Anda di halaman 1dari 3

[BOOK REVIEW] DIARY PRINCESA BY SWISTIEN

KUSTANTYANA

Diary Princesa
Penulis: Swistien Kustantyana
Penyunting: Laras Sukmaningtyas
Perancang sampul: Neelam Naden, Aldy Akbar
Penerbit: Ice Cube
ISBN: 978-979-91-0679-7
Cetakan pertama, 2014
260 halalaman
Buntelan dari @swistien

"Menurutmu kenapa Aksel menyukaiku?" aku melemparkan pertanyaan cheesy kepada Sisil. Sisil
tertawa. "Kamu ingin mendengarkan pujian terus ya hari ini? Tentu saja karena Princesa itu cantik,
pintar, dan baik hati."

Aku tertawa mendengar jawabannya. Seandainya saja Sisil tahu, aku mengharapkan jawaban lain
kenapa Aksel menyukaiku. Jawaban yang tidak standar. Seperti jawaban milik Nathan.

Princesa atau akrab dipanggil Cesa adalah cewek yang penuh percaya diri. Dia tahu kalau dia itu
cantik, pintar, populer, dan banyak yang naksir. Cesa bisa saja memilih cowok mana pun untuk
dijadikan pacar, enggak bakal ada yang nolak deh! Kecuali cowok yang satu itu. Cowok yang
menjadi sahabat kakaknya, Jinan. cowok yang Cesa tahu menyimpan rasa hanya untuk kakaknya.

ALMOST 10 YEARS AGO BY TRINI | BOOK REVIEW


Almost 10 Years Ago
Penulis: Trini
Penyunting: Anida Nurrahmi
Perancang sampul: dtchn
Penerbit: Ice Cube
ISBN: 978-979-91-0725-1
Cetakan pertama, Juni 2014
328 halaman
Buntelan dari @IceCube_Publish
Bisa dibeli di @bukupediacom
Mana mungkin aku tertarik padanya? Dia membuatku takut.

Itulah masalahmu. Kau jarang telihat bahagia. Karena saat kau menyesapnya, kau langsung
menguburnya secepat perasaan itu datang.

Kau sepertinya sangat ahli tentangku, kataku datar.

Jika kau tidak mau terlihat mendung sepanjang waktu, mulailah dengan hal kecil seperti
berterima kasih saat orang memujimu, bukan malah menatapnya curiga.

Jangan salahkan Anna Mollan yang selalu memandang sinis kehidupan. Sepuluh tahun lalu,
umurnya baru sembilan. Di musim panas yang seharusnya menyenangkan, ibu dan
kakaknya meninggal dalam kecelakaan. Ayahnya memang selamat, tapi mengalami
gangguan kejiwaan. Itu sebabnya Anna tidak percaya lagi pada kebahagiaan, termasuk yang
hadir dalam bentuk cinta. Tidak pada Joshua Madisonpsikiater tampan yang menangani
ayahnya, tidak juga pada Nolan Vervainbassist keren yang tergila-gila padanya. Tidak pada
siapa pun sampai pria misterius itu datang memberinya bunga setiap hari, lalu tiba-tiba
menghilang saat Anna mulai membuka diri, dan kembali hanya untuk membuat hidup Anna
terhempas sekali lagi.

Sebenarnya saya agak susah mau memulai review ini dari mana, gara-gara baca buku ini
saya kehilangan nafsu membaca, mood baca saya hilang. Iya, salahkan buku ini karena
saking bagusnya saya nggak bisa move on. Sudah lama sekali saya tidak menemukan karya
dari penulis debut yang namanya belum pernah saya dengar, penulis yang benar-benar baru
menetaskan karya sekali ke pasaran tetapi tulisannya WHOAAAAA, terakhir kali membaca
buku dari penulis debut tidak terkenal yang karyanya bikin sesak napas adalah Blue
Romance.
Ketika orang-orang mempertanyakan keputusanku, aku beralasan tidak membutuhkan laki-
laki untuk memperpanjang daftar drama kehidupanku. Namun sesungguhnya yang muncul
di benakku adalah rasa takut. Aku takut untuk hidup bersama seseorang yang tidak bisa
berjanji bahwa dirinya tidak akan meninggalkan dunia ini lebih dulu. Aku takut untuk
mencintai seseorang yang suatu saat akan pergi dan membuatku bereuni dengan luka-luka
lamaku.
Saya mulai saja dengan nama tokoh utamanya, Abrienda Banez, memakai
sepatu booth kekecilan, rambut brunettebergelombang serta mempunyai aroma parfum
yang memuakkan. Tunggu, sebenarnya itu bukan nama dan penampilan yang sebenarnya
dari sang tokoh utamanya. Setiap mengunjungi rumah sakit tempat ayahnya dirawat, sang
tokoh utama selalu menjadi orang baru, dengan nama dan penampilan yang berbeda-beda.
Nama aslinya adalah Ayanna Molan, tapi lebih suka disingkat menjadi Anna Molan,
berumur sembilan belas tahun, sepuluh tahun yang lalu keluarganya yang lain mengalami
kecelakaan, ibu dan kakak laki-lakinya meninggal seketika, ayahnya selamat namun koma
selama beberapa saat, setelah siuman dia histeris ketika melihat Anna atau mendengar
namanya, sejak itu dia dirawat di rumah sakit jiwa. Anna terpaksa menjadi orang lain agar
bisa menemui keluarga satu-satunya yang tersisa, ayahnya tercinta. Keadaan membuat Anna
menjadi pribadi yang kuat sekaligus keras, dia tidak mempercayai lagi apa itu cinta, dia
takut kehilangan lagi.

Anda mungkin juga menyukai