Anda di halaman 1dari 10

KORELASI NON PARAMETRIK

Statistik non parametrik ialah statistik yang tidak memerlukan pembuatan asumsi tentang
distribusi.

koefisien korelasi non parametrik yang sering digunakan adalah koefisien korelasi Rank
Spearman dan koefisien korelasi Kendall tau.

1. Koefisien korelasi Rank Spearman

Koefisien korelasi rank spearman, rs, adalah ukuran erat-tidaknya kaitan antara dua variabel
ordinal; artinya rs merupakan ukuran atas kadar/ derajat hubungan antara data yang telah
disusun menurut peringkat (ranked data). Koefisien korelasi (r) dihitung dengan
menggunakan nilai aktual dari X dan Y, sedangkan koefisien Spearman yang akan kita
bicarakan berikut ini menggunakan nilai peringkat (rank) untuk X dan Y, bukan nilai aktual.

Langkah-langkah dalam penggunaan koefisien rank Spearman.


1. Berilah rangking observasi-observasi pada variabel X mulai 1 hingga N. Juga
observasi-observasi pada variabel Y mulai 1 hingga N.
2. Daftarlah N subyek itu. Beri setiap subyek rangking pada variabel X dan
rangkingnya pada variabel Y di sekolah nama subyek.
3. Tentukan harga untuk setiap subyek dengan mengurangkan rangking Y
pada rangking X. Kuadratkan harga itu untuk menentukan masing-
masing subyek. Jumlahkan harga-harga untuk ke N kasus guna
mendapatkan
4. Jika proporsi angka sama dalam observasi-observasi X atau Y besar , gunakan
rumus

dengan dan untuk , di


mana t = banyak observasi berangka sama pada suatu rangking tertentu.
Jika observasi tidak sama, gunakan rumus

5. Kalau subyek-subyek itu merupakan sampel random dari populasi tertentu,


kita dapat menguji apakah harga observasi memberikan petunjuk adanya
asosiasi antara variabel X dan variabel Y dalam populasinya. Metode untuk
melakukan hal itu bergantung pada ukuran N:
a. Untuk N dari 4 hingga 30, harga-harga kritis untuk tingkat
signifikansi 0,05 dan 0,01 (tes satu sisi) disajikan dalam tabel P.
b. Untuk , signifikansi suatu harga sebesar harga observasi
dapat ditetapkan dengan harga itu

dan kemudian menentukan signifikansi harga itu dengan melihat


tabel B, dengan dk = N-2.

1
Contoh
Sebagai bagian studi tentang akibat tekanan kelompok terhadap individu untuk melakukan
penyesuaian diri dalam suatu situasi yang melibatkan risiko keuangan, para peneliti
mengadakan skala F yang termashur itu, suatu ukuran keotoriteran, dan suatu skala yang
dibuat untuk mengukur perjuangan untuk status sosial terhadap 12 mahasiswa. Informasi
mengenai korelasi antara skor-skor perjuangan status sosial, adalah hal yang dikehendaki.

Berikut ini skor keotoriteran dan perjuangan demi status sosial

Skor
Mahasiswa Keotoriteran Perjuangan Status Sosial
A 82 42
B 98 46
C 87 39
D 40 37
E 116 65
F 113 88
G 111 86
H 83 56
I 85 62
J 126 92
K 106 54
L 117 81

Jawab:
Ho: (tidak ada hubungan antara keotoriteran dengan perjuangan status sosial)
Ha: ( ada hubungan antara keotoriteran dengan perjuangan status sosial)
Menyusun peringkat kemudian hitung bedanya

Rangking/peringkat
Mahasiswa Keotoriteran Perj. Status
Sosial
A 2 3 -1 1
B 6 4 2 4
C 5 2 3 9
D 1 1 0 0
E 10 8 2 4
F 9 11 -2 4
G 8 10 -2 4
H 3 6 -3 9
I 4 7 -3 9
J 12 12 0 0
K 7 5 2 4
L 11 9 2 4

2
Observasi tidak sama. Dapat dihitung

= 0,82
Tingkat signifikansi
Kita telah mengetahui bahwa untuk korelasi antara keotoriteran dan
perjuangan status sosial adalah . Tabel P menunjukkan bahwa suatu harga
yang sebesar ini signifikan pada tingkat (tes satu sisi). Dengan demikian,
kita dapat menolak Ho pada tingkat dan menyimpulkan bahwa dalam
populasi mahasiswa itu yang merupakan sumber sampelnya, keotoriteran, dan
perjuangan status sosial mempunyai hubungan (berasosiasi).

Contoh observasi dengan angka yang sama

Mahasiswa Jumlah Menyerah Skor Perjuangan


status sosial
A 0 42
B 0 46
C 1 39
D 1 37
E 3 65
F 4 88
G 5 86
H 6 56
I 7 62
J 8 92
K 8 54
L 12 81

Jawab

Ho: (tidak ada hubungan antara jumlah menyerah dengan perjuangan status
sosial)
Ha: ( ada hubungan antara jumlah menyerah dengan perjuangan status sosial)

3
Ranking untuk menyerah dan perjuangan status sosial

Mahasiswa Rank
Jumlah Menyerah Skor Perjuangan
status sosial
A 1,5 3 -1,5 2,25
B 1,5 4 -2,5 u6,25
C 3,5 2 1,5 2,25
D 3,5 1 2,5 6,25
E 5 8 -3,0 9,00
F 6 11 -5,0 25,00
G 7 10 -3,0 9,00
H 8 6 2,0 4,00
I 9 7 2,0 4,00
J 10,5 12 -1,5 2,25
K 10,5 5 -5,5 30,25
L 12 9 3,0 9,00

Sekarang dengan tiga himpunan observasi berangka sama pada variabel X, di mana
untuk setiap himpunan, kita lihat

Jadi, dengan koreksi untuk angka sama, . Kita dapatkan dengan


metode yang serupa

Tetapi karena tidak terdapat angka sama dalam skor-skor Y (skor untuk perjuangan
status sosial), dan dengan demikian

4
Dengan adanya koreksi untuk angka-sama, dan dan
diperoleh

Tingkat Signifikansi
sudah kita lihat bahwa hubungan antara perjuangan status sosial dan jumlah
penyerahan adalah dalam kelompok yang terdiri dari 12 subyek. Dengan
memakai tabel P selaku acuan kita, dapat ditentukan bahwa mempunyai
kemungkinan kemunculan, di bawah H0 , antara dan (Satu sisi).
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan, pada tingkat , bahwa kedua
variabel ini berasosiasi di dalam populasi yang merupakan asal usulnya.

Karena lebih besar dari 10, kita dapat menggunakan metode sampel besar
dalam menguji ini untuk mengetahui signifikansinya:

Tabel B menunjukkan bahwa untuk , yang sebesar 2,48


signifikan pada tingkat 0,025 tetapi tidak pada tingkat 0,01 untuk tes satu sisi. Pada
hakikatnya ini adalah hasil yang sama juga dengan yang telah kita peroleh
sebelumnya dengan memakai tabel P. Kita dapat menolak H0 pada tingkat ,
menyimpulkan bahwa perjuangan status sosial dan jumlah penyerahan berasosiasi
dalam populasi kedua belas mahasiswa itu merupakan sampel.

5
2. Koefisien korelasi rank kendal tau

Koefisien korelasi rank kendal tau cocok sebagai ukuran korelasi dengan jenis data yang
sama seperti data dimana dapat dipergunakan.

Dasar pemikiran
Misalkan kita minta juri X dan Y untuk memberi ranking 4 obyek. Misalnya kita minta
mereka memberi ranking empat karya tulis dalam tatanan menurut kualitas gaya pemaparan.
Kita representasikan keempat karya tulis sebagai a, b, c, dan d. Rangking-rangking yang
didapatkan adalah sebagai berikut.
Karya Tulis a b c d
Juri X 3 4 2 1
Juri Y 3 1 4 2
Jika kita susun kembali tatanan karya tulis itu sehingga ranking juri X tampak dalam urutan
yang wajar (yakni 1,2,3,,N) kita mendapatkan
Karya Tulis d c a b
Juri X 1 2 3 4
Juri Y 2 4 3 1

Pertama-tama perhatikan semua pasangan rangking yang mungkin di mana rangking 2 juri
Y, rangking paling kiri dalam himpunan rangking Y dalam satu anggota.
- Pasangan pertama, 2 dan 4, memiliki urutan yang benar, 2 mendahului 4. karena
urutan ini wajar; untuk pasangan ini kita berikan skor +1.
- Ranking 2 dan 3 adalah pasangan yang kedua. Pasangan ini juga dalam urutan yang
benar, maka juga memperoleh skor +1.
- Sekarang pasangan yang ketiga rangking 2 dan 1, rangking-rangking ini tidak dalam
urutan wajar 2 mendahului 1. Oleh sebab itu, untuk pasangan ini kita beri skor -1.
untuk semua pasangan yang mengandung rangking 2, kita jumlahkan skornya:

Sekarang kita perhatikan semua pasangan rangking yang mengandung rangking 4 ( yang
merupakan rangking kedua dari kiri dalam himpunan rangking juri Y) dan suatu rangking
lain yang menyusul. Satu pasangan adalah 4 dan 3: kedua anggota pasangan itu tidak dalam
urutan wajar, sehingga skor untuk pasangan itu adalah -1. Pasangan lain adalah adalah 4 dan
1; juga dengan skor -1. Jumlah-jumlah skor itu adalah

Kalau kita memperhatikan rangking 3 dan rangking-rangking berikutnya kita hanya


mendapatkan pasangan: 3 dan 1. Kedua pasangan ini mendapatkan skor -1.
Jumlah keseluruhan skor yang telah kita berikan ialah

Sekarang, berapakah kemungkinan jumlah maksimum yang dapat kita peroleh untuk skor-
skor yang kita berikan kepada semua pasangan dalam rangking yang dibuat juri Y?
Kemungkinan jumlah maksimum itu akan dihasilkan andai kata rangking yang dibuat juri X
dan Y bersesuaian secara sempurna. Ini disebabkan, jika rangking juri X disusun dalam
urutan yang wajar, setiap pasangan rangking juri Y juga dalam urutan yang benar, sehingga
setiap pasangan rangking juri Y juga dalam urutan yang benar, sehingga setiap pasangan
mendapat skor +1. Dengan demikian, kemungkinan jumlah maksimum, yakni yang akan
terjadi dalam kasus adanya kesesuaian sempurna antara X dan Y, merupakan empat hal yang
diambil dua setiap kali, atau

6
Tingkat hubungan antara kedua himpunan ranking itu ditunjukkan oleh perbandingan antara
jumlah yang benar-benar terjadi untuk +1 dan -1 dengan kemungkinan jumlah maksimum.
Koefisien korelasi rank Kendall adalah rasio:

Jadi, adalah ukuran kesesuaian antara rangking-rangking yang diberikan oleh


karya tulis itu oleh juri X dan rangking yang diberikan oleh juri Y.
Orang dapat menganggap sebagai fungsi banyak inversi atau saling tukar minimum antara
dua tetangga yang diperlukan untuk mentransformasikan suatu rangking menjadi rangking
yang lain. Yaitu, adalah semacam koefisien ketidakaturan.

Metode
Kita telah melihat bahwa

Umumnya, kemungkinan skor maksimum itu adalah yang dapat dinyatakan sebagai
. Jadi pernyataan terakhir ini dapat menjadi pembagi pada rumus .
Sedangkan untuk yang dibagi, marilah kita nyatakan jumlah observasi skor-skor +1 dan -1
untuk semua pasangan sebagai S. Maka

di mana banyak obyek atau individu yang diurutkan pada X dan Y.


Perhitungan S dapat diperpendek dari metode yang ditunjukkan di atas dalam membahas
logika ukuran itu.
Apabila rangking-rangking yang diberikan juri X ada dalam urutan wajar, rangking-ranking
juri Y yang sehubungan dengan itu akan ada dalam urutan ini:
Juri Y: 2 4 3 1
Kita dapat menentukan harga S bermula dari angka pertama di sebelah kiri dan mencacah
banyak rangking ke kanan, yang lebih besar. Kemudian kita kurangi banyak rangking itu
dengan banyak rangking di sebelah kanannya, yang lebih kecil. Kalau ini kita lakukan untuk
semua rangking dan kemudian menjumlahkan hasilnya, kita peroleh S.
Dengan demikian, untuk himpunan rangking di atas, di sebelah kanan rangking 2 adalah
rangking 3 dan 4 yang lebih besar, dan rangking 1 yang lebih kecil. Rangking 2 dengan
demikian memberikan saham kepada Untuk rangking 4, tidak ada
rangking di sebelah kanannya yang lebih besar, tetapi dua rangking ( rangking 3 dan rangking
1) adalah lebih kecil. Dengan begitu rangking 4 memberikan saham kepada S.
Untuk rangking 3, tidak ada rangking di sebelah kanannya yang lebih besar, tetapi satu
(rangking 1) adalah lebih kecil; maka rangking 3 menyumbangkan kepada S.
Jumlah Sumbangan itu adalah

7
Langkah-langkah penggunaan koefisien korelasi rank kendall
1. Berilah ranking observasi-observasi pada variabel X dari 1 hingga N. Berilah pula
ranking observasi-observasi pada variabel Y dari 1 hingga N.
2. Susunlah N subyek sehingga ranking-ranking X untuk subyek subyek itu dalam
urutan wajar, yakni 1,2,3,,N
3. Amatilah ranking ranking Y dalam urutan yang bersesuaian dengan ranking X yang
ada dalam urutan wajar. Tentukan harga S untuk urutan ranking Y ini.
4. Jika tidak terdapat angka sama di antara observasi-observasi X maupun Y, gunakan
rumus

dalam menghitung harga . Kalau terdapat angka sama, pakailah rumus

di mana
, dengan adalah banyaknya observasi berangka sama dalam
tiap kelompok angka sama pada variabel X.
, dengan adalah banyak observasi berangka sama dalam tiap
kelompok angka sama pada variabel Y.
5. Jika N subyek merupakan suatu sampel random dari populasi tertentu, kita dapat
menguji apakah harga observasi memberi petunjuk adanya asosiasi antara variabel
X dan Y dalam populasinya. Metode untuk melakukan hal itu bergantung pada ukuran
N:
a) Untuk , gunakan tabel Q menunjukkan kemungkinan yang berkaitan
(satu sisi) dengan suatu harga sebesar S observasi.
b) Untuk N > 10, kita dapat menghitung harga z yang berkaitan dengan
menggunakan rumus

Tabel A memperlihatkan kemungkinan berkaitan dengan suatu harga sebesar z


observasi.
Jika p yang dihasilkan dengan metode yang sesuai sama atau kurang sama dengan ,
dapat ditolak.

Contoh
Kita telah menghitung Spearman untuk 12 skor mahasiswa pada keotoriteran dan
perjuangan status sosial. Kita dapat menghitung harga untuk data yang sama.

Subyek A B C D E F G H I J K L
Rangking perju- 3 4 2 1 8 11 10 6 7 12 5 9
angan status
Rangking keoto- 3 6 5 1 10 9 8 3 4 12 7 11
riteran

Untuk menghitung , kita akan menyusun kembali urutan subyek-subyek itu sehingga
rangking perjuangan status sosial mucul dalam urutan wajar:

8
Subyek D C A B K H I E L G F J
Rangking perju- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
angan status
Rangking keoto- 1 5 2 6 7 3 4 10 11 8 9 12
riteran

Sesudah mengatur rangking-rangking itu pada variabel X dalam urutan yang wajar, kita
tetapkan harga S untuk semua urutan rangking yang saling berhubungan pada variabel Y:

Rangking keotoriteran yang paling kiri adalah 1. Rangking memiliki 11 rangking yang lebih
besar di sebelah kanannya, dan 0 rangking yang lebih kecil, jadi sahamnya kepada S adalah
. Rangking berikutnya adalah 5, yang memiliki 7 rangking lebih besar di sebelah
kanannya, dan 3 rangking lebih kecil di sebelah kanannya, jadi sahamnya untuk S adalah
. Dengan terus melakukan hal seperti ini, kita dapatkan berbagai harga yang
ditunjukkan di atas, yang sudah kita jumlahkan untuk menghasilkan . Dengan
mengetahui dan , dapat kita hitung sebagai berikut

merepresentasikan tingkat hubungan antara keotoriteran dan perjuangan status


sosial yang diperlihatkan ke 12 mahasiswa itu.

Uji Signifikansi
Dari data diketahui . Telah kita tentukan bahwa di antara kedua belas
mahasiswa, korelasi antara keotoriteran dan perjuangan status sosial adalah . Kalau
kita menganggap kedua-belas mahasiswa itu sampel random dari populasi tertentu, kita dapat
menguji apakah kedua variabel ini berasosiasi dalam populasi dengan menggunakan rumus z

Dengan melihat tabel A, kita mengetahui bahwa mempunyai kemungkinan


kemunculan di bawah H0 sebesar . Dengan demikian kita dapat menolak H0 pada
tingkat signifikansi , dan menyimpulkan bahwa kedua variabel itu berasosiasi
dalam populasi yang merupakan asal usul sampel ini.

Contoh dengan angka sama


Kembali kita akan mengulang contoh yang disajikan pertama kali pada pembicaraan
mengenai Spearman.
Subyek A B C D E F G H I J K L
Rangking perju- 3 4 2 1 8 11 10 6 7 12 5 9
angan status
Rangking menye- 1,5 1,5 3,5 3,5 5 6 7 8 9 10,5 10,5 12
rah

Seperti biasa kita susun kembali urutan subyek itu, sehingga rangking pada variabel X dalam
urutan wajar:

9
Subyek D C A B K H I E L G F J
Rangking perju- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
angan status
Rangking menye- 3,5 3,5 1,5 1,5 10,5 8 9 5 12 7 6 10,5
rah
Selanjutnya kita hitung S dengan cara yang biasa:

Setelah menentukan bahwa , kita kini menentukan harga dan . Tidak terdapat
angka sama di antara skor-skor pada perjuangan status sosial yaitu pada rangking X, dan
dengan demikian .
Pada variabel menyerah (Y), ada tiga himpunan rangking berangka sama. Dua subyek
berangka sama pada rangking 1,5, dua berangka sama pada 3,5, dan dua berangka sama pada
10,5. Dalam masing-masing kasus itu, , yakni banyak observasi berangka sama.
Dengan demikian, dapat dihitung:

Dengan , , , dan , kita dapat menentukan harga sebagai berikut

Uji Signifikansi
Dari data diketahui . Telah kita tentukan bahwa di antara kedua belas
mahasiswa, korelasi antara menyerah dan perjuangan status sosial adalah . Kalau
kita menganggap kedua-belas mahasiswa itu sampel random dari populasi tertentu, kita dapat
menguji apakah kedua variabel ini berasosiasi dalam populasi dengan menggunakan rumus z

Dengan melihat tabel A, kita mengetahui bahwa mempunyai kemungkinan


kemunculan di bawah H0 sebesar . Dengan demikian kita dapat menolak H0 pada
tingkat signifikansi , dan menyimpulkan bahwa kedua variabel itu berasosiasi
dalam populasi yang merupakan asal usul sampel ini.

10

Anda mungkin juga menyukai