Anda di halaman 1dari 4

Kisah Pelacur Dan Seekor Anjing

Posted By: Wahyu Mysterio on 02.25

Pada suatu hari, dalam suatu majelis, seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, Wahai,
Rasulullah. Apakah hanya orang-orang ahli ibadah saja yang akan masuk surga?

Dengan tegas Rasulullah menjawab, Tidak. Sesungguhnya, seseorang itu masuk surga bukan
semata-mata karena ibadahnya, melainkan karena ketulusan cintanya kepada Allah.

Penasaran, orang itu bertanya lagi, Apa itu berarti hanya para aulia dan alim-ulama saja yang
akan masuk surga?

Rasulullah kembali menegaskan, Tidak, bukan begitu. Karena sesungguhnya telah ada seorang
pelacur yang masuk ke surga.

Keruan saja semua yang hadir di majelis itu jadi kaget dan bertanya-tanya. Maka Rasulullah lalu
menceritakan mengenai pelacur itu.

Suatu hari, di tengah suatu musim kemarau yang amat kering, tutur Rasulullah, ada seekor anjing
liar yang hampir mati kehausan. Anjing ini amat buruk rupanya dan penuh kudis badannya.
Karena amat hausnya, anjing itu sampai menjilat-jilat tanah lembab di depan rumah seorang
ulama terkenal. Melihat makhluk menjijikkan itu, si ulama segera mengusirnya dan bahkan
melemparinya dengan batu.

Pelacur dan anjing kurap adalah ciptaan Allah yang Maha Pengasih, maka kasihilah sebagaimana
Allah juga mengasihi mereka.

Anjing itu lari ketakutan sampai ke luar desa, dan akhirnya karena lelah dan kehausan hewan
malang itu ambruk di pinggir sumur. Nampaknya, tak ada harapan lagi buat anjing itu. Dia pasti
mati kalau tidak segera mendapatkan minum.

Awal Kisah Seorang Pelacur

Suatu ketika terlihat seorang perempuan muda berjalan serseok-seok seolah menahan rasa letih.
Sudah terlalu jauh ia menyusuri sepanjang jalan, untuk mencari sesuap nasi.

Menawarkan diri kepada siapa saja yang mau, meski dengan harga yang murah, perempuan
muda itu terlihat terlalu tua dibandingkan dengan usia sebenarnya. Wajahnya Kuyu di guyur
penderitaan panjang.

Ia tidak memiliki keluarga, kerabat, ataupun sanak saudara lainya. Orang-orang sekelilingnya
menjauhinya. Bila bertemu dengan perempuan tersebut mereka melengos menjauhinya karena
jijik melihatnya.

Namun perempuan itu tidak peduli, karena pengalaman dan penderitaan mengajarinya untuk bisa
tabah. Segala ejekan dan cacimaki manusia diabaikanya. Ia berjalan Dan Berjalan, seolah tiada
pemberhentianya.

Ia tak pernah yakin, perjalananya akan berakhir. Tapi ia terus berusaha melenggak-lenggok untuk
menawarkan diri. Namun sepanjang itu Sunyi saja, sementara panas masih terus membakar
dirinya.

Entah sudah berapa jauh ia berjalan, namun tak seorangpun juga yang mendekatinya. Lapar dan
Haus terus menyerangnya. Dadanya terasa sesak dengan nafas yang terengah-engah kelelahan
yang amat sangat. Betapa lapar dan hausnya dia.

Akhirnya sampailah ia disebuah desa yang sunyi. Desa itu sedemikian gersangnya hingga sehelai
rumputpun tak tumbuh lagi. Perempuan lacur itu memandang ke arah kejauhan. Matanya nanar
melihat kepulan debu yang bertebaran di udara. Kepalanya sudah mulai terayun-ayun dibalut
kesuraman wajahnya yang kuyu.

Dalam pandangan dan rasa hausnya yang sangat itu. Ia Melihat sebuah sumur di batas desa yang
sepi. Sumur itu ditumbuhi rerumputan dan ilalang kering yang rusak di sana-sini. Pelacur itu
berhenti di pinggirnya sambil menyandarkan tubuhnya yang sangat letih. rasa hauslah yang
membawa ia ke tepi sumur tua itu.

Sesaat ia menjengukan kepalanya ke dalam sumur tua itu. Tak tampak apa-apa, hanya sekilas air
memantul dari permukaanya. Mukanya tampak menyemburat senang, namun bagaimana harus
mengambil air sepercik dari dalam sumur yang curam?

Perempuan itu kembali terduduk. Tiba-tiba ia melepaskan stagenya yang mengikat perutnya, lalu
dibuka sebelah sepatunya. Sepatu itu diikatnya dengan stagen, lalu di julurkanya ke dalam
sumur. Ia mencoba mengais air yang hanya tersisa sedikit itu dengan sepatu kumalnya. betapa
hausnya ia, betapa dahaganya ia.
Air yang tersisa sedikit dalam sumur itu pun tercabik, lalu ia menarik stagen perlahan-lahan agar
tidak tumpah, namun tiba-tiba ia merasakan kain bajunya ditarik-tarik dari belakang.

Ketika dia menoleh, di lihatnya seekor anjing dengan lidahnya terjulur ingin meloncat masuk
kedalam sumur itu. Sang pelacur pun tertegun melihat anjing yang sangat kehausan itu,
sementara tenggorokannya sendiri serasa terbakar karena dahaga yang sangat.

Sepercik air kotor itu sudah ada di dalam sepatunya. kemudian dia akan meneguknya, Anjing itu
mengibas-ngibaskan ekornya sambil merintih.

Pelacur itupun mengurungkan niatnya untuk mereguk air itu. Dielusnya kepala hewan itu dengan
penuh kasih. Si Anjing memandangi air yang berada di dalam sepatu, lalu perempuan itu
meregukan air hanya sedikit ke dalam mulut sang anjing, dan perempuan itu pun seketika
terkulai roboh sambil tangannya memegang sepatu.

Melihat perempuan itu tergeletak tak bernafas lagi, sang Anjing menjilat-jilat wajahnya, seolah
menyesal telah mereguk air yang semula akan direguk perempuan itu. Pelacur itu benar-benar
meninggal.

Para malaikatpun turun kebumi menyaksikan jasad sang pelacur. Malaikat Raqib dan Atib sibuk
mencatat-catat, sementara malaikat Malik dan Ridwan saling berebut. malik, si penjaga neraka
sangat ingin membawa perempuan pelacur itu ke neraka.

Sementara Ridwan, si penjaga Syurga, mencoba mempertahankanya. Ia ingin membawa pelacur


itu ke syurga. Akhirnya persoalan itu mereka hadapkan kepada ALLAH SWT. Ya Allah, sudah
semestinya pelacur itu mendapat siksaan di neraka, karena sepanjang hidupnya menentang
larangan Mu. kata Malik.

Tidak ! bantah Ridwan. Kemudian Ridwan berkata kepada Allah, Ya Allah, bukankah
hambaMu si pelacur itu termasuk seorang wanita yang ikhlas melepaskan nyawanya daripada
melepaskan nyawa Anjing yang kehausan, sementara ia sendiri melepaskan kehausan yang amat
sangat?

Mendengar perkataan Ridwan, Allah lalu berfirman, Kau benar, wahai Ridwan, wanita itu telah
menebus dosa-dosanya dengan mengorbankan nyawanya demi makhlukKu yang lain. Bawalah
ia ke syurga, Aku meridhoinya..

Seketika malaikat Malik kaget dan terpana mendengar Firman Allah itu, sementara malaikat
Ridwan merasa Gembira. Ia pun membawa hamba Allah itu memasuki surga. lalu Bergemalah
suara takbir, para malaikat berbaris memberi hormat kepada wanita, sang hamba Allah yang
ikhlas itu.

Subhanallah! puji orang-orang yang hadir dalam majelis itu, dengan harapan baru tumbuh
dalam hati mereka akan kasih sayang Allah.
Dan kita apa yang telah kita lakukan sehingga kita punya harapan untuk layak memperoleh
anugerah sehebat itu dari Allah

Anda mungkin juga menyukai