Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING NURSING CARE

FRAKTUR
Disusun untuk memenuhi penilaian mata kuliah
Blok Sistem Muskoloskeletal

Dosen Pembimbing : Ns. Evi H, MHS

Disusun oleh:
Kelompok 3 Reguler 1:

Angelina Putri Bestari 165070200111023


Aini Nur Farihah 165070200111025
Dhea Anggraeni Rahayu 165070200111027
Winda Tri Anggraeni 165070201111031
Virta Febrina Kusumawati 165070207111001
Meutia Hana Ashila 165070207111003
Dian Azizah Ramadhani 165070207111013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
I. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
a. Nama : Tn.A
b. Usia : 36 Tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
2. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama : Pasien mengeluh nyeri pada kaki kiri
b. Kualitas keluhan : Berat (Skala nyeri 10) apabila digerakkan
c. Faktor pencetus : Jatuh akibat terpleset dari sepeda motor
d. Faktor pemberat : Apabila digerakkan
e. Diagnosa medis : Closed fraktur tibia sinistra
3. Riwayat kesehatan saat ini
Pasien mengeluh kaki kiri sangat sakit, setelah terpleset dari motor
akibat melewati jalan berlubang. Kaki kirinya terlihat bengkak dan tidak
dapat digerakkan. Pasien kemudian dibawa ke rumah sakit karena kaki
terasa semakin nyeri. Pasien akan direncanakan untuk dilakukan ORIF,
tetapi keluarga menolak karena pasien akan dibawa ke sangkal putung
dengan alasan mengehemat financial. Saat ini perawat memberi edukasi
kepada pasien dan keluarganya.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
- TTV : Nadi 80x/menit
b. Ekstremitas bawah kiri
- CRT : 2 detik
- Kaki kiri bengkak, bengkok, dan tidak dapat digerakkan
- Bidai (+) sinistra
- Hasil X-Ray menunjukkan bahwa closed fraktur tibia sinistra
- Long leg cast saat di IGD
- Kaki kiri susah digerakkan (+)
- Tidak pucat
- Kekuatan otot ka/ki
5 5
5 1

- Edema (-)
- Skala nyeri 6
- Suhu terasa hangat
- Paresthesia (+)
5. Hasil pemeriksaan penunjang
X-Ray Cruris AP/Lat menunjukkan bahwa Closed fracture tibia sinistra
6. Terapi medis
Saat di IGD dipasang bidai, kemudian dilakukan X-Ray dan dipersiapkan
dipasang long leg cast sebagai tindakan pertolongan pertama

II. ANALISA DATA


No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS: Terpleset dari sepeda motor Resiko disfungsi
Pasien mengeluh kaki kiri neuromuscular perifer
sangat sakit Kaki kiri bengkak, bengkok
DO: dan sulit digerakkan
- Kaki kiri pasien tampak
bengkak dan sulit Hasil X-Ray Cruris closed
digerakkan fraktur tibia sinistra
- Skala nyeri (+) dengan
skala 6 Kerusakan tulang (putusnya
- Nadi (+) 80x/menit vera arteri)
- Suhu kaki hangat
- Hasil X-Ray Closed Rentang terhadap gangguan
fraktur tibia sinistra sirkulasi sensasi, atau
gerakan ekstremitas yang
dapat mengganggu
kesehatan
Resiko disfungsi
neuromuscular perifer
2. DS: Terpleset dari sepeda motor Nyeri akut
- Pasien mengeluh kaki
kiri sangat sakit Kaki kiri bengkak, bengkok
- Pasien mengatakan dan sulit digerakkan
bahwa skala nyeri 10
dari rentang 1-10 Hasil X-Ray Cruris closed
DO: fraktur tibia sinistra
- Kaki kiri pasien tampak
bengkak, bengkok dan Cedera sel
sulit digerakkan
- Bidai (+) sinistra Degranulasi sel mast
- Hasil X-Ray Closed
fraktur tibia sinistra Pelepasan mediator kimia
- Long leg cast di IGD
(+) Nociceptor
- Kaki kiri sulit
digerakkan (+) Medulla spinalis
- CRT kaki kiri 2 detik
- Paresthesia (+) Korteks cerebri
- Suhu kaki hangat
Nyeri akut
3. DS: - Factor resiko (kecelakaan) Hambatan Mobilitas Fisik
DO:
- Kaki kiri terlihat Trauma eksternal lebih kuat
bengkak ,bengkok daripada tulang
dan sakit bila
digerakan Terjadi fraktur
- Bidai (+) sinistra
- Long leg cast (+)
- Kekuatan otot Hasil pemeriksaan closed
5 5 fraktur tibia sinista
5 1
Terjadi trauma jaringan
- Skala nyeri bila
digerakan 6 Kekuatan otot dan
kemampuan gerak menurun

Kaki terasa kesemutan dan


terasa sakit bila digerakkan

Pemasangan long leg cast

Nyeri pada kaki

Hambatan Mobilitas Fisik


4. DS: Factor resiko (kecelakaan) Ketidakmampuan Koping
- Keluarga klien menolak Keluarga
untuk diadakan Trauma eksternal lebih kuat
pemasangan ORIF daripada tulang
dikarenakan untuk
menghemat biaya Terjadi fraktur
- Keluarga klien akan
membawa ke sangkal Hasil pemeriksaan closed
putung fraktur tibia sinista
DO:
Perawat sedang melakukan Klien direncanakan
edukasi kepada klien dan tindakan ORIF
keluarga klien
Keluarga klien menolak
karena menghemat biaya
Keluarga berencana
membawa ke sangkal
putung

Ketidakmampuan Koping
Keluarga

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko disfungsi neurovascular perifer
2. Nyeri akut
3. Hambatan mobilitas fisik
4. Ketidakmampuan koping keluarga

IV. PERENCANAAN
1. Risiko disfungsi neurovaskular perifer b/d prinsip 6p, pemasangan long leg
cast dan hasil pemeriksaan X-Ray pada kaki klien.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
neurovascular perifer klien membaik.
Kriteria Hasil : Sesuai dengan indicator NOC
NOC: Perfusi Neurologi: Perifer
No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Sensasi ekstremitas atas
2. Sensasi ekstremitas bawah
3. Fungsi motorik ekstremitas atas
4. Fungsi motorik ekstremitas
bawah
5. Perbedaan panas/dingin
ekstremitas atas
6. Perbedaan panas/dingin
ekstremitas bawah
Keterangan :
1 = Deviasi berat dari kisaran normal
2 = Deviasi yang cukup berat dari kisaran normal
3 = Deviasi sedang dari kisaran normal
4 = Deviasi ringan dari kisaran normal
5 = Tidak ada deviasi dari kisaran normal

NOC: Penyembuhan Tulang


No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Poliferasi seluler
2. Pembentukan kalus
3. Osifikasi, konsolidasi,
remodelling
4. Sirkulasi perifer utuh
5. Pengembalian fungsi skeletal
6. Nyeri
7. Infeksi disekitar jaringan
Keterangan :
1 = Sangat besar
2 = Berat
3 = Sedang
4 = Terbatas
5 = Tidak ada

NIC: Perawatan Sirkulasi: Insufiensi Vena


1) Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara komprehensif (mengecek nadi
perifer, udem, waktu pengisian kapiler, warna, dan suhu kulit).
2) Monitor level ketidaknyamanan atau nyeri.
3) Dukungan latihan ROM aktif dan pasif, terutama pada ekstremitas bawah.
4) Lindungi ekstremitas dari trauma (beri bantalan).
5) Instruksikan klien melakukan perawatan kaki yang benar.
NIC: Perawatan Gips: Pemeliharaan
1) Monitor tanda-tanda infeksi (berbau, kemerahan, demam).
2) Monitor tanda-tanda gangguan akibat gips pada fungsi sirkulasi dan
neurologi (nyeri, paret, denyut nadi lemah, mati rasa, kelumpuhan,
tekanan) pada ektremitas yang terpasang gips.
3) Monitor fungsi sirkulasi dan neurologis pada jaringan diatas dan dibawah
gips.
4) Atasi gangguan sirkulasi dan nyeri segera mungkin (mereposisi gips,
melatih ROM pada ekstremitas, kurangi tekanan gips).
5) Inspeksi pada gips akan ada tidaknya cairan dari luka dibawah gips.
6) Posisikan gips diatas bantal untuk mengurangi kekakuan pada bagian lain
tubuh dengan menggunakan cast heel off pillow.
7) Kompres dengan es pada 24-36 jam pertama untuk mengurangi
pembengkakkan dan peradangan.
8) Tinggikan ekstremitas yang di gips sejajar atau diatas jantung untuk
mengurangi pembengkakkan.

2. Nyeri akut yang b/d agen-agen yang menyebabkan cedera fisik.


Tujuan :
Setelah dilakukan perawatan 3x24 jam diharapkan nyeri yang dirasakan
berkurang, hilang, atau teratasi.
Kriteria Hasil : Sesuai dengan indicator NOC
NOC : Tingkat nyeri
No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Nyeri yang dirasakan
2. Panjangnya episode nyeri
3. Ekspresi nyeri wajah
Keterangan :
1 = Berat
2 = Cukup berat
3 = Sedang
4 = Ringan
5 = Tidak ada

NOC : Kontrol Nyeri


No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Mengenali kapan nyeri terjadi
2. Menggunakan tindakan pencegahan
3. Menggambarkan faktor penyebab
4. Menggunakan analgesik yang
direkomendasikan
5. Melaporkan nyeri yang terkontrol
Keterangan :
1 = Tidak pernah menunjukkan
2 = Jarang menunjukkan
3 = Kadang-kadang menunjukkan
4 = Sering menunjukkan
5 = Secara konsisten menunjukkan

NIC: Manajemen Nyeri


1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan faktorpencetus.
2) Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenal ketidaknyamanan
terutama pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif.
3) Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur.
4) Pilih dan implementasikan tindakan yang beragam untuk memfasilitasi
penurunan nyeri, sesuai dengan kebutuhan.
5) Dorong pasien untuk menggunakan obat-obatan nyeri yang adekuat.
6) Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk
memilih dan mengimplementasikan tindakan penurun nyeri non
farmakologi, sesuai kebutuhan.
7) Informasikan tim kesehatan lain/anggota keluarga mengenai strategi
nonfarmakologi yang sedang digunakan untuk mendorong pendekatan
preventif terkait dengan manajemen nyeri.

3. Hambatan Mobilitas Fisik b/d pemasangan long leg cast pada lokasi
fraktur
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam hambatan fisik
pasien dapat ditangani
Kriteria Hasil : Sesuai dengan indicator NOC
NOC : Pergerakan
NO Indikator 1 2 3 4 5
1 Keseimbangan
2 Koordinatif
3 Gerakan Otot
4 Gerakan Sendi
5 Bergerak dengan mudah
Keterangan :
1 = Sangat terganggu
2 = Banyak terganggu
3 = Cukup terganggu
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu

NIC : Terapi latihan ambulansi


1) Beri pasien pakaian yang tidak mengekang
2) Sediakan tempat tidur berketinggian rendah yang sesuai
3) Konsultasikan pada ahli terapi fisik mengenai rencana ambulansi sesuai
dengan kebutuhan
4) Instruksikan ketersediaan perangkat pendukung
5) Bantu pasien untuk membangun pencapaian realistis
4. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan penolakan keluarga
pasien terhadap rencana tindakan ORIF
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, ada peningkatan
kemampuan koping keluarga kepada pasien sesuai yang dibutuhkan pasien
Kriteria Hasil : Sesuai dengan indicator NOC
NOC : Dukungan Keluarga Selama Perawatan
No. Indikator 1 2 3 4 5
1. Anggota keluarga
mengungkapkan keinginan
untuk mendukung anggota
keluarga yang sakit
2. Meminta informasi mengenai
prosedur
3. Meminta informasi mengenai
kondisi pasien
4. Anggota keluarga memberikan
dorongan kepada anggota
keluarga yang sakit
5. Bekerjasama dengan anggota
keluarga yang sakit dalam
menentukan perawatan
6. Bekerjasama dengan penyedia
layanan kesehatan dalam
menentukan perawatan
Keterangan :
1 = Tidak pernah menunjukkan
2 = Jarang menunjukkan
3 = Kadang-kadang menunjukkan
4 = Sering menunjukkan
5 = Secara konsisten menunjukkan
NIC : Dukungan Pengambilan Keputusan
1) Tentukan apakah terdapat perbedaan antara pandangan pasien dan
pandangan penyedia perawatan kesehatan mengenai kondisi pasien.
2) Bantu pasien untuk mengklarifikasi nilai dan harapan yang mungkin akan
membantu dalam membuat pilihan yang penting dalam hidupnya.
3) Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari setiap
alternatif pilihan.
4) Fasilitasi percakapan pasien mengenai tujuan perawatan.
5) Dapatkan informed consent atau persetujuan tertulis ketika diperlukan.
6) Fasilitasi pengambilan keputusan kolaboratif.
7) Hormati hak-hak pasien untuk menerima atau tidak menerima informasi.
DAFTAR PUSTAKA

E Doenges, Marilyn, dkk. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC
Headman. T.H & Kamitsuru, S. 2014. Nanda International Nursing Diagnoses:
Definition and Classification, 2015-2017. 10th ed. Oxford: Willey Black
Well
MC Closkey, Bulechek. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC). 6th ed.
Mosby: Lowa City
Moorhead S,et, all. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). 5th ed. Mosby:
Lowa City

Anda mungkin juga menyukai