Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENAMBAHAN ADDITIVE

GILSONITE HMA MODIFIER GRADE TERHADAP KINERJA ASPAL


PORUS

JURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh :

NIZAR RAMADHAN NIM. 0910610075-61


RACHMAD REZA B. NIM. 0910610079-61

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
MALANG
2014

1
PENGARUH PENAMBAHAN ADDITIVE
GILSONITE HMA MODIFIER GRADE TERHADAP KINERJA ASPAL
PORUS
Nizar Ramadhan, Rachmad Reza B, Ir. Ludfi Djakfar, MSCE, Ph.D,
Hendi Bowoputro, ST., MT
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan M.T. Haryono 167 Malang 65145, Jawa Timur - Indonesia
E-mail: nizar.ramadhan99@yahoo.com , r.reza_wae@yahoo.co.id

ABSTRAK
Aspal Porus adalah salah satu tipe perkerasan yang dikembangkan di Amerika, Eropa
dan Australia. Gradasi yang digunakan aspal porus memiliki prosentase agregat halus yang
rendah dan prosentase agregat kasar tidak kurang 85% dari volume campuran. Adanya
rongga/pori tersebut menyebabkan campuran memiliki nilai stabilitas yang lebih rendah
dibanding dengan campuran aspal konvensional. Guna meningkatkan stabilitas pada Aspal
Porus maka diberikan zat additive Gilsonite HMA Modifier Grade sehingga dapat
meningkatkan daya rekat pada agregat.
Tujuan dilakukan Penelitian ini Dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan
Gilsonite HMA Modifier Grade dan suhu perendaman Waterbath. Hal ini akan ditinjau dari
nilai Marshall. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan
standart gradasi aspal porus British (BS) dan menggunakan variasi kadar aspal 4%-7% Dan
juga digunakan variasi kadar Gilsonite sebesar 6%-10% dan Variasi suhu perendaman
Waterbath 55C - 75C dengan peningkatan suhu tiap 5C yang masing-masing variasi
dibuat dalam 3 benda uji.
Hasil penelitian yang didapat pada standar gradasi British memenuhi spesifikasi
Marshall AAPA. Untuk meningkatkan karakteristik Marshall penelitian ini digunakan zat
additive Gilsonite dengan kadar 6% - 10% dari berat Kadar Aspal Optimum yang di dapat.
Setelah penambahan zat additive Gilsonite nilai stabilitas pada campuran Aspal Porus
mengalami peningkatan yang signifikan pada semua suhu perendaman Waterbath 55C -
75C, namun nilai VIM pada campuran Aspal Porus mengalami penurunan hingga tidak
memenuhi syarat spesifikasi. Hal ini dikarenakan zat additive Gilsonite tidak tercampur
seluruhnya dengan aspal pada suhu pencamuran 160C sehingga fungsi zat additive
Gilsonite berubah menjadi filler pada campuran. Untuk membuktikan hal ini maka dilakukan
pembuatan benda uji dengan perlakuan suhu pencampuran Gilsonite dengan aspal pada suhu
200C. Perlakuan suhu pencampuran ini menunjukan peningkatan yang signifikan pada
karakteristik Marshall Aspal Porus.

Kata kunci : Aspal Porus, Standar Gradasi British , Karakteristik Marshall, Permeabilitas,
Gilsonite, Suhu Waterbath

2
I. Pendahuluan dapat meningkatkan daya lekat antar
1.1 Latar Belakang agregat.
Banjir merupakan masalah yang kini Dengan semakin banyaknya daerah
sering terjadi di kota kota besar di yang tergenang banjir saat musim hujan dan
Indonesia. Hal ini menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan keselamatan saat
penyebab terjadinya kerusakan jalan. Banjir musim hujan, seperti yang telah dipaparkan
yang sering terjadi disebabkan oleh corah diatas, melatar belakangi penulis
hujan yang tinggi di daerah tropis. mengadakan penelitian mengenai
Guna memberi solusi ketika terjadi PENGARUH PENAMBAHAN
hujan yang menimbulkan banjir, maka ADDITIVE GILSONITE HMA MODIFIER
banyak penelitian yang mengembangkan GRADE TERHADAP KINERJA ASPAL
jenis perkerasan aspal porus. Aspal porus PORUS.
adalah campuran beraspal yang didesain
1.2 Rumusan Masalah
mempunyai porositas lebih tinggi Premasalahan yang akan dibahas pada
dibandingkan jenis perkerasan yang lain. penelitian ini adalah :
Campuran Aspal porus menggunakan a. Bagaimana pengaruh penambahan
gradasi seragamatau dengan kata lain aspal Gilsonite HMA Modifier Grade terhadap
porus memiliki ciri komposisi agregat kasar
karakteristik Marshall?
yang lebih banyak dari pada agregat halus, b. Berapa persentase kadar Gilsonite HMA
Hal ini menyebabkan aspal porus memiliki Modifier Grade optimum yang
rongga yang besar. ditambahkan pada campuran Aspal
Perkerasan aspal porus memiliki Porus?
fungsi khusus. Dengan memanfaatkan pori
c. Bagaimana pengaruh suhu saat
yang ada dalam campuran, dapat perendaman Waterbath terhadap
mengalirkan air dipermukaan jalan ke stabilitas Aspal Porus dengan additive
lapisan bawah sehingga tidak terjadi Gilsonite HMA Modifier Grade?
genangan dipermukaan jalan. Namun
dengan adanya pori-pori yang lebih besar 1.3 Tujuan Penelitian
dari perkerasan konvensional, maka Beberapa tujuan yang diharapkan dalam
perkerasan aspal porus memiliki nilai penelitian ini adalah :
stabilitas marshall yang rendah a. Untuk mengetahui pengaruh
dibandingkan dengan jenis perkerasan penambahan Gilsonite HMA Modifier
konvensional. Grade terhadap karakteristik Marshall.
Untuk meningkatkan kekuatan b. Menentukan persentase kadar Gilsonite
Dalam upaya meningkatkan HMA Modifier Grade optimum yang
kekuatan struktur perkerasan jalan ditambahkan pada campuran Aspal
disamping perlu adanya penggunaan Porus.
campuran beraspal panas dengan pemilihan c. Untuk mengetahui pengaruh suhu saat
jenis material yang baik dapat pula dengan perendaman terhadap stabilitas Aspal
memodifikasi dengan menggunakan bahan Porus dengan additive Gilsonite HMA
tambahan sehingga diharapkan bisa Modifier Grade.
meningkatkan kinerja campuran aspal
khususnya pada nilai stabilitasnya. Salah II. Metode Penelitian
satu bahan yang dapat digunakan yaitu Pelaksanaan penelitian dilakukan di
bahan yang dapat menambah daya rekat Laboratorium Jalan Raya, Fakultas Teknik,
(Gilsonite HMA Modifier Grade). Bahan ini Jurusan Sipil, Universitas Brawijaya.
memberikan banyak keuntungan dalam Dilaksanakan mulai bulan April 2014
konstruksi perkerasan jalan, diantaranya sampai dengan bulan Juli 2014. Tahapan
penelitian ini meliputi:

3
1) Persiapan Peralatan A = Luas potongan specimen (cm2)
Peralatan disiapkan sebelum proses t = Waktu yang dibutuhkan untuk
penelitian dengan memperhatikan efisiensi mengalirkan air dari h1 ke h2 (s)
waktu penelitian. h1 = Tinggi batas air paling atas pada
tabung (cm)
2) Persiapan Material
h2 = Tinggi batas air paling bawah pada
Pada Persiapan material dilakukan
tabung (cm)
sebelum penelitian agar tidak menghambat
jalannya penelitian.
7) Pengujian Marshall Standart
3) Penetuan Kadar Aspal Rencana Pengujian pada tahap ini untuk
4) Jumlah Benda Uji mendapatkan data guna penentuan kadar
Pembuatan benda uji digunakan untuk aspal optimum dan data durabilitas.
mencari kadar aspal optimum dengan Tahapan pengujian Marshall Standart
beberapa variasi kadar aspal, juga untuk adalah sebagai berikut :
mengetahui VIM, Flow, MQ dan stabilitas a. Benda uji ditimbang dalam
dari masing masing variasi. keadaan kering serta diukur tinggi
dan diameternya.
5) Proses Pembuatan Benda Uji b. Benda uji direndam dalam air
Benda uji dibuat dengan langkah selama 24 jam.
langkah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan agregat sesuai c. Setelah direndam ditimbang berat
dengan komposisi campuran yang SSD dan berat dalam air.
akan digunakan. d. Benda uji dimasukan dalam water
b. Memanasakan agregat dan aspal bath pada suhu 60C selama 30
sampai suhu tertentu, untuk aspal menit.
dan agregat 160C sedangkan suhu Dilakukan Marshall Test untuk
pencampuran 150C. mendapatkan stabilitas dan kelelehan (flow).
c. Pada suhu yang telah ditentukan,
8) Pemeriksaan Material
agregat yang telah dipanasakan
Pemeriksaan material yang dilakukan
dicampur dengan aspal dengan
antara lain:
komposisi tertentu sampai rata.
a. Agregat
d. Campuran dipadatkan dengan Agregat yang digunakan dalam
Marshall Compaction pada suhu penelitian ini adalah batu pecah,
160C, dengan jumlah pukulan dimana pengujian ini berdasarkan
sebanyak 2 50 pukulan. spesifikasi Revisi SNI 03-1737-
e. Setelah dipadatkan benda uji 1989.
didiamkan selama 1 hari untuk b. Aspal
dilakukan uji permeabilitas. Aspal yang digunakan dalam
penelitian ini adalah aspal keras
6) Pengujian Permeabilitas dengan penetrasi 60/70. Pengujian
Untuk mengukur besarnya ini berdasarkan spesifikasi Revisi
permeabilitas dari benda uji yang dibuat SNI 03-1737-1989.
maka dilakukan pengujian Falling Head.
1 9) Benda Uji
= 2,3 [log( )]
2 Pada penelitian ini dipakai kadar aspal
Dimana : sebesar 4%, 5%, 6%, 7% dari berat agregat,
k = Koefisien permeabilitas air (cm/s), yaitu 900 gram. Serta digunakan variasi zat
a = Luas potongan melintang tabung aditif Gilsonite sebesar 6%, 7%, 8%, 9% dan
(cm2) 10%.
L = Tebal spesimen (cm),

4
10 >15 Memen
3. Daktilitas mm -
0 00 uhi
10) Rancangan Penelitian Titik 20 Memen
Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan 4. C - 320
Nyala 0 uhi
benda uji dan analisa hasil penelitian,
Titik 20 Memen
rancangan penelitian antara lain: 5. C - 346
Bakar 0 uhi
Tabel 2.1 Jumlah benda uji dengan variasi Berat 1.06 Memen
kadar aspal pada campuran Aspal Porus 6. 1 -
Jenis 1 uhi
Jumlah Benda Uji pada Setiap %
* Standar Bina Marga Untuk Agregat Pada Campuran Aspal Beton
Standart Perencanaan Panas
4% 5% 6% 7% KAO
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik
British Standard 3 3 3 3 3 Aspal Pen 60/70 Dengan Penambahan
Setelah mendapatkan kadar aspal Persentase Kadar Gilsonite
optimum dari penelitian di atas, dilanjutkan Spek Pen
% Kadar Gilsonite
penelitian Pemberian variasi kadar Additive N Sifat-
Unit
60/70

Gilsonite berdasarkan KAO dan suhu o sifat


Min.
Ma
0 2 4 6
Waterbath. ks
Pene 0.1
Tabel 2.2 Jumlah benda uji dengan variasi 1. 60 79 62 53.4 45.8 44
trasi mm
kadar Gilsonite HMA Modifier Grade pada
Titik
campuran Aspal Porus
2. Lemb C 48 54 56 57 61
Kadar Gilsonite HMA Modifer Grade dari KAO ek
Suhu waterbath
Titik
6% 7% 8% 9% 10% 3. C 100 - 321 336 342 342
Nyala
55C 3 3 3 3 3
60C 3 3 3 3 3
3.1.2 Pengujian Karakteristik Agregat
65C 3 3 3 3 3
Tabel 3.3 Pengujian Karakteristik Agregat
70C 3 3 3 3 3
Spesifikasi*
75C 3 3 3 3 3 No. Uraian Unit Hasil Keterangan
Min Maks

11) Analisa Data Agregat Kasar

Dalam menganalisis data digunakan 1 Berat Jenis Curah - 2.5 - 2.642 Memenuhi
pendekatan analisis varian. 2 Berat Jenis SSD - - - 2.690 Memenuhi

3 Berat Jenis Semu - - - 2.776 Memenuhi

II. Pembahasan 4 Penyerapan Air % - 3 1.818 Memenuhi

3.1 Pengujian Material 5 Pengujian Los Angeles % - 40 12.748 Memenuhi

6 Nilai Tumbukan % - 30 12.186 Memenuhi


3.1.1 Pengujian Karakteristik Aspal
Tabel 3.1 Pengujian Karakteristik Aspal Spesifikasi*
Spesifika No. Uraian Unit Hasil Keterangan
Min Maks
Uni si* Has Ketera
No Uraian Agregat Halus
t Mi Ma il ngan
n. ks. 1 Berat Jenis Curah - 2.5 - 2.733 Memenuhi

61.7 Memen 2 Berat Jenis SSD - 2.5 - 2.770 Memenuhi


1. Penetrasi mm 60 79
78 uhi 3 Berat Jenis Semu - - - 2.839 Memenuhi

Titik Memen 4 Penyerapan Air % - 3 1.359 Memenuhi


2. C 48 58 49
Lembek uhi

5
y = -1.2398x2 + 12.332x - 11.235
R = 0.6393
Hubungan Persentase Aspal
terhadap VIM

Rongga Terisi Aspal (%)


26
3.2 Pembuatan Benda Uji untuk
24
Menentukan KAO
22
Jumlah benda uji dengan variasi kadar
20
aspal 4% - 7% :
18
Tabel 3.4 Rancangan Pembuatan Benda 16
Uji 14
Jumlah Benda Uji pada Setiap % 12
Standart Perencanaan 10
4% 5% 6% 7% KAO 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0

Persentase Aspal (%)


British Standard 3 3 3 3 3
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Prosentase
Berikut ini ditampilkan hasil Aspal terhadap VIM
perhitungan penelitian marshall standart
y = -9.8793x2 + 156.84x - 60.114
pada penelitian yang telah dilakukan. R = 0.2666
Hasil Pengujian Marshall pada Hubungan Persentase Aspal terhadap Stabilitas
800
variasi kadar aspal adalah :
700
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Marshall
stabilitas

standart British 600

Kadar Stabilita 500


VIM Flow MQ
Aspal s 400
(%) (%) (kg/cm2) (mm) (kg/mm)
300
4 18.68 255.06 2.50 102.02
4 16.57 631.21 2.10 300.58 200
3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
4 19.50 386.79 1.00 386.79
Persentase Aspal (%)
5 19.23 425.59 2.50 170.24
5 19.90 494.90 2.80 176.75 Gambar 3.2 Grafik Hubungan Prosentase
5 19.20 418.41 2.20 190.18 Aspal terhadap Stabilitas
6 17.39 540.64 2.26 239.22
y = 0.045x2 - 0.2397x + 2.2223
6 18.30 524.73 1.80 291.52
R = 0.2943
6 18.62 565.28 2.10 269.18 Hubungan Persentase Aspal
7 17.72 614.78 2.80 219.57 terhadap Flow
7
7 11.65 515.85 3.10 166.40
6
7 13.65 511.12 2.70 189.30
kelelehan

3.4 Penentuan KAO 4

Dari hasil pengujian Marshall telah 3


diketahui nilai VIM, Stabilitas, Flow, dan 2
MQ dari campuran yang digunakan pada 1
penelitian ini. Kadar Aspal Optimum
0
didapat dari nilai VIM, Stabilitas, Flow, dan 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
MQ yang memenuhi syarat standar untuk Persentase Aspal (%)
campuran aspal porus. Penentuan Kadar Gambar 3.3 Grafik Hubungan Prosentase
Aspal Optimum ditentukan dari perhitungan Aspal terhadap Flow
dengan metode grafik dan grafik pita.

6
y = -0.1745x2 - 9.8237x + 285.32 Berikut ini ditampilkan hasil
R = 0.0302
perhitungan penelitian marshall standart
Hubungan Persentase Aspal terhadap MQ
500 pada penelitian yang telah dilakukan.
Berat Isi Agregat

400 Tabel 3.7 Hasil Pengujian Marshall


standart British pada suhu Waterbath 60C
300
SUHU 60C
200

100 Kadar
VIM Stabilitas Flow MQ
Aditif
0
3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0
Persentase Aspal (%) (%) (%) (kg/cm2) (mm) (kg/mm)
Gambar 3.4 Grafik Hubungan Prosentase 6 14.461 1032.96 2.5 413.185
Aspal terhadap MQ 6 12.968 881.429 2.4 367.262
6 12.922 884.07 2.6 340.027
STANDART BRITISH 7 11.787 1192.29 3.75 317.945
VIM 7 13.749 856.385 4 214.096
Stabilitas 7 11.268 788.862 3.8 207.595
8 10.281 974.962 3.5 278.560
Flow
8 10.895 1087.33 2.1 517.776
MQ 8 11.924 858.846 2.6 330.325
9 13.862 910.555 2.5 364.222
4% 5% 5.58% 6% 7%
9 13.626 1030.62 2.8 368.077
5.75% 9 12.268 870.228 2.7 322.307
Gambar 3.5 Grafik Pita Campuran Aspal 10 14.280 995.917 1.8 553.287
Porus Standar British 10 14.371 939.355 2.5 375.742
3.5 Pembuatan Benda Uji dengan Variasi 10 13.180 884.098 2.5 353.639
Kadar Aditif
Jumlah benda uji dengan variasi kadar 3.6 Penentuan Kadar Additive Optimum
additive 6% - 10% dan suhu waterbath Dari hasil pengujian Marshall telah
55C - 75C dengan kenaikan suh 5C: diketahui nilai VIM, Stabilitas, Flow, dan
MQ dari campuran yang digunakan pada
Tabel 3.6 Jumlah benda uji dengan variasi penelitian ini. Kadar Additive optimum
kadar Gilsonite HMA Modifier Grade pada didapat dari nilai VIM, Stabilitas, Flow, dan
campuran Aspal Porus MQ yang memenuhi syarat standar untuk
campuran aspal porus. Penentuan Kadar
Kadar Gilsonite HMA dari KAO Additive ditentukan dari perhitungan
Suhu waterbath dengan metode grafik dan grafik pita.
6% 7% 8% 9% 10%
55C 3 3 3 3 3
60C 3 3 3 3 3
65C 3 3 3 3 3
70C 3 3 3 3 3
75C 3 3 3 3 3

7
y = 0.4146x2 - 7.0424x + 38.307 y = 11.619x2 - 162.24x + 773.52
R = 0.1667 R = 0.5486
Hubungan Persentase Aspal terhadap Hubungan Persentase Gilsonite terhadap
VIM MQ
600
25
23
Rongga Terisi Aspal (%)

500
21
19 400
17

MQ
300
15
13 200
11
9 100
7
0
5
5.005.506.006.507.007.508.008.509.009.5010.00
10.50
11.00
5.005.506.006.507.007.508.008.509.009.5010.00
10.50
11.00
Presentase Gilsonite (%) Persentase Gilsonite (%)

Gambar 3.9 Grafik Hubungan MQ dan


Gambar 3.6 Grafik hubungan VIM dan
Kadar Gilsonite pada Suhu Waterbath 60C
Kadar Gilsonite pada Suhu Waterbath 60C
SUHU 60 C

VIM
y = 13.404x2 - 149.22x + 1141.1
R = 0.7477
Stabilitas
Hubungan Persentase Gilsonite terhadap
Stabilitas
1200
Flow
1100
1000
MQ
Stabilitas

900
800
6% 7% 8% 9% 10%
700
8%
600
Gambar 3.10 Grafik Pita pada Suhu
500
Waterbath 60C
400
5.005.506.006.507.007.508.008.509.009.5010.00
10.50
11.00
Persentase Gilsonite (%) 3.7 Pengaruh Suhu Waterbath pada
Gambar 3.7 Grafik hubungan Stabilitas dan Benda Uji dengan Variasi Kadar
Kadar Gilsonite pada Suhu Waterbath Gilsonite
60C Dari hasil pengujian Marshall
didapatkan nilai perbandingan suhu
y = -0.1262x2 + 1.9557x - 3.7905 Waterbath dengan VIM, Stabilatas, Flow,
R = 0.1492
Hubungan Persentase Gilsonite terhadap Flow dan MQ (Marshall Quotient) adalah sebagai
7 Berikut :
6 y = -1.9607x2 + 232.69x - 6135.3
R = 0.7652
5 Hubungan Suhu Waterbath terhadap
Flow

1200 Stabilitas
4 1000
Stabilitas

3 800
2 600

1 400
200
0
50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00
5.005.506.006.507.007.508.008.509.009.5010.00
10.50
11.00
Suhu Waterbath (C)
Persentase Gilsonite (%) Gambar 3.11 Grafik hubungan Stabilitas
Gambar 3.8 Grafik Hubungan Flow dan dan Suhu Waterbath pada kadar Gilsonite
Kadar Gilsonite pada Suhu Waterbath 60C 6%

8
3.8 Analisis Statistik Pengaruh Kadar
y = -0.0308x2 + 3.8936x - 111.55 Aditif Gilsonite dan suhu Waterbath
R = 0.3582
terhadap Karakteristik Marshall.
Hubungan Suhu Waterbath terhadap
VIM Berdasarkan data penelitian yang
25 didapatkan, untuk mengetahui adanya
23 pengaruh variasi aditif dan suhu waterbath
Rongga Terisi Aspal (%)

21 atau perbedaan dari variabel yang


19 digunakan pada penelitian ini, maka
17
15
dilakukan analisis statistik menggunakan
13 Two Way ANOVA.
11
Tabel 3.8 Tabel Analisis Ragam (ANOVA)
9
7
pada Stabilitas berdasarkan respon variabel
5
50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00

Suhu Waterbath (C)

Gambar 3.12 Grafik hubungan VIM dan


Suhu Waterbath pada kadar Gilsonite 6%
y = -0.0053x2 + 0.6533x - 16.867
R = 0.3687
Hubungan Waterbath terhadap Flow
7
6
5
Flow

4 Keputusan:
3 Berdasarkan hasil analisis pada
2
Tabel 3.8 di atas, didapatkan nilai
1
signifikansi untuk perlakuan suhu, kadar,
dan interaksi antara suhu dan kadar terhadap
0
50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 stabilitas masing-masing adalah 0.000,
Suhu Waterbath (C) 0.001, 0.000. Ketiga faktor tersebut dapat di
katakan signifikan karena memiliki nilai
Gambar 3.13 Grafik hubungan Flow dan
signifikansi kurang dari alfa (0.05) yang
Suhu Waterbath pada kadar Gilsonite 6%
artinya H0ditolak, sehingga dapat
y = -0.3789x2 + 43.466x - 987.14 disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
R = 0.3752
Hubungan Suhu Waterbath terhadap variasi suhu, kadar dan interaksi antara suhu
600
MQ dan kadar terhadap stabilitas.
500 3.9 Analisa Hasil Uji Marshall Standart
400
MQ

Analisa Marshall dari pembuatan


300
benda uji dengan variasi kadar aspal 4% -
200
7% meliputi analisa hubungan karakteristik
100 marshall dengan kadar aspal.
0
50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 1) Analisa Hubungan Stabilitas dengan
Suhu Waterbath (C) Kadar Aspal
Gambar 3.14 Grafik hubungan MQ dan Nilai stabilitas yang disyaratkan
Suhu Waterbath pada kadar Gilsonite 6% yaitu >500. Penelitian ini menggunakan
standar British nilai stabilitas dengan
kadar aspal 4% sampai 7% semuanya
memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.

9
2) Analisa Hubungan Flow dengan Kadar genangan. Pengujian permeabilitas yang
Aspal dilakukan dalam penelitian ini adalah
Nilai Flow yang di syaratkan yaitu 2 dengan metode Falling Head . Variabel
-6 mm, Pada standar British yang yang mempengaruhi kecepatan
digunakan pada penelitian nilai flow permeabilitas antara lain tinggi benda uji,
kadar aspal 4% sampai 7% semuanya beda tekan aliran air, dan luas penampang.
memenuhi spesifikasi yang disyaratkan Berikut ini akan ditampilkan hasil
yaitu sebesar 2.332 mm. perhitungan debit (Q) berdasarkan
pengujian permeabilitas dengan variasi
3) Analisa Hubungan MQ dengan Kadar kadar aspal :
Aspal
Tabel 3.9 Hasil Pengujian
Untuk standar British yang
Permeabilitas Debit dengan Variasi Kadar
digunakan pada penelitian ini nilai MQ
Aspal
dengan kadar aspal 4% - 7% semuanya
memenuhi spesifikasi yang disyaratkan
yaitu maksimum 400 kg/mm,
Kadar Suhu Waterbath
Debit Rata-Rata
Aspal
4) Analisa Hubungan VIM dengan Kadar
60C
Aspal
Besarnya nilai VIM yang 977.981
4% 977.981 906.263
disyaratkan berdasarkan standar
762.825
Australia adalah 18% - 25%. Untuk 977.981
standar British semua kadar aspal yang 5% 1030.845 987.453
digunakan memenuhi spesifikasi yang 953.532
disyaratkan yaitu dengan kadar aspal 4% 762.825
- 7%. 6% 537.201 698.212
794.610
586.789
3.10 Analisa Hubungan antara Kadar
Gilsonite dan suhu Waterbath dengan 7% 615.182 605.717
Karakteristik Marshall 615.182

Dalam penelitian ini dilakukan Berikut ini akan ditampilkan hasil


perlakuan variasi suhu Waterbath yang perhitungan Debit (Q) berdasarkan
dilakukan untuk mengetahui ketahanan zat pengujian permeabilitas dengan variasi
additive Gilsonite terhadap suhu yang kadar aditif Gilsonite :
dimana variasi suhu Waterbath yaitu 55C,
60C,65C, 70C, 75C. Pada hasil Suhu Kadar Debit Rata-
Debit
Waterbath Gilsonite Rata
pengujian Marshall didapatkan nilai
stabilitas pada kadar Gilsonite optimum 930.275
masing-masing suhu Waterbath yaitu 6% 908.125 895.328
sebesar 1043.54 kg, 805.20 kg, 825.41 kg, 847.584
747.868
563.88 kg, dan 510.22 kg, Hal ini 7% 794.610 758.655
menunjukan bahwa semakin tinggi suhu 733.486
Waterbath maka nilai stabilitas Marshall 847.584
semakin menurun 60C 8% 908.125 880.905
887.006
3.12 Pengujian Permeabilitas 693.478
Kemampuan permeabilitas diuji 9% 663.326 683.427
untuk dapat mengetahui berapa kemampuan 693.478
campuran Aspal porus dalam mengalirkan 693.478
air hujan kedalam tanah tanpa menyebabkan 10% 693.478 702.201
719.647

10
Berdasarkan table di atas didapatkan 8% dari perhitungan grafik pita.
debit rata-rata yang maksimum pada kadar Penambahan zat additive berpengaruh
aditif 6% sebesar 895,328 cm3/det. signifikan terhadap peningkatan nilai
stabilitas perkerasan Aspal Porus. Nilai
IV. Kesimpulan dan Saran stabilitas yang dicapai pada KAO 5.75%
4.1 Kesimpulan tanpa menggunakan zat additive adalah
515.081 kg sedangkan nilai stabilitas
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pada kadar KAO 5.75% dengan zat
maka dapat disimpulkan sebagai berikut : additive Gilsonite HMA Modifier Grade
optimum 8% adalah 805.196 kg.
a. Penambahan variasi kadar zat additive
Gilsonite HMA Modifier Grade pada c. Pada suhu Waterbath 70C dan 75C
Aspal Porus standar British karakteristik Marshall Stabilitas dan
mempengaruhi karakteristik Marshall Flow mengalami penurunan. Hal ini
VIM, Stabilitas, Flow, dan MQ seperti dikarenakan sifat dari zat additive
penjelasan di bawah ini : Gilsonite HMA Modifier Grade yang
Nilai VIM mengalami penurunan kurang kuat terhadap suhu yang tinggi.
dengan bertambahnya kadar Gilsonite
dalam campuran. Nilai VIM menjadi
8.141% pada kadar Gilsonite optimum 4.2 Saran
8%. Hal ini dapat dikarenakan kurang Beberapa saran yang dapat disampaikan
tingginya suhu pencampuran terhadap untuk lebih menyempurnakan penelitian ini
aspal dengan Gilsonite. Pada penelitian antara lain :
ini dilakukan pencampuran aspal a. Perlu diperhatikan dalam proses
dengan Gilsonite dengan suhu 160C pencampuran aspal dengan zat additive
namun terlihat bahwa bahan Gilsonite Gilsonite HMA Modifier Grade.
belum terlarut secara sempurna, b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
sehingga Gilsonite pada suhu dengan menggunakan standar gradasi
pencampuran ini diindikasikan yang lain agar didapatkan karakteristik
berfungsi sebagai filler. Hal ini Marshall VIM yang lebih baik.
menyebabkan nilai VIM menjadi turun
dari 18.863% menjadi 8.141%. c. Perlu dilakukan pengujian di lapangan
untuk mendapatkan hasil yang realistis.
Nilai Stabilitas mengalami peningkatan.
Dari nilai stabilitas benda uji tanpa d. Pemilihan gradasi yang menggunakan
menggunakan Gilsonite yaitu sebesar agregat halus lebih sedikit agar
515.081 kg menjadi 805.196 kg setelah menghasilkan nilai VIM yang
penambahan Gilsonite. memenuhi persyaratan.
Nilai flow mengalami penurunan. Dari Daftar Pustaka
nilai flow tanpa menggunakan Gilsonite
yaitu dari 2.332 mm menjadi 3.778 mm Anonim. 1976. Manual Pemeriksaan
setelah penambahan Gilsonite. Nilai Bahan. Jakarta : Departemen
flow keseluruhan di atas persyaratan Pekerjaan Umum Bina Marga.
minimal 2 mm. Australian Asphalt Pavement Association.
Nilai MQ pada campuran Aspal Porus 2004. National Asphalt Specification.
dengan penambahan Gilsonite optimum
adalah sebesar 219.216 kg/mm. Nilai Basuki, Rachmad dan Machsus. 2007.
keseluruhan di bawah persyaratan Penambahan Gilsonite Resin pada
maksimal 400 kg/mm. Aspal Prima 55 untuk
meningkatkan Kualitas Perkerasan
b. Didapatkan kadar zat additive Gilsonite Hotmix. Jurnal Aplikasi. 3, (1), 16
HMA Modifier Grade optimum sebesar 27.

11
Bina Marga. 2006. Spesifikasi Umum Concrete Wearing Course
Campuran Berbutir Panas. (ACWC1) Terhadap Nilai
Properties Marshall dan Modulus
Bruce. K.F. 2005. Porous Pavement. CRC
Kekakuan. Tesis Magister
PRESS. United States of America
Universitas Diponegoro Semarang
Krebs, R.D dan Walker, R.D. 1971. : tidak diterbitkan.
Highway Materials. McGraw-Hill
Yamin. M. 2001. Modifikasi Marshall
Book Company. New York, USA.
Dalam Perencanaan Campuran
Mukhlis, Fauna Adibroto. 2006. Pengaruh Porus Aspal Untuk Cement
Penggunaan FillerPrtland Cement Treated Asphalt Mixture
dalam Campuran Asphaltic (CTAM). Bali
Concrete (AC) Terhadap Sifat
Marshall dan Nilai Struktural.
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa. 2,
(1), 1 13.
Sarwono, D dan Astuti K. W . 2007.
Pengukuran Sifat Permeabilitas
Campuran Porous Asphalt.
Media Teknik Sipil.
Setyawan. A dan Sanusi. 2008. Observasi
Properties Aspal Porus Berbagai
Gradasi Dengan Material Lokal.
Media Teknik Sipil.
Sujono. E. R. 2012. Pengaruh Daya
Dukung dan Permeabilitas Akibat
Variasi Gradasi Agregat Lapisan
Pondasi Porous Pavement.
Malang.
Sukirman, S. 2003. Beton Aspal Campuran
Panas. Granit. Jakarta.
Suprapto, T.M. 2004. Bahan Dan Struktur
Jalan Raya. Biro Penerbit Teknik
Sipil Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Tanan, B. 2010. Kajian Eksperimental
Karakteristik Aspal Porus dengan
Menggunakan High Bounding
Asphalt (HBA 50) dan Agregat
Maksimum 14 mm. Adiwidia.
The Asphalt Institute. 1984. Mix Design
Methods for Asphalt Concrete and
other Hot Mix Types, Manual
Series No 2 ( MS-2 ). 1 st Edition,
Lexington, Kentucky, USA.
Wardoyo, Joko. 2003. Pengaruh Bahan
Tambah Gilsonite pada Asphalt

12

Anda mungkin juga menyukai