Anda di halaman 1dari 32

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Skema Proses Pengambilan Keputusan

Identifikasi Masalah

Mengumpulkan Data
atau
Analisis Data
atau
Penemuan Alternatif-Alternatif
Pemecahan Masalah
atau

Pemilihan Alternatif

Pelaksanaan

Terus Dilaksanakan
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan Keputusan :
 Model-model pengambilan keputusan dalam analisa
kuantitatif sering menggunakan anggapan tersedianya
informasi yang sempurna.
 Dunia nyata para manajer sering dipaksa harus
mengambil keputusan tanpa informasi sempurna (ada
variabilitas informasi, seperti kondisi kepastian, risiko
dan ketidakpastian).
 Model Pengambilan Keputusan dipengaruhi atau
tergantung dari Informasi yang ada/yang dimiliki.
 Informasi yang ada, pada dasarnya dapat digolongkan
menjadi 2 (dua) yaitu Informasi Sempurna (Perfect
Information) dan Informasi Tidak Sempurna (Imperfect
Information).
lanjutan

Model Pengambilan Keputusan dikaitkan Informasi yang dimiliki :


Ada 3 (tiga) Model Pengambilan keputusan.
1. Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian
(Certainty). Menggambarkan bahwa setiap rangkaian
keputusan (kegiatan) hanya mempunyai satu hasil (pay off
tunggal). Model ini disebut juga Model Kepastian/
Deterministik.
2. Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan
(kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan
masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya dapat
diperhitungkan atau dapat diketahui. Model Keputusan
dengan Risiko ini disebut juga Model Stokastik.
3. Model Pengambilan Keputusan dengan
Ketidakpastian (Uncertainty).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian
keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah
kemungkinan hasil dan masing-masing
kemungkinan hasil probabilitasnya tidak dapat
diketahui/ditentukan. Model Keputusan dengan
kondisi seperti ini adalah situasi yang paling sulit
untuk pengambilan keputusan. (Kondisi yang penuh
ketidakpastian ini relevan dengan apa yang
dipelajari dalam Game Theory)
Ad. 1. Model Pengambilan Keputusan dalam
Keadaan Kepastian (Certainty).
Atau model Deterministic,
kita hanya memilih satu alternatif yang
memaksimumkan suatu hal
Contoh Soal:

Jumlah anggaran maksimum perusahaan dalam suatu kegiatan


Rp100.000.000,- Kalau melakukan
1. advertency dengan biaya Rp50.000,- akan menaikkan volume
penjualan Rp600.000,-
2. Memberikan potongan harga Rp 40.000 bisa menaikkan
volume penjualan Rp700.000,
3. Pemberikan undian berhadiah Rp 30.000,-bisa dinaikkan
penjualan dengan Rp500.000,- dan
4. Mengadakan personal selling dengan biaya sebesar Rp
70.000,- bisa menaikkan penjualan dengan Rp1.000.000,-

Pertanyaan : meningkatkan volume penjualan, tetapi besar


biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing kegiatan itu tidak
sama dan cara yang tepat untuk mencari persentase atau
perbandingan hasil biaya.
Tabel 8.3 (Persentase kenaikan penjualan dari Biaya Promosi)

Tindakan Biaya (Ribuan Kenaikan Volume % tase kenaikan


Rp) Penjualan (Ribuan Rp) Penjualan
Advertency 50 600 1.200
Potongan harga 40 700 1.750
Undian berhadiah 30 500 1.670
Personal selling 70 1.000 1.430
?
Persentase kenaikan penjualan untuk advantency
dihitung : kenaikan volume penjualan dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan dikalikan dengan 100%.

(Rp600.000 : Rp50.000) X 100% = 1.200%

Apabila melakukan potongan harga dapat dihitung :


(Rp700.000 : Rp40.000) X 100% = 1.750%

Yang mendatangkan % tase kenaikan volume penjualan


tertinggi adalah alternatif kedua pemberian potongan
harga, sebesar 1.750% dari biaya yang dikeluarkan.
Contoh 2:
Suatu perusahaan akan memasang iklan untuk menaikkan
volume penjualan, menaikkan laba usaha, dan menaikkan
harga sahamnya di pasar modal. Periklanan ini akan
dimuat pada salah satu dari 4 surat kabar, yaitu surat kabar
A, B, C, dan D. Bobot untuk setiap kenaikan yaitu kenaikan
Penjualan = 2, kenaikan laba = 4, Kenaikan harga saham
=1

Biaya pemasangan iklan di tiap media dan kenaikan jumlah


penjualan, kenaikan jumlah laba serta kenaikan harga saham
Seperti terlihat dalam tabel
Biaya Iklan, Kenaikan penjualan, kenaikan laba dan kenaikan
harga saham.
Surat Kabar Biaya Iklan Kenaikan Kenaikan laba Kenaikan
penjualan harga saham
A 500 500.000 200.000 50.000

B 400 450.000 180.000 40.000

C 900 990.000 540.000 70.000

D 600 600.000 240.000 42.000


Pertanyaan :

Berapa % tase kenaikan tiap-tiap hasil dari biaya iklan

Untuk harian A: 2 (1.000) + 4 (400) + 1 (100) = 3.700


Untuk harian B : 2 (1.125) + 4 (450) + 1 (100) = 4.150
Untuk harian C : 2 (1.100) + 4 (600) + 1 (78) = 4.678
Untuk harian D : 2 (1.000) + 4 (400) + 1 (70) = 3.670
% tase kenaikan penjualan, laba, dan harga saham dari biaya
iklan
% tase kenaikan dibanding biaya iklan
Surat Jumlah
kabar Volume Laba Harga saham bobot
penjualan
A 1.000 400 100 3.700
B 1.125 450 100 4.150
C 1.100 600 78 4.678
D 1.000 400 70 3.670
Ternyata diantara ke-4 surat kabar itu yang mendatangkan nilai
jumlah % tase terbesar adalah surat kabar C
Soal Latihan:
Suatu perusahaan akan membuka cabang
toko di 4 (empat) lokasi penjualan, yaitu di
Selong, Masbagik, Praya dan di Kopang. Dari
keempat toko itu akan menaikkan penjualan
dan laba yang diperoleh. Apabila bobot
peningkatan penjualan dan laba masing-
masing sebesar 2 dan 3 , cabang toko mana
yang memberikan keuntungan yang paling
tinggi ? data perusahaan sebagai berikut:
Kenaiakan
Toko Biaya Kenaikan Penj.
Laba

Selong 7,500 45,000 15,000

Masbagik 5,500 40,000 13,000

Praya 6,500 55,000 17,000

Kopang 5,400 50,000 14,000


Ad. 2. Pengambilan Keputusan dalam Keadaan
yang Mengandung Risiko

A. Pengambilan keputusan dalam keadaan


yang mengandung risiko
adalah keadaanyang disertai dengan informasi
yang tidak tentu, tetapi bisa diketahui probabilitas
terjadinya. Misalnya, suatu perusahaan akan
menentukan perluasan pabrik atau tidak.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai harapan
Besar nilai harapan untuk tiap2 alternatif bisa dihitung :
menjumlahkan hasil perkalian probabilitas dengan hasil
dikurangi dengan biaya atau pengorbanannya.
a
RUMUS : NH i  P
j 1
ij x ij

(i = 1,2,…m)
Contoh Kasus:
Seorang pengusaha sirkus bulan ini akan mengadakan
pertunjukan di salah satu dari kota-kota, yaitu Medan,
Surabaya, dan Ambon. Kalau keadaan cuaca bulan ini baik,
maka laba yang diperoleh kalau mengadakan pertunjukan di
Medan sebesr Rp50.000.000,- di Surabaya Rp40.000.000,- dan
di Ambon Rp60.000.000,- tetapi kalau keadaan cuaca tidak baik
maka, laba yang akan diperoleh kalau diselenggarakan di
Medan Rp10.000.000,- di Surabaya Rp30.000.000,- dan di
Ambon Rp5.000.000,- Probabilitas cuaca baik = 0,60 dan
probabilitas jelek 0,40. Hitung nilai harapan masing-masing
kota !
Nilai Harapan dari Pertunjukan Sirkus (Dalam Jutaan Rp)
Kota Cuaca Baik Cuaca Buruk Nilai Harapan
P=0,60 P=0,40
Medan 50 10 0,6(50) + 0,4(10) = 34
Surabaya 40 30 0,6(40) + 0,4(30) = 36
Ambon 60 5 0,6(60) + 0,4(5) = 38

Keputusan untuk pemilihan daerah yang mempunyai nilai


harapan tertinggi adalah daerah AMBON.
B. Pohon Keputusan
Perhatikan contoh soal 8.5
1. Kalau membeli mesin besar
2. Kalau membeli mesin kecil
3. Kalau permintaan meningkat
4. Kalau permintaan tidak meningkat
CONTOH KASUS
Perusahaan mempunyai alternatif membeli mesin besar atau
mesin kecil, kedepan kemungkinan besar akan terjadi kenaikan
permintaan yang cukup besar, probabilitas terjadinya kenaikan
permintaan 75 persen, dan kemungkinan tidak terjadi 25 persen.
Kemungkinan yang bisa terjadi sebagai berikut:
1. Membeli mesin besar, dan permintaan meningkat, dalam
keadaan bagaimanapun perusahaan akan mendapatkan laba
Rp 1.000.000,- akan tetapi kalau permintaan tidak meningkat,
dalam keadaan bagaimanapun laba yang diperoleh hanya Rp
200.000,-
2. Membeli mesin kecil, kalau perusahaan membeli mesin kecil
dan permintaan meningkat, akan mempunyai pengaruh yang
berbeda dibanding dengan permintaan tidak meningkat.
3. Permintaan meningkat:
Abil perusahaan membeli mesin kecil dan permintaan meningkat,
pada tahun pertama akan menerima laba Rp 100.000,- pada tahun
kedua kemungkinan pemerintah akan memberikan kredit
pembelian mesin tambahan dengan probabilitas 0,80. Kalau
permintaan bertambah dan berarti perusahaan memanfaat kan
kredit mesin ini, laba pada tahun kedua dan seterusnya sebesar Rp
800.000,-. Akan tetapi, jika pemerintah tidak jadi memberi kredit
mesin, untuk perluasan usaha, perusahaan harus membeli sendiri
sehingga laba yang diperoleh untuk tahun kedua dan seterusnya
hanya Rp 700.000,- meskipun permintaan naik. Kalau perusahaan
tidak menambah mesin lagi, dengan sendirinya laba yang diperoleh
untuk tahun kedua dan seterusnya hanya Rp 400.000,-

4. Permintaan Tidak Meningkat:


Kalau permintaan tidak meningkat dan membeli mesin kecil,
perusahaan hanya menerima laba sebesar Rp 300.000,-
Gambar : Pohon Keputusan untuk Pembelian
Mesin

5
i kP =0,7
na 1.000.000
i ntaan
Perm 800.000
0,80
b esa r 200.000 ri k redit P=
Mes
i n Dibe
Permintaan tidak naikP=0,25 mesin
ba h
Tam 700.000
Mes ,75
in k P= 0
ecil aik Tidak
an n d
rminta Tidak t
iberi
kredi
Pe 100.000 a mbah t P=0
m esin ,20
Permintaan
tdk naikP=
0,25 400.000

300.000
Hasil :
Yang memberikan nilai harapan terbesar adalah
dengan MEMBELI MESIN BESAR, yaitu sebesar
Rp.800.000,-
lanjutan

Contoh kasus sederhana :


Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Berisiko dan tidak
pasti:
Kasus Pemilik/Penjual Bakso “Senayan” Cabang Yogya hendak
memutuskan berapa mangkok bakso yang harus disediakan rata-
rata setiap hari agar keuntungan diperoleh maksimum. Jika
disediakan terlalu banyak (melebihi jumlah yang diminta) maka ia
akan menderita kerugian yaitu rugi/kerugian biaya produksi
karena tidak laku. Jika disediakan terlalu sedikit maka ia juga akan
menderita kerugian (rugi kesempatan yaitu berupa keuntungan
yang menjadi hilang karena pembeli datang tetapi tidak bisa
terlayani). Data yang ada biaya produksi bakso per mangkok
sebesar Rp 2000,- dan harga jual bakso per mangkok sebesar Rp
3000,-. Data lain yang diperoleh berdasarkan pengamatan data
masa lalu (historical data), yaitu data permintaan dan
peluang/probabilitas permintaan tersebut sebagai berikut :
lanjutan
Data Permintaan dan Probabilitas sbb:
No. Permintaan (Unit/Hari) Probabilitas
1 100 0,1
2 110 0,2
3 120 0,4
4 130 0,2
5 140 0,1
Penyelesaian Kasus di atas bisa dilakukan dengan :
1. Kriteria Keputusan :
a. Kriteria Maximax
b. Kriteria Maximin
c. Kriteria Kemungkinan Maksimum
d. Kriteria Laplace
2. Kriteria Expected Value yang Tertinggi
3. Kriteria Pohon Keputusan (Decision Tree).
lanjutan
Tabel Pay Off
(Kerugian atau Keuntungan dari berbagai kondisi).
Kondisi Permin taan (Prob)
Dasar 100 110 120 130 140
(Xi)
(0,1) (0,2) (0,4) (0,2) (0,1)
100 100000 90000 80000 70000 60000
110 80000 110000 100000 90000 80000
120 60000 90000 120000 110000 100000
130 40000 70000 100000 130000 120000
140 20000 50000 80000 110000 140000
lanjutan
1. Kriteria Keputusan:
a. Kriteria Maximax, mengatakan bahwa keputusan yang mempunyai pay off
paling tinggi (tanpa memperdulikan hal lain) yang seharusnya dipilih
(Optimistik).Lihat Tabel Pay off:
Maksimum Baris 1 = 100000
Maksimum Baris 2 = 110000
Maksimum Baris 3 = 120000
Maksimum Baris 4 = 130000
Maksimum baris 5 = 140000
Yang tertinggi adalah 140000, berarti menyediakan 140 mangkok bakso.
b. Kriteria Maximin, memilih keputusan yang menghasilkan nilai maksimum dari
pay off yang minimum.
Minimum Baris 1 = 60000
Minimum Baris 2 = 80000
Minimum Baris 3 = 60000
Minimum Baris 4 = 40000
Minimum Baris 5 = 20000
yang tertinggi adalah 80000, berarti menyediakan 110 mangkok bakso
lanjutan
Tabel Pay Off
(Kerugian atau Keuntungan dari berbagai kondisi).

Kondisi Permin taan (Prob)


Dasar 100 110 120 130 140
(Xi)
(0,1) (0,2) (0,4) (0,2) (0,1)
100 100000 90000 80000 70000 60000
110 80000 110000 100000 90000 80000
120 60000 90000 120000 110000 100000
130 40000 70000 100000 130000 120000
140 20000 50000 80000 110000 140000

c. Kriteria Kemungkinan Maksimum


lanjutan
c. Kriteria Kemungkinan Maksimum
Menyatakan seseorang seharusnya memilih keputusan
optimalnya atas dasar yang paling sering terjadi, dalam hal ini
dilihat dari probabilitasnya maka yang paling sering terjadi adalah
permintaan 120 dengan probabilitas 0,4. Jadi sebaiknya penjual
bakso menyediakan 120 mangkok bakso dengan kemungkinan
keuntungan yang diperoleh sebesar 120000.
d. Kriteria Laplace, seseorang seharusnya memilih keputusan yang
mempunyai laba rata-rata tertinggi. Dalam hal ini sebaiknya
mengambil keputusan menyediakan 120 mangkok dengan rata-
rata keuntungan 96000.

2. Kriteria Expected Value yang Tertinggi, keputusan yang dipilih


adalah keputusan yang mempunyai expected value pay off yang
tertinggi, Perhitungan EV (EMV = Expected monetary Value) dapat
diperoleh dengan memasukan semua besaran probabilitas dalam
perhitungan. Keputusan yang diambil sebaiknya menyediakan 120
mangkok dengan keuntungan/ nilai EV/EMV = 104000.
   
Kondisi Permintaan (Prob)

Dasar
100 110 120 130 140 Jumlah
(Xi)
  (0,1) (0,2) (0,4) (0,2) (0,1)

100 10,000 18,000 32,000 14,000 6,000 80,000


110 8,000 22,000 40,000 18,000 8,000 96,000
120 6,000 18,000 48,000 22,000 10,000 104,000
130 4,000 14,000 40,000 26,000 12,000 96,000
140 2,000 10,000 32,000 22,000 14,000 80,000

Anda mungkin juga menyukai