Anda di halaman 1dari 1

Ini memiliki potensi yang cukup baik untuk dibudidayakan, khususnya jenis abalone haliotis squamata

memiliki cita rasa daging yang khas dan sebagai salah satu komoditas yang tergolong ekspor. Setyono
(2009) menyatakan di Eropa, Amerika, Cina, Korea,Taiwan dan Jepang abalone berperan sebagai
konsumsi, sehingga permintaan abalon didunia terus mengalami peningkatan. Melihat tingginya
permintaan ekspor akan abalone, maka komoditas abalone di Indonesia layak untuk dikembangkan
secara berkelanjutan sebagai spesies unggulan dalam kegiatan budidaya laut.

Budidaya abalone masih menemui beberapa permasalahan, seperti laju pertumbuhan yang relative
lambat, tingkat kelulushidupan yang rendah danpencemara pada lingkungan perariran yang disebabkan
oleh buangan pakan yang tidak terkonsumsi. Tahang, Imran dan Bangun,(2006) menyatakan abalone
memiliki pertumbuhan yang sangat lambat sementara kebutuhan akan abalone semakin meningkat,
sehingga dapat mendorong usaha penangkapan abalone di alam secara intensif. Tingkat kelulus hidupan
kerang abalon relative masih rendah yaitu antara 0,6-1,0%(Bonang 2008). Permasalahan tersebut
merupakan kendala yang perlu diselesaikan. Salah satu upaya adalah dengan menerapkan system
budidaya yang ramah lingkungan yaitu menggunakan system budidaya IMTA (integrated .). Konsep
budidaya dengan menggunakan penerapan IMTA merupakan suatu konsep yang dapat dikembangkan
untuk menumbuhkan dua organism yang berbeda atau lebih. IMTA merupakan salah satu bentuk
budidaya laut yang menggunakan komoditas dari organism laut yang berbeda seperti kerang, rumput
laut, dan ikan, untuk mengurangi permasalahan lingkungan yang di keluarkan dari limbah sisa pakan
dalam budidaya (White, 2007 in Wibisono, 2011).

Penerapan system budidaya IMTA secara berkelanjutan dapat membantu dalam mengurangi dampak
lingkunga. Sistem IMTA memiliki fungsi yang berbeda di setiap spesies seperti, karnivora, filter feeder,
detritifo dan penyerap limbah inorganik. Prinsip dari system budidaya IMTA yaitu mendaur ulang limbah
dari kegiatan budidaya yang menjadi sumber energy dan nitrogen oleh spesies utama, sehingga
menghasilkan suatu produk yang dapat mengurangi dampak lingkungan dan dapat di panen (Ren et al.,
2012). Sebagai contoh dengan mengintegrasikan dua spesies yaitu abalone Haliotis Squamata dan
rumput laut Gracilaria sp. Yang memiliki potensi nilai ekonomis yang tinggi. Dalam kerangka IMTA Abalon
berperan sebagai filter feeder dapat menyaring makanan atau memanfaatkan partikel teruspensi berupa
zat organic, sedangkan rumput laut Gracilaria sp. Memiliki peranan sebagai biofilter dan akan
memanfaatkan perairan yang kaya akan nutrient untuk pertumbuhannya (Troell et al.,2003), sehingga
penerapan system budidaya dapat termanfaatkan dan terjadinya keseimbangan di dalam ekosistem
perairan.

Maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui laju pertumbuhan, kelulushidupan
abalone Haliotis squamata ketika diintegrasikan bersama dengan rumput laut Gracilaria sp. Pada
kepadatan tanam yang berbeda di Pantai Geger dan mengetahui kesesuaian parameter lingkungan kimia
dan parameter lingkungan fisika mendukung

Anda mungkin juga menyukai