Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Tugas Akhir (TTA-400)
pada Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam
Bandung Tahun Akademik 2016/2017
I. JUDUL
Judul tugas akhir yang penulis ajukan di PT Bukit Intan Indoperkasa Tbk
yaitu Kajian Teknis Perancangan Pit dan Pentahapan Kemajuan Tambang
(Sequence) Batubara di PT. Bukit Intan Indoperkasa, Desa Kulur Kiri,
Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimatan
Selatan..
V. BATASAN MASALAH
Batasan permasalahan yang akan dibahas dalam kajian penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Data yang dikumpulkan meliputi data sebaran batubara, data topografi
permukaan, data stratmodel dalam bentuk file minescape, data collar,
assay, dan geologi dari pemboran batubara, data rekomendasi tinggi dan
slope jenjang dari konsultan geoteknik, lebar alat yang digunakan untuk
penentuan lebar jalan, data target produksi batubara dan overburden PT.
Bukit Intan Indoperkasa.
2. Penentuan blok penambangan dan perancangan pit berdasarkan nilai
stripping ratio ekonomis perusahaan (SR 14).
3. Perancangan timbunan akan menyesuaikan dengan desain yang
sudah ada sebelumnya.
4. Geometri lereng bukaan mengacu pada data rekomendasi konsultan
geoteknik perusahaan.
5. Penentuan pentahapan kemajuan penambangan mengacu pada target
produksi perusahaan yang dievaluasi per triwulan.
6. Penentuan dan penempatan alat produksi sesuai dengan alat yang
tersedia diperusahaan.
7. Perancangan design pit dan analisis pentahapan kemajuan tambang
hanya menggunakan bantuan software minescape dan hanya
memperhatikan aspek teknis, tanpa memperhatikan aspek ekonomis..
.
Gambar7.1
Bagan Alir Penelitian
VIII. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Perencanaan tambang merupakan suatu kegiatan awal dalam industri
pertambangan. Perencanaan tambang berada pada tahapan studi kelayakan.
Setelah kegiatan prospeksi dan eksplorasi rinci suatu bahan galian akan dikaji lebih
lanjut mengenai tingkat keekonomisannya. Dalam hal ini terdapat
perbedaan mendasar antara perencanaan tambang dan perancangan tambang.
Perencanaan tambang merupakan kegiatan yang berhubungan dengan waktu,
seperti kegiatan eksplorasi, studi kelayakan, penambangan, dan sebagainya.
Sedangkan perancangan tambang merupakan kegiatan yang tidak berhubungan
dengan waktu, tetapi berhubungan dengan geometrinya.
Penelitian yang akan dilakukan dengan topik kajian teknis mengenai
perancangan design pit dan tahapan kemajuan tambang (sequence) merupakan
salah satu bagian dalam perancangan pada suatu tahapan penambangan. Oleh
karena itu, sebagai dasar teori atau tinjauan pustaka dari penelitian ini akan
dibahas mengenai pengertian batubara, pemodelan endapan batubara,
perhitungan sumberdaya dan cadangan, data perancangan design pit, data
dasar kemajuan tambang (sequence).
8.1. Pengertian Batubara
Batubara merupakan bahan galian energi. Menurut Badan Standar Nasional
Indonesia (SNI) tahun 1998 menyatakan bahwa endapan batubara adalah
endapan yang mengandung hasil akumulasi material organik yang berasal dari
sisa-sisa tumbuhan yang melalui proses litifikasi untuk membentuk lapisan
batubara. Material tersebut telah mengalami kompaksi, ubahan kimia, dan
proses metamorfisis oleh peningkatan panas dan tekanan selama periode
geologis. Bahan-bahan organik yang terkandung dalam lapisan batubara
mempunyai berat lebih dari 50% atau volume bahan organik tersebut, termasuk
kandungan lengas bawaan (inherent moisture) yaitu lebih dari 70%.
Batubara yang merupakan bahan bakar fosil ini dapat terbakar, karena
mengandung unsur kimia utama seperti, karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Batubara dialam memiliki susunan kimia yang kompleks, salah satunya
memiliki formula kimia sebagai berikut; C137H97O9NS (bituminus) dan
C240H90O4NS (antrasite). Batubara merupakan sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbaharui, batubara hanya dapat terbentuk pada era-era tertentu dalam
sejarah geologi. Era geologi yang dapat terbentuknya batubara terdapat pada
zaman carbon, zaman permian, zaman tersier. Pada zaman carbon, batubara
paling produktif terbentuk dan hampir seluruh cadangan endapan batubara yang
ekonomis terdapat dibelahan bumi bagian utara. Batubara pada zaman carbon
ini diperkirakan berumur rata-rata 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman permian
terbentuk pula endapan batubara dibagian bumi selatan dengan umur batubara
diperkirakan 270 juta tahun yang lalu. Sedangkan, pada zaman tersier endapan
batubara terbentuk dibelahan bumi lain, dengan perkiraan umur rata-rata
batubara sekitar 70 hingga 13 juta tahun yang lalu.
.
Sumber : http//artikel-teknologi.com/batubara.html
Foto 8.1
Batubara
Menurut Diessel (1981), batubara dapat terbentuk dari berbagai macam
tumbuhan seperti; alga, silofita, pteridofita, gymnospermae, angiospermae.
Batubara yang terbentuk dari bahan tumbuhan pteridofita terjadi pada zaman
carbon. Batubara yang terbentuk dari bahan tumbuhan gymnospermae terjadi pada
zaman permian. Sedangkan, batubara yang terbentuk dari bahan angiospermae
terjadi pada zaman tersier. Proses perubahan sisa-sisa tumbuhan menjadi gambut
hingga batubara disebut dengan proses coalification. Proses ini berlangsung dalam
dua tahapan, yaitu; tahapan biokimia dan tahapan geokimia. Pada tahapan
biokimia, terjadi perubahan dari tanaman menjadi gambut. Hal tersebut
mengakibatkan proses pembusukan, agen utama yang berperan adalah air,reaksi
oksidasi, dan mikro organisme. Pada tahapan geokimia terjadi perubahan dari
gambut menjadi bithuminus hingga antracite. Dalam hal ini terjadi proses litifikasi
dan yang berpengaruh pada tahapan ini adalah proses-proses geologinya.
Di Indonesia terdapat dua endapan batubara, yaitu; endapan batubara
eosen dan endapan batubara miosen. Endapan batubara eosen terletak pada
cekungan sedimen yang berada di daerah Sumatera dan Kalimantan. Endapan
ini terbentuk pada tatanan tektonik ekstensional dan terjadi pada zaman tersier
bawah. Didaerah Kalimantan endapan batubara yang terbentuk terjadi sekitar
eosen tengah, sedangkan endapan batubara di daerah Sumatera terbentuk dan
terjadi pada zaman eosen atas. Sehingga endapan batubara didaerah Sumatera
lebih muda dibandingkan daerah Kalimantan. Endapan batubara eosen terletak
pada cekungan Asam-asam, Barito, Kutai atas, Melawi, Ketungau, Tarakan, dan
Ombilin. Endapan batubara miosen terjadi pada zaman tersier bawah. Pada
endapan batubara ii terjadi perselingan sekuen terhadap batugamping. Batubara
ini umumnya terdeposisi pada lingkungan fluvial, delta dan dataran pantai. Ciri
utama endapan batubara ini adalah kadar abu dan belerang yang rendah. Endapan
batubara ini terletak pada cekungan Kutai bawah, Barito, dan cekungan Sumatera
selatan. Batubara yang terbentuk pada enndapan miosen biasanya tergolong
batubara lignite hingga sub-bituminus.
.
Sumber : http//sekedarceritageologi.wordpress.com
Gambar 8.1
Cekungan Sumatera Selatan
Parameter dalam menentukan kualitas batubara diantaranya adalah total
moisture, ash, sulfur, calori, HGI, dan fusion temperature. Total moisture adalah
kadar air yang terdapat pada batubara, kadar air ini bisa terdapat pada
permukaan batubara dan dapat pula dipori-pori batubara. Semakin kecil
porositas batubara maka total moisture pada batubara akan semakin rendah,
begitu pula sebaliknya. Dengan kadar air yang rendah maka kualitas batubara
pun akan semakin meningkat. Kadar air dalam batubara juga akan menentukan
nilai kalori dalam batubara tersebut.
.
Sumber : http://portalgaruda.org/pemodelan-geologi-batubara.html
Gambar 8.2
Contoh Pemodelan Geologi Batubara Pada Seam A dan B
Fungsi umum dari pemodelan geologi adalah mengetahui sebaran suatu
bahan galian secara horisontal, sehingga bahan galian dapat diketahui batas
sebarannya yang memiliki kadar tinggi dan layak untuk dilakukan penambangan.
Pemodelan geologi akan lebih mudah dilakukan pada bahan galian yang memiliki
karakteristik berlapis dan memanjang kearah horisontal, seperti batubara.
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam penaksiran cadangan
bahan galian, antara lain metode konvensional dan metode geostatistik. Metode
konvensional dibagi menjadi empat kelompok, yaitu; metoda luas rata-rata, metoda
blok penambangan, metoda penampang, dan metoda analitik. Hasil dari
pemodelan dan perhitungan cadangan akan sangat berperan untuk memberikan
analisis mengenai metoda tambang yang akan digunakan, batasan lokasi
penambangan, serta perkiraan lamanya umur tambang. Hasil tersebut
dimungkinkan karena perkiraan umur suatu penambangan akan dipengaruhi oleh
jumlah cadangan yang terdapat didaerah tersebut. Secara umum pemodelan
geologi dapat dilakukan apabila data-data dasar dapat terpenuhi, berikut ini
merupakan data-data dasar dalam pemodelan geologi :
a) Peta topografi
b) Data penyebaran singkapan bahan galian
c) Data pengamatan titik bor
d) Peta geologi regional maupun peta geologi lokal
e) Peta situasi
.
Sumber : http://jhem90.wordpress.com/peta-IUP-titik-singkapan-dan-
pemboran.html
Gambar 8.3
Titik Singkapan Dan Titik Bor Pada Peta IUP
Dalam pemodelan batubara keterkaitan antar seam sangat diperhatikan
untuk perhitungan cadangannya. Pemodelan dan perhitungan cadangan
batubara akan menjadi kompleks apabila penggambaran model sebaran
batubara tidak hanya pada satu lapisan saja, melainkan lapisan secara
keseluruhan sehingga pada analisa akhir ditetapkan nilai cadangan yang
potensial baik secara teknis maupun dikaji secara ekonomis. Secara umum
pemodelan geologi dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut :
a) Inventirisasi data
Inventirisasi data merupakan kegiatan pengumpulan data yang akan
digunakan dalam proses pemodelan geologi. Data yang digunakan biasanya
ialah data hasil kegiatan ekplorasi. Selain itu, data penunjang yang
diinventarisasi adalah data mengenai adminstrasi daerah, jalan,
pemukiman, sungai, dan tata guna lahan.
b) Pembuatan database
Pembuatan database ini bertujuan untuk mengelompokkan beberapa data
hasil inventarisasi agar mudah dipergunakan.
Berikut ini merupakan beberapa tabel database yang digunakan dalam
pemodelan geologi :
Database coal seam definition
Database coal seam definition merupakan tabel yang menjelaskan
mengenai jumlah lapisan batubara dan penamaan pada setiap seamnya.
Database collar
Database collar merupakan tabel yang menjelaskan mengenai jumlah
titik bor, penamaan titik bor, koordinat serta elevasi titik bor. Selain itu,
total kedalaman, tahun pemboran, dan institusi yang melakukan
pemboran juga diantumkan pada penulisan data tersebut.
Database lithologi
Database lithologi merupakan tabel yang menjelaskan mengenai
indentifikasi hasil bor, from-to lapisan batuan, ketebalan setiap lapisan,
dan kemiringan lapisan tersebut.
Database outcrop location
Database outcrop location merupakan tabel yang menjelaskan mengenai
singkapan terutama batubara. Hal yang dicatat ialah no singkapan,
koordinat singkapan, strike dan kemiringan lapisan yang tersingkap.
Database quality calculation
Database quality calculation merupakan data yang menjelaskan
mengenai kualitas batubara. Dalam proses pemodelan batubara data
ini yang digunakan untuk membuat peta isopach kualitas batubara.
c) Verifikasi data
Verifikasi data merupakan kegiatan pemastian data yang berada dalam
database agar data yang nantinya akan digunakan merupakan data yang
benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
.
Sumber : http//google.com/stripping-ratio.html
Gambar 8.4
Parameter Nilai Stripping Ratio
Selain itu, penentuan ultimate pit slope dilakukan sebagai data untuk
menentukan pendesainan bentuk bukaan pit yang paling besar untuk parameter
tertentu. Tetapi, dengan menambahakan faktor suku bunga (interst) besaran
bukaan pit akan berkurang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ultimate
pit slope yaitu :
a) Nilai perhitungan stripping ratio dan break even stripping ratio yang masih
direkomendasikan untuk dilakukan penambangan
b) Jenis dan karakteristik batuan, pada parameter ini sifat fisik dan sifat
mekanik batuan mempengaruhi geometri lereng. Sehingga akan berdampak
pula pada penentuan ultimate pit slope
c) Struktur geologi, pada parameter ini keberadaan struktur geologi akan
mempengaruhi penentuan ultimate pit slope, karena adanya struktu
geologi akan memperlemah kekuatan batuan sebagai dasar penyusun
geometri lereng.
d) Jumlah air bawah tanah, pada paramater ini keberadaan air bawah tanah
atau biasa disebut dengan MAT mempengaruhi ultimate pit slope karena
adanya air akan memperlemah kekuatan batuan. Selain itu, apabila lereng
tersebut memotong zona akuifer maka akan mempengaruhi pula untuk
penentuan ultimate pit slope.
.
Sumber : http//google.com/ultimate-pit-slope.html
Gambar 8.5
Ultimate Pit Slope
Adanya daerah perlapisan, perlipatan, sesar dan patahan akan
mempengaruhi batas-batas daerah yang akan ditambang. Selain itu,
keterdapatan struktur geologi berupa kekar atau bidang discontinue lainnya akan
membatasi daerah bukaan pit penambangan yang dipengaruhi oleh sifat material
yang berada disekitar zona atau bidang discontinue tersebut.
Salah satu metode yang digunakan untuk penentuan ultimate pit slope
adalah metode lerchs grossman. Metode ini pertama dikembangkan oleh Ingo F.
Grossman dan Helmut Lerchs pada tahun 1964. Dengan judul buku Optimum
Design of Open Pit Mines. Terdapat beberapa prosedur dalam penentuan
ultimate pit slope dengan menggunakan metode lerchs grossman, prosedurnya
adalah sebagai berikut :
1) Pada metode ini prosedur dasar penentuan ultimate pit slope yaitu
penentuan bentuk dan sudut jenjang perblok dan penentuan nilai asumsi
ekonomik awal blok.
2) Selanjutnya pembuatan air blocks, dalam hal ini air blocks dibuat berupa
satu baris yang berisi angka 0.
3) Setelah itu, melakukan penjumlahan keseluruhan nilai ekonomik blok pada
garis penampang. Penampang tersebut dibuat melintang dari suatu blok
model.
4) Kemudian, lakukan perhitungan nilai optimal pada setiap blok hingga
mencapai dasar dan kolom terakhir penampang melintang pada blok.
5) Blok pada kolom terakhir yang terdapat dipermukaan merupakan nilai
maksimum dari pit.
.
Sumber : http//google.com/metode-lerchs-grossman.html
Gambar 8.6
Metode Lerchs Grossman
Terdapat beberapa kelebihan untuk menentukan ultimate pit slope dengan
menggunakan metode lerchs grossman diantaranya adalah mudah digunakan
secara manual atau computerize, hasil yang didapatkan lebih akurat dalam
menentukan nilai optimum suatu pit. Sedangkan kekurangan dari metode lerchs
grossman adalah tidak mempertimbangkan faktor waktu dalam penentuan nilai
optimum pit.
Mine design merupakan suatu kegiatan dalam mendesain tambang.
Kegiatan ini biasa dilakukan pada tahapan studi kelayakan, tetapi
pengaplikasiannya dilakukan pada tahapan development. Pada tahapan ini, akan
dilakukan pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan penambangan.
Dalam pemilihan jenis penambangan beberapa hal penting yang wajib diperhatikan
ialah stripping ratio, factor teknologi, factor lingkungan dan AMDAL,
tenaga ahli, dan ketersediaan modal. Stripping ratio adalah perbandingan jumlah
tanah pada lapisan penutup batubara yang akan dibongkar dengan jumlah berat
dari batubara yang akan dilakukan produksi. Dalam studi kelayakan untuk
menentukan jenis penambangan selain dengan stripping ratio juga dilakukan
perhitungan BESR 1. Hal tersebut dilakukan agar alam penentuan metode
penambangannya lebih optimum. Jalan tambang merupakan sarana dan
infrastruktur tambang yang dibangun agar kegiatan penambangan dapat berjalan
dengan optimum. Jalan tambang ini berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi
didalam suatu Izin Usaha Pertambangan (IUP) ataupun penghubung lokasi yang
berada di luar IUP. Pada prinsipnya pembuatan jalan untuk tambang dengan
jalan untuk sipil hampir sama. Hanya saja terdapat perbedaan signifikan pada
lapisan atas jalan. Untuk jalan sipil biasanya digunakan aspal atapun beton untuk
melapisi permukaan jalan agar terlihat sejajar atau rata. Sedangkan untuk jalan
tambang bagian atas hanya dilapisi tanah bahkan terdapat beberapa batuan
berukuran cukup besar (berangkal) terdapat dijalan tambang. Hal tersebut
dilakukan karena, kendaraan yang melewati jalan tambang adalah kendaraan
mekanis yang besar sehingga apabila jalan tersebut dilakukan pengaspalan akan
menimbulkan kerugian. Agar jalan tambang dapat maksimal dalam menunjang
kelancaran operasi penambangan, meningkatkan aspek manfaat dan keselamatan.
Maka dalam pembuatan jalan harus mengikuti kaidah dan prinsi- prinsip yang
berlaku. Geometri yang dibutuhkan untuk pembuatan jalan tambang adalah
sebagai berikut :
Lebar jalan tambang
Lebar jalan tambang yang digunakan harus disesuaikan dengan alat
mekanis yang melintas pada jalan tersebut. Dengan lebar yang sesuai
diharapan proses pengangkutan atau transportasi alat-alat mekanis dapat
berjalan dengan aman.
Keterangan :
N = Lajur
Wt = Lebar alat angkut yang tersedia (m)
Lebar jalan tambang pada saat tikungan
Lebar jalan tambang pada saat tikungan biasa disebut dengan jari-jari
tikungan. Hal tersebut harus diperhitungkan karena pada saat tikungan
kendaraan mekanis yang beruukuran besar seperti dump truck 773D-
catterpillar akan banyak membutuhkan ruang agar dapat bermanuver
dengan mudah. Selain itu kemiringan pada tikungan juga diperhitungkan,
karena pada saat kendaraan menikung terjadi gaya sentifugal hal tersebut
menyebabkan kendaraan menjadi kurang stabil dan menimbulkan resiko
kecelakaan.
Keterrangan :
U = Lebar jejak roda (m)
Fa = Lebar juntai depan (m)
Fb = Lebar juntai belakang (m)
Z = Lebar bagian tepi jalan (m)
C = Jarak antar roda (m)
Kemiringan jalan maksimum
Kemiringan jalan maksimum diperlukan agar kendaraan dengan mudah
melewati tanjakan dengan beban yang dibawanya. Pembuatan jalan
tambang biasa menggunakan kemiringan sebesar 6%, 8%, hingga 10%.
.
Gambar 8.7
Contoh Peta Kemajuan Tambang
IX. JADWAL TUGAS AKHIR
Jadwal rencana tugas akhir ini akan dilaksanakan mulai bulan Maret 2017
dengan lama waktu kegiatan disesuaikan pada kebijakan PT. Bukit Intan
Indoperkasa. Berikut merupakan rencana kegiatan tugas akhir yang dilakukan
selama 2 bulan :
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Tugas Akhir
Waktu Pelaksanaan
No. Nama Kegiatan Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Orientasi Lapangan
2 Kegiatan Lapangan
3 Evaluasi Data
4 Analisis Data
5 Penyusunan Laporan
6 Lain-lain
Keterangan :
: Kegiatan yang dilaksanakan
: Tidak ada kegiatan
X. PESERTA TUGAS AKHIR
Adapun data peserta yang ingin melaksanakan kegiatan tugas akhir di PT
Bukit Intan Indoperkasa Tbk adalah sebagai berikut :
Nama : Reza Angga Wibisono
NPM : 100.701.12.075
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 26 Juli 1994
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Mahasiswa Teknik Pertambangan UNISBA
Alamat Asal : Perum. Villa Mas Garden Blok A. No 50.Kelurahan
Perwira, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi,
Jawa Barat.
Telepon : 08170762390 / 081389598553
E-mail : raw2694@gmail.com / angga.awamx@gmail.com
Data diri lain dari peserta apabila dibutuhkan untuk menjadi bahan
pertimbangan, terdapat pada lampiran.
CV (Curriculum Vitae)
KTM (Kartu Tanda Mahasiswa)
Transkip nilai