Anda di halaman 1dari 36

PENDAHULUAN

Ekonomi Manajerial adalah ekonomi mikro terapan untuk bisnis, atau penerapan teori dan
metodologi ekonomi dalam pembuatan keputusan manajerial dalam dunia bisnis.
Ruang lingkup Ekonomi Managerial Lingkup ekonomi managerial sangat luas tetapi penekanan
ada pada teori ekonomi normatif artinya ekonomi manajerial memberikan aturan-aturan dalam pembuatan
keputusan untuk membantu manajer mencapai tujuan perusahaan atau organisasinya. Untuk mencapai
tujuan itu manajer dituntut untuk memahami lingkungan bisnis dimana mereka bekerja sehingga ekonomi
positif menjadi penting

Langkah-langkah Pengambilan Keputusan :


- Mengidentifikasi Tujuan
- Merumuskan Masalah
- Mengidentifikasi Kemungkinan alternatif pemecahan
- Mengevaluasi alternatif dan pilih terbaik
- Melaksanakan dan memantau keputusan

Teknik Analisis Lingkungan


Cara untuk mempelajari semua data dan informasi yang dibutuhkan perusahaan dalam pembuatan
keputusan manajerial. Informasi dan data berupa :
1. Informasi Intern
a. Media Massa
b. Karyawan perusahaan

2. Informasi Ekstern :
a. Pelanggan
b. Perantara
c. Pemasok
d. Pesaing
e. Bankir
f. Pemegang saham
g. Konsultan
h. h. Akademisi
i. Birokrat dll

Teknik Pengumpulan data :


1. Informasi dari responden
2. Sistem informasi manajemen yang memantau kondisi lingkungan
3. Spionase pada pesaing
4. Teknik meramal atau prediksi

Analisis lingkungan Industri :


1. Konsumen (buyer) :
a. Ketersediaan
b. Kemudahan
c. Pemberian kredit
d. Harga
e. Kualitas
f. Reputasi
g. Jaminan

Page 1
h. Jumlah penduduk
i. Distribusi pendapatan
j. Potensi pasar
k. Siklus produk
l. Segmen pasar

2. Pemasok (supplier) :
a. Potensi kontinuitas input
b. Biaya atau harga input
c. Pemasok baru

3. Pesaing (competitor) :
a. Pangsa pasar
b. Skala ekonomi
c. Hamabatan keluar masuk
d. Perilaku pesaing
e. Ketersediaan dan biaya pesaing

Proses Pengambilan Keputusan :


Dalam pengambilan keputusan sering sekali dihadapkan pada berbagai kondisi atau sutuasi keputusan,
yaitu :
1. Situasi kepastian, bila hasil suatu keputusan dapat diketahui sebelumnya, jadi hanya ada satu
kemungkinan kejadian dari hasil suatu keputusan
2. Situasi resiko, terjadi bila dua atau lebih hasil yang timbul akibat adanya keputusan, probabilitas
akibat atas masing-masing hasil diketahui pengambil keputusan
3. Situasi ketidak pastian, muncul bila salah satu dari dua atau lebih kejadian muncul sebagai akibat
suatu keputusan, tetapi sifat kejadian tersebut mungkin tidak diketahui dan probabilitas kejadian
tersebut tidak dapat ditentukan secara obyektif.
4. Situasi konflik, terjadi bila dua atau lebih hasil akibat keputusan selalu bertentangan satu sama
lainnya, sehingga keputusan apapun selalu membawa resiko yang tidak diperkirakan

Contoh Teori permainan Ukuran Keputusan


Penggunaan ukuran keputusan ada beberapa kreteria :
1. Nilai yang diharapkan
2. maksimak
3. maksimin
4. setara kepastian
5. koefisien variasi

Contoh :
Hasil riset pasar Pendapatan rata-rata dalam berbagai cuaca sbb :
Keadaan Cuaca Kue Es Krim
Hujan 300 75
Berawan 250 150
Terang 100 400

Informasi lain yang dapat dihimpun adalah prob. Cuaca selama 10 tahun terakhir dari BMG sbb:
- Hujan = 15 %
- Berawan = 55 %
- Terang = 30 %

Page 2
Dari informasi data tersebut anda seorang manajer tentukan keputusan jual apa dengan berbagai
kreteria ukuran keputusan :

Ukuran Keputusan Nilai harapan :


Cuaca Hasil Prob NH Hasi Prob NH
Hujan 300 0,15 45 75 0,15 11,25
Berawan 250 0,55 137,5 150 0,55 82,5
Terang 100 0,30 30 400 0,30 20
212,5 213,75

Berdasarkan perhitungan nilai harapan, strategi yang di ambil oleh penjaja adalah Es krim karena
memberi harapan penghasilan yang lebih besar.

Ukuran Maksimin dan Maksimak


Keadaan Cuaca Kue Es Krim
Hujan 300 75
Berawan 250 150
Terang 100 400
Minimal 100 75
maksimal 300 400

- Ukuran Maksimal : Strategi yang mak diantara yang maksimal = Eskrim


- Ukuran Maksimin : Strategi yang digunakan adalah menghindari perolehan yang minimal = Kue

Ukuran Setara Kepastian : Adalah kegiatan dimana sejumlah uang menyebabkan pengambilan
keputusan merasa sama apakah melaksanakan kegiatan tersebut di satu pihak dan menerima uang dipihak
lain. Jadi keputusan adalah jual kue karena lebih pasti
Ukuran menggunakan koefisien Variasi

Es Krim :
Hasil NH Deviasi Deviasi2 Prob D2 Tertimbang
75 213,75 - 138,75 19.251,5625 0,15 2.887,7344
150 213,75 -63,75 4.064,0625 0,55 2.235,2344
400 213,75 186,25 34.689,0625 0,30 10.406,7188
Varian 15.529,6876

- Deviasi Standar = Varian = 124,618


- Koefisien Variasi = DS/NH = 0,583
- Jadi kesimpulan akan pilih Kue dengan koef. Variasi 0,356 sebab penyimpangan terhadap nilai
yang diharapkan akan lebih kecil sehingga resiko yang ditanggung rendah.

Kesimpulan :
- Dari ukuran keputusan memberikan informasi keputusan yang berbeda, yaitu keputusan jual Es Krim
dan juga keputusan jual Kue. Dengan demikian ukuran mana yang akan dipilih tergantung :
Frekuensi (rata-rata) seorang menghadapi putusan khusus Besaran untung-untungan perlu
diperhatikan Sikap mengambil keputusan pada resiko dan ketidak pastian
- Seorang manajer cenderung menggunakan hati nurani dan memilih jual Es krim karena orang dapat
menahan lapar tetapi tidak dapat menahan haus. Disinilah penting dan perlunya informasi lain yang

Page 3
diperlukan. Informasi lain yang diperlukan meliputi : Permintaan terhadap produk Penawaran
faktor produksi Teknologi produksi
- Informasi ini diperlukan untuk mengambil keputusan tentang produk dan faktor produksi yang
berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan yaitu pemasaran, produksi, sumber daya
manusia, keuangan

Page 4
TEORI PERMINTAAN

Permintaan diartikan sebuah kebutuhan yang didukung dengan daya beli (purchasing power) jadi
tanpa didukung dengan daya beli hanyalah suatu keinginan belaka. Dalam ekonomi manajerial analisis
yang dikembangkan adalah memahami karekteristik permintaan pasar suatu perusahaan.
Fungsi permintaan pasar akan suatu produk : Menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta
(Qx) dengan semua faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut.

Variabel yang mempengaruhi permintaan :


- Variabel strategis : harga barang yang bersangkutan, advertensi, kualitas, desain barang, saluran
distribusi
- Variabel konsumen : Pendapatan konsumen, selera, harapan harga dimasa mendatang
- Variabel pesaing : harga barang pesaing (subtitusi & komplementer), advertensi promosi pesaing,
saluran distribusi pesaing, kualitas dan desain pesaing,
- Variabel lainnya : kebijakan pemerintah, jumlah penduduk, cuaca & iklim, sosial budaya, hukum,
perekonomian secara makro dsb

Dari variabel di atas dapat di kelompokkan menjadi 2 :


1. Variabel terkontrol (controllable variable), yaitu variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan
seperti varibel strategis
2. Variabel tak terkontrol (uncontrollable variable), yaitu variabel yang tidak dapat dikendalaikan oleh
perusahaan atau selain variabel strategis

Fungsi Permintaan :
Qx = f (harga x, harga barang lain, price expectation, pendapatan konsumen, selera, preferensi
konsumen, biaya iklan dll)
Fungsi permintaan mobil : Qm = a1 P + a2 Y + a3 N +a4 C + a5 I
Dimana :
Qm = Jumlah permintaan mobil
P = price (harga rata-rata)
Y = Pendapatan konsumen rata-rata
N = jumlah penduduk
C = indeks tersedianya kredit
I = biaya iklan

Setelah data diolah : Qm = -3 P + 1,5 Y + 0,05 N + 1.500 C + 0,05 I

Keterangan :
- Permintaan mobil akan turun sebanyak 3 unit untuk setiap kenaikan harga rata-rata sebesar Rp. 1 juta
- Permintaan akan naik sebanyak 1,5 unit untuk setiap kenaikan pendapatan disposable rata-rata
sebesar Rp. 1 juta
- Permintaan akan naik 0,05 unit untuk setiap tambahan penduduk sebanyak 1 orang
- Permintaan akan naik sebesar 1.500 unit jika indeks ketersedian kredit naik sebesar 1 point
- Permintaan akan naik sebesar 0,05 unit untuk setiap Rp. 1 juta yang digunakan untuk biaya iklan

Page 5
Estimasi permintaan industri mobil
Estimasi var independen Estimasi permintaan
Variabel Independen Parameter
pada tahun yad total (Unit)
Harga rata-rata Rp. 9.000.000 -3 - 27.000.000
Pendapatan disposable Rp. 17.000.000 1,5 25.500.000
Jumlah penduduk 100.000.000 0,05 5.000.000
Indeks kredit 3 1.500 4.500
Pengeluaran iklan Rp. 100.000.000 0,05 5.000.000
Permintaan total 8.504.500

Kurva permintaan :
Dengan menganggap pendapatan, penduduk, indek kredit dan biaya iklan tetap, maka kurva permintaan
dapat digambarkan sbb :
Qm = - 3 P + 1,5 (17.000.000) + 0,05(100.000.000) + 1.500(3) + 0,05 (100.000.000)
= - 3 P + 25.500.000 + 5.000.000 + 4.500 + 5.000.000
Qm = 35.504.500 3 P P = 11.834.400 Qm

Kebijakan manajerial :
- Perusahaan harus mempunyai informasi yang baik tentang fungsi permintaan akan produk yang
dipengaruhi oleh variabel-varibelnya agar dapat membuat keputusan operasional yang efektif dalam
jangka pendek atau jangka panjang

Elastisitas :
Persentase perubahan kuantitas yang diminta sebagai akibat dari perubahan nilai salah satu variabel yang
menentukan permintaan sebesar 1 persen atau disebut derajat kepekaan

Formula elastisitas :
Q I
Elastisitas titik (Iklan) = -------------- . ---------------
I Q

Q/ I = turunan partial fungsi permintaan pada varibel iklan

Dari contoh di atas :


Turunan pertama I dari fungsi permintaan Q ( Q/ I)= 0,05 dan Biaya iklan pada tingkat permintaan
8.504.500 unit mobil sebesar Rp. 100.000.000, maka elastisitas iklan tersebut sbb :
E I = 0,05 (100.000.000/8.504.500) = 0,58

Artinya :
Menunjukkan 1 persen perubahan biaya iklan akan menyebabkan perubahan jumlah mobil yang diminta
sebesar 0,58 persen (elastisitas yang positif artinya kenaikan biaya iklan menybabkan kenaikan
permintaan mobil)

Elastisitas Busur lebih akurat :


jQ I2 + I1
Elastisitas busur (Iklan) = ------------ . -----------------
jI Q2 + Q1

Page 6
Misalkan :
Biaya iklan diturunkan dari Rp. 100.000.000 menjadi Rp. 50.000.000, maka dapat dihitung elastisitas
busur iklan sbb:
Qm = - 3 (9.000.000) + 1,5 (9.000.000) + 0,05(17.000.000) + 1.500(3) + 0,05 (100.000.000)
= 8.504.500

Qm = - 3 (9.000.000) + 1,5 (9.000.000) + 0,05(17.000.000) + 1.500(3) + 0,05 (50.000.000)


= 6.004.500
jQ I2 + I1
Elastisitas busur (Iklan) = ------------ . -----------------
jI Q2 + Q1

- 2,5 jt 50 jt + 100 jt
Elastisitas busur (Iklan) = ------------ . ----------------- ----- = 0,52
- 50 jt 6.004.500 + 8.504.500

Artinya :
Jadi perubahan biaya iklan rata-rata sebesar 1 persen dalam kisaran 50 jt menjadi 100 jt akan
menyebabkan perubahan permintaan mobil sebesar 0,52 persen.

Elastisitas Harga :
Q P
E titik (harga) = ------------------ . ----------------------
P Q

jQ P2 + P1 E
busur (harga) = ---------------------- . ------------------------
jP Q2 + Q1

Elastisitas Pendapatan :

Q Y
E titik (pendpt) = ------------ . -------------------------
Y Q

jQ Y2 + Y1
E busur (pendpt) = ------------------ . -------------
jY Q2 + Q1

Elastisitas Silang : yang berubah harga pesaing

Qy Px
E titik (silang) = ------------ . ------------
Px Qy

Page 7
PRAKIRAAN PERMINTAAN
- Estimasi permintaan (penaksiran permintaan), merupakan proses untuk menemukan nilai dari
koefisien-koefisien fungsi permintaan akan suatu produk pada masa kini
- Forcasting permintaan (prakiraan yad permintaan), merupakan proses penemuan nilai-nilai
permintaan pada periode waktu yang akan datang

Metode penaksiran permintaan :


- Metode langsung, metode yang langsung melibatkan konsumen misalkan melalui wawancara,
survey, pasar simulasi, eksperimen pasar terkendali
- Metode tidak langsung, metode yang dilakukan dengan berdasarkan data yang telah dikumpulkan
dan kemudian dilakukan upaya untuk menemukan hubungan statistik antara variabel dependen
dengan variabel independen, misalkan dilakukan dengan metode korelasi sederhana, analisis regresi
berganda

Teknik Pengukuran Permintaan :


Metode ratio rantai : menentukan jumlah permintaan dengan cara membagi dalam unsur yang lebih kecil
dari suatu mata rantai urutan atas faktor yang berpengaruh terhadap produk
Contoh :
- Jumlah penduduk wilayah tertentu = 1.000.000 orang
- Income perkapita = Rp. 20.000
- Konsumsi = 50 %
- Konsumsi makanan kecil = 10% dari konsumsi
- Kacang-kacangan = 5 % dari kons. mkn kecil

Maka permintaan untuk kacang-kacangan dapat ditentukan dengan formulasi


= 1.000.000 x Rp. 20.000 x 50% x 10% x 5% = Rp. 50.000.000
Artinya dari 1.000.000 orang yang income perkapita Rp. 20.000 dikonsumsikan makanan kecil kacang-
kacangan sebesar Rp. 50.000.000

Konsumsi berdasarkan ratio rantai


Pendapatan perkapita Rp. 20.000
Total pendapatan dari 1.000.000 orang Rp. 20.000.000.000
Untuk konsumsi (50%) Rp. 10.000.000.000
Untuk konsumsi makanan kecil (10%) Rp. 1.000.000.000
Untuk konsumsi kacang-kacangan (5%) Rp. 50.000.000

Page 8
Metode Peramalan (forcasting)
Metode peramalan permintaan : metode moving average, time series, metode regresi korelasi, dll
Contoh : Metode moving average , Permintaan produk wisata di jogja
Tahun Wisatawan Growth (%)
1995 7.000.000
1996 7.500.000 7,14
1997 7.600.000 1,33
1998 8.000.000 5,26
1999 8.200.000 2,50
2000 8.800.000 7,32
2001 9.200.000 4,55
2002 9.500.000 3,26
2003 9.000.000 - 5,26
2004 9.000.000 0,00
2005 9.500.000 5,56
2006 9.800.724 3,17
2007 10.071.986 2,77
2008 10.365.204 2,91
2009 10.642.581 2,68
2010 10.929.253 2,69

Metode trend linier : Y = a + b X


Dimana :
Y
a = -------
N
XY
b = --------
X2

Tahun X Wisatawan (Y) X2 XY


1995 -5 7.000.000 25 (35.000.000)
1996 -4 7.500.000 16 (30.000.000)
1997 -3 7.600.000 9 (22.800.000)
1998 -2 8.000.000 4 (16.000.000)
1999 -1 8.200.000 1 (8.200.000)
2000 0 8.800.000 0 -
2001 1 9.200.000 1 9.200.000
2002 2 9.500.000 4 19.000.000
2003 3 9.000.000 9 27.000.000
2004 4 9.000.000 16 36.000.000
2005 5 9.500.000 25 47.500.000
0 3.300.000 110 26.700.000

Y 93.300.000
a = --------- = --------------- = 8.481.818
N 11

Page 9
XY 26.700.000
b = ---------- = ------------- = 242.727,27
X2 110

Sehingga persamaan : Y = 8.481.818 + 242.727,27 X


Prediksi tahun 2006 : Y = 8.481.818 + 242.727,27 (6) = 9.938.181

Metode regresi :
Berikut data dari perusahaan ABC tentang data penjualan dan biaya iklan sbb:

Iklan (X)
No. Sales (Y) (Ribuan) XY X2 Y2
Ratusan)

1 9 15 135 81 225
2 19 20 380 361 400
3 11 14 154 121 196
4 14 16 224 196 256
5 23 25 575 529 625
6 12 20 240 144 400
7 12 20 240 144 400
8 22 23 506 484 529
9 7 14 98 49 196
10 13 22 286 169 484
11 15 18 270 225 324
12 17 18 306 289 324
jumlah 174 225 3414 2792 4359
Rata-
14,5 18,75
rata

nXY (X)( Y) (12)(3414) (174)(225)


b = ------------------------ = ----------------------------- = 0,56
nX2 - (X)2 (12) (2792) (174)2

a = Y bar b Xbar = 18,75 (0,56)(14,5) = 10,58

sehingga persamanaan regresi : Y = 10,58 + 0,56 X

Bila tahap berikutnya dikeluarkan biaya iklan Rp. 10.000 maka penjualan perusahaan sebesar :
Y = 10,58 + 0,56 (10.000) = ..

Page 10
TEORI PERILAKU KONSUMEN

Mengapa mempelajari konsumen Karena perilaku konsumen akan mempengaruhi hasil usaha perusahaan
melalui permintaan yang diciptakan. Kemudian permintaan konsumen akan menentukan macam dan
jumlah produk yang harus dihasilkan dengan biaya dan harga jual tertentu.
Pendekatan perilaku konsumen :
1. Pendekatan marginal utility, yang bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan konsumen (utility)
setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau satuan lain (bersifat cardinal) seperti mengukur berat
badan dan sebagainya.
2. Pendekatan indifference curve, pendekatan ini tidak memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan
konsumen bisa diukur. Jadi anggapan yang diperlukan adalah tingkat kepuasan konsumen bisa
dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa berapa ukurannya (bersifat ordinal) 3. Pendekatan
atribut, pada teori sebelumnnya asumsi yang diperhatikan adalah terhadap produknya, sekarang
berdasarkan pada asumsi bahwa perhatian konsumen bukan pada produk secara fisik saja tetapi lebih
pada atribut produk yang bersangkutan.

Teori Marginal Utility


Dalam teori ini berlaku hukum Gossen, bahwa semakin banyak suatu barang yang
dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan
yang dikonsumsi akan menurun (law of diminishing marginal return). Dalam teori ini konsumen akan
selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimal dalam membeli atau mengkonsumsi barang.

Kepuasan Maksimal
Untuk memaksimalkan kepuasan, seorang konsumen akan meminta atau mengkonsumsi barang
sedemikian rupa sehingga kepuasan marginal dari barang A yang konsumnsi dibagi dengan harga barang
A itu sama dengan kepuasan marginal barang B yang dikonsumsi dibagi dengan harga barang B tersebut,
dan seterusnnya.

MUA MUB
------------- = ------------- = dan seterusnya
PA PB

MU = Marginal utility
P = Harga barang
A, B = Macam barang yang dikonsumsi

Makna managerial :
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa seorang akan merasakan kepuasan maksimal jika persamaan
tersebut menunjukkan sama dengan ( = ).
Misalkan jika harga barang A dinaikkan, maka :

MUA MUB
------------- < -------------
PA PB

Dari persamaan tersebut tidak lagi menunjukkan sama dengan ( = ), sehingga kepuasan konsumen tidak
lagi maksimal, maka konsumen melakukan reaksi akan mengurangi konsumsi barang A dan MUA
meningkat, sehingga persamaan kembali :

Page 11
MUA MUB
------------- = -------------
PA PB
Dan konsumen kembali memperoleh kepuasan maksimal. Dengan demikian ketika terjadi perubahan
harga barang maka konsumen melakukan penyesuaian atau merubah pola konsumsinya sehingga
kepuasan maksimal konsumen menjadi tujuan utama konsumen.

Teori Indifference Curve


Teori ini menggambarkan suatu tingkat kepuasan yang sama diatas kombinasi dua jenis barang yang
saling memberikan subtitusi kegunaan bagi konsumen. Artinya dua jenis barang subtitusi ini jika salah
satu dikurangi jumlahnya dalam porsi seimbang sepanjang diimbangi dengan pertambahan pada barang
yang lain maka kepuasan konsumen tetap atau kurang lebih sama jumlahnya. Hal ini tampak pada kurva
indiferen berikut ini :

Dan dalam teori ini mengasumsikan bahwa konsumen mempunyai budget tertentu yang ditunjukkan
dalam Budget Line (BL) berikut :

Kepuasan Maksimal :
Konsumen akan memperoleh kepuasan masksimal jika ia menggunakan seluruh anggarannya untuk
membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa dimana garis anggaran (BL) bersinggungan dengan salah
satu kurva indifenennya (IC)

Page 12
Makna managerial :
Dari gambar tersebut dapat dipahami bahwa :
1. Jika harga barang yang dihadapi konsumen mengalami perubahan, maka konsumen akan merubah
pola konsumsinya. Pengetahuan ini relevan dengan penentuan harga jual oleh manager perusahaaan
2. Jika penghasilan konsumen mengalami perubahan, maka konsumen akan merubah pola konsumsinya
melalui bergesernya BL
3. Jika selera konsumen terhadap suatu barang berubah, maka juga merubah pola konsumsi karena
posisi kurva IC berubah. Analisis ini dapat digunakan untuk melihat dapak dari periklanan terhadap
selera konsumen.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi barang atau
jasa ditentukan oleh :
1. Nilai obyektif dari barang tersebut dalam memenuhi kepuasan maksimal konsumen
2. Budget atau daya beli yang dimiliki konsumen
3. Harga per unit barang atau jasa di pasar

Pendekatan Atribut :
Teori ini pertama dikembangkan oleh Kelvin Lancester (1966), yang menyatakan bahwa pada pada teori
sebelumnnya asumsi yang diperhatikan adalah terhadap produknya, sekarang berdasarkan pada asumsi
bahwa perhatian konsumen bukan pada produk secara fisik saja tetapi lebih pada atribut produk yang
bersangkutan.

Atribut barang adalah semua jasa yang dihasilkan dari penggunaan dan atau pemilikan barang, contoh
atribut mobil : keamanan, kenyamanan, privacy, prestice, pengangkutan.

Jadi konsumen mendapatkan kepuasan dari mengkonsumsi atribut, tetapi atribut didapatkan dari membeli
barang. Maka produk adalah alat menyampaikan atribut dalam proses konsumsi.

Contoh : Atribut dan harga makan di 6 restoran


Harga per Derajad Atribut Ratio Makan per
Restoran
porsi Nyaman Lezat Nyaman/Lezat Rp.100
A 22,22 89 22 4,05 4,50
B 25,00 94 50 1,88 4,00
C 27,30 76 86 0,88 3,66
D 26,47 57 90 0,63 3,78
E 18,95 18 72 0,25 5,28
F 19,74 10 77 0,13 5,07

Misal :
Anggaran konsumen sebesar $ 100 maka dari restoran A mendapat :
- Satuan atribut kenyamanan sebesar : 4,5 x 89 = 400,5
- Satuan atribut kelezatan sebesar : 4,5 x 22 = 99 dan seterusnya sampai restoran F, maka dapat di buat
garis batas efisiensi sbb:

Page 13
Garis Batas Efisiensi : adalah sebagai batas luar dan merupakan kombinasi atribut yang dapat dicapai
konsumen dengan batas anggaran tertentu

Kepuasan Konsumen :
Dengan berdasarkan asumsi rasionalitas, maka konsumen akan mengambil keputusan memilih restoran
yang ditunjukkan oleh titik singgung antara kurva batas efisiensi dan salahsatu kurva indiferennya (IC),
seperti berikut :

Jadi pilihan konsumen adalah akan membeli atau datang ke :


- Restoran D maka dia mendapatkan satuan Y1 kenyamanan, dan Z1 kelezatan
- Restoran E maka dia mendapatkan satuan Y2 kenyamanan, dan Z2 kelezatan
- Atau secara total konsumen mendapatkan total kenyamanan YT dan total kelezatan ZT

Page 14
TEORI PERILAKU PRODUKSI

Membahas tindakan produsen dalam memproduksi barang-barang dengan mengkombinasikan input-input


faktor produksi sedemikian rupa sehingga biaya per satuan output yang dihasilkan serendah-rendahnya
atau disebut least cost input combination (LCC)

Ada dua bagian dalam teori produksi :


1. Teori produksi dari segi teknis, yaitu hubungan antara input dengan output yang dikenal dengan
fungsi produksi Qx = f(X,Y)
2. Teori produksi dari segi biaya, yaitu hubungan antara otuput dengan biaya yang dikenal dengan
fungsi biaya C = f (Q)

Teori Produksi :
1. Pendekatan satu faktor input variabel
2. Pendekatan dua faktor input variabel

Pendekatan satu faktor input variabel (jangka pendek)


Fungsi produksi ini mendasarkan diri pada hukum penambahan hasil yang semakin berkurang (law of
diminishing return), yaitu bila satu macam input variabel ditambah penggunaan sedang input lain tetap,
maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input itu, mula-mula naik dan
sesudah mencapai tingkat tertentu kemudian turun

Ada tiga konsep output :


1. Total product (TP) = f (L)
2. Marginal Product (MP) = TP (Derivasi TP) = jTP/jL
3. Average Product (AP) = TP/L

Contoh :
Misal terdapat fungsi produksi : Q = 42 L + 18 L2 L3
Tanah (tetap) TK (L) TP MP AP
1 1 59 75 59
1 2 148 102 74
1 3 261 123 87
1 4 392 138 98
1 5 535 147 107
1 6 684 150 114
1 7 833 147 119
1 8 976 138 122
1 9 1107 123 123
1 10 1220 102 122
1 13 1391 3 107
1 14 1372 -42 98
1 15 1305 -93 87

Kebijakan Managerial :
Seorang manager akan berusaha mempruduksi barang sedemikian rupa biaya per satuan output yang
rendah (LCC), yaitu :
1. Tahap I : tidak rasional, dimana MPL positif dan MPT negatif
2. Tahap III : tidak rasional dimana MPL negatif dan MPT positif
3. Tahap II : tahap rasional, karena baik penggunaan input L variabel mapun input tanah variabel
memberikan MP yang positif atau MPL positif dan MPT positif. Artinya seorang manager akan

Page 15
memproduksi dengan jumlah input variabel yang terletak di daerah tahap II, sehingga akan
didapatkan output hasil produksi per satuan dengan biaya yang rendah (LCC)

Pendekatan dua faktor input variabel (jangka panjang)


Pendekatan ini merupakan pendekatan yang berdemensi jangka panjang, yang menggunakan dua jenis
input variabel dan saling mengganti dan digantikan dalam penggunaannya untuk menghasilkan output
tertentu atau disebut ISOQUANT

Konsep Isoquant
Berbagai kombinasi dan komposisi dua input yang dapat menghasilkan output sama jumlahnya

Contoh :
Kombinasi Labor Mesin
A 6 1
B 3 2
C 2 3
D 1 6

Kombinasi Optimal : yaitu komposisi dua input yang akan dipergunakan dan dibiayai untuk dapat
menghasilkan output yang setinggi-tingginya. Untuk menjawab persoalan ini perlu informasi budget,
yang dikenal dengan konsep ISOCOST

Konsep Isocost :
Berbagai kombinasi dan komposisi dua input yang dapat digunakan dalam proses produksi dengan biaya
yang sama

C=aL+bK

Dimana :
C = budget perusahaan (misal 1000)
A = harga persatuan L (misal 100)
B = harga persatuan K (misal 100)

Page 16
Maka fungsi budget : 1000 = 100 L + 100 K

Keseimbangan Produsen :
Keseimbangan produsen terjadi jika budget line bersinggungan dengan salah satu garis isoquant nya,
yaitu terletak di titik B sehingga dengan kombinasi input capital sebesar K dan labor sebesar L maka
didapatkan hasil optimal sebesar output tertentu

Titik Optimal (B) tersebut dipastikan terletak di dalam garis batas efisiensi (GBE), seperti berikut ini :

Misalkan :
- Titik A : dengan kombinasi input K2 dan L2 menghasilkan Q = 200 (dalam GBE)
- Titik C: dengan kombinasi input K2 dan L3 mengashilkan Q= 100 (luar GBE)
- Artinya walaupun L2 ditambah penggunaanya menjadi L3 tetapi justru Q yang dihasilkan turun
menjadi 100, sehingga kombinasi yang ideal terletak di dalam garis batas efisiensi (GBE)

Page 17
Soal Latihan :
1. Diketahui fungsi produksi sebuah perusahaan adalah sebagai berikut : Q = L2 + 10 LK + K2 dan
fungsi biayanya adalah TC = 5 L + 20 K, dari data tersebut berapa output maksimal yang dapat
diproduksi perusahaan jika anggaran sebesar $ 1.150. dan berapa jumlah modal (K) dan tenaga kerja
(L) yang harus digunakan perusahaan teresebut.

Jawab :
- Rumusan masalah :
Max : Q = L2 + 10 LK + K2
Batasan : 1.150 = 5 L + 20 K

- Metode Lagrange : Z = L2 + 10 LK + K2 + (1150 5L 20 K)

- Derivasi partial : = 0
Z/L = 2 L + 10 K 5 = 0
Z/K = 10 L + 2 K 20 = 0
Z/ = 1150 5 L 20 K = 0

- Metode Eliminasi :
2 L + 10 K 5 = 0 [x4] 8 L + 40 K 20 = 0
10 L + 2 K 20 = 0 [x1] 10 L + 2 K 20 = 0
------------------------------ -
- 2L + 38 K = 0
2 L = 38 K
L = 19 K

- Metode Subtitusi :
1150 5 L 20 K =0
1150 5 ( 19 K) 20 K =0
1150 95 K 20 K =0
1150 = 115 K
K = 10
Sehingga L = 190

Dan output maksimal :


Q = L2 + 10 LK + K2
= (190)2 + 10 (190)(10) + 102
= 36100 + 19.000 + 100
= 55.200

2. Diketahui fungsi produksi perusahaan Q = 10 K 0,25 . L 0,75 dan harga input K dan L masing-
masing sebesar $ 4 dan $ 2. Jika perusahaan ingin memaksimalkan produksi, berapa K dan L yang
digunakan perusahaan dalam proses produksinya jika pengusaha hanya memiliki anggaran sebesar $
2.000.

Jawab :
- Rumusan masalah :
Max : Q = 10 K 0,25 . L 0,75
Batasan : 2.000 = 4 K + 2 L

Page 18
- Metode Lagrange :
Z = 10 K 0,25 . L 0,75 + (2.000 4 K 2 L)

- Derivasi partial : = 0
Z/K = 2,5 K- 0,75 . L 0,75 4 = 0
Z/L = 7,5 K 0,25 . L - 0,25 - 2 = 0
Z/ = 2000 4 K 2 L = 0

- Metode Eliminasi :
2,5 K- 0,75 . L 0,75 4 = 0
7,5 K 0,25 . L - 0,25 2 = 0 [x2]

2,5 K- 0,75 . L 0,75 4 = 0


15 K 0,25 . L - 0,25 4 = 0
-------------------------------------- -
2,5 K- 0,75 . L 0,75 = 15 K 0,25 . L - 0,25
2,5 L 0,75/ K 0,75 = 15 K 0,25/ L 0,25
2,5 L 0,75. L 0,25 = 15 K 0,25 . K 0,75
2,5 L = 15 K
L =6K

- Metode Subtitusi :
2000 4 K 2 L =0
2000 4 K 2 (6 K) =0
16 K = 2000
K = 125
Jadi L = 750

Sehingga Q = 10 K 0,25 . L 0,75


= 10 (125) 0,25 . (750)0,75
= .........

3. Diketahui Fungsi produksi perusahaan Q = 10 K 0,25 . L 0,75 dan harga input K dan L masing-
masing sebesar $ 4 dan $ 2. Dari data tersebut berapa K dan L yang akan digunakan perusahaan
dalam proses produksinya jika perusahaan menghendaki output yang dihasilkan sebesar 2000 unit,
dan tujuan perusahaan adalah minimalisasi biaya.

Jawab :
- Rumusan masalah :
Min : C=4K+2L
Batasan : 2.000 = 10 K 0,25 . L 0,75

- Metode Lagrange :
Z = 4 K + 2 L + (2.000 10 K 0,25 . L 0,75)

- Derivasi partial :
Z/L = 2 7,5 K0,25 . L -0,25 . = 0
Z/K = 4 2,5 K -0,75 . L 0,75 . = 0
Z/ = 2000 10 K 0,25 . L 0,75 = 0

Page 19
- Metode Eliminasi :
2 7,5 K0,25 . L -0,25 . = 0 [x2]
4 2,5 K -0,75 . L 0,75 . =0

4 15 K0,25 . L -0,25 . =0
4 2,5 K -0,75 . L 0,75 . =0
------------------------------------- -
15 K0,25 . L -0,25 . = 2,5 K -0,75 . L 0,75 .
15 K0,25 / L 0,25 = 2,5. L 0,75 / K 0,75
2,5 L = 15 K
L =6K

- Metode Subtitusi :
2000 10 K 0,25 . L 0,75 =0
2000 10 K 0,25 . (6 K) 0,75 =0
2000 10 K 0,25 . 3,8 . K 0,75 =0
2000 38 K =0
K = 52,6
Jadi L = 6 (52,6)
L = 315,6

Sehingga C min =4K+2L


= 4 (52,6) + 2 (315,6)
= ......

4. Jika diketahui fungsi produksi dengan dua input K dan L adalah Q = 10 K0,75 . L0,25 dan besarnya
dana yang tersedia adalah $ 2.000, serta harga input masingmasing adalah $ 4 per K dan $ 2 per L.
Dari data tersebut carilah kombinasi penggunaan input yang optimal dan berapa besarnya produksi

Jawab :
- Rumusan masalah :
Max : Q = 10 K 0,75 . L 0,25
Batasan : 2.000 = 4 K + 2 L

- Metode Lagrange :
Z = 10 K 0,75 . L 0,25 + (2.000 4 K 2 L)

- Derivasi partial : = 0
Z/K = 7,5 K- 0,25 . L 0,25 4 =0
Z/L = 7,5 K 0,75 . L - 0,75 - 2 =0
Z/ = 2000 4 K 2 L =0

- Metode Eliminasi :
7,5 K- 0,25 . L 0,25 4 =0
2,5 K 0,75 . L - 0,75 2 = 0 [x2]

7,5 K- 0,25 . L 0,25 4 =0


5 K 0,75 . L - 0,75 4 =0
-------------------------------------- -
7,5 K- 0,25 . L 0,25 = 5 K 0,75 . L - 0,75

Page 20
7,5 L 0,25/ K 0,25 = 5 K 0,75/ L 0,75
7,5 L 0,25. L 0,75 = 5 K 0,75 . K 0,25
7,5 L = 5K
K = 1,5 L

- Metode Subtitusi :
2000 4 K 2 L = 0
2000 4 (1,5L) 2 L = 0
2000 6 L 2 L = 0
8 L = 2000 L = 250
Jadi K = 1,5 (250)
K = 375

Sehingga Q = 10 K 0,75 . L 0,25


= 10 (375) 0,75 . (250)0,25
= .........

Page 21
SRTUKTUR PASAR

Pasar Persaingan Sempurna ( Perfect Competiton)


Karakteristik :
1. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak.
2. Jenis barang yang dijual belikan bersifat homogen.
3. Terdapat Free Barrier to Entry, bebas keluar masuk pasar.
4. Terdapat informasi yang sempurna tentang harga.

Implikasi :
Karena jumlah penjual banyak, maka produsen atau penjual tidak dapat mempengaruhi harga, sehingga
harga bersifat tetap. Dengan demikian kurva demand berbentuk horizontal, atau harga ditentukan oleh
pasar (price taker).

Contoh :
Harga X Jumlah Y TR AR MR
Rp. 10 5 50 10 -
10 6 60 10 10
10 7 70 10 10
10 8 80 10 10
10 9 90 10 10
10 10 100 10 10

Keterangan :
TR : P . Q
AR : TR / Q
MR : ATR / AQ

Penentuan Laba Max pada Persaingan Sempurna (PS)

Page 22
Laba max tercapai pada saat TR > TC dengan jarak terjauh antara TR dan TC dititik A dan B, sehingga :
Slope TR = Slope TC

QT
Q TR

=

MR = MC
Keadaan laba murni Pasar Sempurna :
TCTR =

Laba murni terjadi pada keadaan dimana P* diatas titik minimal dari AC : TR = OQ*AP* TC =
OQ*BC
Laba * CBAP=

P
0
TR
Q*
Q
A
B
TC
P
0
AC
Q*
Q
A
B
MC
P*
C

Page 23
MR = MC
D = AR = MR

32

Keadaan Rugi Pasar Sempurna :

Laba negatif (rugi) terjadi dimana TR < TC, pada saat harga jual (P*) dibawah titik
minimal AC Sehingga : TR = OQ*BP* TC = OQ*AC Rugi = P* BAC

Dalam keadaan seperti gambar tersebut apakah perusahaan masih tetap operasi atau
berhenti ? Jawab : Walaupun perusahaan menderita rugi sebesar P*BAC , namun lebih bak tetap
operasi. Sebab ketika masih tetap operasi perusahaan dapat menutup biaya variabel (VC) dan sebagian
biaya tetapnya (FC), atau pada saat harga P* biaya AVC dapat dibayar dan
AFC sebagian terbayarkan.
Tetapi jika tidak operasi, maka perusahaan tetap harus menanggung beban biaya tetapnya.
Okey!!!
P
0
AC AC = AFC + AVC
Q*
Q
A
B
MC
P*
C
MR = MC
D = AR = MR AVC
AFC
AVC

33

Page 24
Keadaan Laba Normal Pasar Sempurna

Harga jual P* tertetap pas pada titik minimal AC sehingga, TR = TC, artinya
perusahaan tidak untung dan tidak rugi. Maka disebut laba normal.
Mengapa dikatakan laba normal :
Sebab dalam struktur biaya produksi sudah diperhitungkan biaya implisit dan biaya
eksplisit.
Biaya implisit adalah : Biaya yang seharusnya diperhitungkan dan dibayarkan oleh
perusahaan tetapi tidak dilakukan pembayaran. Contoh : biaya sewa rumah sendiri,
tenaga kerja sendiri yang tidak dibayar.
Biaya eksplisit adalah : Biaya yang sungguh sungguh dibayar oleh perusahaan.
Contoh : Bahan baku, tenaga kerja, dan lain lain.
Jadi ketika TC TR =

Sedang TC = Biaya Implisit + Biaya Eksplisit


Dan biaya implisit : tidak dibayar oleh perusahaan
Maka : TC TR =
berjumlah positif ( + ) ada laba normal.

Keadaan Tutup Usaha (Shut down point)


Keadaan dimana perusaan harus berhenti / tutup usaha, karena keadaan dimana perusahaan
baik operasi atau tidak, tetap harus menanggung biaya tetap totalnya (FC).
P
0
P*
MC
Q* Q
D = AR = MR
AC
MR = MC

34

Page 25
Jadi TR = OQ*BP* TC = OQ AC
Rugi BAC P*=

PASAR MONOPOLI
Karakteristik :
1. Dipasar hanya terdapat satu penjual/ produsen, sehingga dapat mengontrol harga jual.
2. Terdapat Barrier to Entry yang sangat kuat, artinya perusahaan lain yang akan masuk
terdapat hambatan atau susah bersaing dengan monopolist.
Sebab terjadinya monopoli :
1. Dikarenakan penguasaan bahan baku
2. Dikarenakan penguasaan hak patent
3. Dikarenakan penguasaan hak dari pemerintah, dan lain lain.
Contoh
Q TR
Px Qx TR MR AR 8 0 0 7 8 7 1 7 5 7 6 2 12 3 6 5 3 15 1 5 4 4 16 -1 4 3 5 15 -3 3 2 6 12 -5 2 1 7 7 1

P
0 Q* Q
A
B
P*
C
D = AR = MR
AVC
AFC
AVC Shut Down Point
AC
Keadaan Shut down point terjadiketika harga jual P*
terletak persis pada titik terendah AVC sehingga FC
penuh harus ditanggung.

35
Gambar

Page 26
Penentuan Laba Maksimum :

Jadi laba Maksimum terdapat pada saat di titik A dan B


Atau Slope A = Slope B
Slope TR = Slope TC

Q TC
Q TR

MR = MC

P
0
4-
TR
4Q8
8-

Page 27
D,AR
MR
16 -
P
0
TR
Q*
Q
TC
B
A

36
Keadaan Laba Maksimum :

Kerugian Masyarakat :

Page 28
Dengan adanya monopoli maka masyarakat dirugikan (Social Loss) sebesar EFG, yaitu
perbedaan antara berkurangnya TR dan berkurangnya TC apabila monopolist mengurangi produksi dari
Q1 ke Q* sehingga harga naik dari P (Persaingan Sempurna) ke P*
(monopolist).

P
0 Q* Q
A
B
C
P*
MR = MC AR MR
AC
MC
0 Q1 Q
G
C
P*
MR = MC (Monopoli) AR MR
AC
MC
Q*
F
E
MR = MC (Persaingan Sempurna)
D, AR, MR) Persaingan Sempurna P
Jadi TR = OQ*AP* TC = OQ*BC
Laba * CBAP=

Harga Monopoli Harga PS

37
0 Q*
A
D
C
P*
AR
MR
AC
MC
B
AC1
C1
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi kerugian yang diderita masyarakat (Social Loss).

Page 29
1) Dilakukan pajak untuk monopolist :
- Pajak Lumpsum Pajak yang besarnya tidak berhubungan dengan produksi
- Pajak Spesifik Pajak yang besarnya berhubungan dengan produksi
2) Pembatasan harga jual (Ceiling Price / harga tertinggi)

Ad. 1. Pajak Lumpsum

0 Q*
C1
P1
AR
MR
AC
MC
Q1
P*
C

Page 30
AC1
MC1
Dengan pajak Lumpsum
tersebut berdampak pada
biaya total (TC) yang
meningkat. Jadi AC
bergeser ke AC1. Sehingga
laba monopolist berkurang dari semula C D A P* menjadi C1B A P*
Dengan Pajak Spesifik maka
berdampak pada TC dan MC
yang meningkat jadi AC
bergeser ke AC1 dan MC
bergeser ke MC1 sehingga laba
monopoli berkurang walaupun Q*ke Q1 yang menaikkan harga dari P* ke P1

38
Ad. 2 Pembatasan harga sesuai harga Pasar Sempurna

Jadi pemerintah membatasi harga maksimum yang berlaku sebesar harga persaingan sempurna (PS) pada
P1 bukan P* sehingga masyarakat dapat menikmati harga lebih rendah dari harga monopoli pada P*.
Sehingga laba monopoli berkurang.

PASAR OLIGOPOLI
Karakteristik :
1. Sering terjadi perang harga antara perusahaan (sekitar 10 perusahaan) terutama untuk
harga yang turun obral harga.
2. Harga bersifat tegar untuk naik, tetapi tidak tegar untuk turun, karena bila dinaikkan
maka produsen lain tidak mengikuti sehingga produsen tersebut dapat kehilangan
konsumen.
Contoh : Di Indonesia yang mendekati pasar ini untuk sekarang adalah perusahaan
perusahaan industri penerbangan yang berlomba lomba untuk
menurunkan harga jual tiket pesawat.

Page 31
Implikasi :
Karena terdapat ketegaran harga untuk naik dan tidak untuk turun, maka pasar
oligopoli tersebut mempunyai kurva demand yang patah, yang satu landai dan yang satu
lagi tidak landai / lebih tegak (kurang elastis). Artinya untuk kurva yang landai (elastis)
tersebut perusahaan peka terhadap perubahan harga untuk naik atau naik sedikit akan
kehilangan banyak konsumen. Tetapi jika harga diturunkan yang berada pada kuva demand
Batas Harga
0 Q*
P*
AR
MR
MR, AR PS
MC
P1
AC
Q

39
yang tidak elastis, maka perusahaan tidak banyak atau segera mendapatkan konsumen
karena perusahaan lain juga ikut menurunkan harga.

Kurva Demand (D) dan kuva MR yang digunakan dengan garis tebal, sehingga kurva
D tampak patah dan kurva MR ada yang tegak lurus (BC).

KARTEL
Terjadi jika dua atau lebih perusahaan bergabung menjadai satu. Arinya mereka
bersekongkol untuk mengontrol quota produksi sehingga dapat menciptakan harga, seperti
halnya model monopoli.

Page 32
o Dua perusahaan A dan B bergabung membentuk kartel sehingga penentuan
labamaksimum tejadi pada MR = MC gabungan jika ditarik lurus maka dapat
0 Q*
P*
D1
MR2
MC
C
AC
A
B
C
D2
MR1
Tidak elastis
Elastis
Kurva yang patah Kurva MR (BC) yang
tegak menunjukkan
bahwa oligopoli dapat
berbeda biaya produksi tetapi jumlah Q* sama
(dapat sama)
0
ACA
QA
MCA
P*
C
A
0 QB
MCB
P*
C
B
ACB
MC
P*
MR
0
Q gabungan
D MR = MC

Page 33
40
menentukan Quota produksi untuk perusahaan Adi QA dan perusahaan B di QBdan harga yang terjadi
sama harga pada P*.
o Jadi jumlah Q yang dihasilkan oleh masing masing perusahaan diatur oleh kartel
demikian pula harga barang yang bersangkutan. Dan laba yang diperoleh masing
masing perusahaan dapat berbeda beda tergantung biaya produksi masing masing
perusahaan. Jika biaya produksi rendah maka lebih menguntungkan dan sebaliknya.

DISKRIMINASI HARGA PASAR MONOPOLI

Penerapan harga yang berbeda pada dua pasar yang berbeda tingkat elastisitas permintaannya. Tujuannya
untuk memperluas pasar dan meningkatkan keuntungan perusahaan Diskriminasi harga derajad I

10 9 8 D

5 8 11 Q

Jadi misalkan konsumen membeli 8 maka harus membayar : a. 5 x 10 = Rp 50 b. 3 x 9 = Rp 27,


sehingga total Rp 77

Diskriminasi derajad II PAM daerah dengan tarif sebagai berikut :

< 1000 M3 Harga : Rp 2 per M3 1000 1500 M3 Harga : Rp 3 per M3 1500 < Harga : Rp 4 per M3

Jika konsumen memakai 2500 M3, maka harus membayar : a. 1000 x 2 = 2000 b. 500 x 3 = 1500 c.
1000 x 4 = 4000, sehingga total = Rp 7.500

Diskriminasi derajad III

41

P MC

Pa Pb

Da Db DG MRa MRb MRG

Page 34
Q

Keterangan : Pada pasar A mempunyai kurva demand yang kurang elastis, sehingga harga yang
diterapkan agak tinggi. Pada pasar B mempunyai kurva demand yang elastis sehingga harga yang
diterapkan lebih rendah

SOAL DISKRIMINASI HARGA:

1. Misalkan diketahui pada dua pasar yang berbeda : a. Pasar A mempuyai fungsi demand Q1 = 120 10
P1 b. Pasar B memunyai fungsi demand Q2 = 120 20 P2 Dan fungsi biaya perusahaan TC = 20 + 2 Q
Dari data tersebut : tentukan tingakt harga (P) dan quantitas (Q) barang yang dijual di pasar A dan pasar B
untuk memaksimalkan laba MR = MC

Jawab :

Q1 = 120 10 P1 120 Q1 P1 = 10 1 = 12 - Q1 10 120 Q1 TR1


= P1.Q1 = Q1 10
Q2 = 120 20 P2 120 Q2 P2 = 20 1 =6- Q2 10 120 Q2 TR2 =
P2.Q2 = Q2 20

42
1 = 12 Q1 - (Q1)2 2 10 MR1 = 12 - Q1 10

MR1 = MC

2 12 - Q1 = 2 10 1 Q1 = 10 5 Q1 = 50 1 P1 = 12 - Q1 10
1 P1 = 12 - (50) 10 = 12 5 P1 = 7

1 = 6 Q2 - (Q2)2 2 20 MR2 = 6 - Q2 20

MR2 = MC

2 6 - Q2 = 2 20 1 Q2 = 4 10 Q2 = 40 1 P2 = 6 - Q2 20
1 P2 = 6 - (40) 20 = 6 2 P2 = 4

Sehingga Laba :

= TR TC = (50 x 7) + (40 x 4) 20 + 2 (90) = 510 200 = 310

Bagaimana jika perusahaan tidak melakukan diskriminasi :

Q = Q1 + Q2 = 120 10 P + 120 20 P = 240 30 P 240 - Q = 30 1P=8-


Q 30

Page 35
43
TR = P. Q 1=8- Q . Q 30 1 = 8Q - Q2 30 1
MR = 8 - Q 15

MR = MC 1 8- Q =2 15

Q = 90

1 P=8- (90) 30 P = 5

Sehingga keuntungan tanpa diskriminasi :

= TR TC = (5 x 90) 20 + 2 (90) = 450 200 = 250

Page 36

Anda mungkin juga menyukai