagi
ngomong malah ditinggalin. Bagaimana ya caranya mendidik anak supaya menjadi
anak yang di idamkan semua orang tua? Nanti juga dia terima akibatnya.

Rida : (suara) dadaaaaaaaannnnnnnnnnnn!!!!!!!

Dadan berlari ke depan ayahnya. Rida masuk.

Rida : kemana si Dadan?

Sudan : barusan dia lari keluar Bu. Memang ada apa sih? Ribut amat

Rida : ini ayah, si Dadan ibu suruh cuci daun pandan malah jadi seperti ini
(menunjukkan daun pandan yang sudah berbusa sabun) masa, daun pandan di cuci
pakai sabun? Disikat pula
Sudan : emang ibu nyuruhnya gimana?

Rida : ibu nyuruh cuci daun pandan ini sampe bersih

Sudan : anak kita memang pintar Bu, dan perfectionist

Rida : (garuk-garuk kepala) emang ada yang salah dari ibu?

Sudan : lah, ibu nyuruhnya sampai bersih

Rida : ah, pusing! Ayah sama anak sebelas dua belas

Sudan : satu satu Bu. Bukan sebelas dua belas

Rida : ah bodo! (keluar)

Sudan : Dadan kesini nak

Dadan : (suara) ibunya sudah pergi yah?

Sudan : udah, tenang saja. Ada ayah

Dadan masuk lalu duduk

Sudan : kamu memang anak ayah yang paling pintar. Sekarang kamu bicara sama
ayah apa yang kamu mau

Dadan : nah, ini waktu yang paling ditunggu sama Dadan! Tapi Dadan maunya
ada ibu juga

Sudan : oh, sebentar, ayah panggilkan ibu

Dadan : eh, tapi aku takut dimarahi ibu yah

Sudan : tenang saja ada ayah. Bu? Ibuuu?

Rida : (suara) sebentaaaaaaarrrrrrrrrr!!!!!!!!!

Sudan : cepatlah Bu! Anak kita mau bicara katanya

Rida masuk. Dadan bersembunyi di belakang ayahnya

Rida : Dadan, nih henpong kamu ketinggalan di dapur, nih ada telpon dari si caling.

Dadan : mana Bu sini, perasaan g ada yang namanya caling di daftar telepon.
(mengambil hp) ah g ada namanya Bu.

Rida : itu ada si caling namanya ( menunjuk objek ) tuh Ka nada.

Dadan : aduh ibu, ini mah calling. bukan si caling.

Rida : tapi itu namanya caling

Sudan : sudah Bu, sudah !! tenang nak ada ayah. Bu, jangan dulu marah-marah kita
dengarkan dulu anak kita mau bicara. Cepatlah nak, apa yang mau kau bicarakan?
Dadan : ayah, ibu, sebelumnya Dadan minta maaf kalau Dadan punya salah
sama ayah dan ibu. Memang keluarga kita baru saja mendapatkan penghasilan
yang lebih. Tapi, Dadan gak mau kalau ayah sama ibu sibuk sendiri tanpa
memperhatikan dadan. Dadan tau, ayah dan ibu ingin mendidik dadan supaya
menjadi anak yang berbakti sama orang tua, dadan usahakan itu. Tapi di sisi lain
dadan juga ingin memperlihatkan prestasi-prestasi yang dadan dapatkan

Rida : dadan, langsung saja kamu mau apa?

Dadan : kemarin dadan mendapatkan juara 1 lomba teater tingkat SMA, terus,
dadan mendapatkan ranking 1 dikelas tapi dadan malu seragam dan sepatu
sekolah yang dadan pakai sudah ga layak digunakan

Rida : (menangis)

Dadan : sebenarnya dadan ingin membicarakan hal ini dari dulu, tapi ayah dan
ibu selalu saja sibuk. Ga pernah ada waktu buat dadan. ayah selalu marah ketika
dadan pulang telat dan kalau dadan mau ngasih alasan, ayah malah memberikan
alasan bahwa ayah sibuk dengan handphone ayah sendiri

Sudan : (menangis)

Dadan : ayah, ibu, tolong sisihkan waktu kalian untuk dadan

Rida : nak, maafkan ibu ini semua gara-gara ayahmu

Sudan : loh? Ko ayah?

Rida : iya! Ayah selalu sibuk sendiri dengan pekerjaan ayah

Sudan : ayah kan seperti ini untuk keluarga kita ibu. Ibu sendiri kemana aja? Kan ibu
selalu dirumah, kenapa tidak memperhatikan anak kita?

Rida : ayah (sambil menempelkan telunjuk di mulut sudan) mengertilah pekerjaan


wanita (hening sejenak)

Dadan : sudahlah sudah! Kalau seperti ini terus, dadan mengundurkan diri jadi
anak ayah dan ibu. Dadan capek

Sudan : ibu, berapa pesangon yang harus ayah kasih kepada dadan?

Rida : (menampar sudan) ayah! Itu anak kita ayah!

Sudan : oh iya, ayah lupa

Rida : jangan kau ulangi ayah. Dadan anakkku besok kita pergi membeli semua
keperluan sekolahmu

Sudan : baiklah, ayah ikut

Dadan : oh iya bu, dadan juga pengen PS3 bu

Rida : dadaaann!! Beli satu aja belum tentu kebeli, apalagi tiga!
Dadan : maksudnya nama PSnya PS3 ibu, bukan PSnya ada 3

Rida : oh, yasudah, nanti kita beli

Dadan : terima kasih ayah, ibu

Kemudian mereka berpelukan. Lalu melepas pelukan

Dadan : bu, dadan lapar

Rida : sebentar nak, ibu ke dapur dulu (keluar)

Sudan : anakku, ayah berterimakasih karena kamu sudah menyadarkan ayah dan
ayah akan berusaha untuk menjadi ayah yang baik untuk keluarga kita

Dadan : iya ayah. Dadan juga berterimakasih

Rida : (masuk) (cengengesan) ayah, ibu mau nanya

Sudan : iya, ada apa bu?

Rida : ayah beli ikan sarden darimana?

Sudan : dari warung depan bu. Memang kenapa?

Rida : (cengengesan) ikannya jadi hancur ayah

Sudan : loh? Memangnya ibu apakan ikan sarden itu?

Rida : kan semua masakan harus kita cuci dulu yah. Jadi ibu cuci ikan sarden itu. Di
sikat pula

Dadan & Sudan : (tepuk jidat) aduh! (pingsan)

-SELESAI-

Anda mungkin juga menyukai