Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

ANALISIS KINERJA PENYELENGGARA PEMERINTAH DAERAH DAN


TINGKAT KORUPSI DIANALISIS DARI OPINI AUDITOR

Sucahyo Heriningsih
UPN Veteran Yogyakarta

Abstract

This study aims to analyze the performance of the organizers of the local government (LPPD)
and the level of corruption in the analysis of the auditor's opinion, samples of cities and
counties that have a corruption perception index and scores of local government performance
organizers. Hypothesis testing using independent sample test from the test results indicate that
there is no difference between performance of the organizers of the local government Local
Government Finance Report (LKPD) received an unqualified opinion with an unqualified
opinion aside. Statistically, the results of the second hypothesis indicates that there is no
difference in the level of corruption among districts and cities that have an unqualified opinion
and who do not have an unqualified opinion.

Keywords: performance of local government organizers, the level of corruption, the audit
opinion

1. PENDAHULUAN yakni yang berupa Laporan Penyelenggaraan


Pemerintah Daerah (LPPD).
Diberlakukannya UU No. 25 tahun 1999
yang berkaitan dengan perimbangan LPPD merupakan laporan evaluasi
keuangan antara pusat dan daerah, yang di Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dan
revisi dengan UU No.32 tahun 2004 lebih informasi laporan penyelenggaraan
menegaskan kewenangan Pemda dalam pemerintah kepada masyarakat menyebutkan
pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. bahwa ruang lingkup LPPD Pemda
Otonomi daerah membawa angina segar bagi kabupaten/kota sangat tergantung dengan
daerah karena bisa mengatur dan mengelola urusan yang menjadi tanggungjawab dan
keuangannya secara mandiri, sehingga karakteristik dari masing-masing Pemerintah
menbawa peluang bagi kepala daerah daerah masing-masing, yang diwajibkan
(pemerintah daerah) untuk mengatur semua untuk melaporkan kepada pemerintah pusat.
sektor secara otonom. Untuk menciptakan Sesuai dengan Peraturan Meteri Dalam
good governance maka perlu terlaksana Negeri No.73 tahun2009, tentang tata cara
system akuntabilitas di pemeritahan, pelaksanaan evaluasi kinerja
sehingga dapat dilihat hasil dari pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah. Maka
program kerja pemerintah dapat di evaluasi LPPD lebih menekankan pada evaluasi
apakah telah efektif, ekonomi, dan efisien. kinerja dan tatacara penyelenggaraan
Dari prespektif akuntansi, system pemerintah daerah (EKPPD), Nilai indeks
akuntabilitas organisasi dan manajer dalam komposit kinerja (IKK) peyelenggaran
menghasilkan pelayanan publik yang lebih pemerintah daerah merupakan total
baik menjadi sangat penting, karena sebagai penjumlahan hasil yang meliputi indeks
alat pengukur kinerja dan menilai prestasi capaian kinerja dengan tingkat indeks
manajer dan unit organisasi yang capaian kesesuaian materi. Hasil EKPPD
dipimpinannya. Sehingga bila dikaitkan tahunnan digunakan Pemerintah sebagai
dengan kinerja penyelenggaraan pemerintah dasar untuk melakukan pembinaan,
daerah maka sangat penting untuk adanya pengawasan dan kebijakan dalam
evaluasi terhadap pelaporan kinerjanya, penyelenggaraan otonomi atau pembentukan,
penghapusan/ penggabungan daerah otonom.

86
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

EKPPD merupakan suatu sistem yang kasus justru korupsi saat ini banyak terjadi di
pengukuran dengan menggunakan IKK pemerintah daerah.
dalam penilaian yang terintegrasi dengan
Berikut ini beberapa contoh kepala yang
mandiri oleh pemerintah daerah dengan yang
daerah yang pernah dan akan berhadapan
dilakukan oleh Tim Daerah dan Tim
dengan pengadilan: Syamsul Arifin,
Nasional EPPD (Tim Evaluasi
Gubernur Sumatera Utara, terpidana kasus
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah).
korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sehingga IKK (Indikator Kinerja Kunci)
Negara Kabupaten Langkat tahun 2000-
merupakan indikator kinerja utama yang
2007, Agusrin Najamudin, Gubernur
mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan
Bengkulu, terpidana kasus korupsi pajak
suatu urusan pemerintah. (heriningsih, 2014)
bumi dan bangunan serta bea penerimaan hak
Selain LPPD yang berkaitan dengan atas tanah dan bangunan Bengkulu tahun
kinerja penyelenggaraan pemrintaha, maka 2006-2007. Thaib Armaiyn, Gubernur
sebetulnya terdapat laporan kinerja yang Maluku Utara, tersangka kasus korupsi Dana
berkaitan dengan akuntabilitas keuangan. Tak Terduga tahun 2004 dan APBD Provinsi
LKPD merupakan laporan keuangan Maluku Utara tahun 2007. Mochtar
pemerintah daerah, yang merupakan laporan Muhammad, Wali Kota Bekasi, terpidana
eksternal dari pemerintah yang tidak akan kasus suap dana Anggaran Pendapatan dan
terlepas dari pengawasan para auditor Badan Belanja Negara 2010.
Pemeriksa Keuangan (BPK). Dari hasil audit Sunaryo, Wakil Wali Kota Cirebon,
BPK RI dengan opini auditnya harapannya terpidana kasus penyelewengan dana belanja
tercipta kondisi yang kondosif dan agar barang dan jasa senilai Rp 4,9 miliar dalam
mudah teridentifikasi adanya kecurangan. APBD Kota Cirebon 2004. Eep Hidayat,
Laporan Akuntabilitas Pemerintah Daerah Bupati Subang, terpidana kasus korupsi biaya
dalam penelitian ini menggunakan pemungutan pajak bumi dan bangunan
pengukuran yang berasal dari hasil Audit senilai Rp 14 miliar tahun 2005-2008.
BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Satono, Bupati Lampung Timur, terpidana
Daerah (LKPD) yang setiap tahun secara kasus korupsi penggelapan dana rakyat
rutin di audit. Laporan LKPD maupun LPPD dalam APBD sebesar Rp119 miliar dan
keduanya merupakan laporan kinerja menerima suap Rp 10,5 miliar dari pemilik
pemerintah daerah yang harus Bank Perkreditan Rakyat, Tripanca
dipertanggungjawabkan oleh kepala daerah Setiadana, pada 2005. Fauzi Siin, Bupati
kepada pemerintah pusat. Kerinci, terpidana kasus suap dana APBN
2008. John Manuel Manoppo, Wali Kota
Seringkali diasumsikan hasil dari audit
Salatiga, tersangka kasus korupsi proyek
BPK RI menjadi hal yang utama dalam
pembangunan Jalan Lingkar Selatan Salatiga.
pengukuran kinerja, namun hal ini mendapat
(Tempo online, Sabtu, 09 Februari 2013 |
sorotan dari ketua KPK Abraham samad
05:51 WIB) dalam (Heriningsih, 2014).
(2013) yang menyatakan bahwa opni wajar
dengan pengecualian (WTP) bukan jaminan Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
bagi suatu daerah terbebas dari adanya yang telah dilakukan oleh penulis tahun 2013
bahaya laten korupsi. Dari beberapa kasus dan 2014 yang menguji pengaruh opini audit,
korupsi yang terjadi di pemerintahan daerah kinerja keuangan pemerintah daerah,
ternyata banyak melibatkan kepala daerah, terhadap tingkat korupsi pemerintah daerah
hal ini kemungkinan terjadi karena adanya menunjukkan secara statistic membuktikan
pergeseran kekuasaan pusat di daerah. bahwa variabel opini dan kinerja keuangan
Desentralisasi dan otonomi daerah pada tidak berpengaruh terhadap tingkat korupsi di
dasarnya diberikan kepada daerah agar pulau Jawa. (Heriningsih, 2013). Serta dari
pemerintah daerah meningkatkan efisiensi, penelitian Susilo dan Shiddig ( 2013) yang
efektifitas, dan akuntabilitas pemerintah menguji pengaruh karakteristik pemerintah
daerah untuk tercapainya good governance (ukuran daerah, tingkat ketergantungan
(Mardiasmo, 2009), namun dalam banyak kepada pusat, kekayaan daerah, belanja

87
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

modal ) dengan temuan audit (temuan audit audit WTP dengan LKPD yang memiliki
dibandingkan dengan total anggaran) Pemda opini selain WTP ?
(LPPD), hasil penelitiannya menunjukkan
2. KAJIAN LITERATUR
bahwa variabel ukuran pemerintah daerah
dengan proksi total aset, variabel tingkat Opini Audit BPK RI
ketergantungan daerah kepada pemerintah Pengukuran kinerja keuangan
pusat dengan proksi DAU dibanding total pemerintah daerah merupakan tingkat
pendapatan dan variabel belanja modal pengukuran kinerja yang diukur dengan
dengan proksi belanja modal dibanding total menggunakan hasil audit BPK RI atas LKPD
realisasi belanja terbukti tidak berpengaruh setiap tahunnya. Terdapat tiga penilaian dari
secara signifikan terhadap skor kinerja hasil audit yang terdapat dalam LKPD yang
Pemda kabupaten/kota. Sedangkan, variabel telah diaudit, antara lain berupa 1). opini
temuan audit BPK dengan proksi temuan audit atas laporan kuangan, 2). Kelemahan
audit dibanding total anggaran belanja, SPI, dan 3) Ketaatan pada perundang-
variabel tingkat kekayaan daerah dengan undangan (heriningsih, 2013). Opini auditor
proksi PAD dibanding total pendapatan menjadi pusat perhatian dalam setiap laporan
berpengaruh secara signifikan terhadap skor kinerja suatu entitas demikian juga dengan
kinerja Pemda kabupaten/kota di Indonesia. penelitian ini sehingga dengan menggunkan
Heriningsih (2014) juga telah melakukan penalaran bahwa jika Pemerintah daerah
penelitian dengan menguji pengaruh memperoleh opini WTP (wajar tanpa
akuntabilitas pemerintah daerah yang diukur pengecualian) maka harapannya akan
(opini audit, tingkat Kelemahan SPI, tingkat semakin bagus kinerja pemerintah daerah
ketaatan terhadap perundang-undangan) dan dan pastinya korupsi tidak dapat terjadi.
Kinerja penyelenggaran pemerintah daerah Sedangkan jika terdapat tingkat kelemahan
(skor IKK dari LPPD) tidak berpengaruh pada Sistem pengendalian internal maka
terhadap tingkat korupsi di pemerintah tentu terdapat tambahan masukan untuk
kabupaten dan kota di Indonesia. Penelitian pemperbaiki pengendalian agar lebih efektif
menguji dan menganalis secara empiris dua di tahun berikutnya. Yang ke tiga ketaatan
hasil laporan kinerja pemerintah daerah pada perundang-undangan dapat dikatakan
(LPPD) dan tingkat korupsi bila bahwa semakin banyak ditemukan
dibandingkan dengan opni audit. Logika ketidaktaatan maka akan mudah disinyalir
penalaran yang dikembangkan penulis adalah bisa terindikasi terjadinya korupsi.
bila laporan LPPD nya menunjukkan angka
yg tinggi maka seharusnya opini audit BPK Kinerja Penyelengara Pemerintah Daerah
nya bagus, demikian juga sebaliknya. Dan Kinerja penyelenggaran pemerintah
apabila dikaitkan dengan tingkat korupsi daerah (LPPD) adalah capaian atas
maka dengan opini WTP seharusnya tingkat penyelenggaraan urusan pemerintah daerah
korupsinya jelek dan jika opini auditnya yang diukur dari masukan, proses, keluaran,
selain WTP seharusnya masih ada hasil, manfaat, dan/atau dampak. Kinerja
kemungkinan terjadi korupsi atau tingakat penyelenggaran pemerintah daerah
korupsinya lebih rendah/ sedikit. dilaporkan ke Kementrian Dalam Negeri
Berdasarkan dari latar belakang dan beberapa setiap tahun sekali. Evaluasi
hasil penelitian terdahulu maka penelitian ini Penyelenggaraan Pemerintah daerah (EDDP)
akan menguji secara empiris : adalah suatu proses pengumpulan dan
1. Apakah terdapat perbedaan kinerja analisis data secara sistematis terhadap
penyelenggara pemerintah antara LKPD kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah,
yang memiliki opini audit WTP dengan kemampuan penyelenggaraan otonomi
LKPD yang memiliki opini selain WTP? daerah dan kelengkapan aspek-aspek
penyelenggaraan pemerintah daerah yang
2. Apakah terdapat perbedaan tingkat baru dibentuk. Evaluasi Kinerja
korupsi antara LKPD yang memiliki opini Penyelenggaraan pemerintah daerah

88
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

(EKPPD) adalah suatu proses pegumpulan daerah. Tingkat korupsi yang terjadi di suatu
dan analisis data secara sistematis terhadap daerah tentunya sangat sulit untuk
kinerja penyelenggaraan pemeintah daerah diidentifikasi. Tentusaja kebanyakan korupsi
dengan menggunakan sistem pengukuran yang terjadi saat ini karena sifat dari korupsi
kinerja. EKPPD dilakukan oleh Tim itu sendiri yang merupakan suatu tindakan
Nasional dan Daerah yang membantu yang tersembunyi yang memang disengaja
presiden dalam dalam melaksanakan evaluasi oleh pelakunya. Dalam penelitian ini tingkat
penyelenggaran pemerintahan daerah secara korupsi yang dipakai dengan memodifikasi
nasional (Permendagri No 73 tahun 2009). angka indeks persepsi (IPK) korupsi tahun
2010 yang diterbitkan oleh Lembaga
Dengan demikian dapat dijelaskan
Transparansi Internasional Indonesia. Skor
bahwa EKPPD merupakan evaluasi
IPK antara angka 1 dan 10, dimana 1 (angka
ditingkat internal pemerintah, dimana jika
minimal atau korupsi didaerah banyak
indek IKK nya tinggi maka menunjukkan
sekali), dan 10 menunjukkan ( angka
kinerja penyelenggara pemerintah Daerah
maksimal atau korupsi didaerah sedikit yang
(LPPD) berjalan efektif dan efisien, yang bila
terjadi). Berdasarkan angka indeks tersebut
dikaitkan dengan tingkat korupsi maka jika
maka jika IPK = 1 maka diasumsikan
hasil indeks IKK nya bagus maka Tingkat
(Tingkat korupsi 9), demikian juga untuk
korupsi akan rendah. Evaluasi dari LPPD
IPK =10 maka (tingkat korupsi 1).
berupa skor, peringkat dan status kinerja.
(heriningsih, 2013).
Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah
3. METODE PENELITIAN
Kecurangan yang terjadi dalam
Penelitian ini menggunakan data
penyelenggaraan pemerintah daerah terjadi
sekunder yang diambil dari BPS Indonesia
karena adanya korupsi, kolusi, dan
dan perpustakaan data BPK, sedangkan
nepotisme. Bagi suatu Negara maupun suatu
tingkat korupsi di pemerintah daerah diambil
entitas memang akan sangat sulit
dari situs Http: www. Ipkindonesia.org.
mengungkap adanya bahaya laten korupsi.
Purposive sampling sebagai metode
Sehingga peran serta masyarakatlah yang
pemilihan sampelnya, berikut ini tabel 1
diperlukan untuk dapat mengungkap dan
pemilihan sampel.
melaporkan adanya kasus korupsi di suatu
Tabel 1. Pemilihan sampel
Populasi: Kota dan kabupaten yang memiliki indek Kinerja 432 kabupaten dan kota
Kunci (IKK) th 2010 dari hasil evaluasi kinerja LPPD
Kota dan kabupaten yang memiliki indek persepsi korupsi 36 kabupaten dan kota
(IPK) th 2010
Jumlah sampel yang di observasi 36 kabupaten dan kota

Variabel Penelitian Pengecualian (WTP/unqualified opinion),


Wajar Dengan Pengecualian (WDP/Qualified
Opini Audit
opinion), Tidak Wajar (TW/Adverse opinion)
Opini Audit merupakan variabel Independen dan Tidak Memberikan Pendapat
yang diukur mengunakan variabel dummy. (TMP/Disclaimer opinion). Variabel ini
Laporan audit Independen merupakan sarana diukur dengan menggunakan variabel
bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, dummy, Kategori unqualified yang terdiri
opini auditor yang merupakan pernyataan dari Wajar Tanpa Pengecualian
kewajaran, dalam semua hal yang material (WTP/unqualified opinion) diberi nilai
sesuai dengan kriteria Standar akuntansi dummy 1 dan kategori non unqualified yang
Pemerintah. Opini audit Badan Pemeriksa terdiri dari Wajar dengan Pengecualian
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) (WDP/Qualified opinion), Tidak Wajar
terdiri dari empat opini yaitu Wajar Tanpa (TW/Adverse opinion) dan Tidak

89
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

Memberikan Pendapat (TMP/Disclaimer Tingkat korupsi yang dipakai dalam


opinion) diberi nilai dummy 0 (heriningsih, penelitian ini adalah memodifikasi angka
2013) indeks persepsi korupsi yang di terbitkan
oleh Lembaga Transparansi Internasional
Kinerja Penyelengara Pemerintah Daerah
Indonesia tahun 2010. Skor nilai indeks
Kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah persepsi korupsi (IPK) memiliki range
(LPPD) kabupaten dan kota, pengukurannya antara 1 sampai 10.
dengan menggunakan skor IKK yang
1= angka indek minimal berarti tingkat
merupakan hasil dari laporan evaluasi
korupsi daerah banyak terjadi
pemeringkatan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah berdasarkan LPPD 10 = angka indek maksimal yang berarti
2010. Peneliti ini menggunakan hasil EKPPD tingkat korupsi di daerah sedikit yang terjadi
tahun 2010, karena dengan menggunakan
Berdasarkan angka indeks tersebut maka
data tahun terkini diharapkan dapat
dapat di asumsikan bahwa jika IPK=1 dapat
memberikan informasi yang relevan untuk
diasumsikan tingkat korupsi (TK=10), atau
kondisi saat ini tentang skor IKK yang
sebaliknya jika IPK=10 maka dapat
berkisar nilai 0 (kinerja minimal) - 4 (kinerja
diasumsikan tingkat korupsinya (TK=1),
maksimal) (Susila dan Shiddiq, 2013) dalam
sehingga setelah mendapatkan untuk
(Heriningsih, 2014). Evaluasi kinerja
mendapatkan angka tingkat korupsi dapat
pemerintah daerah dilakukan berdasarkan
menggunakan rumus: TK = 1 IPK
penilaian portfolio secara desk evaluation
(heriningsih, 2014)
terhadap data yang dimuat dalam LPPD
tahun 2010 dan penilaian lapangan terhadap 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
prestasi kinerja yang dicapai oleh masing- Analisis Data
masing pemerintah daerah. Evaluasi
pemeringkatan kinerja Pemda ini baru Sampel yang di observasi dalam
pertama kali dilakukan untuk LPPD tahun penelitian ini berjumlah 36 kota dan
anggaran 2007 yang diterbitkan di Jakarta kabupaten, yang telah melaporkan a). LKPD
tanggal 14 Agustus 2009 oleh Kementerian (laporan Keuangan Pemerintah Daerah) dan
Dalam Negeri. Skor penilaian dan peringkat memperoleh opini audit, b). Kabupaten dan
dapat diuraikan sebagai berikut: skor 4-3 kota yang melaporkan Laporan
dengan peringkat sangat tinggi; skor 2 Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dan c)
dengan peringkat tinggi; dan 1 dengan telah memiliki indeks persepsi korupsi.
peringkat sedang. Berikut ini hasil analisis deskriptif variabel
penelitian disajikan tabel 2 dan tabel 3
Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah berikut ini:
Tabel 2. Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Tingkat korupsi 36 7.65 10.16 9.8329 .38263
Skor LPPD 36 1.31 3.24 2.4346 .46711
Opini Audit 36 .00 1.00 .3333 .47809
Valid N (listwise) 36

90
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

Tabel 3. Group Statistics

Std. Error
opini N Mean Std. Deviation Mean
Tingkat 0 24 9.8010 .46299 .09451
korupsi 1 12 9.8969 .10459 .03019
Skor 0 24 2.3809 .49974 .10201
LPPD 1 12 2.5422 .39131 .11296

Berdasarkan tabel 2, variabel opini menggunakan skor LPPD untuk sampel yang
audit nilai rata-rata menunjukkan 0,3333 dan memperoleh opini WTP nilai rata-rata 2,5422
untuk variabel kinerja pengelenggaraan sedangkan untuk yang tidak memperoleh
pemerintah daerah dengan melihat dari skor opini selain WTP nilai rata-rata nya 2,3809 ,
LPPD nilai rata-rata mencapai 2,4346 yang hal ini dapat di katakana bahwa rata-rata nilai
berarti berdasarkan jumlah sampel kabupaten kinerja LPPD hampir sama diantara
dan kota untuk skor LPPD tahun 2010 keduanya yaitu di atas 2, atau memiliki
memperoleh sudah banyak yang memperoleh kategori tinggi/ memiliki kinerja
predikat kinerja tinggi atau bisa dikatakan penyelenggaraan pemerintah daerah yang
mempunyai kinerja yang baik sudah karena baik.
di atas 2. Sedangkan untuk tingkat korupsi
Sedangakan tingkat korupsi juga
yang merupakan modifikasi dari peringkat
katagorikan pada 2 kategori yaitu untuk
indeks persepsi korupsi menunjukkan nilai
sampel yang LKPD memiliki opini WTP
rata-rata 9,8329, berarti bahwa tingkat
mencapai angka rata-rata 9,8969 dan untuk
korupsi yang terjadi masih tinggi
sampel yang LKPD nya tidak mendapatkan
berdasarkan survey yang di lakukan oleh
WTP nilai rata-rata nya mencapai 9,8010
lembaga Transparansi Indonesia.
dengan demikaian nilai rata-rata dari dua
Apabila di lihat dari tabel 3 maka dapat kategori sampel hampir sama atau dapat di
di jelaskan bahwa berdasarkan sampel yang katanya keduanya memiliki tingkat korupsi
diambil menunjukkan bahwa dari 36 sampel, di daerah masih tinggi berdasarkan hasil
yang mendapatkan opini wajar tanpa survey.
pengecualian (WTP) ada 12, dan yang
Pengujian Hipotesis
memperoleh opini selain wajar tanpa
pengecualian sebesar 24. Berdasarkan tabel Pengujian hipotesis dianalisis dengan
3, variabel kinerja penyelenggaraan menggunakan Independent Samples Test
pemerintah daerah yang diukur dengan yang terdapat pada tabel 4 berikut ini:

91
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

Tabel 4. Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Mean Std. Error Interval of the
Sig. (2- Differenc Differenc Difference
F Sig. T df tailed) e e Lower Upper
Tingkat Equal
korupsi variances .766 .388 -.704 34 .486 -.09595 .13627 -.37287 .18098
assumed
Equal
variances 27.33
-.967 .342 -.09595 .09921 -.29940 .10750
not 9
assumed
Skor Equal
lppd variances 1.044 .314 -.976 34 .336 -.16136 .16526 -.49720 .17448
assumed
Equal
- 27.50
variances not .298 -.16136 .15220 -.47339 .15066
1.060 7
assumed

Kinerja Penyelenggaraan Pemerntah daerah (LPPD) mendapatkan peringkat yang


Daerah Dianalisis Dengan Opini Audit tinggi atau bagus kinerja pemerintah
(Hipotesis 1) daerahnya.

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan Tingkat Korupsi Dianalisis Dengan Opini


bahwa nilai probabilitas untuk variabel Audit (Hipotesis 2)
kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah
sebesar 0,314, karena di atas 0,05 maka H1 Hasil pengujian untuk variabel Tingkat
di tolak. Dari hasil tersebut dapat korupsi menunjukkan angka probabilitas
disimpulkan secara statistic tidak terdapat 0,388 yang berarti di atas 0,05 maka dapat
perbedaan kinerja penyelenggaraan dikatakan bahwa secara statistic
pemerintah daerah untuk kabupaten dan kota membuktikan tidak terdapat perbedaan
yang LKPD nya memperoleh opini WTP, tingkat korupsi antara kota dan kabupaten
dengan kinerja penyelenggaraan pemerintah yang LKPD memperoleh opini audit WTP,
daerah kota dan kabupaten yang LKPD dengan tingkat korupsi di kota dan
memperoleh opini audit selain WTP. Dengan kabupaten yang LKPD nya memperoleh
demikian dapat dikatakan bahwa sebetulnya opini audit selain WTP. Hal ini dapat
kinerja yang dilaporkan dalam laporan LPPD dikatakan bahwa walaupun opini audit atas
kebanyakan sudah menunjukkan peringkat LKPD memperoleh WTP dari BPK RI,
dan status kinerja yang sudah memuaskan namun masih sangat memungkinkan adanya
(rata-rata berperingkat tinggi dengan nilai di bahaya korupsi yang bisa terjadi. Seperti
atas 2) berdasarkan Surat Keputusan yang di katakan oleh ketua KPK Abraham
Menteri Dalam Negeri. Berdasarkan hasil Samad (2013) bahwa banyak instansi yang
pengujian hipotesis dapat juga dijelaskan bersembunyi di balik kedok WTP, artinya
bahwa walaupun Laporan Keuangan yang mengantongi WTP sering menjadikan
Pemerintah Daerah (LKPD) mendapatkan alasan untuk menghindari pemeriksaan dari
opini audit selain WTP dari BPK RI, namun aparat penegak hukum. Beberapa contoh
laporan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah yang memperoleh opini WTP tetapi

92
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

terindikasi korupsi misalnya di propinsi yang beropini WTP dengan yang tidak WTP.
Bengkulu terkait hilangnya milliaran asset. Dari hasil pengujian hipotesis dapat
Demikian juga dengan bupati Tegal terkait dijelaskan bahwa laporan kinerja
kasus korupsi proyek pembangunan Jalan penyelenggaraan pemerintah daerah sebagian
Lingkar Kota Slawi. sampel memiliki nilai rata-rata yang sama,
sehingga setelah diuji signifikansinya juga
Pembahasan
menunjukkan hal yang sama yaitu tidak
Opini audit dari BPK RI atas Laporan terdapat perbedaan kinerja penyelenggaran
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), pemerintah daerah (LPPD) antara yang
menjadi sangat penting bagi pemerintah beropini WTP dengan yang tidak WTP.
daerah, terutama bila mendapatkan opini Penelitian terdahulu sepengatahuan peneliti
wajar tanpa pengecualian (WTP), hal ini belum ada yang meneliti, sehingga belum
dikarenakan banyak pihak yang mengartikan bisa di perbandingkan. Secara teori, kinerja
bahwa jika LKPD memperoleh WTP yang baik dimungkinan opini juga baik
indikasinya sudah bersih dan sudah tidak ada namun dalam penelitian ini secara empiris
lagi korupsi, kolusi dan Nepotisme (KKN). menunjukkan, kinerja LPPD mempunyai
Akan tetapi dari beberapa kasus korupsi yang peringkat yang hampir sama rata-rata
terjadi banyak kepala daerah terjerat peringkatnya yaitu 2 (tinggi) sehingga perlu
korupsi, di mana sering juga di dapati bahwa di kaji kembali dengan mengunakan sampel
LKPD nya bagus dengan opini WTP. Untuk yang lebih banyak lagi.
itulah banyak dari pimpinan KPK maupun
BPK selalu menyatakan dalam banyak forum 5. KESIMPULAN
bahwa WTP bukan jaminan pemerintahan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
akan bersih dari KKN.
penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja
Berdasarkan fenomena akan banyaknya
penyelenggara pemerintah daerah (skor IKK
kasus korupsi serta opini audit WTP yang
dari LPPD) secara statistik menunjukkan
sering dikatakan pasti LKPD nya bersih dari
tidak terdapat perbedaan antara
KKN, serta dari hasil pengujian hipotesis 2
kabupatan/kota yang memiliki opini WTP
menunjukkan bahwa ternyata tingkat korupsi
dengan yang memperoleh opini selain WTP.
untuk LKPD kabupatan/kota yang
Tingkat korupsi (Indeks persepsi Korupsi
memperoleh opini WTP, maupun yang
modifikasi), secara statistik juga
LKPD yang memperoleh opini audit selain
menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara
WTP adalah tidak berbeda. Walaun dengan
kabupatan/kota yang memiliki opini WTP
pengujian yang berbeda penelitian ini
dengan yang memperoleh opini selain WTP.
mendukung hasil penelitian Heriningsih
Dari pengujian hipotesis ini sebenarnya
(2014), Mustikarini dan Fitrisasi (2012), di
mendukung apa yang di katakana oleh
mana tingkat korupsi tidak berpengaruh
Abraham Samad (Ketua KPK) bahwa
terhadap opini audit BPK RI, meskipun
tingkat korupsi bisa terjadi walaupun
secara teori seharusnya terdapat perbedaan
mendapatkan opini WTP. Demikian juga
tingkat korupsi untuk LKPD dengan opini
untuk kinerja penyelenggara pemerintah
yang WTP dangan yang tidak WTP.
daerah (LPPD) yang rata-rata memiliki nilai
Terdapat banyak Laporan kinerja
yang tinggi sehingga walaupun mendapatkan
yang harus disusun oleh pemerintah (LAKIP,
opini selain WTP tapi kinerjanya
LPPD, LKPJ, dll) dan dalam penelitian ini
mempunyai nilai bagus/tinggi.
pengukuran kinerja yang dipakai adalah
Laporan Penyelenggarann Pemerintah Keterbatasan Dan Saran
Daerah (LDDP). Hasil penilaian evaluasi
Penelitian ini menggunakan sampel
LPPD dinilai dengan menggunakan skor dan
yang hanya memiliki Indek Persepsi Korupsi
peringkat yang di keluarkan oleh
dan yang memiliki skor IKK dari LPPD, di
Kemendagri. Berdasarkan pengujian
mana tidak semua kota dan kabupaten
hipotesis 1, bahwa tidak berbeda kinerja
memiliki di Indonesia , hal ini yang mungkin
penyelenggaran pemerintah daerah antara

93
ISSN 2407-9189 Univesity Research Colloquium 2015

menjadi perlu untuk diteliti ulang dengan Heriningsih, Sucahyo, 2014, Kajian Empiris
menggunakan alat pengukuran yang berbeda Tingkat Akuntabilitas Pemerintah Daerah
misal kinerja dengan menggunakan Lakip dan Kinerja Penyelenggara Pemerintah
atau LKPJ untuk tingkat korupsi dengan Daerah terhadap Tingkat Korupsi pada
melihat data pelanggaran hukum yg terjadi di Kabupaten dan Kota di Indonesia.
pemerintah daerah. Penelitian sejenis Paradigma, Vol.18, No 2. FISIP UPN
sepengetahuan peneliti belum banyak Veteran Yogyakarta.
sehingga belum banyak yang bisa
diperbandingkan. Jones, Rowan & Pendlebury, Mourice, 2000,
Public Sector Accounting, 5th Ed. London:
DAFTAR PUSTAKA Financial Times- Prentice Hall.

Bupati Tegal Ajukan Penangguhan Lin, Ming-lan., Lee, Yuan-Duen., Ho, Tsai-
Penahanan, http://www. republika. co.id/ Neng. 2010. Applying integrated
berita/ nasional/ hukum, diakses 1 januari EA/AHP to evaluate the economic
2015 performance of local governments in
China. European Journal of Operational
Dollery. B. E, and Grant. B, 2011, Economic Research, 209 .
Efficiency versus Local Democracy?A
Evaluation of Structural Change and Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.
Local Democracy in Australian Local Andy Offset:Yogyakarta.
Government, Journal of Interdisciplinary
Economics. Mustikarini dan Fitrisasi, 2012, Pengaruh
Karakteristik Daerah dan Temuan Audit
Department of Local Government and BPK terhadap Kinerja Pemerintah
Planning, 2011, Financial management Daerah. Prosiding Simposium Nasional
(sustainability) Guideline, Australia Akuntansi. IAI, Jakarta.
http//www.sna.akuntansi.unikal.ac.id
Geys. Benny, Friedrich. Heinemanm,
Alexander Kalb, 2007, Value for money? Nurcholish, H. (2005). Teori dan praktik
Measuring German Lokal Government pemerintahan dan otonomi daerah.
Efficiency. Proceedings Conference Gramedia Widiasarana Indonesia.
Govermance research unit, Berlin,
Germany. Predikat WTP Bukan Jaminan Bebas Korupsi,
http://www.tempo.co/read/news/2013/09/3, di
Heriningsih, Sucahyo, dan Marita, 2013, akses 1 Januari 2015
Pengaruh Opini Audit dan Kinerja
Keuangan Daerah Terhadap Tingkat Pemerintah Republik Indonesia Peraturan
Korupsi Pemerintah Daerah (Studi Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Empiris pada Pemerintah kabupaten dan tentang Laporan Penyelenggaraan
Kota di Pulau Jawa), Buletin Ekonomi, Pemerintah daerah kepada Pemerintah,
Vol 11, No.1. FE UPNVY, Yogyakarta. Laporan Keterangan
PertanggungjawabanKepala Daerah
Heriningsih, Sucahyo, dan Rusherlistyani, kepada Dewan Perwakilan Rakyat
2014, Pengungkapan Laporan Keuangan, Daerah, dan Informasi
Kelemahan SPI, dan Ketaatan pada LaporanPenyelenggaraan Pemerintahan
Perundang-undangan yang Dianalisis Daerah kepada Masyarakat.
dari opini Auditor, Prosiding Seminar
Nasional dan Call Paper Sinau 3, UPN Susilo, Hafidh dan shiddig Nur Rahardjo ,
Veteran Yogyakarta, Jakarta, Jawa 2013, Pengaruh Karakteristik Pemerintah
Timur. Daerah dan Temuan Audit BPK Terhadap

94
University Research Colloquium 2015 ISSN 2407-9189

Kinerja Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Daerah (LKPD) Terhadap


Pemerintah Kabupaten/Kota di Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah di
Indonesia), Diponegoro Journal of Indonesia. Universitas Diponegoro.
Accounting, Vol.2, No.4. Semarang.
Setiawan, Wahyu. 2012. Pengaruh
Akuntabilitas Laporan Keuangan

95

Anda mungkin juga menyukai