(CPD)
A. DEFENISI
B. DIAGNOSIS
persalinan, tetapi yang tidak kurang penting ialah hubungan antara kepala janin
dengan panggul ibu. Besarnya kepala janin dalam perbandingan dengan luarnya
Masih ada factor- factor lain yang ikut menentukan apakah persalinan pervaginam
akan berlangsung dengan baik atau tidak. Akan tetapi factor- factor ini akan dapat
diketahui pada waktu persalinan, seperti kekuatan His dan terjadinya moulage
cara ultrasonic yang sudah mulai banyak dilakukan memberikan hasil yang cukup
roentgenologik.
kemungkinan kesempitan panggul. Pada wanita yang lebih pendek dari pada
pula. Akan tetapi tidak bisa diartikan bahwa seseorang wanita dengan bentuk
normal tidak dapat memiliki panggul dengan ukuran- ukuran yang kurang dari
dengan dilahirkannya janin dengan berat badan yang normal, maka kecil
yang berarti.
panggul. Pelvimetri luar tidak banyak artinya, kecuali untuk pengukuran pintu
bawah panggul. Pelvimetri dalam dengan tangan mempunyai cirri yang penting
untuk menilai secara agak kasar pintu atas panggul serta panggul tengah dan
Pada hamil tua dengan janin presentasi kepala dapat dinilai agak kasar
pemeriksaan dengan tangan yang satu menekan kepala janin dari atas ke arah
rongga panggul, sedang tangan lain yang diletakkan pada kepala menentukan
apakah bagian ini menonjol diatas simfisis atau tidak ( metoda Osborn)
pakar obstetri memegang dahi dan regio suboksiput dengan jari- jarinya melalui
dinding perut, melakukan dorongan kebawah sesuai dengan sumbu pintu atas
panggul. Pada saat yang bersamaan dilakukan penekanan pada fundus oleh
dievaluasi dengan pemeriksaan vaginal dengan memakai sarung tangan steril. Jika
ternyata tidak ada disproporsi, kepala dengan mudah masuk kejalan lahir dan
dapat diperkirakan terjadi kelahiran pervaginam. Tetapi bila kepala tidak dapat
didorong masuk kejalan lahir, tidak selalu berarti bahwa tidak dapat terjadi
disproporsi.
C. MEKANISME PERSALINAN
persalinan pervaginam akan berlangsung dengan aman atau tidak untuk ibu.
Kesempitan panggul dapat ditemukan pada satu bidang atau lebih. Kesempitan
pada panggul tengah umumnya juga disertai keadaan pintu bawah panggul.
Pada pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjugata vera kurang
dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm. Diameter muka belakang
conjugata diagonalisis yang kurang lebih 1,5 cm lebih panjang. Oleh karena itu
kesempitan pintu atas panggul juga dinyatakan bila conjugata diagonalisis kurang
sonografi sebelum persalinan rata- rata 9,5 cm sampai 9,8 cm dalam klinik yang
berbeda. Oleh karena itu dapat menimbulkan kesukaran dan tidak memungkinkan
janin untuk melewati pintu atas panggul yang mempunyai diameter kurang dari 10
cm.
yang kecil, tetapi dia juga mempunyai bayi yang kecil. Thoms (1937) dalam
rendah (278 gr) pada wanita dengan ukuran sedang atau besar.
Oleh karena pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala
tertahan oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini serviks uteri kurang
mengalami tekanan kepala. Hal ini dapat mengakibatkan inersia uteri serta
pintu atas panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh kepala janin, ketuban bisa
pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya pula terjadinya prolapsus funikuli.
kurang dari 9,5 cm, perlu kita waspada kemungkinan kesukaran pada persalinan,
apalagi bila diameter segitalis posterior pendek pula. Pada panggul tengah yang
sempit, lebih sering ditemukan posisi oksipitalis posterior persisten atau presentasi
Pintu bawah panggul tidak merupakan bidang yang datar tetapi terdiri atas
segitiga segitiga belakang yang mempunyai dasar yang sama, yakni distansia
tuberum. Apabila ukuran yang terakhir ini lebih kecil dari biasa, maka sudut arcus
pubis mengecil pula ( kurang dari 800). Dengan distansia teberum bersama dengan
diameter segitalis pasterior kurang dari 15 cm, timbul kemacetan pada kelahiran
D. PROGNOSIS
sendiri tanpa pengambilan tindakan yang tepat, timbul bahaya bagi ibu dan janin.
b. Dengan his yang kuat, sedang kamajuan janin dalam jalan lahir tertahan,
pada suatu tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan
hidup.
d. Perlukaan pada jaringan diatas tulang kepala janin dan fraktur pada os
pada panggul
E. PENANGANAN
Disamping itu kadang- kadang ada indikasi untuk melakukan simfosiotomi dan
Seksio sesarea
Seksio sesarea dapat dilakukan secara elektif atau primer, yakni sebelum
persalinan mulai atau pada awal persalinan dan secara sekunder, yakni sesudah
kehamilan cukup bulan karena kesempitan panggul yang cukup berat, atau karena
diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada fektor- factor lain yang
merupakan komplikasi, seperti primigravida tua, kelainan letak janin yang tidak
dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami masa infertilitas yang
mungkin, sedang syarat- syarat untuk persalinan pervaginam tidak atau belum
dipenuhi.
Persalinan Percobaan
turunnya kepala dan posisi kepala dibandingkan pada satu titik tolak tertentu dan
waktu tertentu.
didapat perubahan, walaupun hanya satu jenis gerakan saja, masih dapat dikatakan
partus maju. Syarat partus percobaan yaitu his normal dan adekuat, serviks lunak
Pemeriksaan dilakukan dalam 2-4 jam dan waktu ketuban pecah. Bila di
dapatkan suatu inersia uteri atau distosia servikalis maka partus percobaan tidak
fisik. Dari anamnesis didapatkan riwayat section secarea atas indikasi panggul
dalam dimana conjugata pragonalis = 9 cm, dan congat vera = 7,5 cm, ukuran
panggul luar didapatkan DIT tidak dapat dilalui 1 tinju dewasa (8 cm)
Karena adanya riwayat sectio secarea dan kesan panggul sempit pada
pemeriksaan fisik maka pasien ini direncanakan sectio secarea, kemudian lahir
seorang bayi laki- laki dengan BB = 3296 gr, PB = 49 cm, AS = 7/8 . Yang perlu
diawasi pada pasien ini pasca persalinan adalah KU, US, urin, Hb post tindakan
Penderita boleh dipulangkan pada hari nifas keenam setelah aff hecting
Poppy K dkk, 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland, edisi 25, EGC, Jakarta.
Oleh
HUMAIRA
971111807