Anda di halaman 1dari 23

KAJIAN TEKNIS PERANCANGAN PIT DAN PENTAHAPAN

KEMAJUAN TAMBANG (SEQUENCE) BATUBARA DI


PT. BUKIT INTAN INDOPERKASA, DESA BATANG KULUR
KIRI, KECAMATAN SUNGAI RAYA, KABUPATEN HULU
SUNGAI SELATAN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Tugas Akhir (TTA-400)
pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam
Bandung Tahun Akademik 2016/2017

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh : Reza


Angga Wibisono
100.701.12.075

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017 M / 1438 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal tugas akhir ini. Tugas akhir ini merupakan salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi S1 Teknik Pertambangan,
Universitas Islam Bandung. Proposal ini dibuat untuk memperoleh izin penelitian
yang akan dilaksanakan di PT. Bukit Intan Indoperkasa.
Proposal ini berisi mengenai rencana judul penelitian Kajian Teknis
Perancangan Pit dan Pentahapan Kemajuan Tambang (Squence) Batubara
PT. Bukit Intan Indoperkasa, Desa Kulur Kiri, Kecamatan Sungai Raya,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan..
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan proposal ini
masih belum sempurna. Sehingga judul penelitian maupun isi proposal dapat
menyesuaikan dengan keadaan di PT. Bukit Intan Indoperkasa.
Semoga proposal ini dapat menjadi bahan pertimbangan segenap jajaran
direksi dan karyawan PT. Bukit Intan Indoperkasa untuk memberikan izin penulis
melakukan kegiatan penelitian tersebut. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
pembuatan proposal tugas akhir ini dengan baik. Terima kasih atas perhatian
bapak/ibu, mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan
proposal ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, Januari 2017

Reza Angga Wibisono


PROPOSAL TUGAS AKHIR
(TTA - 400)
KAJIAN TEKNIS PERANCANGAN PIT DAN PENTAHAPAN
KEMAJUAN TAMBANG (SEQUENCE) BATUBARA DI
PT. BUKIT INTAN INDOPERKASA, DESA KULUR KIRI,
KECAMATAN SUNGAI RAYA, KABUPATEN HULU SUNGAI
SELATAN, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. JUDUL
Judul tugas akhir yang penulis ajukan di PT Bukit Intan Indoperkasa Tbk
yaitu Kajian Teknis Perancangan Pit dan Pentahapan Kemajuan Tambang
(Sequence) Batubara di PT. Bukit Intan Indoperkasa, Desa Kulur Kiri,
Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimatan
Selatan..

II. LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara dengan sumber daya batubara yang
terbesar didunia setelah China dan Amerika Serikat. Salah satu penghasil batubara
di Indonesia berasal dari pulau Kalimantan. Batubara yang merupakan bahan
bakar fosil ini masih banyak digunakan diberbagai macam industri, seperti
perusahaan listrik, industri baja dan lain sebagainya. Salah satu perusahaan
yang bergerak didalam industri penambangan batubara adalah PT. Bukit Intan
Indoperkasa. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Kulur Kiri, Kecamatan
Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam rangka mengoptimalisasi produksi penambangan batubara di PT
Bukit Intan Indoperkasa terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satu
hal yang dilakukan adalah pengkajian teknis ulang dalam perancangan pit dan
pentahapan kemajuan penambangan batubara. Kajian ini termasuk dalam lingkup
perencanaan tambang. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa perencanaan
tambang sangat berkaitan dengan parameter waktu. Dalam perencanaan tambang
terdapat dua jangka waktu yaitu, perencanaan jangka
panjang (long term) dan perencanaan jangka pendek (short term). Penelitian ini
akan menganalisis perencanaan jangka pendek berupa perancangan pit dan
pentahapan kemajuan tambang yang dievaluasi per triwulan (tiga bulan).
Perancangan pit dan perancangan sequence penambangan batubara
dilakukan pada blok yang memiliki potensi cadangan batubara yang ekonomis.
Beberapa faktor yang diperhatikan dalam peracangan pit adalah kedudukan
batubara (kemiringan batubara), ketebalan batubara, kualitas batubara, stripping
ratio, geometri jalan, dan data hasil pengujian geoteknik. Sedangkan
perancangan sequence penambangan batubara mengacu pada budget plan
production (target produksi) batubara yang ditetapkan oleh PT. Bukit Intan
Indoperkasa. Dalam penelitian ini perancangan sequence penambangan
batubara merupakan data dasar dalam penentuan penempatan alat gali-muat
dan alat angkut pada kegiatan produksi batubara di PT. Bukit Intan Indoperkasa,
sehingga produksi batubara yang dihasilkan dapat lebih dioptimalkan.

III. IDENTIFIKASI MASALAH


Berdasarkan penelitian mengenai pengkajian teknis perancangan pit dan
pentahapan kemajuan tambang dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang
akan dihadapi. Salah satunya adalah perancangan pit dan perancangan
sequence penambangan batubara yang dilakukan pada elevasi tertentu dibuat
dengan metode trial and error sehingga dapat dihasilkan rancangan pit dan
sequence penambangan batubara yang sesuai dengan batas stripping ratio
perusahaan dan dapat mencapai target produksi yang telah direncanakan.
Dalam hal ini penggambaran desain sequence penambangan bertujuan untuk
memberikan gambaran bukaan akhir pit setiap per triwulan. Sedangkan penentuan
penempatan alat produksi bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis alat
produksi yang digunakan pada setiap sequence penambangan.
Dilihat dari pentingnya kegiatan perancangan pit dan kemajuan tambang
(sequence) pada suatu perusahaan pertambangan maka, penelitian ini
mengambil topik bahasan mengenai kajian teknis perancangan pit dan pentahapan
kemajuan tambang yang dilakukan PT. Bukit Intan Indoperkasa.
IV. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka rumusan masalah
mengenai topik kajian teknis design pit dan kemajuan tambang adalah sebagai
berikut :
1. Penentuan blok penambangan berdasarkan optimasi stripping ratio.
2. Perancangan pit dengan berdasarkan batas stripping ratio ekonomis
perusahaan (SR 14).
3. Penentuan sequence per triwulan dengan acuan budget plan
production atau target produksi perusahaan.
4. Penentuan jalan tambang berdasarkan lokasi timbunan yang sudah
ada sebelumnya.
5. Penentuan penempatan alat produksi pada setiap sequence
penambangan sesuai dengan alat yang tersedia diperusahaan.

V. BATASAN MASALAH
Batasan permasalahan yang akan dibahas dalam kajian penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Data yang dikumpulkan meliputi data sebaran batubara, data topografi
permukaan, data stratmodel dalam bentuk file minescape, data collar,
assay, dan geologi dari pemboran batubara, data rekomendasi tinggi dan
slope jenjang dari konsultan geoteknik, lebar alat yang digunakan untuk
penentuan lebar jalan, data target produksi batubara dan overburden PT.
Bukit Intan Indoperkasa.
2. Penentuan blok penambangan dan perancangan pit berdasarkan nilai
stripping ratio ekonomis perusahaan (SR 14).
3. Perancangan timbunan akan menyesuaikan dengan desain yang
sudah ada sebelumnya.
4. Geometri lereng bukaan mengacu pada data rekomendasi konsultan
geoteknik perusahaan.
5. Penentuan pentahapan kemajuan penambangan mengacu pada target
produksi perusahaan yang dievaluasi per triwulan.
6. Penentuan dan penempatan alat produksi sesuai dengan alat yang
tersedia diperusahaan.
7. Perancangan design pit dan analisis pentahapan kemajuan tambang
hanya menggunakan bantuan software minescape dan hanya
memperhatikan aspek teknis, tanpa memperhatikan aspek ekonomis..

VI. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN


Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalisasi tingkat produksi
batubara PT. Bukit Intan Indoperkasa berdasarkan kajian teknis ulang
perancangan pit dan sequence penambangan batubara.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan rancangan pit yang sesuai dengan batas stripping ratio
ekonomis perusahaan (SR 14).
2. Menentukan design sequence penambangan berdasarkan plan budget
production atau target produksi perusahaan.
3. Menentukan jalan tambang menuju disposal dan stockpile yang telah ada
sebelumnya.
4. Menentukan penempatan alat gali-muat dan alat angkut dengan acuan
design sequence dan berdasarkan alat yang tersedia di perusahaan.

VII. METODOLOGI PENELITIAN


Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas
akhir ini dibagi menjadi beberapa tahapan, sebagai berikut :
1. Studi literatur mencangkup hal-hal yang berkaitan dengan
perancangan pit dan pentahapan kemajuan tambang (sequence).
2. Studi lapangan mencangkup pengumpulan data, seperti;
Data stratmodel dalam bentuk file minescape
Data collar, assay, dan geologi dari pemboran batubara
Data rekomendasi tinggi dan slope jenjang dari konsultan geoteknik
Data lebar alat yang digunakan untuk penentuan lebar jalan
Data target produksi batubara dan overburden PT. Bukit Intan
Indoperkasa
Peta topografi situasi terakhir penambangan
Peta geologi wilayah penambangan
Data kualitas batubara
3. Penentuan blok penambangan dan perancangan design sequence
berdasarkan nilai stripping ratio ekonimis perusahaan dan target
produksi per triwulan.
4. Analisa hasil rancangan design sequence yang telah sesuai dengan
target produksi dan nilai stripping ratio.

.
Gambar7.1
Bagan Alir Penelitian
VIII. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Perencanaan tambang merupakan suatu kegiatan awal dalam industri
pertambangan. Perencanaan tambang berada pada tahapan studi kelayakan.
Setelah kegiatan prospeksi dan eksplorasi rinci suatu bahan galian akan dikaji lebih
lanjut mengenai tingkat keekonomisannya. Dalam hal ini terdapat
perbedaan mendasar antara perencanaan tambang dan perancangan tambang.
Perencanaan tambang merupakan kegiatan yang berhubungan dengan waktu,
seperti kegiatan eksplorasi, studi kelayakan, penambangan, dan sebagainya.
Sedangkan perancangan tambang merupakan kegiatan yang tidak berhubungan
dengan waktu, tetapi berhubungan dengan geometrinya.
Penelitian yang akan dilakukan dengan topik kajian teknis mengenai
perancangan design pit dan tahapan kemajuan tambang (sequence) merupakan
salah satu bagian dalam perancangan pada suatu tahapan penambangan. Oleh
karena itu, sebagai dasar teori atau tinjauan pustaka dari penelitian ini akan
dibahas mengenai pengertian batubara, pemodelan endapan batubara,
perhitungan sumberdaya dan cadangan, data perancangan design pit, data
dasar kemajuan tambang (sequence).
8.1. Pengertian Batubara
Batubara merupakan bahan galian energi. Menurut Badan Standar Nasional
Indonesia (SNI) tahun 1998 menyatakan bahwa endapan batubara adalah
endapan yang mengandung hasil akumulasi material organik yang berasal dari
sisa-sisa tumbuhan yang melalui proses litifikasi untuk membentuk lapisan
batubara. Material tersebut telah mengalami kompaksi, ubahan kimia, dan
proses metamorfisis oleh peningkatan panas dan tekanan selama periode
geologis. Bahan-bahan organik yang terkandung dalam lapisan batubara
mempunyai berat lebih dari 50% atau volume bahan organik tersebut, termasuk
kandungan lengas bawaan (inherent moisture) yaitu lebih dari 70%.
Batubara yang merupakan bahan bakar fosil ini dapat terbakar, karena
mengandung unsur kimia utama seperti, karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Batubara dialam memiliki susunan kimia yang kompleks, salah satunya
memiliki formula kimia sebagai berikut; C137H97O9NS (bituminus) dan
C240H90O4NS (antrasite). Batubara merupakan sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbaharui, batubara hanya dapat terbentuk pada era-era tertentu dalam
sejarah geologi. Era geologi yang dapat terbentuknya batubara terdapat pada
zaman carbon, zaman permian, zaman tersier. Pada zaman carbon, batubara
paling produktif terbentuk dan hampir seluruh cadangan endapan batubara yang
ekonomis terdapat dibelahan bumi bagian utara. Batubara pada zaman carbon
ini diperkirakan berumur rata-rata 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman permian
terbentuk pula endapan batubara dibagian bumi selatan dengan umur batubara
diperkirakan 270 juta tahun yang lalu. Sedangkan, pada zaman tersier endapan
batubara terbentuk dibelahan bumi lain, dengan perkiraan umur rata-rata
batubara sekitar 70 hingga 13 juta tahun yang lalu.

.
Sumber : http//artikel-teknologi.com/batubara.html
Foto 8.1
Batubara
Menurut Diessel (1981), batubara dapat terbentuk dari berbagai macam
tumbuhan seperti; alga, silofita, pteridofita, gymnospermae, angiospermae.
Batubara yang terbentuk dari bahan tumbuhan pteridofita terjadi pada zaman
carbon. Batubara yang terbentuk dari bahan tumbuhan gymnospermae terjadi pada
zaman permian. Sedangkan, batubara yang terbentuk dari bahan angiospermae
terjadi pada zaman tersier. Proses perubahan sisa-sisa tumbuhan menjadi gambut
hingga batubara disebut dengan proses coalification. Proses ini berlangsung dalam
dua tahapan, yaitu; tahapan biokimia dan tahapan geokimia. Pada tahapan
biokimia, terjadi perubahan dari tanaman menjadi gambut. Hal tersebut
mengakibatkan proses pembusukan, agen utama yang berperan adalah air,reaksi
oksidasi, dan mikro organisme. Pada tahapan geokimia terjadi perubahan dari
gambut menjadi bithuminus hingga antracite. Dalam hal ini terjadi proses litifikasi
dan yang berpengaruh pada tahapan ini adalah proses-proses geologinya.
Di Indonesia terdapat dua endapan batubara, yaitu; endapan batubara
eosen dan endapan batubara miosen. Endapan batubara eosen terletak pada
cekungan sedimen yang berada di daerah Sumatera dan Kalimantan. Endapan
ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional dan terjadi pada zaman tersier
bawah. Didaerah Kalimantan endapan batubara yang terbentuk terjadi sekitar
eosen tengah, sedangkan endapan batubara di daerah Sumatera terbentuk dan
terjadi pada zaman eosen atas. Sehingga endapan batubara didaerah Sumatera
lebih muda dibandingkan daerah Kalimantan. Endapan batubara eosen terletak
pada cekungan Asam-asam, Barito, Kutai atas, Melawi, Ketungau, Tarakan, dan
Ombilin. Endapan batubara miosen terjadi pada zaman tersier bawah. Pada
endapan batubara ii terjadi perselingan sekuen terhadap batugamping. Batubara
ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai. Ciri
utama endapan batubara ini adalah kadar abu dan belerang yang rendah. Endapan
batubara ini terletak pada cekungan Kutai bawah, Barito, dan cekungan Sumatera
selatan. Batubara yang terbentuk pada enndapan miosen biasanya tergolong
batubara lignite hingga sub-bituminus.

.
Sumber : http//sekedarceritageologi.wordpress.com
Gambar 8.1
Cekungan Sumatera Selatan
Parameter dalam menentukan kualitas batubara diantaranya adalah total
moisture, ash, sulfur, calori, HGI, dan fusion temperature. Total moisture adalah
kadar air yang terdapat pada batubara, kadar air ini bisa terdapat pada
permukaan batubara dan dapat pula dipori-pori batubara. Semakin kecil
porositas batubara maka total moisture pada batubara akan semakin rendah,
begitu pula sebaliknya. Dengan kadar air yang rendah maka kualitas batubara
pun akan semakin meningkat. Kadar air dalam batubara juga akan menentukan
nilai kalori dalam batubara tersebut.

8.2. Pemodelan Endapan Batubara


Pemodelan geologi merupakan suatu media yang menginformasikan
tentang keadaan geologi dari suatu daerah penelitian berdasarkan data-data
geologi yang didapatkan dari kegiatan lapangan. Pemodelan geologi dilakukan
pada tahapan eksplorasi sehingga data yang dihasilkan dapat digunakan untuk
tahapan perencanaan tambang. Model suatu endapan bahan galian akan
berpengaruh pada kadar endapan yang akan diselidiki. Model cadangan
merupakan metode pengestimasian cadangan suatu endapan berdasarkan
metoda penaksiran yang sesuai, metode ini tergantung pada kompleksitas
geometri dan penyebaran kadar. Metode-metode penaksiran dalam model
cadangan adalah sebagai berikut :
Penaksiran manual
Metoda poligon
Metoda segitiga
Metoda krigging
Metoda Blok

.
Sumber : http://portalgaruda.org/pemodelan-geologi-batubara.html
Gambar 8.2
Contoh Pemodelan Geologi Batubara Pada Seam A dan B
Fungsi umum dari pemodelan geologi adalah mengetahui sebaran suatu
bahan galian secara horisontal, sehingga bahan galian dapat diketahui batas
sebarannya yang memiliki kadar tinggi dan layak untuk dilakukan penambangan.
Pemodelan geologi akan lebih mudah dilakukan pada bahan galian yang memiliki
karakteristik berlapis dan memanjang kearah horisontal, seperti batubara.
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam penaksiran cadangan
bahan galian, antara lain metode konvensional dan metode geostatistik. Metode
konvensional dibagi menjadi empat kelompok, yaitu; metoda luas rata-rata, metoda
blok penambangan, metoda penampang, dan metoda analitik. Hasil dari
pemodelan dan perhitungan cadangan akan sangat berperan untuk memberikan
analisis mengenai metoda tambang yang akan digunakan, batasan lokasi
penambangan, serta perkiraan lamanya umur tambang. Hasil tersebut
dimungkinkan karena perkiraan umur suatu penambangan akan dipengaruhi oleh
jumlah cadangan yang terdapat didaerah tersebut. Secara umum pemodelan
geologi dapat dilakukan apabila data-data dasar dapat terpenuhi, berikut ini
merupakan data-data dasar dalam pemodelan geologi :
a) Peta topografi
b) Data penyebaran singkapan bahan galian
c) Data pengamatan titik bor
d) Peta geologi regional maupun peta geologi lokal
e) Peta situasi

.
Sumber : http://jhem90.wordpress.com/peta-IUP-titik-singkapan-dan-
pemboran.html
Gambar 8.3
Titik Singkapan Dan Titik Bor Pada Peta IUP
Dalam pemodelan batubara keterkaitan antar seam sangat diperhatikan
untuk perhitungan cadangannya. Pemodelan dan perhitungan cadangan
batubara akan menjadi kompleks apabila penggambaran model sebaran
batubara tidak hanya pada satu lapisan saja, melainkan lapisan secara
keseluruhan sehingga pada analisa akhir ditetapkan nilai cadangan yang
potensial baik secara teknis maupun dikaji secara ekonomis. Secara umum
pemodelan geologi dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut :
a) Inventirisasi data
Inventirisasi data merupakan kegiatan pengumpulan data yang akan
digunakan dalam proses pemodelan geologi. Data yang digunakan biasanya
ialah data hasil kegiatan ekplorasi. Selain itu, data penunjang yang
diinventarisasi adalah data mengenai adminstrasi daerah, jalan,
pemukiman, sungai, dan tata guna lahan.
b) Pembuatan database
Pembuatan database ini bertujuan untuk mengelompokkan beberapa data
hasil inventarisasi agar mudah dipergunakan.
Berikut ini merupakan beberapa tabel database yang digunakan dalam
pemodelan geologi :
Database coal seam definition
Database coal seam definition merupakan tabel yang menjelaskan
mengenai jumlah lapisan batubara dan penamaan pada setiap seamnya.
Database collar
Database collar merupakan tabel yang menjelaskan mengenai jumlah
titik bor, penamaan titik bor, koordinat serta elevasi titik bor. Selain itu,
total kedalaman, tahun pemboran, dan institusi yang melakukan
pemboran juga diantumkan pada penulisan data tersebut.
Database lithologi
Database lithologi merupakan tabel yang menjelaskan mengenai
indentifikasi hasil bor, from-to lapisan batuan, ketebalan setiap lapisan,
dan kemiringan lapisan tersebut.
Database outcrop location
Database outcrop location merupakan tabel yang menjelaskan mengenai
singkapan terutama batubara. Hal yang dicatat ialah no singkapan,
koordinat singkapan, strike dan kemiringan lapisan yang tersingkap.
Database quality calculation
Database quality calculation merupakan data yang menjelaskan
mengenai kualitas batubara. Dalam proses pemodelan batubara data
ini yang digunakan untuk membuat peta isopach kualitas batubara.
c) Verifikasi data
Verifikasi data merupakan kegiatan pemastian data yang berada dalam
database agar data yang nantinya akan digunakan merupakan data yang
benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

8.3. Data Perancangan Design Pit


Ultimate pit slope merupakan suatu batas akhir kemiringan lereng
tambang pada metode tambang terbuka. Syarat kemiringan pada ultimate pit slope
adalah peninjauan dari segi teknis dan ekonomisnya. Dari segi teknis, kemiringan
lereng tersebut masih tergolong dalam keadaan aman sesuai dengan sudut yang
direkomendasikan oleh divisi geoteknik. Sedangkan dari segi ekonomis,
kemiringan lereng tersebut masih tergolong menguntungkan apabila dilakukan
penambangan pada bahan galian. Tujuan penentuan batas akhir penambangan
yaitu agar dapat menentukan batas penambangan suatu bahan galian agar dapat
diperhitungkan kembali jumlah cadangan yang terambil dan jumlah kadar yang
terambilnya. Sehingga dapat memaksimalkan keuntungan
bersih total bahan galian sebelum diinputkan dalam faktor nilai waktu dan uang.

.
Sumber : http//google.com/stripping-ratio.html
Gambar 8.4
Parameter Nilai Stripping Ratio
Selain itu, penentuan ultimate pit slope dilakukan sebagai data untuk
menentukan pendesainan bentuk bukaan pit yang paling besar untuk parameter
tertentu. Tetapi, dengan menambahakan faktor suku bunga (interst) besaran
bukaan pit akan berkurang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ultimate
pit slope yaitu :
a) Nilai perhitungan stripping ratio dan break even stripping ratio yang masih
direkomendasikan untuk dilakukan penambangan
b) Jenis dan karakteristik batuan, pada parameter ini sifat fisik dan sifat
mekanik batuan mempengaruhi geometri lereng. Sehingga akan berdampak
pula pada penentuan ultimate pit slope
c) Struktur geologi, pada parameter ini keberadaan struktur geologi akan
mempengaruhi penentuan ultimate pit slope, karena adanya struktu
geologi akan memperlemah kekuatan batuan sebagai dasar penyusun
geometri lereng.
d) Jumlah air bawah tanah, pada paramater ini keberadaan air bawah tanah
atau biasa disebut dengan MAT mempengaruhi ultimate pit slope karena
adanya air akan memperlemah kekuatan batuan. Selain itu, apabila lereng
tersebut memotong zona akuifer maka akan mempengaruhi pula untuk
penentuan ultimate pit slope.

.
Sumber : http//google.com/ultimate-pit-slope.html
Gambar 8.5
Ultimate Pit Slope
Adanya daerah perlapisan, perlipatan, sesar dan patahan akan
mempengaruhi batas-batas daerah yang akan ditambang. Selain itu,
keterdapatan struktur geologi berupa kekar atau bidang discontinue lainnya akan
membatasi daerah bukaan pit penambangan yang dipengaruhi oleh sifat material
yang berada disekitar zona atau bidang discontinue tersebut.
Salah satu metode yang digunakan untuk penentuan ultimate pit slope
adalah metode lerchs grossman. Metode ini pertama dikembangkan oleh Ingo F.
Grossman dan Helmut Lerchs pada tahun 1964. Dengan judul buku Optimum
Design of Open Pit Mines. Terdapat beberapa prosedur dalam penentuan
ultimate pit slope dengan menggunakan metode lerchs grossman, prosedurnya
adalah sebagai berikut :
1) Pada metode ini prosedur dasar penentuan ultimate pit slope yaitu
penentuan bentuk dan sudut jenjang perblok dan penentuan nilai asumsi
ekonomik awal blok.
2) Selanjutnya pembuatan air blocks, dalam hal ini air blocks dibuat berupa
satu baris yang berisi angka 0.
3) Setelah itu, melakukan penjumlahan keseluruhan nilai ekonomik blok pada
garis penampang. Penampang tersebut dibuat melintang dari suatu blok
model.
4) Kemudian, lakukan perhitungan nilai optimal pada setiap blok hingga
mencapai dasar dan kolom terakhir penampang melintang pada blok.
5) Blok pada kolom terakhir yang terdapat dipermukaan merupakan nilai
maksimum dari pit.

.
Sumber : http//google.com/metode-lerchs-grossman.html
Gambar 8.6
Metode Lerchs Grossman
Terdapat beberapa kelebihan untuk menentukan ultimate pit slope dengan
menggunakan metode lerchs grossman diantaranya adalah mudah digunakan
secara manual atau computerize, hasil yang didapatkan lebih akurat dalam
menentukan nilai optimum suatu pit. Sedangkan kekurangan dari metode lerchs
grossman adalah tidak mempertimbangkan faktor waktu dalam penentuan nilai
optimum pit.
Mine design merupakan suatu kegiatan dalam mendesain tambang.
Kegiatan ini biasa dilakukan pada tahapan studi kelayakan, tetapi
pengaplikasiannya dilakukan pada tahapan development. Pada tahapan ini, akan
dilakukan pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan penambangan.
Dalam pemilihan jenis penambangan beberapa hal penting yang wajib diperhatikan
ialah stripping ratio, factor teknologi, factor lingkungan dan AMDAL,
tenaga ahli, dan ketersediaan modal. Stripping ratio adalah perbandingan jumlah
tanah pada lapisan penutup batubara yang akan dibongkar dengan jumlah berat
dari batubara yang akan dilakukan produksi. Dalam studi kelayakan untuk
menentukan jenis penambangan selain dengan stripping ratio juga dilakukan
perhitungan BESR 1. Hal tersebut dilakukan agar alam penentuan metode
penambangannya lebih optimum. Jalan tambang merupakan sarana dan
infrastruktur tambang yang dibangun agar kegiatan penambangan dapat berjalan
dengan optimum. Jalan tambang ini berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi
didalam suatu Izin Usaha Pertambangan (IUP) ataupun penghubung lokasi yang
berada di luar IUP. Pada prinsipnya pembuatan jalan untuk tambang dengan
jalan untuk sipil hampir sama. Hanya saja terdapat perbedaan signifikan pada
lapisan atas jalan. Untuk jalan sipil biasanya digunakan aspal atapun beton untuk
melapisi permukaan jalan agar terlihat sejajar atau rata. Sedangkan untuk jalan
tambang bagian atas hanya dilapisi tanah bahkan terdapat beberapa batuan
berukuran cukup besar (berangkal) terdapat dijalan tambang. Hal tersebut
dilakukan karena, kendaraan yang melewati jalan tambang adalah kendaraan
mekanis yang besar sehingga apabila jalan tersebut dilakukan pengaspalan akan
menimbulkan kerugian. Agar jalan tambang dapat maksimal dalam menunjang
kelancaran operasi penambangan, meningkatkan aspek manfaat dan keselamatan.
Maka dalam pembuatan jalan harus mengikuti kaidah dan prinsi- prinsip yang
berlaku. Geometri yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan tambang adalah
sebagai berikut :
Lebar jalan tambang
Lebar jalan tambang yang digunakan harus disesuaikan dengan alat
mekanis yang melintas pada jalan tersebut. Dengan lebar yang sesuai
diharapan proses pengangkutan atau transportasi alat-alat mekanis dapat
berjalan dengan aman.

Keterangan :
N = Lajur
Wt = Lebar alat angkut yang tersedia (m)
Lebar jalan tambang pada saat tikungan
Lebar jalan tambang pada saat tikungan biasa disebut dengan jari-jari
tikungan. Hal tersebut harus diperhitungkan karena pada saat tikungan
kendaraan mekanis yang beruukuran besar seperti dump truck 773D-
catterpillar akan banyak membutuhkan ruang agar dapat bermanuver
dengan mudah. Selain itu kemiringan pada tikungan juga diperhitungkan,
karena pada saat kendaraan menikung terjadi gaya sentifugal hal tersebut
menyebabkan kendaraan menjadi kurang stabil dan menimbulkan resiko
kecelakaan.

Keterrangan :
U = Lebar jejak roda (m)
Fa = Lebar juntai depan (m)
Fb = Lebar juntai belakang (m)
Z = Lebar bagian tepi jalan (m)
C = Jarak antar roda (m)
Kemiringan jalan maksimum
Kemiringan jalan maksimum diperlukan agar kendaraan dengan mudah
melewati tanjakan dengan beban yang dibawanya. Pembuatan jalan
tambang biasa menggunakan kemiringan sebesar 6%, 8%, hingga 10%.

8.4. Kemajuan Tambang


Pushback adalah bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) yang
menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang, dari titik masuk awal hingga ke
bentuk akhir pit. Nama-nama lain adalah phases, slices, stages. Tujuan utama dari
pentahapan ini adalah untuk membagi seluruh volume yang ada dalam pit ke dalam
unit-unit perencanaan yang lebih kecil sehingga lebih mudah ditangani. Dengan
demikian, problem perancangan tambang 3 Dimensi yang amat kompleks ini
dapat disederhanakan. Selain itu, elemen waktu dapat mulai diperhitungkan dalam
rancangan ini karena urutan penambangan tiap-tiap pushback merupakan
pertimbangan penting. Pushback ini biasanya dirancang
mengikuti urutan penambangan dengan algoritma floating cone untuk berbagai
skenario harga komoditas. Bentuk pushback ini tidak akan sama persis sama
dengan geometri yang dihasilkan floating cone karena kendala operasi seperti
lebar pushback minimum dll.
Tahapan-tahapan penambangan yang dirancang secara baik akan
memberikan akses ke semua daerah kerja, dan menyediakan ruang kerja yang
cukup untuk operasi peralatan yang efisien.
Kriteria perancangan
Harus cukup lebar agar peralatan tambang dapat bekerja dengan baik.
Untuk truk dan shovel besar yang ada sekarang, lebar pushback minimum
adalah 10100 meter. Untuk loader dan truk berukuran sedang 60 meter
sudah cukup lebar. Jumlah shovel yang diperkirakan akan bekerja bersama-
sama pada sebuah pushback juga mempengaruhi lebar minimum
ini. Tak kurang pentingnya untuk memperlihatkan paling tidak satu jalan
angkut untuk setiap pushback, untuk memperhitungkan jumlah material
yang terlibat dan memungkinkan akses keluar. Jalan angkut ini harus
menunjukkan pula akses ke seluruh pemuka kerja. Perlu diperhatikan
bahwa penambahan jalan pada suatu pushback akan mengurangi lebar
daerah kerja (sebanyak lebar jalan) di bawah lokasi jalan tersebut. Jika
beberapa jalan atau switchback akan dimasukkan ke suatu pushback, lebar
awal di sebelah atas harus ditambah untuk memberi ruangan ekstra.
Perlu diperhatikan pula bahwa tambang kita tidak akan pernah sama
bentuknya dengan rancangan tahap-tahap penambangan (phase design).
Ini karena dalam kenyatannya, beberapa pushback akan aktif pada waktu
yang sama (dikerjakan secara bersamaan).
Penampilan Rancangan
Peta penampang horisontal tampak atas (plan/level map) memperlihatkan
bentuk pit pada akhir tiap tahap. Bila mungkin tandai setiap perubahan. Peta
penampang horisontal yang menunjukkan batas seluruh pushback pada
satu atau dua elevasi jenjang. Peta penampang vertikal tampak samping
(cross-section) yang menunjukkan geometri seluruh pushback sering
berguna pula. Suatu tabel yang memberikan jumlah ton bijih,
kadarnya, jumlah material total dan nisbah pengupasan untuk setiap
pushback.
Tabel 8.1
Tabulasi Material Setiap Tahapan Untuk Tiap Tahunnya
Phase Phase Phase Phase Phase Phase
Year Phase
1 2 3 4 5 6
0 4808. 0. 0. 0. 0. 0.
1 6225. 5167. 0. 0. 0. 0.
2 17483. 4073. 0. 45. 0. 0.
3 9175. 12418. 0. 6. 0. 0.
4 0. 2730. 17704. 654. 513. 0.
5 0. 0. 6019. 9816. 5765. 0.
6 0. 0. 0. 0. 21370. 230.
7 0. 0. 0. 0. 18100. 3501.
8 0. 0. 0. 0. 7042. 14558.
9 0. 0. 0. 0. 0. 21600.
10 0. 0. 0. 0. 0. 21600.
11 0. 0. 0. 0. 0. 7583.
TOTAL 37691. 24388. 23723. 10521. 52790. 69071.
Sumber : bahan kuliah perencanaan tambang. 2015

.
Gambar 8.7
Contoh Peta Kemajuan Tambang
IX. JADWAL TUGAS AKHIR
Jadwal rencana tugas akhir ini akan dilaksanakan mulai bulan Maret 2017
dengan lama waktu kegiatan disesuaikan pada kebijakan PT. Bukit Intan
Indoperkasa. Berikut merupakan rencana kegiatan tugas akhir yang dilakukan
selama 2 bulan :
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Tugas Akhir
Waktu Pelaksanaan
No. Nama Kegiatan Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Orientasi Lapangan
2 Kegiatan Lapangan
3 Evaluasi Data
4 Analisis Data
5 Penyusunan Laporan
6 Lain-lain

Keterangan :
: Kegiatan yang dilaksanakan
: Tidak ada kegiatan
X. PESERTA TUGAS AKHIR
Adapun data peserta yang ingin melaksanakan kegiatan tugas akhir di PT
Bukit Intan Indoperkasa Tbk adalah sebagai berikut :
Nama : Reza Angga Wibisono
NPM : 100.701.12.075
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 26 Juli 1994
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Mahasiswa Teknik Pertambangan UNISBA
Alamat Asal : Perum. Villa Mas Garden Blok A. No 50.Kelurahan
Perwira, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi,
Jawa Barat.
Telepon : 08170762390 / 081389598553
E-mail : raw2694@gmail.com / angga.awamx@gmail.com
Data diri lain dari peserta apabila dibutuhkan untuk menjadi bahan
pertimbangan, terdapat pada lampiran.
CV (Curriculum Vitae)
KTM (Kartu Tanda Mahasiswa)
Transkip nilai

XI. PERMOHONAN FASILITAS


Adapun permohonan dari penulis untuk menunjang kegiatan tugas akhir
ini, penulis mengharapkan sekiranya pihak perusahaan dapat menyediakan
fasilitas berupa:
1. Konsumsi selama kegiatan berlangsung.
2. Penginapan selama berlangsungnya kegiatan Tugas Akhir.
3. Penyediaan alat-alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) selama
kegiatan Kerja Praktek berlangsung.
4. Penyediaan transportasi yang dibutuhkan selama kegiatan berlangsung.
5. Peralatan dan perlengkapan penunjang kegiatan.
6. Biaya transportasi dari Jakarta - Banjarmasin Dan Banjarmasin Jakarta.
XII. PENUTUP
Demikian proposal tugas akhir ini penulis susun sebagai kerangka acuan
dalam pelaksanaan Tugas Akhir. Besar harapan penulis akan bantuan segenap
Direksi dan Karyawan PT. Bukit Intan Indoperkasa demi kelancaran serta
suksesnya kegiatan ini. Atas segala bantuan serta kerja samanya penulis banyak
mengucapkan terima kasih.

XIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Adi Promuk. 2014. Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan.
http://adigeologist.blogspot.co.id /2014/06/ klasifikasi sumberdaya
- dan-cadangan.html. Jakarta.
2. Dharmawan, jhimmy. 2012. Pemodelan Geologi Batubara
Daerah Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara Menggunakan
Coal Resources And Reserves Evaluation System. Makalah
Ilmiah. Pusat Sumberdaya Geologi. Bandung.
3. Faris, ahmad. 2009. Desain Tambang. http://faris.ahmad.
blogspot. co.id/2013/02/desain-tambang.html. Bandung.
4. Maryanto, S.si.,M.T. 2015. Perencanaan Tambang. Diktat bahan
ajar teknik pertambangan unisba. Bandung.
5. Miners, kampung. 2013. Pengenalan Batubara. https://kampung
miners.blogspot.co.id/2013/10/pengenalanbatubara.htmll. Bandung.
6. Riko. 2013. Arah Kemajuan Tambang. http://www.scribd.com/
doc/274455794/ArahKemajuan-Penambangan.html. Bandung.
7. Rykn, anton. 2008. Perencanaan Batas Akhir Penambanagan.
http://jbptitbpp-gdl-antonrikyn-30936-3-2008ta-2/perencanaan-batas
akhir-penambangan.html. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai