Disusun oleh:
Andrian Wijaya (393211)
Anne Miriam Rahma Habiba (393213)
Melania Krisna N (393240)
Hernandez F. W. (397023)
Michael Dedi Pradipta (397049)
CHEETAH CAFE COMPANY
15 - 17 OPTIMAL CAPITAL STRUCTURE
2. What is operating leverage, and how does it affect a firm’s business risk?
Operating leverage menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari
biaya tetapnya. Semakin banyak laba yang dihasilkan perusahaan pada tingkat biaya tetap
yang konstan, semakin tinggi leverage operasinya.
Ketika sebuah perusahaan mengenakan biaya tetap dalam proses produksi, persentase
perubahan keuntungan ketika volume penjualan tumbuh lebih besar daripada persentase
perubahan penjualan. Bila volume penjualan menurun, persentase perubahan dalam
keuntungan akan lebih besar daripada penurunan penjualan. Operating leverage memiliki
keuntungan ketika penjualan tumbuh, tetapi ketika penjualan menurun secara signifikan
mengakibatkan peningkatan business risk yang besar bagi perusahaan.
D.
1. Define the terms optimal capital structure and target capital structure.
Optimal capital structure adalah struktur modal, yaitu perpaduan antara debt, stock, dan ekuitas
lain, yang menyebabkan nilai saham perusahaan mencapai titik maksimumnya. Pada umumnya
dikenal sebagai rasio hutang/modal yang lebih rendah dibandingkan dengan suatu cara yang
memaksimumkan pendapatan per lembar saham/EPS yang diharapkan. Berarti semakin tinggi
level hutangnya, maka semakin tinggi pula pendapatan per lembar saham yang diharapkan,
namun juga menaikkan risiko perusahaan dalam menanggung biaya modal yang semakin tinggi
juga dan berpotensi menurunkan harga saham perusahaan.
2. Why does CC’s bond rating and cost of debt depend on the amount of money borrowed?
Financial risk merupakan risiko tambahan yang dikenakan kepada common stockholders yang
muncul ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk mendanai operasi perusahaan dengan
hutang. Secara konseptual, stockholders menanggung sejumlah risiko yang melekat dengan
operasi perusahaan. Apabila sebuah perusahaan mendanai perusahaannya dengan hutang
(financial leverage), business risk akan terpusat pada common stockholders.
Pendanaan dengan hutang akan meningkatkan expected rate of return dari sebuah investasi,tetapi
leverage juga akan meningkatkan probabilitas akan adanya kerugian yang besar, yang
berdampak pada naiknya risiko yang ditanggung oleh stockholders. Semakin banyak jumlah
uang yang didanai dengan hutang, risiko perusahaan akan bertambah yang kemudian berdampak
pada firm’s bond rating yang turun dan kenaikan cost of debt.
3. Assume that shares could be repurchased at the current market price of $25 per share.
Calculate CC’s expected EPS and TIE at debt levels of $0, $250,000, $500,000, $750,000, and
$1,000,000. How many shares would remain after recapitalization under each scenario?
Pada saat D = $0
[𝐸𝐸𝐸𝐸 − 𝐸𝐸(𝐸)](1−𝐸) $400,000(0.6)
EPS = 𝐸ℎ𝐸𝐸𝐸𝐸 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸= = $3.00
80,000
𝐸𝐸𝐸𝐸 $400,000
TIE = 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸= =~
$0
4. Using the Hamada equation, what is the cost of equity if CC recapitalizes with $250,000 of
debt? $500,000? $750,000? $1,000,000?
𝐸𝐸𝐸 = 6.0%
𝐸𝐸 –𝐸𝐸𝐸 = 6.0%
𝐸𝐸 = 1.0
Total assets = $2,000,000
Tax rate = 40.0%
Perhitungan:
Pada saat D = $0
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 $0
Debt/Assets Ratio = =$2,000,000= 0.00%
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 $0
Debt/Equity Ratio = =$2,000,000= 0.00%
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
5. Considering only the levels of debt discussed, what is the capital structure that minimizes
CC’s WACC?
𝐸𝐸𝐸 = 6.0%
𝐸𝐸 –𝐸𝐸𝐸 = 6.0%
𝐸𝐸 = 1.0
Total assets = $2,000,000
Tax rate = 40.0%
Perhitungan:
Amount Borrowed sampai 𝐸𝐸 pada soal nomor 4, Equity/Assets Ratio didapat dari 100.00% -
Debt/Assets Ratio, dan 𝐸𝐸 diketahui di soal.
Pada saat D = 0
WACC = 𝐸𝐸 𝐸𝐸 (1 - T) + 𝐸𝐸 𝐸𝐸 = 0 + 1.00 (12.00%) = 12.00%
Pada saat D = $250,000
WACC = 𝐸𝐸 𝐸𝐸 (1 - T) + 𝐸𝐸 𝐸𝐸 = 0.125(4.8%) + 0.875 (12.51%) = 11.55%
Pada saat D = $500,000
WACC = 𝐸𝐸 𝐸𝐸 (1 - T) + 𝐸𝐸 𝐸𝐸 = 0.25(5.4%) + 0.75 (13.20%) = 11.25%
Pada saat D = $750,000
WACC = 𝐸𝐸 𝐸𝐸 (1 - T) + 𝐸𝐸 𝐸𝐸 = 0.375(6.9%) + 0.625 (14.16%) = 11.44%
Pada saat D = $1,000,000
WACC = 𝐸𝐸 𝐸𝐸 (1 - T) + 𝐸𝐸 𝐸𝐸 = 0.50(8.4%) + 0.50 (15.60%) = 12.00%
Kesimpulan: capital structure dengan WACC paling rendah adalah yang terdiri dari 25% debt
dan 75% equity, dengan besar WACC 11.25%.
6. What would be the new stock price if CC recapitalizes with $250,000, $500,000, $750,000,
$1,000,000 of debt?
Dalam kasus ini, semua laba dibagikan kepada pemegang saham (payout ratio 100%) dan tidak
ada pertumbuhan dividen (g = 0) karena tidak ada laba yang ditanamkan kembali.
Formula perhitungan harga saham:
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸
𝐸 =
(𝐸𝐸 − 𝐸)
Harga saham mencapai maksimum pada debt level $500,000 dengan EPS sebesar $3.55 yaitu
seharga $26.89.
8. Considering only the levels of debt discussed, what is CC’s optimal capital structure?
Berdasarkan analisis, capital structure CC dengan menyertakan debt sebesar $500,000
merupakan struktur modal yang paling optimal karena menghasilkan harga saham maksimum
sebesar $26.89.
E. How would the analysis be affected if the firm had more or less business risk than
originally estimated?
Jika risiko bisnis perusahaan lebih tinggi maka perusahaan tidak dapat menggunakan jumlah
hutang sebanyak ketika risiko bisnis seperti yang ada dalam analisis ini. Hal tersebut dikarenakan
cost of debt (rd) dan cost of equity (rs) akan meningkat. Sebaliknya, jika risiko bisnis perusahaan
lebih rendah maka perusahaan dapat menggunakan pendanaan dari hutang yang lebih banyak
dalam struktur modalnya.
G. Put labels on Figure IC 15.1 and then discuss the graph as you might use it to explain to your
boss why CC might to use some debt?
Penggunaan utang (debt) akan membantu perusahaan dalam mengurangi pembayaran pajak yang
didapatkan dari pengurangan bunga (deductibility of interest). Namun, bukan berarti bahwa
penggunaan utang (debt) merupakan cara pendanaan yang sudah pasti bagus, karena semakin
banyak menggunakan utang (debt) maka risiko kemungkinan bangkrut juga akan semakin
membesar. Selain itu, risiko kesulitan keuangan meningkat (risk of financial distress), kos modal
(cost of equity) juga akan meningkat dan memicu penurunan harga saham.
CC di dalam tingkatan tertentu akan menggunakan utang karena utang memberikan tax shelter
benefits yang mana lebih banyak penggunaan utang akan mengurangi pajak dan kemudian bisa
membuat EBIT tersebut lebih banyak beralih kepada investor. Adapun yang dimaksud dalam
tingkatan tertentu ialah target debt ratios nya haruslah lebih kurang dari 100% modalnya agar
menghindari potensial bangkrut. Jika perusahaan bisa menjaga target debt ratios hingga pada
titik dimana penggunaan utang tidak membuat risiko bangkrut dan menggunakan utang tersebut
dengan benar, maka value dari saham CC pun meningkat seperti yang ditunjukkan pada grafik.
H. How does the existence of asymmetric information and signaling affect capital structure?
Asymmetric information adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang lebih tahu
terlebih dahulu (kualitas informasi yang dimiliki lebih baik) mengenai prospek perusahaan
dibanding yang diketahui oleh investor. Dan karena adanya asymmetric information ini, maka
akan memberi sinyal pengaruh terhadap struktur modal. Biasanya perusahaan dengan prospek
masa depan yang lebih baik tentu berusaha untuk menghindari penerbitan / penjualan saham
karena cenderung tidak ingin membagikan keuntungannya kepada investor baru, dan lebih
memilih meningkatkan modal dengan cara penerbitan utang baru. Sedangkan perusahaan dengan
prospek buruk, justru ingin didanai dengan cara penerbitan saham. Investor mengenali hal seperti
ini dan tentunya akan memberi sinyal terhadap perusahaan tersebut dengan cara menghindari
kepemilikan di perusahaan tersebut lagi yang berdampak pada akhirnya terhadap penurunan
harga saham.
Reference
Investopedia. "Financial Leverage." Investopedia. Last modified October 10, 2017.
https://www.investopedia.com/walkthrough/corporate-finance/5/capital-structure/financial-
leverage.aspx.
Investopedia. "Financial Leverage." Investopedia. Last modified October 10, 2017.
https://www.investopedia.com/walkthrough/corporate-finance/5/capital-structure/financial-
leverage.aspx.
C. B., Baker, and Gabriel Stephen C. "Index to Volume 62." American Journal of Agricultural
Economics 62, no. 5 (1980), 1149-1158. doi:10.1093/ajae/62.5.1149.