Anda di halaman 1dari 2

8.3.

PEMBAHASAN
Pada pertemuan minggu ke-5 Praktikum Peragaan Peralatan Produksi ini,
kami melakukan praktikum dengan judul Fasilitas Produksi Lepas Pantai,
dimana tujuan dari pratikum ini yaitu untuk mengetahui nama alat, fungsi alat,
jenis-jenis dari semua pertalatan yang termasuk dalam Fasilitas Produksi Lepas
Pantai pada sistem produksi minyak dan gas, dan cara pemasangannya, serta
mekanisme kerja dari alat-alat tersebut.
Sistem anjungan produksi lepas pantai dapat dibagi menjadi dua macam,
yaitu sistem produksi konvensional (conventional production system) dan sistem
produksi bawah permukaan (subsea production system). Sistem produksi
konvensional adalah suatu sistem dimana semua peralatan produksi diletakkan
pada anjungan diatas permukaan laut ataupun pada dek anjungan. Sedangkan
istem produksi bawah permukaan adalah suatu sistem dimana peralatan-peralatan
produksi khususnya well-head, x-mas tree, manifold, header dan storage
diletakkan didasar laut, dimana sistem kontrol operasi dilakukan secara otomatis
dengan menggunakan remote control, sedangkan pemisahan fluida tetap pada
satellite platform.
Secara umum terdapat dua tipe platform produksi, yaitu Fixed Platform dan
Floating Platform. Pada Fixed Platform terbagi atas tiga jenis, antara lain Steel
Jacket Platform, Concrete Gravity Platform, dan Single Pots Jacket Platform.
Sedangkan untuk Floating Platform terbagi atas lima jenis, antara lain Tension
Leg, Spars, Floating Production Storage and Offloading (FPSO), Floating
Storage and Offloading (FSO), dan Sevan Single Pot (SSP).
Tipe platform produksi yang pertama adalah tipe fixed platform. Fixed
platform adalah suatu platform dengan kaki platform yang ditanamkan didasar
laut sedangkan floating platform adalah platform terapung dimana pada sistem ini
menggunakan sistem penjangkaran. Fixed platform hanya dapat digunakan pada
kedalaman dangkal karena panjang kaki terbatas dan lebih stabil diperairan
dangkal namun kerugiannya yaitu setelah produksi selesai, platform ini biasanya
ditinggalkan begitu saja. Contohnya adalah FPSO dan FSO, jack up platform,
spars, trust spars, guyed platform, tension leg platform, concrete gravity
platform, dan sebagainya.
Tipe platform produksi yang kedua adalah tipe floating platform. Floating
platform efisien digunakan pada kedalaman yang lebih dalam karena lebih stabil
dan lebih hemat biaya karena tidak perlu menggunakan kaki platform yang
ditancapkan kedasar laut. Selain itu, platform ini dapat berpindah kemana-mana.
Contohnya adalah Semisubmersible platform, drillship, submersible platform,
dan sebagainya.
FPSO (floating production, storage, and offloading) adalah anjungan
offshore yang biasanya berbentuk kapal tanker yang telah dimodifikasi untuk
memuat peralatan produksi dan penyimpanan hasil produksi hidrokarbon dari
sumur-sumur produksi. Proses offloading hidrokarbon dapat dilakukan melalui
kapal tanker atau melalui pipa salur bawah laut menuju onshore.
Stabilisasi platform adalah cara agar platform dapat stabil selama produksi.
Cara ini hanya digunakan untuk floating platform. Stabilisasi platform ada dua
yaitu mooring system dan dynamic positioning. Baik mooring system dan dynamic
positioning, menggunakan kapal-kapal kecil untuk membantu memasang jangkar.
Kapal-kapal kecil ini akan bergerak membawa jangkar dan menancapkannya pada
koordinat-koordinat yang telah ditentukan. Perbedaannya adalah dynamic
positioning hanya digunakan pada FPSO sedangkan mooring system dapat
digunakan pada floating platform yang lain.
Pada fasilitas produksi lepas pantai, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu tipe kedalaman bawah laut, tipe platform produksi, stabilisasi
platform, konfigurasi sumur dan subsea tiebacks. Tipe kedalaman bawah laut ada
empat jenis, yaitu shallow depth (< 1000 ft), middle depth (1000-2000 ft), very
depth (2000-5000 ft), dan ultra depth (> 5000 ft). Fixed platform layak digunakan
pada shallow depth, sedangkan floating platform digunakan pada middle depth,
very depth maupun ultra depth.

Anda mungkin juga menyukai