Anda di halaman 1dari 9

HUKUM KUADRAT TERBALIK

LAPORAN PRAKTIKUM

(Disusun untuk mata kuliah Fisika Kuantum yang diampuh oleh Bapak Drs. Asri Arbie, M.Si)

Oleh

FARHAN RADJAK
NIM 422415004

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI FISIKA
2017
A. JUDUL

HUKUM KUADRAT TERBALIK

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengaruh jarak terhadap besar radiasi yang dipancarkan?

C. TUJUAN

Menentukan pengaruh jarak terhadap besar radiasi yang dipancarkan.

D. DASAR TEORI

Di dalam fisika, Hukum Kuadrat Terbalik (Inverse Square Law)


menyatakan besarnya intensitas atau kekuatan fisika berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak dari sumber pemancarnya. Hukum kuadrat terbalik umumnya
berlaku ketika suatu gaya, energi atau kuantitas kekal lainnya dipancarkan secara
radial dari sumbernya. Karena luas permukaan sebuah bola sebanding dengan
kuadrat jari-jari, maka semakin jauh kuantitas tersebut dipancarkan dari sumber,
semakin menyebar dalam sebuah daerah yang sebanding dengan kuadrat jarak
dari sumber. Dengan demikian, kuantitas yang melewati satu satuan luas
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber

Intensitas cahaya atau gelombang linear lain yang memancar dari titik
sumber berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber. Jadi obyek (ukuran
yang sama) dua kali lebih jauh, hanya menerima seperempat dari energy (dalam
jangka waktu yang sama). Lebih umum, radiasi yaitu intensitas (energy persatuan
luas) dari sebuah bola wavefront berbanding terbalik dengan kuadrat jarakdari
titik sumber (dengan asumsitidak ada kerugian yang disebabkan oleh penyerapan
atau hamburan). Hubungan intensitas dengan jarak dari sumber:

1
~
2
Dengan :

I = intensitas radiasi

r = jarak dari sumber

Misalkan daya total yang diradiasikan dari sebuah titik adalah P pada jarak
yang jauh dari sumber, daya ini akan didistribusikan pada luasan permukaan
berjarijari r (jarak dari sumber), sehingga intensitas yang dipancarkan pada jarak r
dari sumber radiasi adalah


=
4 2

Dengan :

I = intensitas (W/m2)

P = daya yang dipancarkan (W)

r = jarak dari sumber (m)


E. ALAT DAN BAHAN

Sensor Radiasi
Lampu Stefan-Boltzmann
Milivoltmeter
Catu daya (12 VDC; 3 A)
Mistar

F. PROSEDUR KERJA

Menghubungkan semua alat dan bahan seperti pada gambar.


Mengukur radiasi yang terbaca pada sensor (mV) pada interval 10 cm
dengan kondisi lampu mati, dan mencatat pada tabel 2.1
Mengukur radiasi yang terbaca pada sensor pada interval jarak tertentu,
dengan kondisi lampu menyala pada tegangan 10V dan mencatat pada
tabel 2.2
G. DATA HASIL PENGAMATAN

Level Radiasi
Jarak - r Lingkungan
(cm) (mV)
10 0.6
20 0.5
30 0.5
40 0.4
50 0.4
60 0.3
70 0.3
80 0.3
90 0.2
100 0.2
Radrata = 0.37 mV
Tabel 2.1

Jarak r
(cm) Rad (mV)
2.5 71.2
3 46.2
3.5 40
4 38.5
4.5 33.4
5 28.1
6 19.4
7 15.6
8 12.6
9 10.5
10 8.7
12 6.7
14 5.2
16 4.4
18 3.6
20 3.1
25 2.2
30 1.6
35 1.2
40 0.7
45 0.5
50 0.3
60 0.2
70 0.2
80 0.1
90 0.1
100 0.1
Tabel 2.2

H. PENGOLAHAN DATA

Data yang didapatkan diolah sedemikian hingga seperti pada tabel berikut.

No. X Rad 1/X2 Rad - Radrata


(cm) (mV) (cm-2) (mV)
1 2,5 71,2 0,1600 70,83
2 3 46,2 0,1111 45,83
3 3,5 40 0,0816 39,63
4 4 38,5 0,0625 38,13
5 4,5 33,4 0,0494 33,03
6 5 28,1 0,0400 27,73
7 6 19,4 0,0278 19,03
8 7 15,6 0,0204 15,23
9 8 12,6 0,0156 12,23
10 9 10,5 0,0123 10,13
11 10 8,7 0,0100 8,33
12 12 6,7 0,0069 6,33
13 14 5,2 0,0051 4,83
14 16 4,4 0,0039 4,03
15 18 3,6 0,0031 3,23
16 20 3,1 0,0025 2,73
17 25 2,2 0,0016 1,83
18 30 1,6 0,0011 1,23
19 35 1,2 0,0008 0,83
20 40 0,7 0,0006 0,33
21 45 0,5 0,0005 0,13
22 50 0,3 0,0004 -0,07
23 60 0,2 0,0003 -0,17
24 70 0,2 0,0002 -0,17
25 80 0,1 0,0002 -0,27
26 90 0,1 0,0001 -0,27
27 100 0,1 0,0001 -0,27
80

70

60

50
Rad (mV)

40

30

20

10
R = 0,344
0
0 20 40 60 80 100
X(cm)

Grafik 1. Rad vs X

80
R = 0,959
70

60

50
Rad (mV)

40

30

20

10

0
0 0,05 0,1 0,15 0,2
1/X2 (cm-2)

Grafik 2. Rad vs 1/X2

Kedua grafik menunjukan karakteristik perbandingan besarnya intensitas


radian terhadap nilai X dan 1/X2. Dilihat dari grafik 1 tersebut nilai Intensitas
radian berkurang seiring pertambahan jarak antara sumber radiasi dan sensor. Jika
dibandingkan dengan grafik 2, yang bertambah seiring pertambahan nilai kuadarat
terbalik dari jarak tersebut. Hal ini bersesuaian dengan Hukum kuadrat terbalik
yang menyatakan bahawa intensitas radian suatu sumber radiasi berbanding
terbalik dengan kuadrat jaraknya.

I. PERTANYAAN

1. Grafik mana yang lebih linear? Apakah linear diseluruh rentang


pengukuran?
2. Hukum kuadrat terbalik menyatakan bahwa energi radian per satuan luas
yang dipancarkan suatu titik sumber radiasi berkurang terhadap kuadrat
jarak sumber terhadap titik deteksi. Apakah data mu sesuai dengan hukum
ini?
3. Apakah lampu stefan-boltzmann benar-benar sebuah titik sumber radiasi?
Jika tidak, bagaimana bisa mempengaruhi hasilmu? Apakah kau melihat
pengaruhnya dalam data yang kau dapat?

Jawaban :

1. Nilai linearitas (R2) dapat ditentukan dari grafik tersebut. Grafik 1


memiliki nilai R2 sebesar 0.344 . sedangkan grafik 2 memiliki nilai R2
sebesar 0.959. sehingga grafik 2 lebih linear dibandingkan grafik 1.
2. Iya. Data yang didapat sesuai dengan hukum kuadrat terbalik
3. Bukan, ada titik lain sekitar yang mungkin mempengaruhi pegukuran
intensitas radian yang didapatkan. Sumber panas lain bisa berasal dari
cahaya lampu, barang-barang elektronik disekitar lingkungan eksperimen.
Hal ini berakibat langsung pada hasil yang didapat. Karena grafik yang
ditunjukan memiliki beberapa titik yang menyimpang dari grafik hukum
kuadrat terbalik.
J. REFERENSI

Anonim. 2012. Hukum Kuadrat Terbalik.


http://pelajaranilmu.blogspot.co.id/2012/05/hukum-kuadrat-terbalik.html
(Diakses pada hari kamis 11 mei 2017)
Feriadi, Yusron, Dianto. 2010. Laporan Praktikum Inversed Square Law.
Surabaya : Jurusan Fisika UNS.
(https://www.scribd.com/doc/48600056/HUKUM-KUADRAT-
TERBALIK)
Krane. Kenneth. 1982. Fisika Modern. Jakarta : UI Press.
Wikipedia. 2016. Radiasi
Termal.(https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_kuadrat_terbalik)

Anda mungkin juga menyukai