Anda di halaman 1dari 8

3.

2 Jeruk Nipis
Nama Indonesia : Jeruk nipis
Nama Usada : Jeruk linglang
Nama Daerah : Kelangsa (Aceh). Jawa: jeruk nipis (Sunda), jeruk pecel
(Jawa). Nusa Tenggara: jeruk alit, kaputug, lemo (Bali),
dongaceta (Bima), mudutelong (Flores), jeru (Sawa),
mudakenolo (Solor), delomakii (Roti). Kalimantan: lemau
nipis. Sulawesi: lemo ape, lemo kapasa (Bugis), lemo kadasa
(Makasar). Maluku: puhat em nepi (Buru), ahunsihinsi,
aupsifis (Seram), inta, lemonipis, ausinipis, usinepese
(Ambon), wanabeudu (Halmahera) (Depkes RI, 1980).

Gambar 3.2. Jeruk Nipis (Sarwono, 2001).

3.2.1 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivis : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia Swingle
(Rukmana, 2003).

1
3.2.2 Kandungan Kimia.
Jeruk nipis memiliki kandungan flavonoid, saponin dan minyak atsiri Jeruk
nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat, seperti asam sitrat,
asam amino, minyak atsiri, damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor,
besi, belerang vitamin B1 dan C. Kandungan Gizi dalam 100 gram buah jeruk nipis
mengandung vitamin C sebesar 27 miligram, kalsium 40 miligram, fosfor 22
miligram, hidrat arang 12,4 gram, vitamin B1 0,04 miligram, zat besi 0,6 miligram,
lemak 0,1 gram, kalori 37 gram, protein 0,8 gram dan mengandung air 86 gram.
Minyak atsiri yang terkandung dalamjeruk nipis mempunyai fungsi sebagai
antibakteri, yang salah satu kandungan minyak atrisi yang mempunyai peran paling
penting dalam meghambat pertumbuhan bakteri ialah flavonoid. Berdasarkan
beberapa penelitian, buah jeruk nipis memiliki kandungan metabolit sekunder
flavonoid dalam jumlah yang banyak baik dalam bentukC atau O-glikosida (Lauma
dkk., 2015).

3.2.3 Cara Pembuatan dan Penggunaan


1. Perut terasa kaku merentang, masuk gas, (bengka) tak dapat kentut, terasa
kaku hingga kes sisikan yang dinamakan penyakit, banta pemali
kelingsih. Obatnya memakai berasmerah, lengkuas kapur, jeruk purut
(jeruk nipis), sikara (kembang sepatu), cuka yang tersimpan tahunan.
Ucapkan doanya begini: Ih pemali desti, pemali bumi, pemali brahma,
pemali wisnu, aku sang Hyang wisesa, wastu kita dadi tai dadi uyuh,
teka syah waras. Diolah jadi obat parem pada perut luar.
2. Sakit pada kaki yang selalu terasa berdenyut-denyut, disertai gemetaran,
tidak tahan berdiri (grebyag-grebyug), serta terasa keram di kaki
(meluang). Sakit itu disebut Sangar baluang. Sukar dan berat, sakit yang
demikian, karena bisa berakibat kaki menjadi lemah lunglai (bagi setiap yang
terkena penyakit demikian pasiti menjadi lemah). Bahan obatnya adalah akar
kayu bila, akar kaliaga, akar jeruk nipis, sampah dikuburan, pecahan keramik
(celebingkah) di kuburan, tri ketuka, air cuka tersimpan tahunan. Itu diolah
menjadi parem si penderita. Sebelum diparemkan diucapkan doa berbunyi
begini: Ih nini Batari Durga, ingsun aminta tamba, tanbakna tuju kemedut,

2
tuju bebai, tuju pemali, raja pulung, kepancon sira anda yening manusa,
anguripaken janma manusane si anu apan ida Batari, segeh-segeh satiwaknia,
bukti den atrepti (diucapkan) 3x, ubon wengi manunas urip ring Hyang
Batari. Sajennya seonggok nasi, daging babi diolah (dibuat jadi lawar).
3. Sakit yang makin lama tambah parah secara perlahan-lahan (ngreges). Perut
kaku (rentang). Sakit itu dinamakan sakit: Ong Kilatan (wong kilatan).
Bahan obat: Jeruk linglang (nipis), cuka tahunan, kunir yang kemerahan
(kunir warangan), air yang diambil ditempat orang biasa mandi (air anakan
pasucen). Meramu/membuat obat pada waktu hari: Kajeng Kliwon. Lengkap
dengan canang, daksina, beserta wang 1700. Doa mantramnya adalah sbb:
Ong mala metu saking Dewa mulih ring kala, mulih ring maya kala, mala
metu saking manusa desti leak, teluh, terangjana, mulih ring manusa desti
leak, teluh, terangjana; Ong suda mala suda roga, suda wigna, wastu punah
lara roga upadrawa, ong, sa, ba, ta, a, i, na, ma, si, wa, ya, ang, ung, mang.
Mantram untuk pejati (sejenis/salah satu macam jenis sajen), untuk
membatalkan penyakit pemali yang sudah tampak ada gejala-gejala
menjangkiti seseorang. Begini doa mantramnya: Pukulun Sang Hyang ibu
pertiwi, aksa Sang Hyang ing Panca Dewata. Sira paduka batara nyenengin
manusan Paduka Batara, angredana dewaning pemali-pemali, sira pada
lugraha, anyaksinana pukulun. Ong nama siwaya.
4. Untuk penyakit punek (sakit pada hulu hati) serta tampak badannya
berbintik-bintik (mebuah-buah); selalu merasa mual, tetapi tidak bisa menjadi
muntah. Itu yang dinamakan: panas jampi (sariawan usus). Bahan obatnya
adalah jeruk linglang (nipis), ketumbar dan kunir. Dipakai obat penyembur
hulu hatinya.
5. Jika kaki seseorang sakit nyeri ngilu dan bengkak memerah (baah), pakailah
obat oles atau paremkan. Bahannya terdiri dari bawang, bawang putih,
deringo, dan air jeruk nipis. Giling halus (kecuali jeruknya). Setelah itu lumat
isi dengan air jeruk. Lalu (oleskan) semirkan.6. Bagi orang yang terkena
penyakit gila diobati dengan obat tetes pada hidung. Bahan obatnya
adalah kunir warangan dan air jeruk linglang (nipis). Kedua bahan obat
dicari airnya dan dicampurkan. Sebelum diteteskan ke hidung, terlebih dahulu

3
ucapkan doa begini bunyinya: Ong Iswara anambanana wong edan. Rajah
jeruk nipisnya, dengan memakai inti sari doa tersebut didepan, yakni dengan
tulisan huruf (sang).
(Pulasari, 2009).

3.2.4 Tujuan Efek Empiris Berdasarkan Usada Tiwas Punggung


Digunakan untuk perut terasa kaku merentang, masuk gas, (bengka) tak
dapat kentut terasa kaku hingga ke sisikan, yang dinamakan penyakit banta
pemali kelingsih, panas jampi (sariawan usus), sakit hulu hati, sakit nyeri ngilu
dan bengkak memerah (Pulasari, 2009).

3.2.5 Efek Farmakologi


3.2.5.1 Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat
pada Usada Tiwas Punggung
Tidak ditemukan efek farmakologi berdasarkan hasil penelitian ilmiah
yang sesuai dengan penggunaan usada tiwas punggung karena tidak ditemukan
penggunaan jeruk nipis untuk perut terasa kaku merentang, masuk gas,
(bengkak) tak dapat kentut terasa kaku hingga ke sisikan, yang dinamakan
penyakit banta pemali kelingsih, sakit nyeri ngilu dan bengkak
memerah. Berdasarkan kajian literatur, penggunaan jeruk nipis berdasarkan usada
digunakan untuk mengobati sariawan usus yang dikaitkan pada pendekatan
ilmiah sebagai antibakteri. Efek farmakologinya telah sesuai akan tetapi
penggunaan berdasarkan usada tidak sesuai.
Efek farmakologi berdasarkan hasil penelitian ilmiah Perasan Jeruk
Nipis sebagai Agen Dekontaminan dalam Menurunkan Jumlah Bakteri
Salmonella dan Escherichia coli pada Dada Karkas Ayam Broiler menunjukkan
bahwa perasan jeruk nipis sebagai agen dekontaminan efektif menurunkan
jumlah bakteri Salmonella sampai 96,43 persen dan bakteri Escherichia coli 57,38
persen secara menyeluruh pada dada karkas ayam broiler. Metode yang
digunakan untuk mengetahui komponen asam organik serta konsentrasinya
dilakukan pengujian dengan metode HPLC. Berdasarkan pengujian, efektifitas
perasan buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dapat digunakan sebagai bahan

4
dekontaminan pada konsentrasi 5 % dengan cara perendaman selama 5 menit.
Aktivitas antibakteri dari buah jeruk nipis karena mengandung asam organik,
yaitu asam sitrat, asam malat, asam laktat, dan asam tartarat (Hantoro, 2012).

3.2.5.2 Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain


1. Antifungal
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hert (2011), ekstrak
kulit buah jeruk nipis memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan
jamur penyebab penyakit kulit seperti jamur Trichophyton mentagraphytes
dan Microsporium cains. Ekstrak kulit buah jeruk dapat dijadikan sebagai
bahan antijamur disebabkan oleh kandungan zat kimianya, seperti basonin,
eugenol, galangan, galangol, dan asetoksi kavikal asetat (Hamzah, 2014).
2. Antioksidan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Reddy (2012), daun
jeruk nipis memiliki kemampuan sebagai antioksidan dengan menghambat
aktivitas oksidasi radikal 50%. Kandungan dari jeruk nipis yang
memberikan adanya aktivitas antioksidan adalah alkaloid, fenol, saponin,
tanin, steroid, dan flavonoid (Reddy, 2012).
Senyawa flavonoid mampu berperan sebagai antioksidan karena
dapat berperan sebagai free radical scavengers yang mampu melepaskan
atom hydrogen dari gugus hidroksilnya, dimana atom hidroksil tersebut
akan berikatan dengan radikal bebas sehingga menjadi netralkembali.
Flavonoid yang kehilangan atom hydrogen akan mengalami resonansi dan
radikal bebas yang telah stabil menjadi berhenti bereaksi sehingga tidk
merusal lipid, protein atau DNA. (Pambudi, 2014).
3. Antikanker
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2010), ekstrak
etanol jeruk nipis terbukti mampu menekan karsinogenesis melalui
penekanan ekspresi c-Myc dan menghambat tahap proliferasi. Kandungan
flavonoid dalam jeruk nipis berupa narigin, hesperidin dan naringenin
berperan sebagai agen kemopreventif karsinogenesis, menghambat
proliferasi sel kanker dan tumorigenesis (Pratiwi,2010).

5
4. Pemutih gigi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rochmah (2014), jeruk
nipis terbukti dapat memutihkan gigi yang mengalami diskolorisasi setelah
dilakukan perendaman dalam 30-60 menit, dimana kandungan asam sitrat
pada daging buah jeruk nipis memiliki pH yang hampir sama dengan pH
pemutih gigi alami yaitu stroberi asam (Rochmah, 2014).
5. Larvasida nyamuk Aedes aegypti
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ekawati (2017), kulit
buah jeruk nipisterbukti memiliki potensi sebagai larvasida nyamuk Aedes
aegypti. Kandungan minyak atsiri pada kulit jeruk nipis seperti limonen
atau limonoid menghambat pergantian kulit pada larva dan dapat
masuk ke dalam tubuh larva nyamuk sebagai racun (Ekawati,2017).
6. Antikolesterol
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elon (2015), jeruk
nipis terbukti memiliki efek dalam menurunkan kadar kolesterol dalam
darah, dimana terapi jus jeruk nipis yang dibarengi oleh olahraga ataupun
tidak memiliki hasil yang sama dalam penurunan kadar kolesterol.
Kandungan pectin (flavonoid dalam jeruk nipis) mampu mengurangi kadar
kolesterol darah, triglyceride dan LDL-cholesterol (Elon, 2015).

6
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Ekawati, Evy Ratnasari, Setyo Dwi Santoso, dan Yeni Retno Purwanti. 2017.
Pemanfaatan Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Sebagai Larvasida
Aedes aegypti Instar III. Jurnal Biota. Vol.3 No.1
Elon,Yunus, Jacqueline Polancos. 2015. Manfaat Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia)
dan Olahraga Untuk Menurunkan Kolesterol Total Klien Dewasa. Jurnal
Skolastik Keperawatan Vol.1 No. 1
Hamzah, Faizah dan Farida Hanum Hamzah. 2014. Karakterisasi Shampo
Antijamur dengan Ekstrak Kulit Jeruk Nipis. Prosiding Seminar dan
Lokakarya Nasional FKPT-TPI 2014. Hal.426-435
Hantoro, A. 2012. Efektivitas Jeruk Nipis dalam Menurunkan Bakteri Salmonella
dan Escherichia Coli pada Dada Karkas Ayam Broiler. IJAS. Vol. 2, No.3
Lauma, S.W., Damajanty H.C., Bernart S.P. 2015. Uji Efektifitas Perasan Air Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia S) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
aureus Secara In Vitro. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT. 4(4):
9-15.
Pambudi, Arief, dkk. 2014. Identifikasi Bioaktif Golongan Flavonoid Tanaman
Anting-Anting (Acalypha indica L.). Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan
Teknologi. Vol.2 No.3
Pratiwi, Dewi, Novi H., Niken N., Inna A., Muthi.I.,Adam H., Edy M. 2010. Potensi
Ekstrak Etanolik Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Cristm.)
Swingle) Sebagai Agen Khemopreventif Melalui Penekanan Ekspresi c-Myc
dan Pengmhambatan Proliferasi pada Sel Payudara Tikus Galur Sprague
Dawley Terinduksi 7,12 Dimetilbenz[a]antrasena. Majalah Obat Tradisional.
15(1), 8-15
Pulasari, J. M. 2009. Nawa Usada Bali. Surabaya: Paramita.
Reddy LJ, dkk. 2012. Evaluation of Antibacterial and Antioxidant Activities of
The Leaf Essential Oil and Leaf extract of Citrus Aurantifolia L. Asian
Journal of Biochemical and Pharmaceutical Research.(2):346-53

7
Rochmah, Nurbaetty, Dwi Merry, Sri Lestari. 2014. Potensi Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) dalam Memutihkan Email Gigi yang Mengalami Diskolorasi.
IDJ. Vol.3 No.1
Rukmana, R. 2003. Jeruk nipis : prospek agribisnis, budidaya dan pasca panen.
Yogyakarta: kanisius
Sarwono, 2001. Khasiat dan manfaat jeruk nipis : Mengenal jeruk nipis. Jakarta.
Agro Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai