SKRIPSI
SONIA ULFAH
1111102000116
JAKARTA
JANUARI 2016
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
SONIA ULFAH
1111102000116
JAKARTA
JANUARI 2016
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Jurusan : Farmasi
vi
ABSTRACT
Departement : Pharmacy
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Daun Rambutan dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan pada Nabi Muhammad SAW
beserta para keluarga dan sahabatnya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana
di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini tidaklah dapat
terselesaikan tanpa dukungna dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih terkhususkan kepada:
1. Prof. Dr. Atiek Soemiati, M.Si., Apt. dan Ibu Eka Putri, M.Si., Apt.
selaku pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk
memberikan bimbingan, motivasi, serta dorongan kepada penulis dari
awal hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M. Kes. selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Yardi, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Nelly Suryani, Ph.D., Apt.
selaku sekretaris Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Seluruh dosen di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesahatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu
pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan.
5. Kepada orang tuaku tercinta, Ayahanda A. Syamsuryana dan Ibunda
Nina Herlina yang tiada hentinya memberikan bantuan materil,
viii
non materil, motivasi, dan juga kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
6. Adik-adikku tersayang Dian Mayasanti, M. Regi Saputra dan
M. Rachel Jabar Winara yang senantiasa memberikan semangat dan
keceriaan kepada penulis.
7. Untuk orang spesial Al Kahfi yang selalu memberikan semangat dan
bantuan kepada penulis.
8. Untuk kakak kelasku tersayang Ka Oni Maria Sari yang selalu
memberikan bantuan, semangat kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan Farmasi Angkatan 2011 khususnya
Farmasi BD yang selalu memberikan semangat dan kekompakannya
semasa kuliah.
10. Kak Lisna, Kak Tiwi, Kak Eris, Mba Rani, Kak Yaenap, Kak Rahmadi
dan Kak Walid yang telah membantu keseharian penulis selama
penelitian di laboratorium.
11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis selama ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala
bantuan dan dukungannya kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih banyak kelemahan dan kekurangan. Maka dari itu,
dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
pembaca agar lebih sempurnanya skripsi ini.
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN
xi
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 18
3.1 Tempat dan Waktu ........................................................................ 18
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................. 18
3.2.1 Alat ....................................................................................... 18
3.2.2 Bahan.................................................................................... 18
3.3 Prosedur Penelitian........................................................................ 19
3.3.1 Peengambilan Bahan ............................................................ 19
3.3.2 Penyiapan Simplisia ............................................................. 19
3.3.3 Pembuatan Esktrak ............................................................... 19
3.3.4 Penapisan Fitokimia ............................................................. 19
3.3.5 Pemisahan secara Partisi Ekstrak Etanol Total (E1) Daun
Rambutan (Nephelium lappaceum Linn) dengan Pelarut
n-Heksan, Etil Asetat dan Etanol ......................................... 21
3.3.6 Pengujian Antioksidan secara Kualitatif dengan Metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ......................................... 22
3.3.7 Pengujian Antioksidan secara Kuantitatif dengan Metode
DPPH ................................................................................... 22
3.3.7.1 Pembuatan Larutan DPPH 0,1 mM ........................ 22
3.3.7.2 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
DPPH ...................................................................... 22
3.3.7.3 Pembuatan Larutan Blanko .................................... 23
3.3.7.4 Pembuatan Larutan Pembanding Vitamin C .......... 23
3.3.7.5 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Daun Rambutan .. 23
3.3.8 Analisa Data ......................................................................... 24
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
ii
2
2.2 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai bahan
obat yang belum mengalamai pengolahan apapun kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi tiga,
yaitu simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan (mineral).
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara
spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu
dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni
(Anonim, 2000).
2.8 Antioksidan
Antioksidan merupakan substansi penting yang mampu melindungi
tubuh dari serangan radikal bebas dan meredamnya. Konsumsi antioksidan
dalam jumlah memadai mampu menurunkan resiko terkena penyakit
degeneratif seperti kardiovaskuler, kanker, aterosklerosis, osteoporosis dan
lain-lain. Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan dapat
meningkatkan status imunologi dan menghambat timbulnya penyakit
degeneratif akibat penuaan. Kecukupan antioksidan secara optimal
dibutuhkan oleh semua kelompok umur (Winarsi, 2007).
Antioksidan merupakan substansi nutrisi maupun non-nutrisi yang
terkandung dalam bahan pangan, yang mampu mencegah atau
memperlambat terjadinya kerusakan oksidatif dalam tubuh. Antioksidan
merupakan senyawa pemberi elektron (elektron donor) atau
reduktan/reduktor. Antioksidan mampu menghambat reaksi oksidasi
dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif
sehingga kerusakan sel dapat dicegah. Senyawa ini mempunyai berat
molekul kecil tapi mampu menginaktivasi reaksi oksidasi dengan
mencegah terbentuknya radikal (Winarsi, 2007).
Tubuh manusia mempunyai sistem antioksidan yang diproduksi
secara continue untuk menangkal atau meredam radikal bebas, seperti
enzim superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase.
Bila jumlah senyawa radikal bebas melebihi jumlah antioksidan alami
dalam tubuh maka radikal bebas akan menyerang komponen lipid, protein
dan DNA. Sehingga tubuh kita membutuhkan asupan antioksidan yang
mampu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas tersebut
(Winarsi, 2007).
Antioksidan penting untuk kesehatan dan kecantikan serta
mempertahankan mutu produk pangan. Di bidang kesehatan dan
kecantikan, antioksidan berfungsi untuk mencegah penyakit kanker dan
tumor, penyempitan pembuluh darah, penuaan dini, dan lain-lain
(Tamat, et al. 2007). Antioksidan juga mampu menghambat reaksi
oksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat
reaktif sehingga kerusakan sel dapat dicegah. Reaksi oksidasi dengan
radikal bebas sering terjadi pada molekul protein, asam nukleat, lipid dan
polisakarida (Winarsi, 2007).
Konsumsi antioksidan dalam jumlah memadai mampu menurunkan
resiko terkena penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler, kanker,
aterosklerosis, osteoporosis, dan lain-lain. Konsumsi makanan yang
mengandung antioksidan dapat meningkatkan status imunologi dan
menghambat timbulnya penyakit degeneratif akibat penuaan. Kecukupan
antioksidan secara optimal dibutuhkan oleh semua kelompok umur
(Winarsi, 2007).
Antioksidan dapat berupa enzim (misalnya superoksida dismutase
atau SOD, katalase dan glutation peroksidase), vitamin (misalnya
vitamin E, C, A dan beta-karoten), dan senyawa non enzim (misalnya
flavanoid, albumin, bilirubin, seruloplasmin dan lain-lain) (Winarsi, 2007).
Menurut Winarsi (2007) antioksidan berdasarkan fungsinya
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Antioksidan primer
Berfungsi untuk mencegah terbentuknya radikal bebas baru.
yang ada dalam tubuh yang sangat terkenal adalah enzim
superoksida dismutase (SOD) yang dapat melindungi
hancurnya sel-sel dalam tubuh akibat serangan radikal bebas.
b. Antioksidan sekunder
Berfungsi untuk menangkal radikal bebas serta mencegah
terjadinya reaksi berantai sehingga tidak terjadi kerusakan yang
lebih besar, misalnya vitamin E, vitamin C, Cod Liver Oil,
Virgin Coconut Oil dan betakaroten.
c. Antioksidan tersier
Berfungsi untuk memperbaiki sel-sel dan jaringan yang rusak
karena serangan radikal bebas, yang termasuk dalam kelompok
ini adalah jenis enzim, misalnya metionin sulfoksida reduktase
yang dapat memperbaiki DNA pada penderita kanker.
DPPH DPPH-H
(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) (2,2-difenil-1-pikrilhidrazin)
Gambar 2.2
Reduksi DPPH dari senyawa peredam radikal bebas
(Praksah, et al., 2001)
% Inhibisi = x 100%
antioksidan kuat, dan AAI >2 menandakan antioksidan yang sangat kuat
(Vasic, et al., 2011).
Keterangan : A = serapan
Io = intensitas sinar yang dating
It = intensitas sinar yang diteruskan
= absorbtivitas molekuler (mol.cm.It-1)
a = daya serap (g.cm. It-1)
b = tebal larutan/kuvet
3.2.3 Bahan
Daun rambutan (Nephelium lappaceum Linn) yang diambil dari
taman Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Etanol 70%, n-Heksana, etil asetat, aluminium foil, kertas saring,
plat KLT, asam klorida, reagen Mayer, reagen Dragendorff, asam sulfat
pekat, asam asetat anhidrat, NaOH, asam sulfat, asam klorida,
ammonia 30%, eter, FeCl3, natrium klorida, metanol p.a (Merck),
DPPH (2,2-diefnil-1-pikrilhidrazil) (Sigma Aldrich), kloroform, asam
askorbat (Prolabo), dan aquadest.
% inhibisi = x 100%
4.3 Ekstraksi
Proses ekstraksi daun rambutan dilakukan dengan metode
maserasi. Maserasi langsung dilakukan dengan mengekstraksi langsung
simplisia daun rambutan dengan etanol 70%. Maserasi dipilih karena
proses pengerjaan yang mudah dan peralatan yang cukup sederhana. Pada
maserasi ini, digunakan simplisia sebanyak 600 gram. Proses maserasi
dilakukan selama 2 sampai 3 hari. Prosedur diulangi hingga 15 kali proses
maserasi. Total pelarut etanol yang digunakan sebanyak 12 L yang
sebelumnya telah didestilasi terlebih dahulu. Filtrat hasil maserasi disaring
dengan kapas dan kertas saring yang kemudian dipekatkan dengan
vacuum rotary evaporator pada suhu 45-500C hingga diperoleh ekstrak
kental sebanyak 110 gram dengan rendemen 18,33%.
Tabel 4.1 Hasil ekstraksi daun rambutan
Bobot Bobot Karakteristik
Rendemen
Serbuk Ekstrak Bentuk Warna Bau
600 gram 110 gram 18.33% Kental Coklat Khas
sel, sehingga isi sel termasuk zat aktifnya akan keluar dan terlarut dalam
pelarut (Anonim, 1993 dalam Yulianty, 2011).
Alkaloid -
Flavonoid +
Saponin +
Triterpenoid dan Steroid -
Tanin +
4.5 Pemisahan secara Partisi Ekstrak Etanol Total (E1) Daun Rambutan
Tabel 4.3 Hasil partisi ekstrak etanol total (E1) daun rambutan
(Nephelium lappaceum Linn)
Bobot
Ekstrak Bobot Rendemen Karakteristik Ekstrak
Fraksi
Etanol Ekstrak Ekstrak
Ekstrak
Total (gram) (%)
(E1) Bentuk Warna Bau
Kental dan Hijau
n-Heksana 1,306 13,06 Khas
berminyak kecoklatan
Hijau
10 gram Etil Asetat 1,101 11,01 Kental Khas
kecoklatan
E1 NH EA E2 E1 NH EA E2 E1 NH EA E2
E1 NH EA E2 E1 NH EA E2 E1 NH EA E2
Aktivitas
Konsentrasi Absorbansi Standar IC50
Peredaman AAI
(ppm) Rata rata Deviasi (ppm)
(%)
10 0.2660 0.0015 36.0576
2.1488
20 0.1966 0.0015 52.7404 (AAI>2.0
30 0.1306 0.0015 68.6058 184.285 atau
40 0.0696 0.0015 83.2692 sangat
kuat)
50 0.0260 0.0010 93.75
Blanko 0.4160
Tabel 4.6 Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak fraksi n-Heksana (NH)
daun rambutan (Nephelium lappaceum Linn)
Aktivitas
Konsentrasi Absorbansi Standar IC50
Peredaman AAI
(ppm) Rata rata Deviasi (ppm)
(%)
10 0.4150 0 0.883
0.1401
20 0.4093 0.0068 2.315 (AAI<
30 0.4010 0.0035 4.2959 282.712 0.5
40 0.3930 0.0035 6.2052 atau
lemah)
50 0.3856 0.0029 7.9717
Blanko 0.4190
Tabel 4.7 . Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak fraksi etil asetat (EA)
daun rambutan (Nephelium lappaceum Linn)
Aktivitas
Konsentrasi Absorbansi Standar IC50
Peredaman AAI
(ppm) Rata rata Deviasi (ppm)
(%)
10 0.3634 0.0020 15.8796
0.8488
20 0.3253 0.0015 24.6991 (0.5
30 0.2956 0.0015 31.5741 466.539 <AAI<
40 0.2423 0.0023 43.912 0.1 atau
sedang)
50 0.1980 0 54.1666
Blanko 0.4320
Tabel 4.8 Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak fraksi etanol (E2) daun
rambutan (Nephelium lappaceum Linn)
Aktivitas
Konsentrasi Absorbansi Standar IC50
Peredaman AAI
(ppm) Rata-rata Deviasi (ppm)
(%)
10 0.3146 0.0006 23.0776
1.5767
20 0.2383 0.0015 41.5215 (1.0<A
30 0.1636 0.0015 60 25.1148 A1<2.0
40 0.0933 0.0015 77.1883 atau
kuat)
50 0.0440 0.0010 89.2420
Blanko 0.4090
Aktivitas
Konsentrasi Absorbansi Standar IC50
Peredaman AAI
(ppm) Rata-rata Deviasi (ppm)
(%)
2 0.2896 0.0025 33.8813
10.6383
4 0.2023 0.0071 53.8128 (AAI>2.0
6 0.1353 0.0045 69.1096 37.224 atau
8 0.0550 0.0043 87.4429 sangat
kuat)
10 0.0053 0.0006 98.7899
Blanko 0.4380
R = 0.9933
100
50
0
0 5 10 15
Konsentrasi (ppm)
R = 0.9976
100
50
0
0 5 10 15
Konsentrasi (ppm)
% Inhibisi
100 R = 0.9912
50
0
0 5 10 15
Konsentrasi (ppm)
R = 0.994
100
50
0
0 5 10 15
Konsentrasi (ppm)
y = 8.2724x + 18.373
100
R = 0.9913
50
0
0 5 10 15
Konsentrasi (ppm)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Ekstrak daun rambutan (Nephelium lappaceum Linn) memiliki
aktivitas antioksidan. Ekstrak etanol total (E1) memiliki aktivitas
antioksidan sangat kuat (AAI = 2,1449), ekstrak fraksi n-heksan
(NH) memiliki aktivitas antioksidan yang lemah (AAI = 0,1415),
ekstrak fraksi etil asetat (EA) memiliki aktivitas antioksidan
sedang (AAI = 0,8483), ekstrak fraksi etanol (E2) memiliki
aktivitas antioksidan kuat (AAI = 1,5789) sedangkan vitamin C
sebagai pembanding memiliki aktivitas antioksidan yang sangat
kuat (AAI = 10,6383).
2. Ekstrak daun rambutan (Nephelium lappaceum Linn) yang
memiliki aktivitas antioksidan paling kuat yaitu ekstrak
etanol total (E1) sedangkan yang memiliki aktivitas antioksidan
lemah yaitu ekstrak fraksi n-Heksana (NH).
5.2 Saran
Disarankan supaya penelitian ini dilanjutkan untuk mengisolasi
senyawa bioaktif dari fraksi yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan
paling kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., H. Wijaya, dan D.T. Cahyono. 1996. Aktivitas Antioksidan dari
Daun Sirih (Piper betle L ). Teknologi dan Industri Pangan VII.
Anonim. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:
Departeman Kesehatan RI.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta:
UI Press.
Arora, A., M.G. Nair, and G.M. Strasburg. 1998. Structure-Activity
Relationshipsfor Antioxidant Activities of A Series of Flavonoids In A
Liposomal System. Free Radic. Biol.& Med. 24(9): 1355-1363.
Asiah, Siti . 2008. Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Rambutan
(Nephelium Lappaceum Linn) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes
aegypti Instar III. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Blois, M.S. 1958. Antioxidant Determinations by The Use of A Stable Free
Radical. Journal nature. 181 (4617) : 1199-1200.
Boer, Y. 2000.Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Kandis (Garcinia
parvifolia Miq), Jurnal Matematika dan IPA 1, (1) hal 26-33.
Dalimarta, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 3. Jakarta.
Ditjem POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Droge, Wulf. 2002. Free Radicals in The Physiological Control of Cell function.
Physiol Rev.82,47-95.
Faustino, Helio, Nuno Gil, Ceclia Baptista and Ana Paula Duarte. 2010.
Antioxidant Activity of Lignin Phenolic Compounds Extracted from Kraft
and Sulphite Black Liquors. Molecules ISSN 1420-3049 ,9308-9322.
Fessenden, R. J. dan J. S. Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Farnworth, N. R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceutical Sciences.
Gandjar, Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ghosal, M. Mandal;, P. 2012. Phytochemical Screening and Antioxcidant
Activites of Two SelectedBihi fruits Used as Vegetabies in Darjeeling
LAMPIRAN
Ekstrak kental
fraksi n-Heksana
Ekstrak kental fraksi Ekstrak kental
(NH)
etil asetat (EA) fraksi etanol (E2)
Analisis Data
Golongan
No Gambar Keterangan (Hasil Uji)
Senyawa
Tidak terbentuk endapan
kuning (Mayer)
Hasil (-) alkaloid
1 Alkaloid
Tidak terbentuk endapan
merah bata (Dragendorff)
(Dragendorff) (Mayer) Hasil (-) alkaloid
Terjadinya perubahan
intensitas warna coklat
menjadi kuning pada
2 Flavonoid penambahan asam sulfat
= 18,33 %
= 13,06 %
Rendemen ekstrak fraksi etil asetat (EA) =
=11,01 %
Rendemen ekstrak fraksi etanol (E2) =
= 16,92 %
Lampiran 9. Data Absorbansi Ekstrak Fraksi Etil Asetat (EA) Daun Rambutan
Lampiran 10. Data Absorbansi Ekstrak Fraksi Etanol (E2) Daun Rambutan
0.1 mM = x
X = 1.98 mg
Jadi, ditimbang 1.98 mg DPHH dan dilarutkan dengan metanol p.a serta
dicukupkan volumenya hingga 50 mL
b. Konsentrasi 20 ppm
N1 x V1 = N2 x V2
1000 ppm x V1 = 20 ppm x 10 ml
V1 = 0.2 L, atau 200 L (jumlah yang dipipet dari larutan induk)
c. Konsentrasi 30 ppm
N1 x V1 = N2 x V2
1000 ppm x V1 = 30 ppm x 10 ml
V1 = 0.3 L, atau 300 L (jumlah yang dipipet dari larutan induk)
d. Konsentrasi 40 ppm
N1 x V1 = N2 x V2
1000 ppm x V1 = 40 ppm x 10 ml
V1 = 0.4 L, atau 400 L (jumlah yang dipipet dari larutan induk)
e. Konsentrasi 50 ppm
N1 x V1 = N2 x V2
1000 ppm x V1 = 50 ppm x 10 ml
V1 = 0.5 L, atau 500 L (jumlah yang dipipet dari larutan induk)
d. Konsentrasi 8 ppm
N1 x V1 = N2 x V2
1000 x V1 = 8 ppm x 10 ml
V1 = 0.08 L, atau 80 L (jumlah yang dipipet dari larutan induk)
e. Konsentrasi 10 ppm
N1 x V1 = N2 x V2
1000 ppm x V1 = 10 ppm x 10 ml
V1 = 0.1 L, atau 100 L (jumlah yang dipipet dari larutan induk)
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 36,0817 %
b. Konsentrasi 20 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 52,5961 %
c. Konsentrasi 30 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 68,5576 %
d. Konsentrasi 40 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 83,2451 %
e. Konsentrasi 50 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 93,8461 %
2. Perhitungan % inhibisi ekstrak fraksi n-Heksana (NH)
a. Konsentrasi 10 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 0,8341 %
b. Konsentrasi 20 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 2,3832 %
c. Konsentrasi 30 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 4,3136 %
d. Konsentrasi 40 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 6,1725 %
e. Konsentrasi 50 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 8,0791 %
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 15,7480 %
b. Konsentrasi 20 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 24,6641 %
c. Konsentrasi 30 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 31,5655 %
d. Konsentrasi 40 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 43,9092 %
e. Konsentrasi 50 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 54,0991 %
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 23,0938 %
b. Konsentrasi 20 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 41,5444 %
c. Konsentrasi 30 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 60,0195 %
d. Konsentrasi 40 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 77,6148 %
e. Konsentrasi 50 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 89,0518 %
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 33,9041 %
b. Konsentrasi 4 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 53,8356 %
c. Konsentrasi 6 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 68,9954 %
d. Konsentrasi 8 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 87,5799 %
e. Konsentrasi 10 ppm
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = x 100%
% inhibisi = 98,7899 %
X=
X = 18.4285 ppm
2. Perhitungan IC50 ekstrak fraksi n-Heksana (NH)
Sebelumnya konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dari ekstrak fraksi n-Heksana
(NH) dibuat persamaan regresi linearnya menggunakan aplikasi pengolah data
microsoft excel 2007 hingga diperoleh persamaan y = 0.1807x - 1.0861.
Dari persamaan inilah dihitung nilai IC50 nya.
Y = 0.1807x - 1.0861
50 = 0.1807x - 1.0861
X=
X = 282.7122 ppm
3. Perhitungan IC50 ekstrak fraksi etil asetat (EA)
Sebelumnya konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dari ekstrak fraksi etil asetat
(EA) dibuat persamaan regresi linearnya menggunakan aplikasi pengolah data
microsoft excel 2007 hingga diperoleh persamaan y = 0.9579x + 5.3102.
Dari persamaan inilah dihitung nilai IC50 nya.
Y = 0.9579x + 5.3102
50 = 0.9579x + 5.3102
X=
X = 46.6539 ppm
X = 25.1148 ppm
5. Perhitungan IC50 vitamin C
Sebelumnya konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dari vitamin C dibuat
persamaan regresi linearnya menggunakan aplikasi pengolah data
microsoft excel 2007 hingga diperoleh persamaan y = 8.2724x + 18.373.
Dari persamaan inilah dihitung nilai IC50 nya.
Y = 8.2724x + 18.373
50 = 8.2724x + 18.373
X=
X = 3.4109 ppm
AAI =
AAI =
AAI = 2.1488
Jadi nilai AAI dari ekstrak etanol adalah 2,1488 dan tergolong sangat kuat.
AAI =
AAI =
AAI = 0.1401
Jadi nilai AAI dari ekstrak fraksi n-Heksana (NH) adalah 0.1401 dan
tergolong lemah.
AAI =
AAI =
AAI = 0.8488
Jadi nilai AAI dari ekstrak fraksi n-heksan(NH) adalah 0.8488 dan tergolong
sedang.
AAI =
AAI =
AAI = 1.5767
Jadi nilai AAI dari ekstrak fraksi etanol (E2) adalah 1.5767 dan tergolong
kuat.
AAI =
AAI =
AAI = 11.6098
Jadi nilai AAI dari ekstrak fraksi etanol (E2) adalah 11.6098 dan tergolong
sangat kuat.