Karena NPV positif, berarti secara teoritis proyek investasi tersebut layak dilaksanakan.
Tabel 7.1 Proyeksi arus kas perusahaan DARMA
Scenario Analysis
Analisis scenario merupakan pengembangan dari analisis sensitivitas. Analisis scenario
mengkaji sejumlah scenario yang berbeda-beda, yang mana masing-masing scenario
melibatkan berbagai factor, dan perubahan factor-faktor tersebut kemudian dianalisis
dampaknya terhadap perubahan NPV.
Berdasarkan contoh yang te;ah dikemukakan, misalnya dalam biaya tetap Rp.2.091.000
termasuk biaya penyusutan sebesar Rp.1.000.000, maka besarnya cash BEP adalah :
Berdasarkan gambar diatas tampak bahwa pada volum penjualan sebesar 1.091 unit
arus kas operasi perusahaan sama dengan nol. Jika volume penjualan berkisar antara 1.091 unit
sampai dengan 2.091 unit arus kas operasi perusahaan masih positif, tetapi secara akutansi,
laba bersih perusahaan sudah negative atau rugi. Dalam kondisi tersebut sekalipun perusahaan
mengalami kerugian namun perusahaan masih mampu untuk beroperasi,atau perusahaan belum
bangkrut karena arus kas operasi perusahaan masih cukup untuk menutup biaya variabel
maupun biaya tetap yang membutuhkan pengeluaran kas. Jika volume penjualan lebih kecil
dari 1.091 unit, maka di samping perusahaan mengalami kerugian secara akutansi, arus kas
operasi perusahaan juga sudah negative, dan jika perusahaan tidak segaera mampu mengatasi
kesulitan keuangan tersebut, perusahaan akan mengalami kebangkrutan.
Financial break-even Point
Financial break-even point atau juga disebut present value break-even point,
menunjukan besarnya penjualan yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Dalam analisis
accounting profit break-even point, besarnya break-even dihitung untuk satu tahun, sedangkan
present value break-even point dihitung selama umur investasi atau berorientasi jangka
panjang. PV BEP dapat dihitung dnegan rumus sebagai berikut :
Gambar diatas menunjukkan bahwa NPV BEP, tercapai pada volume penjualan 2.315.
jika dibandingkan dengan accounting profit BEP terdapat perbedaan yaitu NPV BEP lebih
besar dibandingkan dengan accounting profit BEP. Apabila laba akuntansi dipakai sebagai
dasar perhitungan BEP, laba akutansi tersebut telah dikurangi dengan penyusutan. Dengan
volume penjualan sebesar 2.091 per tahun, perusahaan memperoleh revenue yang cukup untuk
menutup biaya penyusutan sebesar Rp.300.000 ditambah ditambah biaya lainnya. Akan tetapi
dengan volume penjualan tersebut perusahaan belum mampu untuk menutup opportunity cost
dari biaya investasi sebesar Rp.1.500.000, jika diasumsikan tingkat keuntungan investasi
sebesar 15% atau biaya investasi sesungguhnya per tahun (EAC) sebesar Rp.447.500. dengan
demikian, perusahaan yang brek even berdasarkan laba akutansi, sesungguhnya masih
mengalami kerugian sebesar opportunity cots dari investasi awal.
5. Calculate NPV
Dengan cara yang sama, seseorang juga dapat menentukan arus kas yang
diharapkan untuk setiap tahun yang akan datang dan kemudian menghitung nilai
sekarang bersih dari proyek dengan mendiskontokan arus kas yang diharapkan ini
pada tingkat yang sesuai. Simulasi M onte Carlo sering dipandang sebagai langkah
di luar analisis sensitivitas atau analisis skenario. Interaksi antara variabel secara
eksplisit ditentukan di Monte Carlo; Jadi (setidaknya secara teori) metodologi ini
memberikan analisis yang lebih lengkap. Dan, sebagai produk sampingan, harus
membangun model yang tepat memperdalam pemahaman peramal proyek.
7.3 Real Options
Pembahasan analisis NPV yang telah dilakukan mengabaikan penyesuaian yang dapat
dilakukan manajemen perusahaan setelah [royek diterima atau dilaksanakan. Dalam praktek
yang sesungguhnya dering terjadi perbedaan antara asumsi yang digunakan pada saat
penyusunan rencana proyek investasi dengan kenyataan yang terjadi ketika proyek
dilaksanakan. Oleh karena itu pihak manajemen perlu melakukan penyesuaian dengan
perubahan yang terjadi. Penyesuaian yang dapat dilakukan tersebut dikenal dengan real option.
Adanya peluang untuk melkaukan penyesuaian tersebut dapat meningkatkan nilai dari proyek
invetasi. Nilai proyek investasi merupakan nilai NPV yang dihitung dengan cara tradisioanl
ditambah dengan nilai opsi dilakukan.
Nilai proyek = NPV + Nilai Opsi
Bentuk alternative penyesuaian (option) yang dapat dilakukan adalah option to expand dan
option to abandon.
Contoh Kasus
Pada gambar dapat dilihat bahwa kita dapat memilih :
1) melakukan investasi dalam bentuk saham sebesar $1000.
2) menabung di bank sebesar $1000.
Informasi lain yang dapat kita peroleh adalah perkiraan tentang nilai investasi saham tersebut
setahun mendatang dan nilai tabungan setahun mendatang. Masing-masing dalam dua kondisi,
yaitu naik atau turunnya harga saham. Asumsinya adalah tabungan memperoleh bunga sebesar
5 % dan saham tidak memperoleh pembayaran dividen. Dalam persoalan investasi yang
sederhana ini, nilai harapan dan investasi berupa tabungan akan tetap stabil (kecuali terjadi
perubahan suku bunga ), tanpa mempedulikan apa yang akan terjadi pada pasar saham
$1220
H.Saham naik 0,7 x $1400
= $980
Inv saham $1000
1
= +$240
H.Saham turun 0,3 x $800
Keputusan $1220
Kredit penemuan metode Monte Carlo seringkali diberikan kepada Stanislaw Ulam,
seorang ahli matematika asal Polandia. Ulam dikenal sebagai orang yang mendesain bom
hidrogen dengan Edward Teller pada tahun 1951. Sementara, ia sendiri menemukan metode
Monte Carlo pada tahun 1946 ketika sedang memperhitungkan probabilitas memenangkan
permainan kartu solitaire.
Di sisi lain, dalam dunia keuangan dan matematika keuangan, metode Monte Carlo ini
sangat bermanfaat untuk melakukan valuasi dan analisa terhadap berbagai instrument dan
portfolio investasi. Metode ini memungkinkan simulasi berbagai faktor ketidakpastian yang
mempengaruhi nilai, sehingga kemudian dapat menentukan nilai rata-rata.
Metode Monte Carlo pertama kali diperkenalkan ke dunia keuangan oleh David B.
Hertz pada tahun 1964, dalam artikel “Risk Analysis in Capital Investment” pada Harvard
Business Review. Selanjutnya, pada tahun 1977, Phelim Boyle adalah yang pertama kali
menggunakan simulasi ini dalam makalahnya mengenai Options.
Simulasi Monte Carlo seringkali digunakan untuk memprediksi value tertentu,
berdasarkan sekumpulan data historis. Metode ini adalah salah satu dari banyak metode yang
berusaha untuk menganalisa ketidakpastian, dimana tujuannya adalah bagaimana menentukan
variasi random, kurangnya knowledge, dan error, dapat mempengaruhi sensitivitas, kinerja,
atau reliability dari sistem yang dimodelkan.
Simulasi ini dikelompokkan sebagai metode sampling, karena inputnya dihasilkan
secara random dari distribusi probabilitas, untuk mensimulasikan proses sampling dari
populasi sebenarnya. Sehingga, disini kita berusaha untuk memilih distribusi input yang paling
sesuai dengan data yang dimiliki. Data yang dihasilkan dari simulasi ini kemudian
dimunculkan sebagai distribusi probabilitas (histogram) atau dikonversi menjadi error bars,
reliability prediction, tolerance zones, hingga confidence interval.
Growth options
Kogut (1983, 1991), McGrath (1997),
McGrath and Nerkar (2004), Miller and
Interaction of real Folta (2002)
options
Folta and O’Brien (2004)
Organization and Choice of investment Chi and McGuire (1996), Folta (1998),
governance Modes Kogut (1991), Leiblein (2003), Leiblein
and Miller (2003)