Anda di halaman 1dari 20

50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.

info

DILARANG KERAS UNTUK DIKOMERSIALISASI

Ebook ini didedikasikan untuk Dunia Keperawatan Indonesia dari seorang perawat muda
yang memimpikan puncak dunia, Nugraha Fauzi.

Kontak saya :
www.NugrahaFauzi.Info
Nugrahafauzi19@gmail.com

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

50 Tips Keperawatan Terapi Intravena : Cara Insersi


IV Cath dalam 1 Tusukan
Kebanyakan keluhan yang diterima perawat dari pasien dan keluarga ketika dirawat di
rumah sakit adalah tidak jalannya infusan atau bengkaknya lokasi insersi IV Cath. Pun
dengan keluhan "sakit ketika sedang di infus" karena dilakukan beberapa kali tusukan.

Pernahkah mendapatkan keluhan seperti itu? Jika pernah, maka artikel ini sangat
cocok untuk kamu!

Disini kamu akan mengetahui bagaimana cara insersi IV Cath yang baik dan benar,
yang dapat mengurangi rasa sakit pasien, dan dalam satu tusukan. Dari A sampai Z,
dari tahap persiapan sampai akhir, semuanya akan dibahas. So, here we go!

Daftar Isi :

I. Pengantar dan Ikhtisar

II. Mencari Vena Terbaik untuk Insersi

III. Memperjelas Visual Vena

IV. Teknik Insersi IV Cath

V. Seni Fiksasi Area Insersi

VI. Hal-hal yang Harus Diketahui

I. Pengantar dan Ikhtisar

Terapi intravena merupakan salah satu perawatan yang paling dasar yang diberikan
hampir kepada setiap pasien yang dirawat di rumah sakit. Dan tentunya, keterampilan
insersi IV Cath ini haruslah dikuasai oleh setiap perawat.

Untuk menghindari keluhan ini, dan menghindari rasa sakit yang tidak semestinya
dirasakan oleh pasien, lihatlah beberapa tips keperawatan dibawah ini tentang
bagaimana menjadi seorang Sniper dalam hal insersi IV Cath.

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

Berikut 50 Tips Keperawatan Terapi Intravena : Cara Insersi IV Cath dalam 1


Tusukan!

1. Tetap tenang dan siapkan segala sesuatunya. Insersi IV Cath dalam satu tusukan
akan tergantung dari persiapan, keterampilan dan pengalaman yang dimiliki.
Umumnya, karena belum memiliki pengalaman yang banyak, para perawat fresh
graduate gagal melakukan insersi ini. Namun faktanya, persiapan dan ketenanganlah
yang menjadi kunci keberhasilan insersi IV Cath. Sehingga, hilangkan kecemasan,
jangan terburu-buru dan jelaskan prosedur kepada pasien. Pastikan pasien merasa
nyaman dan cukup hangat untuk mencegah vasokontriksi. (Jika memungkinkan,
hindari insersi di subuh hari).

2. Bangun kepercayaan diri. Percaya pada diri sendiri dan yakinkan pasien bahwa
kamu tahu apa yang kamu lakukan. Pasien akan terdorong oleh rasa percaya diri kamu
(hilangnya kecemasan - hilangnya vasokontriksi), dan kamu akan terdorong oleh
kepercayaan pasien.

3. Kaji adanya fobia jarum. Fobia jarum adalah respon dari insersi IV sebelumnya.
Gejalanya termasuk takikardia dan hipertensi sebelum insersi. Ketika insersi,
bradikardi dan penurunan tekanan darah akan terjadi dengan tanda gelaja pucat,
diaforesis, dan sinkop. Yakinkan pasien dengan nada menghibur dan mendidik. Jaga
jarum agar terhindar dari pandangan pasien sampai detik terakhir sebelum insersi.
Gunakan anestesi topikal untuk membantu mengelola nyeri dan fobia jarum berulang.

4. Observasi tindakan pengendalian infeksi. Gunakan sarung tangan ketika insersi


pada pasien. Insersi IV Cath merupakan prosedur invasif dan membutuhkan teknik
aseptik serta langkah-langkah pengendalian infeksi yang tepat. Gunakan alcohol
swab di area insersi untuk meminimalkan mikroorganisme dan memvisualisasikan
vena agar lebih jelas.

5. Kaji vena yang akan di insersi. Sebelum memasukan jarum ke pembuluh darah,
kamu harus pengkaji terlebih dahulu kondisinya. Pasien dengan hidrasi yang baik
akan memiliki vena yang tegas, jelas, lentur dan "mudah ditemukan". Namun
adakalanya pasien yang harus di terapi intravena adalah pasien-pasien dengan
dehidrasi, sehingga ini merupakan tantangan tersendiri. Tips nomor 6 akan membantu
kamu menemukan vena yang tepat.

6. Jangan dilihat, tapi rasakan. Jika kamu tidak dapat melihat vena yang tepat,
percayalah pada jari-jari tangan kamu adalah hal terakhir yang dapat kamu lakukan.
Sebuah tendon mungkin akan terlihat seperti pembuluh darah, namun jari dan
perasaan kamu dapat membedakannya.

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

7. Tanya pasien. Pasien mungkin akan tahu lebih banyak lokasi-lokasi vena yang
tepat berdasarkan riwayat insersi sebelumnya.

8. Gunakan ukuran IV Cath yang sesuai. Pada pasien dewasa, umumnya ukuran IV
Cath yang dipakai adalah 20 G (warna pink). Namun jangan pernah mengasumsikan
bahwa semua pasien adalah sama. Sehingga lihat dan kaji vena yang akan di insersi
sebelum menentukan ukuran IV Cath yang hendak dipakai. Hal ini dapat
menghindarkan pasien dari rasa sakit akibat ruptur dan tekanan jarum.

9. Pertimbangan penggunaan. Apa jenis infusan yang diperlukan pasien? RL kah?


NaCl kah? Transfusi kah? Atau kemo kah? Lantas berapa cc cairan yang dibutuhkan
dalam 24 jam? Berapa tetesan infus yang harus diberikan? Ketahui hal-hal tersebut
sebelum melakukan insersi IV Cath.

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

10. Lakukan insersi di tangan yang tidak dominan. Jika memungkinkan, lakukan
insersi dengan prioritas pertama tangan yang tidak dominan. Hal ini dilakukan agar
pasien masih dapat melakukan fungsi sederhana dengan menggunakan tangan yang
dominan. Namun jika kamu tidak dapat menemukan vena yang tepat pada tangan
yang tidak dominan, carilah di tangan yang dominan.

II. Mencari Vena Terbaik untuk Insersi

11. Mulailah dengan urutan area distal - proksimal. Agar kamu tidak kehilangan
area-area lainnya yang mungkin mempunyai vena yang baik, maka mulailah dari area
distal terlebih dahulu semisal di punggung tangan. Jika tidak ada vena yang baik
untuk dilakukan penusukan, maka naiklah secara proksimal semisal di atas sendi
pergelangan tangan. Jika kamu melakukannya di area proksimal terlebih dahulu
(misal di vena cephalic pergelangan tangan), mungkin kamu tidak akan bisa
melakukan penusukan di area distal (vena cephalic di punggung tangan) karena vena
atasnya sudah rusak akibat tusukan yang pertama. (Lihat gambar dibawah ini).

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

12. Gunakan Cuff Tensi Darah. Jika pasien mempunyai tekanan darah rendah (bisa
diakibatkan oleh fobia jarum - lihat bagian pertama dari artikel ini), maka agar dilatasi
vena merata lebih baik menggunakan cuff tensi darah sebagai tourniquet. Cuff tensi
darah akan memberikan tekanan yang merata dan dapat disesuaikan ketimbang
tourniquet. Teknik ini juga berguna untuk pasien-pasien lansia dengan vena yang sulit
di akses. Caranya? Lihat no 13!

13. Bagaimana menggunakan Cuff Tensi Darah sebagai Tourniquet? Ketika


hendak menggunakan cuff tensi darah sebagai tourniquet, balikan posisinya sehingga
tubing (2 selang karet cuff) berada di posisi atas. Dengan cara ini, kamu akan
mendapatkan visual yang jelas tanpa adanya halangan dan menghindari kontaminasi
dari tubing ke area insersi. Mulailah dengan tekanan yang kecil, lihat apakah vena
muncul atau tidak. Jika tidak, tingkatkan tekanannya. Teknik ini selain memudahkan
kamu menemukan vena yang baik, juga meningkatkan kenyamanan pasien karena
tekanan yang lebih lebar yang dihasilkan oleh cuff.

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

14. Lakukan tusukan tanpa tourniquet. Jika pasien kamu memiliki vena yang jelas
namun rapuh, lakukan tusukan tanpa menggunakan tourniquet. Tekanan yang
dihasilkan oleh tourniquet mungkin akan menyebabkan tekanan berlebih pada vena
yang rapuh sehingga ketika dilakukan tusukan dengan tourniquet, vena mungkin akan
ruptur.

III. Memperjelas Visual Vena

15. Manfaatkan gravitasi. Biarkan lengan pasien menjuntai kebawah di sisi tempat
tidur jika tidak ada pembuluh darah yang terlihat. Gravitasi akan memperlambat aliran
balik vena dan akan menyebabkan distensi vena yang akan membuatnya terlihat dan
lebih mudah diraba.

16. Gunakan teknik kompres hangat. Terapkan teknik kompres hangat dengan kasa
atau handuk selama beberapa menit sebelum insersi. Suhu yang hangat akan
memungkinkan terjadinya dilatasi vena yang membuatnya akan lebih terlihat.

17. Jangan pernah "menampar vena". Jika kamu pernah melakukannya, maka saya
akan mengatakan bahwa hal tersebut adalah suatu kebiasaan buruk. Teknik ini
mungkin akan sedikit membantu, namun menampar-nampar vena untuk membuatnya
lebih terlihat akan membuat vena berkontraksi karena adanya rangsangan yang
menyakitkan yang diterimanya. So please, jangan membuat prosedur yang sakit
menjadi lebih menyakitkan. Setuju? Jikalau mau, lebih baik gunakan teknik nomor 18
dibawah ini!

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

18. Berikan tekanan pada vena dengan ibu jari atau jari telunjuk. Daripada
menampar-nampar vena, lebih baik gunakan kedua ibu jari untuk menekan-nekan
vena yang "masih belum terlihat". Hal ini akan melepaskan histamin dibawah kulit
sehingga menyebabkan pembuluh darah berdilatasi. Tidak percaya? Silahkan coba
sendiri.

19. Rasakan goyangan "khas" dari vena. Gunakanlah touniquet atau cuff tensi
darah sekitar 4 jari diatas area yang akan di insersi. Raba lembut vena dengan
melakukan tekanan lembut dari atas ke bawah. Rasakan jalurnya, rasakan
goyangannya ketika di tekan-tekan lembut. Goyangan tendon dan vena ketika diberi
tekanan sama sekali berbeda lho!

20. Instruksikan pasien untuk mengepalkan tangannya. Instruksikan pasien untuk


melakukan gerakan kepal dan buka jari-jari tangan. Kepalkan 1 detik, buka di detik ke
2 dan begitu seterusnya. Hal ini berguna untuk mempercepat pengisian darah di
pembuluh darah vena. Vena dengan aliran lancar dan adequat akan lebih terlihat dan
lebih mudah dilakukan penusukan lho!

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

21. Masih susah? Coba teknik 2 tourniquet berikut ini. Pasangkan tourniquet
pertama di bagian atas lengan dan biarkan selama 2 menit. Lalu pasangkan tourniquet
kedua di pertengahan lengan dibawah fossa antecubital. Maka dalam 15 detik vena
yang diharapkan akan muncul.

22. Jangan memaksakan diri, gunakan nitrogliserin! Untuk melebarkan pembuluh


darah yang kecil dan rapuh, gunakan nitrogliserin salep selama 1-2 menit. Jika vena
sudah terlihat dan berdilatasi, hapus salep dengan menggunakan disinfeksi terakhir
pada area insersi dengan alcohol swab.

23. Ikuti arus aliran darah. Ketika melakukan disinfeksi area insersi, ikuti arus
aliran darah vena. Hal ini membantu mempercepat dan memperlancar aliran darah
vena.

24. Perlebar disinfeksi area insersi. Pastikan untuk melakukan insersi pada vena
yang tepat. Oleh karenanya, memperlebar area disinfeksi memungkinkan munculnya
beberapa vena yang mungkin dapat dilakukan insersi sehingga kamu mempunyai
beberapa pilihan.

25. Masih belum terlihat? Gunakan Vein Locator. Vena bisa sangat sulit untuk
diakses, terutama pada bayi atau anak-anak kecil. Peralatan seperti lampu
transilluminator atau mesin ultrasound saku dapat menerangi jalur vena sehingga
kamu dapat melihat jalur vena dimana kamu harus melakuka insersi. Namun, berhati-
hatilah, jangan terlalu lama karena dapat menyebabkan skin burn terutama pada bayi
dan anak-anak.

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

IV. Teknik Insersi IV Catheter

26. Stabilkan posisi vena. Sebelum insersi, pastikan vena dalam keadaan stabil
supaya dapat dengan mudah dilakukan tusukan. Tarik kulit dengan kencang kearah
bawah area yang hendak di insersi. Hal ini selain akan memudahkan ketika insersi,
juga akan mengurangi rasa sakit yang akan dirasakan oleh pasien. Pastikan
bahwa alcohol swab telah mengering sebelum melakukan insersi karena jika insersi
dilakukan ketika alcohol masih basah, hal tersebut akan lebih menyakitkan bagi
pasien. Bagaimana rasanya ketika ada luka kita beri alcohol? Itulah yang akan
dirasakan pasien. Ingat, fungsi alcohol disini hanyalah untuk mensterilkan area
insersi, bukan untuk mensterilkan luka insersi.

27. Masukan IV Cath dari atas vena. Jangan pernah melakukan tusukan dari
samping vena, karena dapat mendorong jarum ke samping dan mungkin dapat
melukai tangan kamu. Selalu lakukan insersi dari atas vena, hal tersebut membuat
jarum dapat dengan mudah mengikuti lajur pembuluh darah.

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

28. Cegah terjadinya kinking. Terkadang, jika vena mengeras atau adanya bekas
luka, IV Cath jadi terlipat atau tertekuk (kinking). Kinking biasanya terjadi pada
pasien-pasien dengan kemoterapi karena pengerasan vena, pada pasien-pasien dengan
varises karena vena yang jadi berkelok-kelok, pada pasien-pasien dengan gangguan
jantung karena adanya pengendapan kolesterol dan lain sebagainya. Gunakan teknik
nomor 29 untuk mencegah hal ini.

29. Gunakan teknik Catheter Hub Twirling. Teknik ini dilakukan dengan cara :
setelah melakukan tusukan dan darah terlihat di flashback chamber, masukan IV Cath
dengan gerakan memutar searah jarum jam dengan perlahan. Hal ini membantu jarum
plastik IV Cath meluncur memutar di dalam pembuluh darah mencari lubang kosong
untuk masuk tanpa menerobos dinding vena atau endapan (jika ada).

30. Bevel up. Pastikan bevel jarum menghadap keatas sebelum insersi. Karena dengan
begitu, bagian paling tajam dari jarum akan mengenai kulit dan mengurangi rasa sakit.
Selain itu, dengan memposisikan bevel jarum kearah atas, akan lebih memudahkan
jarum untuk meluncur menembus kulit dan pembuluh darah vena.

31. Tusukan jarum pada sudut 15-30 derajat terhadap kulit. Posisikan ibu jari
diatas IV Cath, dan jari telunjuk berada dibawah tepat diantara kulit dan IV Cath.
Posisi tersebut setara dengan 15-30 derajat. Informasikan pada pasien bahwa kamu
akan memulai penusukan dan instruksikan pasien untuk menarik nafas dan tidak
menggerakan tangannya.

V. Seni Fiksasi Area Insersi

37. Hindari fiksasi yang kurang tepat. Jangan pernah membuat fiksasi dengan cara
mendekatkan selang intrafix (selang infus) dengan catheter hub. Sebaiknya, berikan
jarak sekitar 2 jari antara selang intrafix yang dilekukan dengan catheter hub. Hal ini
untuk mengurangi ketegangan pada IV Cath sehingga pasien akan merasa lebih
nyaman. Pasien mengeluh nyeri area insersi saat cairan infus diberikan? Mungkin ini
penyebabnya.

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

38. Pasien ambulasi. Untuk mengamankan pasien ketika dilakukan ambulasi


(membawa pasien dengan ambulance), kunci lengan pasien dalam keadaan ekstensi
dan cegah terjadinya fleksi sendi sikut. Gunakan bantalan untuk mencegah fleksi sikut
(jika memungkinkan).

39. Jangan biarkan selang infusan menjunatai terlalu panjang. Lakukan fiksasi
selang intrafix (selang infus) searah dengan arah insersi. Jangan pernah membiarkan
selang menjuntai panjang tanpa di fiksasi. Jika terkait sesuatu, mungkin saja IV Cath
tertarik kembali keluar.

40. Fiksasi ujung jarum plastik yang masuk di vena. Terutama jika kamu
melakukan insersi di punggung tangan. Tipisnya kulit dipunggung tangan mungkin
akan menyebabkan rasa sakit bagi pasien karena ujung jarum plastik (terutama jika
pasien sering menggerak-gerakan jari-jarinya).

41. Gunakan IV Dressing yang transparan. Jika ada, gunakan IV Dressing yang
transparan karena dengan begitu, kamu akan tahu jika suatu waktu area insersi terkena
infeksi. Jika tidak ada yang transparan, maka kamu harus mengganti IV Dressing

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

tersebut minimal 3 hari sekali untuk meminimalisir terjadinya infeksi. Atau, pelajari
teknik Chevron Method dibawah ini!

42. Teknik fiksasi. Lihat gambar dibawah ini ;

Chevron Method

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

Tape and Gauze Method

Transparent Membrane Dressing

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

32. Rasakan adanya resistensi. Ketika kamu hendak memasukan jarum, rasakan
adanya resistensi (perlawan) dari tangan pasien sebagai akibat dari rasa sakit yang
diterimanya. Jika tidak ada resistensi yang dirasakan, masukan jarum dengan perlahan
dan hati-hati. Jika ada resistensi, hentikan penyisipan jarum karena jika kamu
meneruskannya, hal tersebut mungkin akan menerobos dinding vena dan melukainya.

33. Perhatikan Flashback Chamber. Sesaat setelah kamu melihat ada aliran darah
balik di flashback chamber, lepaskan tourniquet, tarik sedikit flashback chamber dari
kateter hub dan mulai masukan kateter secara perlahan. Rasakan poin 28 dan poin 32.

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

Jika tidak ada yang terasa, lanjutkan insersi sampai keseluruhan jarum plastik masuk.
Hubungkan kateter hub dengan intrafix primeline.

34. Rasakan kapan kamu harus berhenti. Rasakan dan amati kapan kamu harus
berhenti memasukan kateter. Latih feeling kamu untuk merasakan poin nomor 28 dan
poin 32, ketika kamu melihat darah di flashback chamber, berhenti sejenak, dan
turunkan sudut insersi, tarik sedikit flashback chamber dari kateter hub agar jarum
tidak menerobos dinding bawah vena.

35. Jangan biarkan cairan IV terlalu cepat menetes. Setelah melakukan fiksasi
kateter, sesegera mungkin atur tetesan infus. Jangan biarkan cairan menetes terlalu
cepat karena vena mungkin akan shock dengan adanya aliran yang terlalu cepat dari
kateter.

36. Teknik pelepasan tourniquet. Segera setelah kamu dapat memastikan bahwa
kateter telah masuk kedalam vena (ditandai dengan adanya aliran darah balik
dari flashback chamber), lepakan tourniquet terlebih dahulu sebelum mulai
memasukan kateter lebih jauh. Hal ini untuk mencegah adanya tekanan berlebih

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

didalam vena (Pertama tekanan dari tourniquet, kedua tekanan dari insersi). Jika
dibiarkan, vena mungkin akan rusak (bengkak lalu kemudian ruptur).

VI. Hal-hal yang Harus Diketahui

Terapi intravena merupakan salah satu perawatan yang paling dasar yang diberikan
hampir kepada setiap pasien yang dirawat di rumah sakit. Dan tentunya, keterampilan
insersi IV Cath ini haruslah dikuasai oleh setiap perawat.

Untuk menghindari keluhan diatas, dan menghindari rasa sakit yang tidak semestinya
dirasakan oleh pasien, lihatlah beberapa tips keperawatan dibawah ini tentang
bagaimana menjadi seorang Sniper dalam hal insersi IV Cath.

Berikut 50 Tips Keperawatan Terapi Intravena : Cara Insersi IV Cath dalam 1


Tusukan Bagian #6

INGAT : Tidak semua pembuluh darah sama, setiap orang yang berbeda dengan
kondisi yang berbeda pasti memiliki vena yang berbeda, jadi di sinilah kamu harus
mengetahui beberapa pertimbangan khusus mengenai terapi intravena yang perlu dan
harus kamu perhatikan.

43. Pasien geriatrik dan pasien pediatrik. Kedua pasien tersebut mempunyai
pembuluh darah yang lebih kecil dan rapuh daripada pasien dewasa normal. Sehingga
pertimbangkan untuk menggunakan ukuran IV Cath yang kecil (semakin besar nomor
IV Cath, semakin kecil ukurannya) disesuaikan dengan kondisi vena dan cairan yang
hendak diberikan. Biasanya menggunakan IV Cath ukuran 22 atau 24. Lihat kembali
bagian Pengantar dan Ikhtisar dari artikel ini.

44. Pasien dengan kulit gelap. Kamu dapat menggunakan manset (cuff) tekanan
darah sebagai tourniquet ketika hendak melakukan insersi IV Cath pada pasien
dengan kulit gelap. Tekanan merata yang dihasilkan manset akan membuat distensi
vena yang merata sehingga vena akan lebih jelas terlihat. Masih kurang jelas? Tenang,
kan ada alcohol swab.

45. Vena dengan katup, gunakan teknik ini. Pernah lihat benjolan-benjolan kecil
pada vena? Walaupun kecil, benjolan (katup) ini akan menghalangi dan mempersulit
insersi. Jika masih ada vena yang bersih tanpa benjolan, gunakan vena tersebut.
Namun jika semua vena mempunyai benjolan? Caranya : Segera setelah darah terlihat
di flashback chamber, lepas tourniquet untuk meminimalisir tekanan vena, masukan

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

intrafix ke catheter hub, dan masukan catheter dengan loading cairan normal saline
untuk mengembangkan katup vena. Selain menggunakan inrafix, kamu juga dapat
menggunakan spuit 3 cc untuk memasukan normal saline agar katup mengembang.

Catatan : Hanya gunakan teknik nomor 45 jika dan hanya jika tidak ada lagi vena
yang bisa di insersi selain vena dengan katup.

46. Pelajari seni distraksi. Meniup balon, bernyanyi atau menghitung bisa menjadi
pengalihan perhatian yang baik ketika melakukan insersi pada pasien-pasien dengan
pediatrik. Jangan lupa pula, libatkan keluarga sebagai support system distraction
technique.

47. Panggil bantuan. Jangan memaksakan diri. Setelah gagal beberapa kali
memasukan IV Cath, akan lebih baik untuk meminta bantuan kepada rekan sejawat
lain yang lebih berpengalaman. Jangan pernah "menghabiskan" semua area insersi,
panggil rekan sejawat jika telah 2 kali gagal.

48. Pasien dengan edema. Biasanya pasien-pasien dengan hipoalbumin, CHF, sirosis
dan lain sebagainya akan memiliki edema. Bagaimana jadinya jika edema terjadi di
kedua tangan dan kamu kesulitan untuk insersi IV Cath? Jika ada, gunakan ACE
Wrap (pembalut tangan elastis) atau jika tidak ada bisa menggunakan kasa panjang.
Balut tangan pasien yang hendak di insersi dan tinggikan selama 15-30 menit sampai
bengkak berkurang. Perhatikan ini : Ketika insersi, jangan memasukan kanula
seluruhnya, hanya masukan 8/10 bagian kanula. Ini untuk menjaga agar ketika edema
terjadi lagi, jaringan mempunyai sedikit ruang (2 bagian kanula) untuk bisa
mengembang dan kanula tidak terdorong oleh edema.

49. Jika infusan macet dan tangan pasien bengak. Jangan pernah memasukan
cairan apapun ketika tangan pasien bengkak dan infusan macet. Karena mungkin
bengkak terjadi karena adanya blood clot atau sumbatan darah. Jika kamu
mendorongnya dengan cairan, sumbatan darah tersebut mungkin akan hancur atau
justru mengalir lebih dalam dan menyumbat di vena yang lebih kecil. Ini yang
berbahaya. Sehingga, lakukan pijatan lembut disepanjang vena, lalu lakukan kompres
hangat. Jika tangan tidak membaik, cabut kanula dan pindahkan insersi di tangan yang
lain.

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.


50 Tips Keperawatan Terapi Intravena www.nugrahafauzi.info

50. Jika ke 49 tips telah dilakukan dan kamu masih gagal? Mungkin kamu kurang
percaya diri. Jangan pernah melakukan insersi jika kamu tidak yakin bahwa kamu
dapat melakukannya. Walaupun untuk kali yang pertama, bangun dulu kepercayaan
diri kamu. Yakinkan bahwa kamu pasti bisa. Ya, kamu pasti bisa!

Nah itulah 50 Tips Keperawatan Terapi Intravena : Cara Insersi IV Cath dalam
1 Tusukan. Jika ada hal yang kurang dimengerti, ada hal yang harus dikoreksi,
silahkan sampaikan melalui email : nugrahafauzi19@gmail.com. Terima kasih.

Kunjungi : www.NugrahaFauzi.Info Website tips keperawatan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai