DI RW 01 KECAMATAN CIGANJUR
JAKARTA SELATAN
Disusun Oleh:
18160000086
JAKARTA
2017
KONSEP DASAR KELUARGA
A Definisi
Banyak definisi yang diuraikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan sosial
masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan pengertian keluarga dalam Harmoko (2012) :
a. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
sama lain.
b. Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan
sosial dari tiap anggota.
c. Menurut WHO (1969), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
d. Menurut Bergess (1962), keluarga terdiri atas kelompok orang yang mempunyai
ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal
bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan komunikasi dalam peran sosial,
serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi
mempunyai keunikan tersendiri.
e. Menurut Helvie (1981), keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam
satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
f. Menurut Departemen kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami istri
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.
(Harmoko, hal 52; 2012).
Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan. Transisi ke masa menjadi orangtua adlah salah satu kunci dalam siklus
kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi kelompok trio,
membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu, sistem
berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dari pernikahan). ( McGoldrick, Heiman,
& Carter, 1993 dalam Marilyn M. Friedman, hal 108: 2010)
Tahap III siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 21/2 tahun
dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga
sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-
laki, dan putrisaudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda (
Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 111: 2010
Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas sekolah,
masing-masing anak memiliki aktifitas di sekolah, masing-masing akan memiliki
aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas
berbeda dengan anak. (Harmoko, hal 56; 2012)
e. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap V dari siklus atau perjalanan kehidupan
keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun,
walaupun dapat lebih singkat jika anak meningglakan keluarga lebih awal atau lebih
lama jika anak tetap tinggal di rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak
lainnya yang tinggal di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga
pada tahap anak remaja adalah melonggrakan kebebasan remaja yang lebih besar
dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda. (Duvall & Miller, 1985
dalam Marilyn M. Friedman, hal 115: 2010)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lama tahap ini
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepaskan anaknya
untuk hidup sendiri. (Harmoko, hal 59; 2012)
Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan pada fase ini
akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak, dan perasaan
gagal sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak meninggallkan rumah, maka
pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.
(Harmoko, hal 60; 2012)
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau
kedua pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lainnya. (Duvall & Miller,
1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 122: 2010)
D. Keluarga Sebagai Sistem
Lingkungan
Umpan Balik
c. Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku keluarga yang
terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku sebagai warga negara, dan
lain-lain
d. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang berasal
dari keluaran.
b. Aturan keluarga
a) Sistem terbuka: hasil musyawarah, tidak ketinggalan zaman, berubah sesuai
kebutuhan keluarga, dan bebas mengeluarkan pendapat.
b) Sitem tertutup: ditentukan tanpa musyawarah tidak sesuai perkembangan zaman,
mengikat, tidak sesuai kebutuhan dan pendapat terbatas.
b) Sistem tertutup: memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu bergantung),
tidak berkembang, harga diri: kurang percaya diri, ragu-ragu, dan kurang dapat
dukungan untuk mengembangkan.
E. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai berikut
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur,
terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi
keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta
meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesn,
memberikan umpan balik, dan valid.
b. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada
struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ status adalah posisi individu
dalam masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
c. Struktur kekuatan
Kemaampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku
orang lain. Hak (Legitimate power), ditiru (Referenr power), keahlian (Exper power),
hadiah (reward power), paksa (coercive power).
d.Strukur nilai dan normal.
a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat
mempersatukan annggota keluarga.
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga.
c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
1. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah di
tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya dapat
bekerja di laur rumah.
2. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
3. Reconstitud Nuclear
4. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal
dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan
lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar
rumah.
5. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak
sudah meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
6. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu bekerja
di rumah.
7. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-anaknya
dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
8. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak
9. Commuter Married
Suami istri/keduanta orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya
saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
10. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk
menikah.
11. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
12. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
13. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
14. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga
dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari
anak-anak.
15. Unmarried paret and child
Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi
16. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.
G. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis
anggota keluarga (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
b. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai anggota
masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota keluarga (Marilyn M.
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya (Marilyn M.
Friedman, hal 86: 2010)
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan
(Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
H. Tugas Keluarga
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masingmasing
3) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama termasuk perhitungan garis keturunan
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkannya
4) Berbentuk monogram
5) Bertanggung jawab
6) Mempunyai semangat gotong royong
B Fokus Pengkajian
a. Data umum
a) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama atau inisial, jenis elamin,
tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari
masing-masing anggota keluarga, dan genongram (genogram keluarga dalam tiga
generasi)
b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
c) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan
d) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
memengaruhi kesehatan.
e) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala keluarga
maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya dilihat
kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat rekreasi, namun
menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn aktivitas rekreasi.
c) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi:
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing, anggota, dan sumber
pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan keluarga yang
hilang.
d) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti apa
kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan orang tua dari
kedua orang tua.
c. Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar mandi, dapur, kamar
tidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi dan perasaan secara
keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah mereka
Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat tinggal, keadaan
tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan rumah, fasilitas-fasilitas ekonomi dan
transportasi.
Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau apakah sering mempunyai
kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari anggota keluarga dan
jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki keluarga.
d. Struktur keluarga
a) Pola-pola komunikasi keluarga, menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga
d) Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan norma yang
dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan
e. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang dimiliki
b) Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana anggota keluarga
belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku
c) Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatannya dan memelihara kesehatannya.
e) Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan.
c) Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping yang digunakan keluarga
bila menghadapi permaslahan
C Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau
masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa data secara
cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung
jawab untuk melaksanakannya (Harmoko, hal 86; 2012)
b. Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi maslah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat
c. Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah mampu memenuhi
kebutuhan kesehatannya.
D Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan perawat
untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan/masalah
keperawatan yang telah di identifikasi (Harmoko, hal 93; 2012).
E Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat
mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan
ke arah perilaku hidup sehat (Harmoko, hal 97; 2012)
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini (Harmoko, hal 98; 2012)
a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan kesehatan
dengan cara memberikan informasi kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan, dan harapan
tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukn tindakan, mengidentifikasi sumber-
sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan c.
Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah,
dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluaga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat dengan
menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan
lingkungan keluarga seoptimal mungkin