Pola Konsumsi Bumbu Instan Di Masyarakat
Pola Konsumsi Bumbu Instan Di Masyarakat
Abstract: Peoples activities and the increasing number of working women have
changed peoples lifestyle. Consumption pattern that was once around the use of
fresh ingredients has changed into the use of instant product, including instant
spices. Instant spices have many variants, such as MSG (Monosodium Glutamate),
sauce, and local cooking spice. Instant spices are considered to be more effective
than conventional spices. It also has many variants so it is widely used. However,
instant spices should not be consumed excessively in order to maintain Indonesian
cuisine.
PEMBAHASAN
Gambaran Pola Konsumsi Masyarakat
Dewasa ini masyarakat semakin sibuk. Pola konsumsi masyarakat pun
berubah. Dahulu masyarakat memasak bahan mentah menjadi makanan jadi.
Namun karena kesibukan, masyarakat kini lebih memilih sesuatu yang serba
instan. Hal ini juga berlaku untuk makanan. Banyak bermunculan makanan instan
seperti mi, bubur, kopi, bahkan bumbu instan. Bumbu instan dipilih sebagai
alternatif bagi keluarga yang ingin membuat masakan rumahan namun tidak ingin
disibukkan dengan meracik bumbu.
Masakan Indonesia seperti rawon, soto, dan rendang cukup rumit dibuat.
Masakan tersebut membutuhkan bermacam-macam bumbu. Dengan bumbu
instan, masyarakat tidak perlu lagi menyiapkan bumbu satu-persatu, namun cukup
dengan 1 saset. Bumbu instan umumnya memiliki komposisi bahan yang lengkap,
sehingga dengan 1 saset sudah mewakili seluruh bumbu yang dibutuhkan untuk
membuat masakan.
Mayoritas konsumen rumah tangga di Bandar Lampung melakukan
pembelian bumbu instan sebanyak 3-4 saset ukuran 45 gram dengan merek dan
jenis masakan yang berbeda. Frekuensi pembelian tergantung dari kepentingan
dalam mengonsumsi bumbu instan. Sebagian besar responden (67,17%) membeli
bumbu instan sebanyak 2 kali dalam sebulan (Juwita dkk, 2015: 331)
Juwita. dkk (2015) menyatakan bahwa salah satu alasan konsumen
mengonsumsi bumbu instan adalah produk bumbu instan mudah didapat di mana
saja, tidak harus di supermarket. Selain itu, atribut bumbu instan yang dinilai
sangat penting adalah informasi mengenai tanggal kadaluarsa dan pengaruh rasa.
Budaya konsumsi instan tidak hanya berlaku di Indonesia, namun juga di
negara-negara lain. Di India, konsumsi makanan sebagian besar masih di rumah.
Meskipun demikian, konsumsi makanan instan terus meningkat. Sistem
tradisional mulai terkikis. Peningkatan jumlah wanita yang bekerja, peningkatan
pendapatan per kapita, perubahan gaya hidup dan peningkatan level kekayaan
mengubah kebiasaan makan (Selvarani dan Amman, 2016: 1).
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan temuan-temuan terdahulu dan pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa seiring berjalannya waktu, gaya hidup masyarakat kian
berubah. Hal tersebut dikarenakan kesibukan masyarakat dan meningkatnya
jumlah wanita yang bekerja sehingga masyarakat hanya memiliki sedikit waktu
untuk memasak. Penggunaan bumbu instan dianggap praktis dan memiliki banyak
varian sehingga menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan untuk menggunakan
bumbu instan secara bijak. Penggunaan harus dibatasi karena bumbu instan
mengandung pewarna, perisa, dan pengawet. Selain itu, bumbu-bumbu asli
Indonesia juga perlu dipelajari untuk menghindari punahnya resep asli makanan
Indonesia. Masyarakat hendaknya tidak bergantuk pada bumbu instan.
DAFTAR RUJUKAN
Hawa, A., Kanani, H., Patel, M., Taneja, N., Maru, P., Kaliwala, S., Gopani, S.,
Sharma, S. Sharm, S. & Patel, S. 2014. A Study on Consumer Purchase
Intention Towards Ready-to-Eat Food in Ahmedabad. Asian Journal of
Management Research, (Online), 5 (2): 204,
(http://www.inpublishin.co.in), diakses 12 Oktober 2017.
Juwita, A. Sayekti, W.D. & Indriyani, Y. 2015. Sikap dan Pola Pembelian
Bumbu Instan Kemasan oleh Konsumen Rumah Tangga di Bandar
Lampung. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, (Online), 3 (3): 331,
(http://jurnal.fp.unila.ac.id), diakses 12 Oktober 2017
Kubo, M. 2010. The Development of an Indonesian National Cuisine: A Study of
New Movement of Instant Foods and Local Cuisine. Globalization, Food
and Social Identities in the Asia Pacific Region, (Online), 1 (1): 1-5,
(http://lcc.fla.sophia.ac.jp), diakses 12 Oktober 2017.
Selvarani & Amman, Z. 2016. A Study on Consumer Behavior of Instant Food
Product with Special Reference to Tiruchirappalli City. SSRG
International Journal of Economics and Management Studies, (Online), 3
(1): 1, (http://www.internationaljournalssrg.org), diakses 12 Oktober 2017.