OLEH :
KELOMPOK 3
RABIA M R0111102
NIKMA R011191040
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
perawatan cimino dan AV fistula ini tepat pada waktunya. Terima kasih pula kami ucapkan
kepada Dosen kami yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan untuk itu kami meminta kritik dan saran dari pembaca guna kesempurnaan
makalah kami kedepannya. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang
terlibat dalam penyusunan makalah kami ini.
Penulis
Daftar isi
1. Latar belakang
Setiap tahun penderita penyakit gagal ginjal meningkat, di Amerika serikat pada tahun 2002
sebanyak 34.500 penderita, tahun 2007 80.000 penderita, dan tahun 2010 mengalami peningkatan
yaitu 2 juta orang yang menderita penyakit ginjal. Sedangkan di Indonesia menurut Perhimpunan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia jumlah yang menderita penyakit gagal ginjal kronik sekitar 50 orang
per satu juta penduduk (Lukman et al., 2013).
Hemodialisis (HD) merupakan salah satu terapi untuk mengalirkan darah ke dalam suatu alat yang
terdiri dari dua kompartemen yaitu darah dan dialisat.AV fistula adalah suatu hubungan abnormal
antara arteri dan vena yang terbentuk secara kongenital, atau proses patologi, atau sengaja dibuat
untuk keperluan hemodialisa. AV fistula sengaja dibuat pada pasien gagal ginjal kronis stadium akhir
untuk keperluan akses vaskuler saat hemodialisa. Tindakan ini 2 bertujuan untuk mencegah
morbiditas dan mortalitas akibat tindakan punksi pembuluh darah saat hemodalisa. (Data dari
Instalasi Bedah Pusat). Lebih dari 300.000 individu di Amerika Serikat mengandalkan akses vaskular
untuk menerima terapi hemodialisa. Akses vaskular terus menjadi penyebab utama untuk rawat inap
dan morbiditas pada pasien dengan gagal ginjal kronik stadium akhir. Operasi cimino dan AV shunt
cubiti merupakan teknik operasi AV Fistula. Operasi cimino merupakan pilihan pertama pada teknik
AV Fistula radialis sedangkan AV Fistula cubiti merupakan pilihan kedua.
2. TUJUAN
Tujuan umum :
Untuk mengetahui cara perawatan cimino dan AV fistula pada pasien hemodialisa
Tujuan Khusus :
Mahasiswa dapat mengetahui cara perawtan cimino dan AV Fistula mulai dari persiapan
sampai evaluasi
PERAWATAN CIMINO
A. Pengertian
Adalah suatu prosedur pembedahan dengan membentuk suatu pintasan antara arteri
dan vena di daerah tertentu yang berguna untuk akses hemodialisa
B. Tujuan
Agar tindakan hemodialisa berjalan lancar dan akses vascular lancer
C. Prosedur
1. Persiapan alat
1 buah set steril dialysis terdiri dari: Kain alas dan set steril kain 1 buah ,
kassa 5 buah
1 buah mangkok kecil berisi NaCl 0.9%
1 pasang sarung tangan
1 buah arteri klem
1 buah mangkok kecil berisi betadine
1 buah mangkok berisi kassa alcohol
2 buah AV fistula
1 buah spuit 10 cc
Plester
Masker
Trolly
2. Persiapan pasien
Persiapan pasien sebelum melakukan cimino :
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital : seperti tekanan darah pasien
Melalui pemeriksaan ini akan diketahui apakah pasien mengalami
tekanan darah tinggi atau tidak, jika ada penghambat maka akan diatasi
dahulu sebelum operasi proses dijalankan.
Pemeriksaan USG
USG ini akan dilakukan untuk memetakan pembuluh darah yang akan
dihubungkan seperti juga yang dilakukan pada prinsip opersi bypass
jantung.
Permintaan dukungan kerabat.
Saat akan melakukan operasi, sebaiknya meminta dukungan orang-orang
terdekat. Berbagai dukungan ini akan sangat membantu untuk melalui
masa-masa operasi dan pengobatan.
Memberikan penjelasan prosedur yang akan dilakukan.
Dengan penjelasan akan membantu memahami segala proses dan efek
yang mungkin dilalui.
3. Pelaksanaan
Perawat mencuci tangan dan memakai masker
Membuka set steril dialysis
Menuangkan cairan NaCl 0.9% pada mangkok kecil sesuai kebutuhan
Menuangkan alkohol pada mangkok yang berisi kassa biji
Perawat memakai sarung tangan
Letakkan kain alas steril pada lengan pasien.
Lakukan desinfektan pada area penusukan menggunakan kassa alkohol.
Memberikan anestesi lokal pada cimino (tempat penusukkan/ pungsi)
baik dengan injeksi anestesi ataupun spray pada pasien yang
menginginkan anestesi
Tusuk tempat cimino dengan jarak 5 – 10 cm dari anastomose cimino
(tempat sambungan arteri dengan vena)
Setelah darah keluar isaplah dengan spuit 10 cc yang menyambung pada
AV fistula, kemudian masukkan kembali
AV fistula diklem, spuit dilepas, tutup dengan penutup, fiksasi dengan
plester, dan tutup luka tusuk dengan kassa alcohol
Tusukkan jarum AV fistula pada bagian vena yang lain dengan jarak 5 –
10 cm dari tusukan AV fistula yang satunya
Lakukan fiksasi dengan plester dan tutup dengan kassa alcohol
Akses cimino siap disambungkan dengan mesin.
Alat-alat kotor masukkan tempat sampah dan dibereskan
E. Hal - hal yang perlu diperhatikan saat operasi dan pasca operasi pemasangan
Cimino:
- Teknik sterilitas,
- Imobilisasi tangan , fiksasi dengan kuat dan pastikan aman
- Jangan biarkan orang memulai jalur IV atau menarik darah dari lengan AVF.
- Jangan biarkan seseorang mengambil tekanan darah dari lengan AVF.
- Jangan tidur di lengan AVF.
- Jangan membawa beban berat dengan lengan AVF (tidak lebih dari 10 lbs).
- Jangan memakai jam tangan, gelang atau baju ketat di atas AV Fistula.
- Jangan biarkan tali pengikat atau pegangan mengencangkan fistula, yang terbaik
adalah menghindari membawa tas atau tas di lengan itu.
- Segera hubungi dokter jika:
Ada pendarahan dari AV Fistula
Ada tanda-tanda infeksi, atau adanya perubahan penampilan pada kulit,
seperti pembengkakan, kulit merah, nanah atau jika kulit di sekitar AV
Fistula terasa hangat saat disentuh.
Ada yang menonjol di atas AV Fistula atau di tangan.
Jika mengalami demam di atas 100,5ºF (38ºC), atau menggigil.
Denyut nadi (getaran) pada AV Fistula lebih lambat dari biasanya, atau
jika tidak dapat merasakan denyut nadi.Tangan atau kaki A mati rasa,
dingin jika disentuh atau lemah.
Ada bengkak pada lengan, kaki, wajah atau leher
Bulu yang membesar muncul di lengan atas atau dada.
Ada peningkatan tekanan vena selama dialisis atau penurunan aliran
darah melalui AV Fistula.
Ada perdarahan berkepanjangan setelah dikeluarkannya jarum dialisis.
Ada perubahan dalam hasil laboratorium bulanan
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dalam melakukan setiap tindakan sebagai perawat harus melakukan sesuai protap
atau SOP yang telah dibuat dan disepakati berdasarkan literature,begitu pula dengan
tindakan perawatan cimino dan AV fistula yang dilakukan mulai dari tahap persiapan
alat, persiapan pasien, pelaksananan prosedur dan evaluasi tindakan dan tidak lupa
dengan prinsip aseptic disetiap tindakan
2. SARAN
Disarankan bagi perawat dalam melakukan tidakan untuk selalu merujuk kepada
prosedur tetap atau SOP yang ada ditempat kita bekerja nantinya agar tidak terjadi
hal yang tidak dinginkan atau kejadian mal praktek yang dapat merugikan pribadi
dan instansi serta profesi.
Daftar pustaka
Woo, et al. Uptodate (2018). Arteriovenous Graft Creation for Hemodialysis and It’s
Complications.
http://www.laminatemedical.com/take-care-av-fistula-surgery/
https://avshuntindonesia.com/images/blog/BLOG__av-shunt-untuk-
hemodialisis__20200214113542.jpg