Anda di halaman 1dari 6

PELAPORAN HASIL KRITIS

Pengertian :

1. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien.


2. Nilai Hasil Kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostic penunjang yang memerlukan
penanganan segera.
3. Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP dalam waktu kurang dari
1 (satu) jam.

Tujuan :

1. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values


interpretasi laboratorium, kardiologi, dan radiologi untuk tenaga kesehatan).
2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil kritis.
3. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan pada pasien
sesuai waktu

Kebijakan :

1. Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tanggal 24 Agustus


2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
2. SK Direktur Utama Nomor: 19855 /TU.K/34/ XII/2011 tentang Pedoman Penerapan
International Patient Safety Goals (IPSG).
3. Semua hasil yang perlu di waspadai dipastikan harus diterima oleh dokter yang akan
mengambil tindakan terhadap hasil kritis tersebut.

Prosedur:

1. Dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan perekaman


EKG menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa dihubungi, dokter/ petugas
laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan perekaman EKG langsung
menghubungi dokter/ perawat unit rawat inap, rawat jalan dan unit gawat darurat.
2. Dokter/ petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL dan WAKTU
menelpon, NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN YANG DIHUBUNGI dan NAMA
LENGKAP YANG MENELEPON.
3. Dokter/ perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik komunikasi
verbal Tulis (write back)/ Baca (read back) Konfirmasi (Confirmation), proses pelaporan
ini ditulis di dalam rekam medis (form catatan perkembangan terintegrasi).
4. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis langsung menghubungi
DPJP/ PPDS yang merawat pasien.
5. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis dan menghubungi DPJP/
PPDS yang merawat pasien harus mencatat tindakan yang diambil untuk pasien atau
informasi lain terkait klinis
6. Semua nilai kritis/ interpretasi selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil
pemeriksaan sesuai dengan SPO Penyerahan Hasil.
7. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang meminta
pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis ke pasien.
8. Dokter/ perawat di ruangan yang menerima hasil kritis menerapkan mekanisme
pelaporan hasil kritis sebagai berikut:
a. 15 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:
b. 15 menit ke dua: harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil menghubungi, ke
langkah berikut:
c. 15 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi: Divisi departemen terkait Bila di
luar jam kerja/ hari libur menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila belum
berhasil menghubungi ke langkah berikut:
d. 15 menit ke empat: menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila belum berhasil
juga maka dapat menghubungi urutan pimpinan sebagai berikut:
1. Kepala IGD, jika tidak dapat dihubungi,
2. Kepala ICU, jika tidak dapat dihubungi
3. Direktur Medik SKeperawatan
e. Dokteryang dilaporkan tentang hasil kritis yang perlu diwaspadai tersebut,
bertanggungjawab terhadap interpretasi hasil dan pengambilan tindakan terhadap
pasien.

Dokumen terkait :
- Daftar Nilai Kritis (Terlampir)

Unit terkait :

1. Ruang Rawat Inap


2. Rawatjalan
3. IGD
4. Departemen Patologi Klinik
5. Departemen Patologi Anatomi
6. Departemen Radiologi
DAFTAR NILAI KRIT1S

1. DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM KIMIA


NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA NEWBORN
No. Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Batas Atas Sampel
1. Bilirubin mg/dl - 15 Serum/Plasma
2. Glukosa mg/dl 30 325 Serum/Plasma
3. Potassium mmol/dl 2.8 7.8 Serum/Plasma

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA ANAK


No. Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Batas Atas Sampel
1. Glukosa mg/dl 46 445 Serum/Plasma
2. Laktat mmol/dl - 4.1 Plasma
3. Bilirubintotal mg/dl - 20

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA DEWASA


No. Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Batas Atas Sampel
1. Laktat mmol/dl - 3.4 Plasma
2. Potassium/Kalium mmol/dl 2.8 6.2 Serum/Plasma

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM HEMATOLOGI


NILAI KRITIS PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
No. Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Batas Atas
1. Hemoglobin Dewasa g/dl 5 20
2. Hemoglobin Bayi Baru Lahir g/dl 5 25
3. Hematokrit % 20 60
4. WBC /L 1.000 50.000
5. Platelet /L 20.000 800.000
6. INR - 5
2. DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI

UMUM:
1. Ketidaksesuaian antara diagnosa VC dengan diagnosis parafin.
2. Ketidaksesuaian antara diagnosis klinik dengan hasil PA.

Hasil harus segera dilaporkan 1 jam setelah hasil definitif keluar(3-5 hari kerja).

KHUSUS:
1. Divisi IV (patologi Endokrin dan Patologi Hematolimfoid) -> Bila hasil PA Limfoma
limfoblastik harus segera dilaporkan.
2. Divisi V (Patologi jaringan lunakdan patologi tulang) -@ Untuk kasus Sarcoma pada anak
harus segera dilaporkan ke dokter pengirim.
3. DEPARTEMEN RADIOLOGI

Area
Kondisi Kategori Kritis
Anatomi/
Red Category Condition*
Anatomical
Laporkan Secara Lengkap Dalam Waktu 1 Jam
Area
Sistem saraf Perdarahan serebral / hematoma
pusat Tumor otak (efek massa)
Stroke akut
Fraktur depresi pada tengkorak
Fraktur tulang belakang servikal
Kompresi sumsum tulang belakang
Leher Epiglotitis
Diseksi arteri karotis
Critical carotid stenosis
Payudara
Dada Tension pneumothorax
Diseksi aorta
Emboli paru
Aneurisma pecah atau impending rupture
Emfisema mediastinum / pneumomediastinum
Abdomen Udara bebas di abdomen (bila tanpa riwayat pembedahan dalam waktu
dekat)
Ischemic bowel
Appendicitis
Emboli vena porta
Volvulus
Perlukaan organ dalam traumatic
Perdarahan retroperitoneal
Obstruksi usus
Urogenital Kehamilan ektopik
Abruptio placentae
Placental Previa menjelang aterm
Torsio testis atau ovarium
Kematian vetus
Vaskuler DVT atau oklusi vaskuler
Tulang
Umum Kesalahan lokasi pemasangan selang / infuse (misalnya selang makan pada
saluran napas)
Dokter spesialis radiologi hanya perlu menganggap kondisi-kondisi tersebut sebagai kritis
apabila :
I. Terdapat kepastian bahwa pasien memiliki salah satu kondisi tersebut, dan
II. Terdapat kemungkinan yang tinggi bahwa the ordering provider tidak mengetahui
kondisi tersebut saat meminta pemeriksaan.

4. DAFTAR NILAI HASH KRITIS KARDIOLOGI

Testing Red Category Conditions


Test
Area Complete Alert Within 1 Hour
Cardiology EKG" AcuteSTsegmentelevationof1mmormorein2moremore
contiguousleads,firstinstanceonly*
AcuteSTdepresssionof2mmormorein2ormorecontiguous
leads,firstinstanceonly*
HighGradeAVblock(nopacemaker), firstinstanceonly
SustainedVT
Torsadesdespoints
Adult Tamponade
Echocardiogram AcuteVSD,s/pMl
Aorticdissection
Obstructive(clotted)prostheticheartvalve
Pseudoaneursym
Papillarymusclerupture,s/pMl
AdultExercise Unexpectedverypositivetest,positivewithinthefirststageof
ToleranceTest theBruceprotocol.VerypositivemaybedefinedbymarkedST
depressionorSTelevation.
Substantialhypotensiondevelopingduringtheexercisetest.
Substantialventricularectopydevelopingduringanystageofthe
exercisetest..
SubstantialbradycardiaeithersinusorrelatedtoAVblockduring
orimmediatelypostexercise.
Symptomatichypotensionwithorwithoutarrhythmiaduringorat
thecompletionofexercise
Anyotherabnormalitythatinthecardiologist'sopinionisa
CriticalTestResult(atestresultindicatingalifethreatening
conditionrequiringimmediatemedicalintervention).

*First instance = No critical resultof the same kind in the past24 hours.

Anda mungkin juga menyukai