Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psoriasis merupakan sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami


proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka
waktu lama atau timbul/hilang. Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang
biasanya berlangsung selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada
penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu sekitar 24 hari, (bahkan bisa terjadi lebih
cepat) pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.

Psoriasis dapat dijumpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan


(insidens rate)yang berbeda. Segi umur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun
biasanya lebih kerap dijumpai pada dewasa.

Di dunia, penyakit kulit ini diduga mengenai sekitar 2 sampai 3 persen


penduduk. Data nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui. Namun di
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, selama tahun 2000 sampai 2001, insiden psoriasis
mencapai 2,3 persen. Penyakit ini tidak mengenal usia, semua umur dapat terkena. Tapi
puncak insidensinya di usia dua puluhan dan lima puluhan.

Tidak ada fakta yang menunjukkan bahwa penyakit ini lebih dominan
menyerang salah satu jenis kelamin. Pria maupun wanita memiliki peluang yang sama untuk
terserang penyakit ini.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang
nyata tentang penyakit psoriasis dan tentang pelaksanaan Askep pada klien dengan psoriasis
dengan menggunakan metode keperawatan.
BAB II

KONSEP MEDIS PSORIASIS

A. Pengertian

Psoriasi adalah suatu penyakit peradangan kronis pada kulit dimana penderitanya
mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Penyakit ini secara klinis sifatnya tidak
mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh
mana saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan
baik. (Effendy, 2005)

Psoriasis penyakit kulit kronik residif dengan lesi yang khas berupa bercak-bercak
eritema berbatas tegas di tutupi oleh skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat.
(Siregar, 2005).

B. Etiologi

Etiologi belum diketahui, yang jelas ialah waktu pulih (turn over time) epidermis
dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. Beberapa faktor
penting yang disangka menjadi penyebab timbulnya Psoriasis adalah :

a) Genetik

b) Imunologik

c) Stres Psikik

d) Infeksi fokal. Umumnya infeksi disebabkan oleh Kuman Streptococcus

e) Faktor Endokrin. Puncak insidensi pada waktu pubertas dan menopause, pada waktu
kehamilan membaik tapi menjadi lebih buruk pada masa pascapartus.

f) Gangguan Metabolik, contohnya hipokalsemia dan dialisis.

g) Obat-obatan misalnya beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria, dan


penghentian mendadak korikosteroid sistemik.
h) Alkohol dan merokok.

C. Patofisiologi

Psoriasis merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan
alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan
epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas.
Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat
itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan
migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi
keratin yang tebal ( sisik yang berwarna seperti perak). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel
epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal,
terutama adenosin monofosfat (AMP) siklik dan guanosin monofosfat (GMP) siklik.
Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut
dalam mempengaruhi plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.
D. Manifestasi Klinis

Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi,


yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian
ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas
bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas
tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta
transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Fenomena
tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin
digores. Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan karena
papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan , dapat menyebabkan kelainan yang
sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner.
Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut pitting
nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.

E. Penatalaksanaan Medik

Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang spesifik karena penyebabnya
belum jelas dan banyak faktor yang berpengaruh. Psoriasis sebaiknya diobati secara topikal.
Jika hasilnya tidak memuaskan, baru dipertimbangkan pengobatan sistemik karena efek
samping pengobatan sistemik lebih banyak.

1. Pengobatan Sistemik

a) Kortikosteroid ( Prednison )

b) Obat sitostatik ( Metroteksat )

c) Levodopa

d) DDS(diaminodifenilsulfon)

e) Etretinat dan Asitretein

f) Siklosporin

2. Pengobatan Topikal

a) Preparat Ter ( fosil, kayu, batubara )

b) Kortikosteroid ( senyawa fluor )

c) Ditranol ( antralin )

d) Pengobatan dengan peyinaran

F. Pencegahan

Meskipun tindakan merawat tidak akan menyembuhkan psoriasis, tetapi dapat


membantu memperbaiki penampilan dan nuansa kulit rusak. Langkah-langkah ini dapat
bermanfaat untuk mencegah terjadinya psoriasis atau mencegah memperburuk penyakit
psoriasis pada penderita :
1) Mandi setiap hari

2) Gunakan pelembab

3) Tutup daerah yang terkena dampak dalam semalam

4) Paparkan seminim mungkin sinar matahari ke kulit

5) Gunakan obat krim atau salep

6) Hindari pemicu psoriasis, jika mungkin

7) Hindari minum alkohol

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN PSORIASIS

A. Pengkajian

Pada saat pengkajian yang perlu ditanyakan :

1) Keluhan utama

2) Mulai kapan gejala timbul

3) Perjalanan penyakit

a) Terus menerus dari ringan, sedang, dan berat

b) Hilang timbul

c) Pada saat/musim tertentu

d) Sebelum gejala timbul, apakah klien mengkonsumsi obat-obatan tertentu

e) Pernahkah klien mendapatkan pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasilnya


f) Apakah dalam keluarga, ada yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien

g) Bagaimana lingkungan tempat tinggal klien

4) Pemeriksaan fisik

Keadaan umum lemah

Tanda-tanda vital khususnya suhu meningkat yaitu sekitar 38o-39oC

Eritema yang bersisik, batas tegas/menyolok

Lesi kering dan timbul pruritus

Adanya lubang-lubang atau kerusakan total pada kuku dan tangan

Lesi tidak simetris bilateral

Lesi dapat timbul pada luka bekas garukan.

B. Diagnosa Keperawatan

a) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal


sekunder akibat psoriasis

b) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit

c) Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri

d) Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat


penyakit psoriasis

C. Rencana Intervensi

a) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal


sekunder akibat psoriasis

Tujuan : Kerusakan integritas kulit dapat teratasi dalam 3 x 24 jam.

Kriteria Hasil : Area terbebas dari infeksi lanjut, kulit bersih dan lembab

Rencana Tindakan Keperawatan :


1) Kaji keadaan kulit

Rasional : Mengetahui dan mengidetifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi yang
tepat.

2) Kaji keadaan umum dan observasi TTV.

Rasional : Mengetahui perubahan status kesehatan pasien.

3) Kaji perubahan warna kulit.

Rasional : Megetahui keefektifan sirkulasi dan mengidentifikasi terjadinya komplikasi.

4) Pertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering.

Rasional : Membantu mempercepat proses penyembuhan.

5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan.

Rasioanal : Untuk mempercepat penyembuhan.

b) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien menunjukkan suhu tubuh dalam batas
normal

Kriteria Hasil : suhu 36,70c 370c, klien tidak mengeluh panas.

Rencana Tindakan Keperawatan

1) Kaji tanda-tanda vital

Rasional : untuk menentukan intervensi selanjutnya

2) Beri kompres dingin

Rasional : Menimbulkan evek vasodelatasi vaskularisasi sehingga mempercepat proses


evaporasi dan menurunkan panas.

3) Anjurkan klien memakai pakaian yang menyerap keringat

Rasional : Memberikan rasa nyanman pada klien

4) Kolaborasi pemberian antipiretik


Rasional : Pemberian obat mempercepat menurunkan panas

c) Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri

Tujuan : Gangguan konsep diri teratasi dalam 3 x 24 jam

Kriteria Hasil : Dapat berinteraksi seperti biasa, rasa percaya diri timbul.

Rencana Tindakan Keperawatan :

1) Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan orang
lain.

Rasional : Mengetahui tingkat ketidakpercayaan diri pasien dalam menentukan intervensi


selanjutnya.

2) Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien.

Rasional : Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara perawat-pasien.

3) Beri harapan dalam parameter situasi individu.

Rasional : Meningkatkan perilaku positif

4) Berikan penguatan positif terhadap kemajuan.

Rasional : Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.

5) Dorong interaksi keluarga.

Rasional : Mempertahankan garis komunikasi dan memberikan dukungan terus-menerus


pada pasien.

d) Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit
psoriasis

Tujuan : Ansietas dapat diminimalkan sampai dengan diatasi setelah 3 x 24 jam


Kriteria Hasil : pasien tampak rileks, pasien menunjukkan kemampuan mengatasi masalah
dan menggunakan sumber-sumber efektif, tanda-tanda vital normal, pasien melaporkan
ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi

Rencana Tindakan Keperawatan :

1) Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkin

Rasional : Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk


menghadapinya dengan lebih realistis

2) Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV

Rasional : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya

3) Berikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan dorongan ekspresi yang
bebas, misalnya rasa marah, takut, ragu

Rasional : Agar pasien merasa diterima

4) Jelaskan semua prosedur dan pengobatan

Rasional : Ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman dapat menyebabkan timbulnya ansietas

5) Diskusikan perilaku koping alternatif dan tehnik pemecahan masalah

Rasional : Mengurangi kecemasan pasien

D. Implementasi

a) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal


sekunder akibat psoriasis

1) Mengkaji keadaan kulit

2) Mengkaji keadaan umum dan observasi TTV.

3) Mengkaji perubahan warna kulit.


4) Mertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering.

5) Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan.

b) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit

1) Mengkaji tanda-tanda vital

2) Memberi kompres dingin

3) Menganjurkan klien memakai pakaian yang menyerap keringat

4) Berkolaborasi pemberian antipiretik

c) Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri

1) Mengkaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan
orang lain.

2) Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien.

3) Memberi harapan dalam parameter situasi individu.

4) Memberikan penguatan positif terhadap kemajuan.

5) Mendorong interaksi keluarga.

d) Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit
psoriasis

1) Mengkaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkin

2) Mengkaji ulang keadaan umum pasien dan TTV

3) Memberikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan dorongan ekspresi


yang bebas, misalnya rasa marah, takut, ragu

4) Menjelaskan semua prosedur dan pengobatan

5) Mendiskusikan perilaku koping alternatif dan tehnik pemecahan masalah


E. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, maka hasil yang diharapkan pada


proses evaluasi adalah sebagai berikut :

a) Tidak terjadi kerusakan integritas kulit

b) Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh, suhu tubuh klien dalam keadaan normal ( 36,7o-
37oC)

c) Tidak terjadi gangguan konsep diri, klien memiliki kepercayaan diri yang baik

d) Klien tidak mengalami ansietas

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit psoriasis merupakan salah satu
penyakit/gangguan sistem integumen dimana kulit mengalami peradangan kronis (sering
kambuh) yang disebabkan oleh Genetik, Imunologik, Stres Psikik, Infeksi fokal, Faktor
Endokrin, Gangguan Metabolik, Obat-obatan, Alkohol dan merokok.

Penyakit ini terjadi pada setiap usia. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan epidermis
dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Selain itu
jumlah sel-sel basal yang bermitosis juga meningkat.

Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada
kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama
siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.

Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama
diatasnya.Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih serta transparan. Pada psoriasis
terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.

Ada dua tipe pengobatan pada penderita psoriasis yaitu pengobatan sistemik dan pengobatan
topikal dimana pengobatan sistemik lebih banyak memberikan efek samping.

B. Saran

Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa perawat) atau pembaca disarankan agar dapat
mengambil pelajaran dari makalah ini sehingga apabila terdapat tanda dan gejala penyakit
psoriasis dalam masyarakat maka kita dapat melakukan tindakan yang tepat agar penyakit
tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Jual. 2004. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : ECG
Doenges, Marilyn E. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III. Jakarta : EGC

Effendy, B. 2005. Kualitas dan harapan hidup penderita psoriasis dapat ditingkatkan
dengan terapi dini dan tepat.

Siregar, R. 2005. Saripati penyakit kulit edisi 2. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

http://brazosportinfo.com/psoriasis/about-psoriasis.html

http://www.psoriasisindonesia.org

Anda mungkin juga menyukai