Anda di halaman 1dari 13

Perdagangan Internasional

(Teori keunggulan komparatif - David Richardo)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perdagangan Internasional

Disusun oleh :
Kelompok 2

Medina Juniar Djauhari 150610100086


Mentari Hartyas 150610100087
Karina Diandra 150610100088
Olga Maria JS 150610100089
Ninda Saraswati 150610100090

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

1
2013
BAB I
PENDAHULUAN

Merkantilisme mulai muncul sekitar abad 16-17. Merkantilisme menyebutkan bahwa


untuk meningkatkan kemakmuran negara yaitu dengan meningkatkan ekspor dan mengurangi
impor. Karenanya, campur tangan pemerintah dalam pembatasan import dengan
pemberlakuan tarif dan quota diperlukan. Berikutnya, teori Adam Smith yang disebut dengan
Teori Keunggulan Absolut (Absolute Advantage). Teori Smith (1776) yang pertama kali
mengungkapkan tentang free trade dan mendukung invisible hand yang mengatur mekanisme
pasar. Perdagangan bebas (free trade) hanya dapat terlaksana jika pemerintah tidak memberi
batasan atau quota untuk membeli dari negara lain, atau untuk memproduksi dan menjual ke
negara lain. Sekitar abad 19, tepatnya pada tahun 1817, David Ricardo (salah satu pendukung
Smith) mengungkapkan tentang keunggulan komparatif antar negara. Suatu negara yang
memiliki kelemahan absolut dalam memproduksi dua barang dibanding negara lain namun
memiliki suatu keunggulan komparatif atau relatif dalam memproduksi barang, dimana
kelemahan absolutnya berkurang, masih dapat berdagang dengan negara lain. Abad 20,
munculah teori dari ekonom Swedia, yaitu Eli Heckser dan Bertil Ohlin, yang biasa disebut
H-O Theory.

A. Keuntungan dan Manfaat Perdagangan


Kekuatan besar Teori Smith, Ricardo dan Heckscher-Ohlin adalah bahwa mereka
sama-sama berpendapat bahwa melakukan perdagangan internasional adalah
menguntungkan. Akal sehat menyatakan bahwa beberapa negara diuntungkan dengan adanya
perdagangan internasional. Teori Smith, Ricardo dan Heckscher-Ohlin menunjukkan kenapa
suatu negeri diuntungkan untuk terlibat dalam perdagangan internasional, untuk bisa
menghasilkan produk untuk diri/ negeri sendiri. Ini adalah suatu konsep sulit untuk diserap
orang-orang. Perasaan kebangsaan yang sama dapat diamati di banyak negara-negara lain.
Bagaimanapun, Teori Smith, Ricardo, dan Heckscher-Ohlin menunjukkan bahwa suatu
ekonomi negeri boleh memperoleh jika warganegaranya membeli produk tertentu dari
negara-negara yang lainnya bisa jadi produk tersebut adalah produksi dari dalam negari
sendiri. Keuntungan muncul sebab perdagangan internasional mengijinkan suatu negara
untuk mengkhususkan pembuatan dan ekspor produk yang dapat diproduksi lebih efisien di

2
dalam negeri dan mengimpor produk yang dapat diproduksi lebih efisien di negara-negara
lain.
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
4. Transfer teknologi modern

B. Pola Perdagangan Internasional


Teori Smith, Ricardo, dan Heckscher-Ohlin membantu ke arah menjelaskan pola
perdagangan internasional yang kita amati di dunia ekonomi. beberapa aspek pola mudah
untuk dipahami. Teori Ricardo menawarkan suatu penjelasan dalam kaitannya dengan
perdagangan internasional karena perbedaan produktivitas. Teori Heckscher-Ohlin
menekankan saling mempengaruhi antara proporsi di mana faktor-faktor produksi ada di
negara-negara berbeda dan proporsi dimana mereka diperlukan untuk memproduksi barang-
barang tertentu. penjelasan ini percaya pada asumsi bahwa negara-negara mempunyai
bermacam-macam endowment berupa faktor-faktor produksi. Dari teori ini, menyatakan
bahwa lebih sedikit penjelasan kuat dunia nyata tentang pola berdagang dibanding pemikiran-
pemikiran yang muncul.
Satu tanggapan awal terhadap kegagalan Teori Heckscher-Ohlin untuk menjelaskan
pola perdagangan internasional yang diamati adalah Teori Product Life-Cycle. Teori yang
diusulkan oleh Raymon Vernon ini menyatakan bahwa awal daur hidup produk, kebanyakan
produk baru diproduksi dan diekspor dari negeri di mana mereka telah dikembangkan. setelah
produk baru diterima secara luas atau secara internasional, maka produksi mulai ke negara-
negara lain. sebagai hasilnya, teori menyarankan, produk akhirnya bisa diekspor kembali ke
negeri dimana inovasi produk tersebut berasal.
Sekitar tahun 1980 ahli ekonomi Paul Krugman dari Massachusetts Institute of
Technology mengembangkan apa yang nantinya dikenal sebagai teori perdagangan baru
(New Trade Theory). Teori ini menekankan bahwa dalam beberapa hal negara-negara tidak
mengkhususkan produksi dan ekspor dari produk tertentu karena mendasari perbedaan dalam
faktor endowment, tetapi karena pasar dunia industri tertentu hanya mendukung suatu jumlah
terbatas perusahaan. Dalam industri yang demikian, perusahaan yang pertama masuk pasar
dan membangun suatu keunggulan kompetitif, sesudah itu sukar untuk menghadapi

3
tantangan. pola perdagangan tiba pada kemampuan perusahaan di suatu Negara yang
ditentukan oleh bagaimana untuk menangkap first-mover advantage.
Dalam teori perdagangan baru, Michael Porter dari Harvard Business School
mengembangkan suatu teori yang dikenal sebagai teori National Competitive Advantage,
dengan mencoba untuk menjelaskan mengapa negara-negara tertentu mencapai sukses
internasional dalam industri tertentu. sebagai tambahan terhadap faktor endowment, Porter
menunjukkan pentingnya faktor negeri seperti permintaan domestik dan persaingan domestik
dalam menjelaskan suatu kekuatan bangsa dalam produksi dan ekspor produk tertentu.

C. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional


Banyak faktor menjadi pendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional,
diantaranya:
1. Perbedaan iklim dan sumber daya (resource) tiap negara
2. Perbedaan produktivitas
3. Adanya faktor-faktor produksi
4. Perbedaan skill
5. Adanya pionir (first mover) berasal dari inovasi
6. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
7. Keinginan membuka kerjasama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain
8. Terjadinya era globalisasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Keunggulan Komparatif


Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage)
merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. David Ricardo (19 April 1772 - 11
September 1823) adalah seorang ekonom politik Inggris, sering dikreditkan dengan
sistematis, ekonomi, dan merupakan salah satu yang paling berpengaruh dari ekonom klasik,
bersama dengan Thomas Malthus, Adam Smith, dan John Stuart Mill. Dia juga anggota DPR,
pengusaha, pemodal dan spekulan, yang mengumpulkan kekayaan pribadi yang cukup.
Mungkin kontribusi yang paling penting adalah hukum keunggulan komparatif, sebuah
argumen mendasar dalam mendukung perdagangan bebas antara negara-negara dan
spesialisasi antar individu.

Menurutnya,perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan


komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika
suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih
murah daripada negara lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama
memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan
dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah.
Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya
yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan
demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia
memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling
menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah.

Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan


standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi
produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.

B. KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)


Teori Adam Smith mempunyai kelemahan. Karena dalam perdagangan internasional
akan terjadi keunggulan absolut yang berbeda, dimana hanya ada satu negara yang memiliki

5
keunggulan absolut untuk kedua jenis produk, maka tidak akan terjadi perdagangan
internasional yang menguntungkan. Teori ini kemudian diperbaiki dan dikembangkan lagi
oleh David Ricardo dengan teori Comparative Advantagenya.
Menurut Ricardo, jika negara tidak memiliki keunggulan mutlak maka hendaknya
melihat perbandingan efisiensi antara dua produk dan menghasilkan produk yang lebih
efisien. Dalam bukunya Pricipless of Political Economy (1817), Ricardo menyebutkan bahwa
suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi
relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif
kurang atau tidak efektif.

Teori ini berlandaskan pada asumsi:


1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang
ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk
memproduksinya.
2. Perdagangan internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak
berpengaruh.
5. Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu, suatu negara
akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya
bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang
yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
Ada kalanya suatu negara dapat menghasilkan dua jenis produk dan mempunyai
keuntungan mutlak untuk kedua produk tersebut. Menurut teori absolute advantage maka
perdagangan tidak mungkin terjadi tetapi secara comparative advantage perdagangan
tersebut dapat terjadi. Karena yang dilihat disini adalah keuntungan komparatif yang
diperoleh oleh suatu negara dibandingkan dengan negara lainnya.

C. Keuntungan Dari Perdagangan


Pesan dasar dari teori keunggulan komparatif adalah produksi dunia potensi itu adalah
lebih besar dengan perdagangan bebas tak terbatas dibandingkan dengan perdagangan
terbatas. Teori Ricardo menyatakan bahwa konsumen dalam semua negara dapat
6
mengkonsumsi lebih jika tidak ada pembatasan pada perdagangan. Ini terjadi bahkan di
negara-negara yang kekurangan suatu keunggulan absolut dalam produksi. Dengan kata lain,
dengan derajat tingkat lebih besar dibanding teori kenggulan absolut, teori komparatip
keuntungan menyatakan bahwa perdagangan adalah suatu positive-sum game di mana semua
negara dapat mengambil bagian keuntungan ekonomi. Teori ini menyediakan suatu dasar
pemikiran kuat untuk memberi harapan kepada mereka yang berharap pada perdagangan
bebas. Teori Ricardo ini merupakan suatu senjata intelektual utama yang sangat kuat yang
dapat digunakan bagi mereka yang membantah untuk perdagangan bebas.

D. Berbagai Batasan Dan Anggapan


Kesimpulan bahwa perdagangan bebas bermanfaat secara universal merupakan sebuah
gambaran yang lebih berani dari model yang sederhana. model sederhana kita banyak
memasukkan anggapan-anggapan yang tidak nyata:
1. Kita beranggapan dunia yang sederhana yang mana hanya ada dua negara dan dua harta
benda. Di dunia nyata, ada banyak nagara dan banyak harta benda.
2. Kita beranggapan banyak biaya transportasi antar negara.
3. Kita beranggapan banyak perbedaan pada harga dari sumber daya alam di negara yang
berbeda. Kita tidak mengatakan tentang tingkat kurs, perumpamaan sederhana bahwa
coklat dan beras tidak dapat ditukar satu per satu.
4. Kita beranggapan bahwa sumber daya dapat pindah secara bebas pada produksi satu
barang ke yang lain di dalam suatu negara. Pada kenyataannya, ini adalah tidak selalu
kasus.
5. Kita telah mengasumsikan return konstan dengan skala; itulah, spesialisasi itu dari
Ghana atau Korea Selatan tidak mempunyai pengaruh pada jumlah sumber daya yang
diperlukan untuk menghasilkan satu ton cocoa atau beras. Pada kenyataannya, kedua-
duanya mengurangi dan meningkatkan keuntungan untuk spesialisasi yang ada. Jumlah
sumber daya memerlukan untuk menghasilkan pengurangan atau peningkatkan tenaga
sebagai bangsa yang mengkhususkan produksi barang-barang itu.
6. Kita beranggapan bahwa setiap negara mempunyai persediaan sumber daya tetap dan
perdagangan bebas tidak mengubah efisiensi penggunaan sumber daya sebuah negara.
7. kita sudah mengasumsikan akibat-akibat dari pedagangan distribusi pendapatan di dalam
suatu negeri.
Dengan asumsi-asumsi ini dapat disimpulkan bahwa perdagangan bebas
menguntungkan satu sama lain yang diperluas ke dunia nyata dari banyak negara-negara,
7
banyak barang-barang, biaya-biaya transportasi positif, nilai tukar yang mudah berubah,
sumber daya domestik tak bergerak, pengembalian tidak tetap pada spesialisasi, dan
perubahan dinamis.

E. PERLUASAN MODEL RICARDIAN


1. Bergerak Sumber Daya Tak
Pada model komparatif sederhana kita dari Ghana dan Korea Selatan kita
mengasumsikan bahwa para penghasil (para petani) dapat merubah lahan dengan mudah dari
produksi coklat sampai beras, dan vice versa. Walaupun asumsi ini bisa menjga beberapa
hasil pertanian, sumber daya tidak selalu cepat berubah dengan mudah dari memproduksi
satu barang ke barang yang lain.
Sumber daya tidak selalu berpindah dengan dari kegiatan ekonomi satu ke kegiatan
ekonomi yang lain. Sebuah proses menimbulkan perselisihan dan juga penderitaan bagi
manusia. Meskipun teori memprediksikan bahwa keuntungan dari perdagangan bebas
mempertimbangkan biaya-biaya dengan kesempatan penting, ini merupakan kenyamanan
yang memikul biaya. Jadi, perlawanan politik untuk mengadopsi perdagangan bebas kalangan
khusus datang dari pekerjaan-pekerjaan yang berisiko.

2. Diminishing returns
Diminishing returns untuk spesilisasi terjadi ketika banyak unit sumber daya
dibutuhkan untuk memproduksi setiap unit tambahan/ekstra. Setiap 10 unit sumber daya
cukup untuk meningkatkan output coklat Ghana dari dari 12 ton sampai 13 ton, 11 unit
sumber daya dibutuhkan untuk menngkatkan output dari 13 sampaii 14 ton, 12 unit sumber
daya untuk meningkatkan 14 sampai 15 ton, dst. Diminishing returns menyatakan PPF
cembung untuk Ghana.

G
cocoa

G'
0 Rice
8
Ghanas PPF under Diminishing Returns

Figure diatas lebih realistis untuk mengasumsikan diminishing return karena dua alasan.
Pertama, tidak semua sumber daya berkualitas sama. Alasan kedua karena diminishing return
yang barangnya berbeda menggunakan sumber daya dengan proporsi yang berbeda.
Diminishing return untuk spesialisasi mempengaruhi keuntungan dari spesialisasi yang
kemungkinan menjadi habis sebelum spesialisasi lengkap. Kesimpulan dasar dari
perdagangan bebas tertutup adalah keuntungan yang tetap dijaga, meskipun karena
diminishing return, keuntungan tidak bisa sama besar dengan yang diusulkan dalam kasus
return konstan.

3. Pengaruh Dinamis Dan Pertumbuhan Ekonomi


Model keuntungan komparatif sederhana mengasumsikan bahwa perdagangan tidak
merubah persediaan negara atau sebuah efisiensi dengan menggunakan sumber daya tersebut.
Asumsi statis ini tidak membuat kelonggaran untuk perubahan dinamis yang menghasilkan
kekuatan dari perdagangan. Jika kita mengendurkan asumsi ini, jelas terlihat bahwa sebuah
ekonomi terbuka untuk perdagangan kemungkinan menyebabkan dua jens dari keuntungan
dinamis. Pertama, kekuatan perdagangan bebas menngkatkan persediaan sumber daya milik
negara seperti meningkatnya penawaran modal dan tenaga kerja dari luar negri menjadi
tersedia untuk digunakan dalam sebuah negara. Kedua, kekuatan perdagangan bebas juga
meningkatkan efisiensi bila sebuah negara menggunakan sumber dayanya.

F. Teori Keunggulan Komparatif di Indonesia

Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada
Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara. Untuk daerah, makna
pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional
Bruto suatu provinsi, kabupaten, atau kota.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
tersebut. (Lincolin Arsyad, 1999).

9
Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan
pertumbuhan yang setinggi-tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi tingkat
kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran. Kesempatan kerja bagi
penduduk atau masyarakat akan memberikan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya (Todaro, 2000).
Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap
kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan
dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik
secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif
yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk mencipatakan
kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses, yaitu proses yang mencakup
pembentukan institusi - institusi baru, pembangunan indistri - industri alternatif, perbaikan
kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik,
identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-
perusahaan baru.
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk
mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama
mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah berserta
pertisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada
harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan
membangun perekonomian daerah.
Pembangunan ekonomi nasional sejak PELITA I memang telah memberi hasil positif
bila dilihat pada tingkat makro. Tingkat pendapatan riil masyarakat rata-rata per kapita
mengalami peningkatan dari hanya sekitar US$50 pada pertengahan dekade 1960-an menjadi
lebih dari US$1.000 pada pertengahan dekade 1990-an. Namun dilihat pada tingkat meso dan
mikro, pembangunan selama masa pemerintahan orde baru telah menciptakan suatu
kesenjangan yang besar, baik dalam bentuk personal income, distribution, maupun dalam
bentuk kesenjangan ekonomi atau pendapatan antar daerah atau provinsi.

10
G. CONTOH KASUS
- Perdagangan Internasional Indonesia dengan Jerman

Dengan sejumlah potensi serta perkembangan yang signifikan di berbagai bidang baik
domestik, regional maupun internasional, Indonesia tetap merupakan Negara sahabat yang
penting dan strategis bagi Bremen umumnya dan Jerman khususnya. Banyak komoditi
Indonesia yang diimpor oleh Jerman seperti kopi, tembakau, besi, mebel, minyak kelapa
sawit, ikan dan produk perikanan, tekstil dan produk tekstil, buah kaleng dan berbagai
komoditi lainnya masuk melalui pelabuhan Bremen. Sebaliknya komoditi Jerman yang
diimpor Indonesia melalui Bremen antara lain mobil dan komponen otomotif lainnya, bahan
baku kimia, produk farmasi, dan lain sebagainya. Menurut lembaga statistik Jerman, nilai
perdagangan Indonesia dengan Bremen pada tahun 2009 mencapai 125, 2 juta Euro.
- Perdagangan Internasional Indonesia dengan Malaysia
Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu
memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam
memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan
komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua
negara bersedia bertukar kopi dan timah.
Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan
standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi
produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif
antarnegara. Menurut David Ricardo, mengungkapkan tentang keunggulan komparatif
antar negara. Suatu negara yang memiliki kelemahan absolut dalam memproduksi dua
barang dibanding negara lain namun memiliki suatu keunggulan komparatif atau relatif
dalam memproduksi barang, dimana kelemahan absolutnya berkurang, masih dapat
berdagang dengan negara lain.

Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika


melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat
berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut
berproduksi relatif kurang atau tidak efektif.

Contoh kasus :
Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu
memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam
memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan
komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika
kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah. Dalam teori keunggulan komparatif,
suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara
tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas
dan efisiensi tinggi.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_keunggulan_komparatif
http://taufiqrachmanug25.blogspot.com/2010/12/makalah-teori-ekonomi.html
dinacutezz.files.wordpress.com/2012/04/tugas-ei.doc
http://tugas-akuntansi.blogspot.com/2012/02/pembangunan-ekonomi-daerah.html
http://www.ilerning.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=1546:analisis-perdagangan-internasional-
indonesia-dengan-jepang-amerika-dan-jerman-berdasarkan-teori-ke&catid=40:mnc-a-
kurs&Itemid=72
http://rizalfantasy.blogspot.com/2011/03/david-ricardo-1772-1823.html
http://pratama-ramdhani024.blogspot.com/2011/10/teori-keunggulan-komparatif.html

13

Anda mungkin juga menyukai