Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASMA

DI WILAYAH PONDOK SENTUL


RT.09 RW.10 CIATER

DISUSUN OLEH :
PUTRI SINTYA RAHAYU
170210091

PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN


2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Banyak definisi yang diuraikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan


sosial masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan pengertian keluarga dalam
Harmoko (2012) :
a. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain.
b. Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.
c. Menurut WHO (1969), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
d. Menurut Bergess (1962), keluarga terdiri atas kelompok orang yang
mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil
adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan
komunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan
yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
e. Menurut Helvie (1981), keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal
dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan
yang erat.
f. Menurut Departemen kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari
suatu masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
B. Tujuan Dasar Keluarga

1) Memujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat dengan


memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran
masyarakat
2) Membentuk anggota keluarga sebagai anggota masyarakat
yang sehat biopsikososial spiritual
3) Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota masyarakat

4) Memperhatikan secara total segi-segi kehidupan anggotanya

5) Membentuk identitas dan konsep dari individu-individu yang menjadi


anggotanya

C. KonsepTahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga:

a. Tahap I ( keluarga pasangan baru/ beginning family)

Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami istri
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.
(Harmoko, hal 52; 2012).

b. Tahap II ( keluarga dengan kelahiran anak pertama/ child bearing family)

Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi
berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orangtua adlah salah satu kunci dalam
siklus kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi
kelompok trio, membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya
(yaitu, sistem berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dari pernikahan).
( McGoldrick, Heiman, & Carter, 1993 dalam Marilyn M. Friedman, hal 108: 2010)
c. Tahap III ( keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl)

Tahap III siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 21/2
tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga
sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-
laki, dan putri- saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda
( Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 111: 2010
d. Tahap IV ( keluarga dengan anak sekolah/ families with children)

Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas sekolah,
masing-masing anak memiliki aktifitas di sekolah, masing-masing akan memiliki
aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas
berbeda dengan anak. (Harmoko, hal 56; 2012)
e. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers)

Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap V dari siklus atau perjalanan
kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh
tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meningglakan keluarga lebih awal atau
lebih lama jika anak tetap tinggal di rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun.
Anak lainnya yang tinggal di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama
keluarga pada tahap anak remaja adalah

melonggrakan kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi
seorang dewasa muda. (Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 115:
2010)
f. Tahap VI ( keluarga dengan anak dewasa/ launching center families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lama tahap ini
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepaskan anaknya
untuk hidup sendiri. (Harmoko, hal 59; 2012)
g. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan/ middle age families)

Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan pada
fase ini akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak, dan
perasaan gagal sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak meninggallkan rumah,
maka pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas.
(Harmoko, hal 60; 2012)
h. Tahap VIII ( keluarga usia lanjut)

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu
atau kedua pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lainnya. (Duvall &
Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 122: 2010)

D. Keluarga Sebagai Sistem

Lingkungan

Masukan Proses Keluaran

Umpan Balik

gambar: Komponen dalam sistem keluarga

Gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut (Harmoko, hal 15; 2012):

a. Masukan (input) terdiri atas: anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari
keluarga (masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama, dan sebagainya.

b. Proses (throughput) merupakan proses yang terjadi dalam


melaksanakan fungsi keluarga.
c. Keluaran (output) adalah hsil dari suatu proses yang berbentuk perilaku
keluarga yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku
sebagai warga negara, dan lain-lain
d. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang
berasal dari keluaran.
Karakteristik keluarga sebagai sistem

Berikut ini akan dijelaskan mengenai karakteristik keluarga sebagai suatu


sistem (Harmoko, hal 17; 2012)
a. Pola komunikasi keluarga

Secara umum ada dua pola komunikasi dalam keluarga yaitu sistem terbuka
dan sitem tertutup. Sistem terbuka pola komunikasi dilakukan secara langsung,
jelas, spesifik, tulus, jujur dan tanpa hambatan. Sedangkan pola komunikasi
seitem tertutup adalah tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras,
saling menyalahkan, kacau dan membingungkan.
b. Aturan keluarga

a) Sistem terbuka: hasil musyawarah, tidak ketinggalan zaman, berubah


sesuai kebutuhan keluarga, dan bebas mengeluarkan pendapat.
b) Sitem tertutup: ditentukan tanpa musyawarah tidak sesuai perkembangan
zaman, mengikat, tidak sesuai kebutuhan dan pendapat terbatas.
c. Perilaku anggota keluarga

a) Sistem terbuka: sesuia dengan kemampuan keluarga memiliki kesiapan,


mampu berkembang sesuai kondisi. Harga diri:percaya diri, mengikat,
dan mampu mengembangkan dirinya.
b) Sistem tertutup: memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu
bergantung), tidak berkembang, harga diri: kurang percaya diri, ragu-
ragu, dan kurang dapat dukungan untuk mengembangkan.

E. Struktur Keluarga

Struktur keluarga oleh Friedman dalam (Harmoko, hal 19; 2012) sebagai berikut

a. Struktur komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara


jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan.
Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas
dan berkualitas, serta meminta dan menerima umpan balik. Penerima pesan
mendengarkan pesn, memberikan umpan balik, dan valid.
b. Struktur peran

Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan.


Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ status adalah
posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
c. Struktur kekuatan

Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau mengubah


perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian
(exper power), hadiah (reward power_, paksa (coercive power), dan effektif
power.
d. Strukur nilai dan norma

a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat
mempersatukan annggota keluarga.
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem
nilai dalam keluarga.
c) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

F. Tipe – tipe Keluarga

Tipe keluarga ((Harmoko, hal 23; 2012) sebagai berikut

a. Nuclear Family

Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu
rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/
keduanya dapat bekerja di laur rumah.
b. Extended Family

Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,


keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
c. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,
tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya
dapat bekerja di luar rumah.
d. Middle Age/ Aging Couple

Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah,


anak-anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti
karier.
e. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu
bekerja di rumah.
f. Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual Carier

Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak

h. Commuter Married

Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.
j. Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

k. Institutional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.

l. Comunal

Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage

Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried paret and child

Ibu dan aak dmana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi

o. Cohibing Cauple

Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.

G. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif

Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan


psikologis anggota keluarga (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
b. Fungsi Sosialisasi

Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai


anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status pada anggota
keluarga (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
c. Fungsi reproduksi

Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan


untuk keberlangsungan hidup masyarakat (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
d. Fungsi ekonomi

Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya (Marilyn M.


Friedman, hal 86: 2010)
e. Fungsi perawatan kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan


kesehatan (Marilyn M. Friedman, hal 86: 2010)
H. Tugas Keluarga

1)Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

2)Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

3)Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya


masing- masing
4)Sosialisasi antara para anggotanya

5)Pemeliharaan antara keterlibatan anggota keluarga

6)Pengaturan jumlah anggota keluarga

7)Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

I. Ciri – ciri Keluarga

1)Keluarga merupakan hubungan perkawinan

2)Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan


perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
3)Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama termasuk perhitungan garis
keturunan

4)Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya


berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkannya

J. Ciri Keluarga Indonesia

1)Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong

2)Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran

3)Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara


musyawarah
4)Berbentuk monogram

5)Bertanggung jawab

6)Mempunyai semangat gotong royong


ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA

I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. E
2. Alamat dan No. Telp : Kp. Pondok Sentul RT.009 RW.10
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Security
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
5. Komposisi Keluarga
Status Imunisasi
Hubungan Polio DPT Hepatitis
N Pendidi Ca
Jk Dengan Umur BC Ket.
o kan mp
KK G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
ak

Genogram

Tn.N
85 th

Tn. E Ny.Y
48 th 31 th

An.E An. B An.A


11th 7 th 2 th
Ket:

: meninggal : serumah

: perempuan : garis keturunan

: Laki-laki : menikah

6. Tipe Keluarga.
Tipe kelurga Tn. E adalah tipe extended family dengan keluarga inti ada
ayah ibu dan 3 anak serta 1 ayahnya. Ny.Y kesehariannya menjadi PRT dan IRT,
anak pertama bersekolah SD kelas 5 dan anak kedua bersekolah SD kelas 2 dan
si bungsu belum bersekolah.

7. Suku Bangsa.
Keluarga Tn. E adalah dari suku betawi, keluarga Tn.E sering
mengonsumsi ikan asin dan sesuatu yang pedas sebagai pelengkap makanan.

8. Agama.
Agama yang dianut oleh Tn. E beserta keluarga adalah Islam. Keluarga Tn.
E biasanya melakukan shalat 5 waktu dirumah. Tn. E dan Ny. Y jarang
melaksanakan shalat berjamaah, Tn E kurang aktif didalam kegiatan mushalla
dan juga jarang ikut dalam kepengurusan mushalla. Namun agama tetap menjadi
sumber kekuatan bagi keluarga.

9. Status Sosial Ekonomi.


Tn. E adalah Kepala keluarga dan seorang security dan Ny. Y adalah
seorang ibu rumah tangga dan seorang pembantu rumah tangga. Penghasilan
keluarga ini setiap bulannya menghasilkan ± Rp 3.500.000,-/bulan, penghasilan
berfokus pada pembiayaan kebutuhan sehari-hari, Tn E juga menyisihkan
sebagian dari pendapatannya perhari yang bisa digunakan untuk kebutuhan
mendadak dan untuk pengobatan anggota keluarga yang sakit.
10. Aktivitas rekreasi kelurga.
Keluarga Tn.E tidak mempunyai aktivitas rekreasi yang tidak terjadwal,
karena Tn.E bekerja setiap hari, adapun aktivitas rekreasi keluarga Tn. E berupa
berkumpul dengan anggota keluarga lain, setiap waktu senggang Tn.E sering
mengajak keluarga hanya untuk sekedar berjalan-jalan ke tandon karena itu
tempat wisata terdekat.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA.


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga Tn. E saat ini adalah tahap perkembangan
keluarga dengan dewasa awal dengan tugas perkembangan sebagai berikut :
1. Persiapan menjadi orang tua .
2. Adapatasi dengan perubahan anggota keluarga peran, interaksi, hubungan
seksual dan kegiatan .
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.


Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, karena anggota keluarga seperti Tn.
N mempunyai penyakit asma.

13. Riwayat keluarga inti


Ny. Y mengatakan belakangan ini penyakit asma Tn.N sering kumat , Ny.
Y mengatakan jika serangan sesak datang hanya minum obat asma yang di beli di
di klinik sewaktu berobat itu pun obat hanya di minum ketikaserangan sesak
datang, nama obat yangdi konsumsi adalah Teosal Rumagecic dan Sultutamol
sulfate serta bantuan dari inheler bronkodilator, apabila obat tersebut tidak bisa
mengurangi serangan asma baru Tn.N memeriksakan dirinya ke puskesmas ,
selain memiliki asma Tn.N juga memiliki hipertensi ketika di cek tenakan
darahnya 150/100 mmHg, Tn.N mengeluhkan ketika berjalan selalu merasa
pusing dan mengalami perubahan arah yang awalnya dipinggir jadi ketengah.
Anak pertama dan kedua tidak ada mengeluhkan sakit. Anak yang ketiga
menderita penurunan berat badan dari 12 kg ke 10 kg karena kurang nafsu makan
dan sudah berobat ke Puskesmas sempat di berikan suplemen penambah nafsu
makan namun sudah habis di konsumsi.

14. Riwayat keluarga sebelumnya.


- Tn. N mengatakan bahwa keluarganya memiliki riwayat penyakit asma. Ibu
Tn. N sudah meninggal beberapa tahun lalu karena penyakit asma dan lanjut
usia.
- Ny. N mengatakan Bapaknya menderita penyakit Hipertensi semenjak
beberapa tahun yang lalu.
III. Riwayat Kesehatan Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Rumah yang dimiliki oleh Tn. E dan Ny. Y adalah rumah permanen.
dengan luas 9 x 9 .Rumah tersebut milik pribadi Tn E yang terdiri dari ruang
tamu, 3 kamar tidur, 1 buah (dapur tungku dan dapur kompor), dinding rumah
dari batu bata yang sudah dicor dengan semen yang dinding sudah di cat.
Mereka menggunakan lampu listrik sebagai penerangan. Peralatan yang
ada dirumah Tn. E diantaranya : 1 set kursi tamu, lemari, kasur dan termpat tidur
serta peralatan rumah tangga. Terlihat keluarga menggunakan TV dan tape
sebagai media informasi dan untuk hiburan anak-anak..
Untuk penyedia air bersih berasal dari PDAM. Keluarga mengatakan
sampah yang sudah dikumpul dan dibakar 2 hari sekali. Air pembuangan limbah
di buang ke got di depan rumah dan pembuangan dikamar mandi ke septik tank
.Kebersihan rumah lumayan bersih termasuk perkarangan rumah dan di depan
rumah juga terdapat bunga sebagai hiasan rumah Tn. E, Didepan perkarangan
rumah ada kebun untuk bercocok tanam dan diseberangnya adalah halaman
rumah tetangga dari Tn. E
Denah rumah :

Kamar Dapur Kamar


Anak Mandi

Ruang
Kamar Tn. Makan
N

Kamar Ruang
Utama Tamu

16. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Hubungan keluarga Tn.E dengan tetangga berjalan baik dan berbaur
dengan tetangga dengan baik, tetangga Tn.E dominan bersuku Betawi.
Sebagian besar komunitas RW adalah penduduk asli berprofesi sebagai
wiraswasta akan tatapi Tn.E adalah security.
17. Mobilitas Geografis
Keluarga ini tidak pernah pindah rumah. Tn.N dulunya seorang petani.
Namun semenjak terkena asma sudah membatasi aktifitasnya. Keluarga Tn.E
menempati rumah ini sudah turun temurun dari buyutnya.

18. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Keluarga Tn.E berinteraksi yang lebih sering pada sore dan pagi hari
dimana anggota keluarga dapat berkumpul secara utuh setelah kesibukan mereka
pada siang hari, Aktivitas yang dilakukan biasanya menonton TV. Hubungan
keluarga Tn.E dengan keluarga besar dari pihak Tn.E sendiri ataupun pihak istri
berjalan baik dan saling mengunjungi sedangkan dengan masyarakat di
lingkungan rumahnya, Ny. Y cukup aktif dalam kegiatan pengajian bulan dan
sering berinteraksi dengan tetangga dekatnya serta sering mengadakan acara
makan bersama dengan tetangga.

19. Sistem Pendukung Keluarga.


Tn.E mempunyai istri yang menyayanginya dan tiga orang anak serta
masih memiliki ayah, walaupun hanya tinggal berlima tapi Tn. E selau berusaha
menjaga keharmonisan dalam keluarganya. Serta setiap ada anggota keluarga
yang sakit maka akan di bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

IV. Struktur Keluarga


20. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn E mempunyai pola komunikasi yang baik, terbuka dan dua
arah dengan menggunakan bahasa betawi atau sunda. Anggota keluarga
mengutarakan keinginan dan perasaannya dengan mendiskusikan dan
memberikan umpan balik yang tepat tidak ada pola komunikasi disfungsional
yang ditemukan dalam keluarga Tn E
21. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn E merupakan pemegang kendali rumah tangga yang berperan sebagai
kepala keluarga, proses pengambilan keputusan dengan cara musyawarah antara
Tn E, Ny. Y . namun ketika mendesak ny.Y yang akan mengambil keputusan.
Tn E dan Ny. Y mengendalikan pendapatan untuk digunakan sebagai
pengeluaran rumah tangga dan pengeluaran wajib seperti tagihan listrik, air dan
biaya yang tidak terduga lainnya.

22. Struktur Peran


Tn E berperan sebagai bapak dan juga sebagai kepala keluarga dan
bertindak sebagai pencari nafkah. Ny.Y berperan sebagai ibu rumah tangga yang
ikut bertugas merawat anak mereka. Sedangkan anak pertama kadang ikut
membantu keluarga. Anak kedua membantu pekerjaan Ny.Y dan anak ketiga
bermain, serta Tn.N kadang bercocok tanam bila memungkinkan.
.
23. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma keluarga menganut sesuai agama dan lingkungan yang
ada, seperti batasan untuk bertamu sekitar pukul 21.00 WIB. Ketika ada anggota
keluarga yabng sakit akan di bawa ke puskesmas.

V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Efektif
Tn.E dan Ny. Y mengatakan sangat bahagia dengan perkawinan mereka,
jarang sekali ada pertengkaran dan apabila ada kesalah pahaman langsung
dibicarakan/ dimusyawarahkan bersama.
Tn.E dan Ny. Y mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak –
anak, Tn.E sangat menyayangi istri dan anaknya.
25. Fungsi Sosialisasi
Tn.E dan Ny.Y bertanggung jawab merawat dan membesarkan anaknya
dan juga memberi perhatian kepada lingkungan sekitar, keluarga mudah
berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

26. Fungsi Perawatan Kesehatan


a. Praktik Diit Keluarga
Keluarga sering mengkonsumsi makanan pedas dan ikan asin, jarang
mengkonsumsi sayur dan buah tiap hari .

b. Kebiasaan tidur keluarga


Kebiasaan tidur Tn.N sering tidur agak larut dan kadang terganggu apabila
asma kambuh. Ny. Y tidur sekitar jam 09.00 malam.

c. Latihan fisik
Kegiatan Latihan fisik keluarga Tn. E jarang kecuali Ny.Y yang kadang jalan
pagi dan melakukan aktivitas rumah tangga.
d. Kebiasaan Penggunaan obat – Obatan
Kebiasaan keluarga kalau sakit, Ny.Y , Tn.E dan Tn.N dan anak- anak pergi
berobat ke puskesmas atau keklinik terdekat.

e. Peran Kelurga dalam pratik perawatan diri.


Tn. N mengatakan dadanya sesak, susah untuk bernapas, terutama bila Tn.N
kelelahan. Tn. N mengatakan susah tidur. Ny.Y mengatakan jika serangan
sesak datang hanya minum obat asma. Keluarga Tn.N mengatakan kurang
mengetahui tentang penyakitnya. Ny.Y mengatakan hanya mengetahui sedikit
tentang perawatan penyakitnya ini, seperti jangan terlalu lelah dan menjauhi
faktor penyebab asma kembali.
f. Tingkatan preventif Dasar
Tn.E mengatakan hanya mengetahui sedikit tentang perawatan penyakitnya
ini, seperti jangan terlalu lelah dan kena dingin, apabila asmanya kambuh
meminum obat yang dari puskesmas.

27. Fungsi Reproduksi


Tn.E mempunyai istri Ny. Y dan 3 orang anak. Ny.Y memakai alat
kontrasepsi suntik sampai saat ini. Siklus haid Ny.Y kurang teratur pada tiap
bulannya dan belum memasuki masa menopause.Ny.Y pernah konsultasi ke
bidan di puskesmas , hal itu karena pengaruh suntik yang menggunakan hormon
disarankan menggunakan spiral tapi merasa takut.

28. Fungsi Ekonomi


Tn.E dan Ny.Y dapat mengatur keuangan dengan baik, keluarga mampu
memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan jasa kebutuhan lainnya seperti
peralatan rumah tangga yang lengkap serta transportasi.
VI. Stres dan Koping Keluarga
29. a. Stressor jangka pendek:
Perubahan dalam kesehatan seperti Tn.N sering merasakan sesak pada
dadanya, susah untuk beristirahat dan untuk tidur di malam .

b. Stressor jangka panjang


tidak ada

30. Kemampuan Keluarga Berespons.


Terhadap stressor jangka pendek keluarga membawa Tn.N ke praktek
Puskesmas apabila asma nya kambuh sampai tidak dapat di tangani sendiri.
Biasanya keluarga mendiskusikan masalah yang dihadapi anggota keluarga lain.

31. Strategi Koping yang Digunakan.


Keluarga menggunakan sistem dukungan sosialnya dan keluarga besar jika
memanfaatkan pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit. Sedangkan jika
ada masalah keluarga berusaha mengkomunikasikan bersama.

32. Strategi Adaptasi Disfungsional


Keluarga menyelesaikan masalahnya dengan baik dan mengatasinya agar
tidak menjadi berlanjut, keluarga selalu terbuka satu sama lain.
VII. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan yang Ada.
Harapan keluarga terhadap kesehatan yang ada yaitu agar masalah tersebut bisa
diatasi tanpa gangguan kesehatan dan keluarga dapat melakukan aktivitas sehari-
hari.
Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat keluarga adalah membantu

keluarga mengatasi masalah kesehatan yang terjadi dan dapat memberikan solusi

yang tepat terhadap masalah kesehatan, dan jasa dengan adanya kunjungan rumah

tersebut keluarga berharap dapat menambah pengetahuan mereka tentang

kesehatan.
Pemeriksaan Fisik

No Pemeriksaan Fisik Tn.N Ny.Y An.E An.B An.A Tn.E


1. Keadaan Umum TB : 166 cm TB : 151 cm TB : 144 cm TB : 122 cm TB : 90 cm TB : 170cm
BB : 62 kg BB : 40 kg BB : 37 kg BB : 23 kg BB : 10 kg BB : 56 kg

- Kepala Benjolan (-), lesi Benjolan (-), lesi Benjolan (-), lesi Benjolan (-), lesi Benjolan (-), Benjolan (-), lesi
(-) (-) (-) (-) lesi (-) (-)

- Rambut Ikal, tidak rontok Lurus, rontok Lurus, rontok Lurus, rontok Ikal, rontok Lurus, rontok
sedikit sedikit sedikit sedikit sedikit

- Mata Konjunctiva Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva tidak Konjunctiva Konjunctiva tidak
tidak anemis anemis sklera tidak anemis sklera tidak anemis sklera tidak tidak anemis anemis sklera
sklera tidak ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan sklera tidak tidak ikterik,
ikterik, baik. baik. baik. ikterik, penglihatan baik
penglihatan penglihatan
sedikit buram. baik.

- Telinga Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-), Cerumen (-),
pendengaran pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran pendengaran baik.
sudah menurun. baik.
Polip (-), sinusitis
- Hidung Polip (-), Polip (-), sinusitis Polip (-), sinusitis Polip (-), sinusitis Polip (-), (-), lendir (-),
sinusitis (-), (-), lendir (-), (-), lendir (-), (-), lendir (-), sinusitis (-), penciuman baik
lendir (-), penciuman baik penciuman baik penciuman baik lendir (-),
penciuman baik penciuman
baik

Lidah bersih,
- Mulut Lidah bersih, Lidah bersih, nafas Lidah bersih, nafas Lidah bersih, nafas Lidah bersih, nafas tidak
nafas tidak tidak berbau, tidak berbau, tidak berbau, nafas tidak berbau, jumlah
berbau, jumlah jumlah gigi jumlah gigi jumlah gigi berbau, dan gigi lengkap tidak
gigi lengkap lengkap tidak ada lengkap tidak ada lengkap tidak ada geraham ada sariawan.
tidak ada sariawan. sariawan. sariawan. belakang
sariawan. bagian atas
dan bawah
gigi belum
lengkap, tidak
ada sariawan.

Kuku bersih
- Kuku Kuku bersih Kuku bersih Kuku bersih Kuku bersih Kuku kurang pendek dan
pendek dan pendek dan terawat pendek dan terawat pendek dan terawat bersih dan terawat dengan
terawat dengan dengan baik dengan baik dengan baik kurang baik
baik terawat
dengan baik
Bersih, turgor
- Kulit Bersih, turgor Bersih, turgor baik Bersih, turgor baik Bersih, turgor baik Bersih, turgor baik kulit teraba
kulit melmbat kulit teraba hangat kulit teraba hangat kulit teraba hangat baik kulit hangat dan suhu
teraba hangat dan dan suhu 36oC dan suhu 36,4oC dan suhu 36,7oC teraba hangat 36oC
suhu 36,5oC dan suhu 36oC

2 Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid kelenjar tiroid
3 Payudara/ Thorax Tidak ada Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada teraba Tidak ada Tidak ada teraba
benjolan benjolan, bentuk benjolan, bentuk benjolan, bentuk teraba benjolan, bentuk
berbentuk simetris tidak ada simetris tidak ada simetris tidak ada benjolan, simetris tidak ada
simetris tidak ada lesi dan lecet. lesi dan lecet. lesi dan lecet. bentuk lesi dan lecet.
lesi dan lecet. simetris
4 Sistem pernafasan Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
mengi, sesak vesikuler frekuensi vesikuler frekuensi vesikuler frekuensi veikuler, vesikuler
nafas, rasa dada 20x/mnt tidak ada 20x/mnt tidak ada 20x/mnt tidak ada frekuensi 18 frekuensi 20x/mnt
tertekan, wheezing dan wheezing dan wheezing dan x/mnt, tidak tidak ada
frekuensi nafas ronchi ronchi ronchi ada wheezing wheezing dan
30 kl/i, takipneau dan ronchi ronchi
5 Sistem TD: 150/100 TD: 120/80 mmHg, TD: 100/80 mmHg, TD: 100/80 mmHg, TD: TD: 120/80
kardiovaskular mmHg, nadi: 90 nadi: 80 x/mnt, atus nadi: 80 x/mnt, atus nadi: 80 x/mnt, atus 72 x/mnt, mmHg, nadi: 80
x/mnt, atus cordis tidak cordis tidak cordis tidak atus cordis x/mnt, atus cordis
cordis tidak terlihat, irama terlihat, irama terlihat, irama tidak terlihat, tidak terlihat,
terlihat irama jantung teratur. jantung teratur. jantung teratur. irama jantung irama jantung
jantung teratur. teratur teratur.
6 Sistem Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus Bising usus
gastrointestinal normal, BAB 1 x normal, BAB 1 x normal, BAB 1 x normal, BAB 1 x normal, BAB normal, BAB 1 x
sehari sehari sehari sehari 1 x sehari sehari
7 Sistem Tidak ada Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada Tidak ada
genitounaria keluhan BAK, BAK, frek 5 – 7 BAK, frek 5 – 7 BAK, frek 5 – 7 keluhan BAK, keluhan BAK,
frek 5 – 7 x/hari x/hari x/hari x/hari frek 5 – 7 frek 5 – 7 x/hari
x/hari
8 Sistem Kekuatan otot Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot dan Kekuatan otot Kekuatan otot dan
muskuloskeletal dan ekstremitas ekstremitas baik, ekstremitas baik, ekstremitas baik, dan ekstremitas baik,
baik, refleks refleks patella (+), refleks patella (+), refleks patella (+), ekstremitas refleks patella
patella (+), edema (-), varises edema (-), varises edema (-), varises baik, refleks (+), edema (-),
edema (-), (-) (-) (-) patella (+), varises (-)
varises (-) edema (-),
varises (-)
ANALISA DATA
No Data Penunjang Problem Etiologi
1 Ds:
- Menurut Tn.N mengatakan sering Pola nafas Ketidakmampuan
merasa sesak. tidak efektif keluarga dalam
- Tn.N mengatakan sering merasa merawat
gelisah. penyakit asma
- Tn.N mengatakan sering batuk bronchial
apabila asma kambuh khususnya
pada malam hari.

Do:
- Takipneau
- Pernafasan : 30 kl/i
- TD Tn.M: 120/80 mmHg.
- Nadi: 90 x/menit
- Mengi (+)

2 DS :
- Keluarga mengatakan tidak tahu/ Managemen Ketidakmampuan
tidak mengerti terlalu rinci dengan regimen keluarga dalam
penyakit pada Tn.N Baik itu terapeutik mengenal
mengenai pengertian, tanda gejala, tidak efektif masalah
etiologi maupun pencegahan dan kesehatan/ asma
perawatannya. bronchial.
- Ny. Y mengatakan selalu bertanya
kepada petugas kesehatan tentang
penyakit yang di derita Tn.N
- Ny.Y mengatakan khawatir terhadap
kesehatan Tn.N

DO :
- Keluarga tidak mampu menjelaskan
tentang penyakit asma bronchial
yang diderita Tn.N
- Tn.N dan Ny.Y banyak bertanya
kepada perawat mengenai penyakit
asma.

SCORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan I : Pola nafas tidak efektif : ketidakmampuan keluarga


merawat anggota keluarga dengan masalah asma bronkial

No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = Masalah ini aktual dan jika
Skala: ancaman 1 tidak ditangani akan
kesehatan mengganggu kesehatan dan
aktivitas klien jadi diperlukan
tindakan segera.
2. Kemungkinan 1 2 ½ x 2 = 1 Informasi tentang asma kurang
masalah dapat banyak dan berbagai tindakan
diubah dapat dilakukan di rumah,
Skala: sebagian masalah tidak dapat di atasi
dengan tuntas karena proses
menua yang memang tidak
dapat diubah.
3. Potensial 2 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dan
masalah untuk 2/3 klien serta keluarga berperan
dicegah. aktif untuk mencegah
Skala: cukup terjadinya masalah tapi asma
bisa sewaktu-waktu kambuh.

4. Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = Keluarga melihat bahwa


masalah. 1 permasalahan Tn.N harus
Skala: masalah diatasi karena bisa
berat harus mempengaruhi aktivitas Tn.N
segera sehari-hari.
ditangani

TOTAL 3 1/3

Diagnosa Keperawatan :
2. Managemen regimen terapeutik tidak efektif : ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan/ asma bronchial.

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1 Sifat Masalah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Tn.N mengalami kekambuhan
ancaman kesehatan penyakit asma dan keluarga
kurang paham tentang penyakit
asma bronchial.
2 Kemungkinan 2 2 2/2 x 2 =2 Memberikan pendidikan
masalah dapat kesehatan, kesadaran keluarga
dirubah : mudah. untuk mencegah kekambuhan,
kemauan Tn.N untuk menjaga
pola istirahat dan menghindari
pencetus terjadinya asma
bronchial.
3 Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Tn.N mau hidup sehat dengan
dapat dicegah : menjaga pola istirahat dan bisa
cukup. menghindari pencetus
kambuhnya asma bronchial.
4 Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 Keluarga tahu bahwa penyakit
masalah : berat, asma bronchial yang dialami
harus segera di Tn.N bisa menimbulkan
tangani. komplikasi dan mengganggu
pekerjaan bila tidak ditangani
segera.
TOTAL 4 1/3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan Keluarga mampu Setelah dilakukan intervensi
pertukaran gas : mengatasi masalah klien selama 2 x 45 menit (Keluarga dapat menyebutkan a. Kaji pengetahuan keluarga
ketidakmampuan pernafasan yang diharapkan keluarga mampu: pengertian asma bronkhial dengan tentang pengertian
merawat anggota terjadi 1. Mengenal masalah bahasanya sendiri atau dengan asma bronkhial
keluarga dengan Asma Bronkhial bantuan leaflet) b. Beri reinforcement positif
masalah asma a. Menyebutkan Asma Bronkhial adalah suatu atas jawaban keluarga.
bronkial pengertian asma keadaan klinis yang ditandai c. Diskusikan pengertian asma
bronkhial dengan episode yang berulang broonkhial dengan
penyempitan bronkus yang keluarga.
b. Menyebutkan reversible, biasanya diantar d. Beri kesempatan keluarga
penyebab asma aepisode terdapat periode untuk bertanya.
bronkhial. pernafasan yang lebih normal. e. Minta keluarga
menyebutkan kembali.
c. Menyebutkan tanda (Keluarga dapat menyebutkan 4 f. Jawab pertanyaan keluarga.
dan gejala asma dari 6 faktor pencetus dari
penyakit asma bronkhial dengan
d. Mengidentifikasi bahasa sendiri atau dengan a. Kaji pengetahuan keluarga
tanda dan gejala asma bantuan minimal dan leaflet) tentang penyebab asma
bronkhial yang 1. zat-zat alergen. bronkhial.
dialami anggota 2. iritan.
keluarga. 3. perubahan cuaca yang b. Beri reinforcement positif
ekstrim atas jawaban keluarga.
Setelah dilakukan intervensi 4. kegiatan yang berlebihan.
keperawatan selama 1 x 45 5. lingkungna kerja c. Diskusikan penyebab asma
menit diharapkan keluarga 6. obat-obatan bronkhial dengan keluarga.
mampu: 7. stress emosional.
d. Motivasi keluarga untuk
mengulang kembali.
Diagnosa
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Standar Intervensi
Keperawatan
2. Mengambil e. Beri reinforcement positif
keputusan yang tepat (Keluarga mampu menyebutkan 4 atas keberhasilan keluarga.
untuk merawat anggota dari 6 tanda dan gejala asma
keluarga dengan masalah bronkhial dengan bahasa sendiri,
asma bronkhial. dengan bantuan minimal atau
leaflet):
Menyebutkan akibat lanjut Pada waktu serangan:
dari asma bronkhial. 1. mengi berulang
2. sesak nafas
Memutuskan untuk merawat 3. rasa dada tertekan
anggota keluarga dengan 4. gelisah
masalah asma bronkhial 5. batuk khususnya pada
malam hari
6. nafas cepat cepat dan
dangkal
7. nafas cuping hidung
8. usaha nafas meningkat.

.
CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA

TUJUAN HARI/TGL IMPLEMENTASI EVALUASI


Keluarga mengenal asma Rabu, 15 Januari 1. Mengkaji pengetahuan keluarga S:
2020 tentang asma - Keluarga mengatakan bahwa asma adalah
2. Menjelaskan pengertian asma. penyempiyan jalan nafas.
o Asma adalah Bronkus (jalan - Keluarga mengatakan bahwa penyebab asma
nafas )yang normal yang o Bawaan dari lahir
revelsibel. Biasanya diantara
periode terdapat periode - Keluarga mengatakan tanda dan gejala asma
pernafasan yang asma suatu Sesak nafas
keadaan klinis yang di tandai Nafas cepat dan dangkal
dengan episode berulang, O:
3. Meminta keluarga untuk - Keluarga menyebutkan pengertian dan
mengulang pengertian asma penyebab asma secara sederhana
4. Mendiskusikan penyebab asma. - Keluaraga mengidentifikasi penyebab asma
o Zat-zat elergen - Keluarga menyebutkan tanda dan gejala asma
o iritan yang ada pada keluarga
o perubahan udara yang ektrim A:
o kegiatan yang berlebihan - keluaraga dapat mengenal gejala asma
o obat obatan P:
o kegiatan yang berlebihan - Intervensi dilanjudkan ke tupen ke 2 yaitu :
memutuskan tindakan yang tepat dalam
5. Meminta keluarga menyebutkan
mengatasi gejala asma
penyebab asma, mengidentifikasi
apakah penyebab asma yang
diderita oleh keluarga .
6. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang gejala asma
o Nafas sesak
o gelisah
o batuk khususnya pada malam
hari
o nafas cepat dan dangkal
o peningkatan usaha nafas
7. Memberikan penjelasan kepada
keluarga tentang asma
o Adanya rasa nyeri pada kaki
o Pembengkakan pada kaki
o Keadaan mudah lelah dan
letih
o Rasa kaku pada malam/pagi
hari
8. Meminta keluarga menjelaskan
kembali tanda dan gejala asma

Anda mungkin juga menyukai