Kelompok2 Teori Keunggulan Komparatif David Richardo
Kelompok2 Teori Keunggulan Komparatif David Richardo
Disusun oleh :
Kelompok 2
1
2013
BAB I
PENDAHULUAN
2
dalam negeri dan mengimpor produk yang dapat diproduksi lebih efisien di negara-negara
lain.
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan
4. Transfer teknologi modern
3
tantangan. pola perdagangan tiba pada kemampuan perusahaan di suatu Negara yang
ditentukan oleh bagaimana untuk menangkap first-mover advantage.
Dalam teori perdagangan baru, Michael Porter dari Harvard Business School
mengembangkan suatu teori yang dikenal sebagai teori National Competitive Advantage,
dengan mencoba untuk menjelaskan mengapa negara-negara tertentu mencapai sukses
internasional dalam industri tertentu. sebagai tambahan terhadap faktor endowment, Porter
menunjukkan pentingnya faktor negeri seperti permintaan domestik dan persaingan domestik
dalam menjelaskan suatu kekuatan bangsa dalam produksi dan ekspor produk tertentu.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
keunggulan absolut untuk kedua jenis produk, maka tidak akan terjadi perdagangan
internasional yang menguntungkan. Teori ini kemudian diperbaiki dan dikembangkan lagi
oleh David Ricardo dengan teori Comparative Advantagenya.
Menurut Ricardo, jika negara tidak memiliki keunggulan mutlak maka hendaknya
melihat perbandingan efisiensi antara dua produk dan menghasilkan produk yang lebih
efisien. Dalam bukunya Pricipless of Political Economy (1817), Ricardo menyebutkan bahwa
suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi
relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif
kurang atau tidak efektif.
2. Diminishing returns
Diminishing returns untuk spesilisasi terjadi ketika banyak unit sumber daya
dibutuhkan untuk memproduksi setiap unit tambahan/ekstra. Setiap 10 unit sumber daya
cukup untuk meningkatkan output coklat Ghana dari dari 12 ton sampai 13 ton, 11 unit
sumber daya dibutuhkan untuk menngkatkan output dari 13 sampaii 14 ton, 12 unit sumber
daya untuk meningkatkan 14 sampai 15 ton, dst. Diminishing returns menyatakan PPF
cembung untuk Ghana.
G
cocoa
G'
0 Rice
8
Ghanas PPF under Diminishing Returns
Figure diatas lebih realistis untuk mengasumsikan diminishing return karena dua alasan.
Pertama, tidak semua sumber daya berkualitas sama. Alasan kedua karena diminishing return
yang barangnya berbeda menggunakan sumber daya dengan proporsi yang berbeda.
Diminishing return untuk spesialisasi mempengaruhi keuntungan dari spesialisasi yang
kemungkinan menjadi habis sebelum spesialisasi lengkap. Kesimpulan dasar dari
perdagangan bebas tertutup adalah keuntungan yang tetap dijaga, meskipun karena
diminishing return, keuntungan tidak bisa sama besar dengan yang diusulkan dalam kasus
return konstan.
Secara tradisional pembangunan memiliki arti peningkatan yang terus menerus pada
Gross Domestic Product atau Produk Domestik Bruto suatu negara. Untuk daerah, makna
pembangunan yang tradisional difokuskan pada peningkatan Produk Domestik Regional
Bruto suatu provinsi, kabupaten, atau kota.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
tersebut. (Lincolin Arsyad, 1999).
9
Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan
pertumbuhan yang setinggi-tingginya, harus pula menghapus atau mengurangi tingkat
kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan tingkat pengangguran. Kesempatan kerja bagi
penduduk atau masyarakat akan memberikan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya (Todaro, 2000).
Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap
kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan
dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik
secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif
yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk mencipatakan
kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses, yaitu proses yang mencakup
pembentukan institusi - institusi baru, pembangunan indistri - industri alternatif, perbaikan
kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik,
identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-
perusahaan baru.
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk
mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakatnya harus secara bersama-sama
mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah berserta
pertisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada
harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan
membangun perekonomian daerah.
Pembangunan ekonomi nasional sejak PELITA I memang telah memberi hasil positif
bila dilihat pada tingkat makro. Tingkat pendapatan riil masyarakat rata-rata per kapita
mengalami peningkatan dari hanya sekitar US$50 pada pertengahan dekade 1960-an menjadi
lebih dari US$1.000 pada pertengahan dekade 1990-an. Namun dilihat pada tingkat meso dan
mikro, pembangunan selama masa pemerintahan orde baru telah menciptakan suatu
kesenjangan yang besar, baik dalam bentuk personal income, distribution, maupun dalam
bentuk kesenjangan ekonomi atau pendapatan antar daerah atau provinsi.
10
G. CONTOH KASUS
- Perdagangan Internasional Indonesia dengan Jerman
Dengan sejumlah potensi serta perkembangan yang signifikan di berbagai bidang baik
domestik, regional maupun internasional, Indonesia tetap merupakan Negara sahabat yang
penting dan strategis bagi Bremen umumnya dan Jerman khususnya. Banyak komoditi
Indonesia yang diimpor oleh Jerman seperti kopi, tembakau, besi, mebel, minyak kelapa
sawit, ikan dan produk perikanan, tekstil dan produk tekstil, buah kaleng dan berbagai
komoditi lainnya masuk melalui pelabuhan Bremen. Sebaliknya komoditi Jerman yang
diimpor Indonesia melalui Bremen antara lain mobil dan komponen otomotif lainnya, bahan
baku kimia, produk farmasi, dan lain sebagainya. Menurut lembaga statistik Jerman, nilai
perdagangan Indonesia dengan Bremen pada tahun 2009 mencapai 125, 2 juta Euro.
- Perdagangan Internasional Indonesia dengan Malaysia
Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu
memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam
memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan
komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua
negara bersedia bertukar kopi dan timah.
Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan
standar kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi
produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif
antarnegara. Menurut David Ricardo, mengungkapkan tentang keunggulan komparatif
antar negara. Suatu negara yang memiliki kelemahan absolut dalam memproduksi dua
barang dibanding negara lain namun memiliki suatu keunggulan komparatif atau relatif
dalam memproduksi barang, dimana kelemahan absolutnya berkurang, masih dapat
berdagang dengan negara lain.
Contoh kasus :
Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah. Indonesia mampu
memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya, Malaysia mampu dalam
memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang murah, tetapi tidak mampu
memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian, Indonesia memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Malaysia memiliki keunggulan
komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan akan saling menguntungkan jika
kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah. Dalam teori keunggulan komparatif,
suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika negara
tersebut melakukan spesialisasi produksi barang atau jasa yang memiliki produktivitas
dan efisiensi tinggi.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_keunggulan_komparatif
http://taufiqrachmanug25.blogspot.com/2010/12/makalah-teori-ekonomi.html
dinacutezz.files.wordpress.com/2012/04/tugas-ei.doc
http://tugas-akuntansi.blogspot.com/2012/02/pembangunan-ekonomi-daerah.html
http://www.ilerning.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=1546:analisis-perdagangan-internasional-
indonesia-dengan-jepang-amerika-dan-jerman-berdasarkan-teori-ke&catid=40:mnc-a-
kurs&Itemid=72
http://rizalfantasy.blogspot.com/2011/03/david-ricardo-1772-1823.html
http://pratama-ramdhani024.blogspot.com/2011/10/teori-keunggulan-komparatif.html
13