Bab1 - 2 Geologi PDF
Bab1 - 2 Geologi PDF
Bab 1
1.1. DEFINISI (Das, 1991)
Ilmu Mekanika Tanah (Soil Mechanics) : adalah ilmu yang mempelajari sifat fisik
tanah dan perilaku massa tanah bila diberi pembebanan.
Ilmu Rekayasa Tanah (Soil Engineering) : adalah ilmu yang mempelajari tentang
bagaimana menerapkan prinsip-prinsip mekanika tanah dalam praktek rekayasa.
1.2. TERMINOLOGI
Lapisan dasar (bedrock) - adalah material terkeraskan atau kristalin pada kerak
bumi. Unit stratigrafi tersendiri dalam bedrock misalnya material buruk atau
bukan terkeraskan (nonindurated) mis lapisan-lapisan, lensa-lensa.
a). Batuan beku (igneous rock). Magma yang membeku, terjadi dalam 2
bentuk :
Intrusif: membeku dibawah permukaan bumi (batuan dalam), membentuk
benda besar (plutonic) atau benda kecil (dike dan sill).
Ekstrusif: membeku di permukaan.misalnya dari lava (kegiatan
vulkanik), aliran magma yang mengeras pada permukaan luas (extrusive
sheet) atau seperti batuan piroklastik, semburan magma yang jatuh berupa
fragmen.
Hasil akhir dari pelapukan batuan adalah tanah. Bagian padat dari tanah (butiran mineral)
memiliki ukuran butir sangat bervariasi. Sifat fisik banyak tergantung pada ukuran,
bentuk dan komposisi kimia.
Pelapukan adalah : terurainya batuan menjadi partikel-2 yg lebih kecil, secara
mekanis maupun kimia (Das, 1998).
Pelapukan mekanis : terjadi karena susut muai akibat perubahan panas-dingin
terus menerus (cuaca dll). Bisa juga akibat es gletser, angin, aliran air, gelombang.
Transportasi dari Produk Pelapukan oleh es, air, angin, grafitasi. Pelapukan yang
tinggal tetap ditempat asal disebut tanah residual butiran yang lebih halus umumnya
dipermukaan, dan semakin ke dalam ukuran butir semakin besar. Tanah yang terangkut
dikelompokkan menurut jenis pembawa/cara pengendapan:
Berdasarkan ukuran partikelnya, produk pelapulakan secara umum (Das, 1998) dikenal
dengan :
Kerikil (garve): kepingan batuan yang kadang mengandung partikel mineral quartz,
feldfar dll.
Pasir (sand): sebagian besar terdiri dari mineral quartz dan feldspar.
Lanau (silts): sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis (sangat kecil) dari tanah
yang terdiri dari butiran kuartz yang sangat halus dan sejumlah partikel berbentuk
lempengan pipih dari pecahan mineral mika.
b) Mineral illite : 1 lembaran gibbsite diapit 2 lembaran silika, masing-2 kombinasi ini
diikat oleh ion K (potassium) tebal 10 Ao. Muatan negatif untuk mengikat ion kalium
didapat dengan adanya penggantian sebagian atom silikon pada lembaran tetrahedra
dengan atom aluminium. (penggantian tanpa mengubah bentuk kristal utama disebut
substitusi isomorf). Ukuran mendatar lempengan partikel illite 1000-5000 Ao (tipis),
tebal 50 500 Ao.. Luas permukaan spesifik 80m2/gram.
Si
A
l Si
Si 10Ao
A
l Si
Si
Ikatan Ion K+
A
(Sumber, Sivakugan, 2001) l Si
Si 10Ao
Al
Si
Si
Ikatan van der
Al
Walls lemah
Si
(Sumber, Sivakugan, 2001)
Disamping ketiga mineral di atas, ada mineral lain yaitu chlorite, halloysite, vermiculite,
and attapulgite.
Sifat kelistrikan.
Partikel lempung bermuatan negatif pada permukaannya. Semakin besar permukaan
spesifik, semakin banyak muatan negatifnya. Kerapatan muatan negatif pada kedua
permukaan (Yong & Warkentin, 1966) , dalam Ao per muatan elektron sbb:
Pada Lempung kering, muatan negatif pada permukaan dinetralkan oleh ion-ion positif
yang mudah berganti dengan yang lain (exchangable cation) seperti ion Ca++, Mg++, Na+,
Ka+ yg mengelilingi partikel dan terikat oleh gaya tarik-menarik elektrostatik. (Das ,
1998). Bila ditambah air, kation dan sedikit anion berenang diantara partikel. Keadaan ini
disebut lapisan ganda terdiffusi (diffuse double layer) Gambar 1.3a. Semakin jauh dari
permukaan, konsentrasi kation semakin berkurang (gambar 1.3b). Molekul air yang
tersusun dari atom-atom H-O-H dengan membentuk sudut 105o, menyebabkan molekul
air berperilaku dua kutub (dipole) yaitu positif dan negatif.
Konsentrasi ion
_
+ _ + _
_ _ anion
+ + +
_ + + + _
permukaan partikel jarak dari partikel
(a) (b)
Molekul air yang berkutub dua (+ -) tertarik oleh permukaan lempung (-) dan
kation dalam lapisan ganda.
Kation (+) menempel pada permukaan yg bermuatan (-) (gambar d).
Air terikat ke permukaan lempung dengan ikatan hidrogen (H dipakai
bersama) oleh atom O yang menempel pada lempung dan atom pada molekul
air.
Kation menarik lagi molekul air berkutub 2 yang lain (gambar 1.3d)
Gaya tarik air-lempung berkurang jika jarak membesar. Air yang terikat pada
permukaan partikel lempung disebut air lapisan ganda (double layer water).
Bagian paling dalam (terikat sangat kuat pada permukaan partikel), disebut air
terserap (adsorbed water) yang jauh lebih kental dari air bebas.
1 nm = 10-9 m = 10 Ao.
Struktur tanah tergantung bentuk , ukuran, komposisi mineral tanah dan air tanah.
pori
Berat spesifik atau berat jenis tanah, (Gs) didefinisikan sebagai : Perbandingan
antara berat partikel padat tanah (Ws, tanpa pori atau solid ) dengan berat air (Ww) pada
volume yang sama dan pada temperatur tertentu. Atau perbandingan antara berat volume
partikel padat tanah ( s) dengan berat volume air ( w) pada temperatur tertentu. Berat jenis
partikel padat tanah umumnya berkisar antara 2,6 sampai 2,9.
s s
Gs
w w
Berat volume atau berat isi adalah perbandingan antara berat material W (weight)
dengan volume material V. Jadi:
= W/V
s = Ws/V
Kumul.
No. Diame- Tertahan % ter- %
tertahan
ayakan ter mm gram tahan lolos
Gram
10 2 0 0 0 100
16 1,18 9,90 9,90 2,20 97,80
40 0,425 42,26 52,16 11,59 88,41
100 0,15 59,00 111,16 24,70 75,30
200 0,075 59,85 171,01 38,00 62,00
Pan --- 278,99 450,00 100 0
Ayakan No. 10 artinya ada 10x10 lubang per in2 luas saringan.
analisa hidrometer :
18 .v 18 L
Jadi : D
t
S w S w
jarak L
dimana v S=GS. w
waktu t
18 L
sehingga : D
(G 1) t
S w
1000 GS
P Rc 1 x100 %
Ws GS 1
di mana Rc = Rh-x+CT
x = koreksi bahan dispersi
Cm = koreksi meniskus
CT= koreksi temperatur
Ws = berat total contoh tanah kering oven yg digunakan
Meniscus Ra
L1 L
L2
L = L1+0.5(L2-Vb/Agrad)
Koreksi suhu CT :
Hidrometer dikalibrasi pada suhu 20oc sehingga untuk temperatur saat pengujian bukan
20oc, perlu dikoreksi. Bila suhu lebih besar 20oc, Ra lebih kecil dari yang seharusnya,
sehingga koreksi suhunya bernilai +, dan sebaliknya.
Gambar 1.2 adalah kurva gradasi, yaitu kurva yang menggambarkan distribusi ukuran
butiran (kurva hubungan antara persentase kandungan butiran vs. diameter butiran).
Bagian kanan yang berwarna pink, adalah fraksi ukuran kerikil (G). Bagian tengah
berwarna putih adalah fraksi ukuran pasir (S), bagian kiri yang berwarna merah
kekuningan adalah fraksi ukuran lanau (M) dan bagian paling kiri berwarna abu-abu
adalah fraksi ukuran lempung (C). Informasi penting dari kurva tersebut antara lain
karakteristik bentuk kurva gradasi dan ukuran efektif.
Untuk butiran yang ukurannya relatif seragam atau miskin variasi (indeks P = poor),
bentuk kurvanya mendekati tegak dalam rentang ukuran (diameter) yang sempit. Contoh
pada gambar 1.2 diberi simbol SP (sand poor) yaitu butiran pasir berdiameter sekitar 0,5
sd. 1 mm, tanpa fraksi kerikil dan butiran halus (disebut bergradasi buruk).
Kurva yang diberi keterangan Gradasi baik, W bentuk kurvanya terbentang melintasi
fraksi berukuran GRAVEL dari kanan atas, melintasi fraksi SAND di tengah sampai
fraksi SILT di kiri bawah merupakan material campuran dari berbagai ukuran (kaya
variasi ukuran butir, dari yang kasar sampai yang halus. Indeks W artinya WELL (baik,
gradasi baik).
Kurva yang diberi keterangan Gradasi senjang (Gap), merupakan kurva material dimana
pada bagian tertentu ada fraksi yang sangat kurang dibandingkan dengan fraksi lainnya.
D10
D30 D60
Ukuran Efektif
D10 = diameter butiran yg bersesuaian dengan 10% lebih halus (lolos ayakan)
disebut ukuran efektif (effective size). koefisien keseragaman.
D30 = diameter butiran yg bersesuaian dengan 30% lebih halus
D60 = diameter butiran yg bersesuaian dengan 60% lebih halus (lolos ayakan)
Jawab :
1) Perhitungan dilakukan langsung dalam table berikut :
Berat Kumulatif
Ukuran Bukaan %
tertahan tertahan % Lolos
Saringan (mm) Tertahan
(gram) (gram)
11/2" 38.1 3.0 3 1.82 98.18
1" 25.4 7.0 10 6.06 93.94
3/4 " 19.05 12.0 22 13.33 86.67
1/2 " 12.7 15.0 37 22.42 77.58
4 4.75 12.0 49 29.70 70.30
10 2.00 18.00 67 40.61 59.39
20 0.84 21.00 88 53.33 46.67
40 0.425 19.00 107 64.85 35.15
60 0.25 18.00 125 75.76 24.24
100 0.15 12.00 137 83.03 16.97
200 0.075 21.00 158 95.76 4.24
Pan 7.00 165 100.00 -
100
90
80
70
60
% Lolos
50
40
30
20
10
0
0.01 0.1 1 10
Ukuran Butir (mm)
Contoh ke-2:
Hasil uji percobaan analisa hydrometer sebagai berikut:
Hidrometer No. 152H
Persen lolos No. 200 34
Berat jenis Tanah, Gs 2.7
Koreksi Gs, a = 0.99
Diminta :
Hitung Diameter butiran yang dikaitkan dengan pembacaan hydrometer pada setiap tahap
pembacaan, dan hitung % lebih halus dari diameter tersebut, diperhitungkan terhadap
total sampel (termasuk butiran kasar).
Jawab :
Perhitungan dilakukan dalam table berikut:
Rc
Kolom g diisi dengan hasil hitungan rumus; P .a. x.100%
Ws
Gs (1,65)
dimana ;a
(Gs 1)2.65
Kolom h diisi dengan hasil hitungan rumus : L =16.3-0.1641. Rm
18 L
Kolom k diisi dengan hasil hitungan rumus : D
(G
1) t
S w
Kolom i diisi dengan hasil hitungan rumus : Kolom g x % lolos #200
a b c d e f g h i j k l
3 Okt. 8.30 0
0.5 22 52 49.4 97.70 53 7.6 0.00958 0.0512 33.2192
1.0 22 50 47.4 93.75 51 7.9 0.00958 0.0370 31.8743
2 22 47 44.4 87.81 48 8.4 0.00958 0.0270 29.8569
4 22 42 39.4 77.93 43 9.2 0.00958 0.0200 26.4946
8 22 37 34.4 68.04 38 10.1 0.00958 0.0147 23.1324
16 22 31 28.4 56.17 32 11.0 0.00958 0.0109 19.0977
9.00 30 22 26 23.4 46.28 27 11.9 0.00958 0.0083 15.7354
9.30 60 22 24 21.4 42.32 25 12.2 0.00958 0.0059 14.3905
10.35 125 22 21 18.4 36.39 22 12.7 0.00958 0.0042 12.3731
14.00 330 23 18 15.7 31.05 19 13.2 0.00936 0.0026 10.5575
990 23 16 13.7 27.10 17 13.5 0.00936 0.0015 9.2126
4. Okt 8.30 1,440 24 14 12.0 23.73 15 13.8 0.00914 0.0013 8.0694
5 Okt. 8.00 2,850 24 10 8.0 15.82 11 14.5 0.00914 0.0009 5.3796
Suatu bongkah tanah dapat tersusun dari dua atau tiga bahan/substansi seperti gambar 2.1
GAS
Va
AIR GAS
Ww AIR Vw Vv
W V
BUTIR BUTIR BUTIR
Ws Vs
PADAT PADAT PADAT
V = Vs + Vv = Vs + Vw + Va
Hubungan e dengan n
n e
e atau n
1 n 1 e
Kadar air w (water content) dan berat volume
( = berat isi = unit weight)
w = Ww/Ws x 100%
W Ws 1 w
Berat isi basah :
V V
Ws
Berat isi kering :
d V 1 w
Kerapatan (density, ) = m/V d= ms/V
m = massa total tanah
ms = massa butiran padat Indeks d = menyatakan kondisi
kering (dry)
= .g d = d.g sat = sat.g
Hubungan Berat Volume, angka pori, kadar air, Berat spesifik (berat jenis)
Va udara
Vv=e
Ww=w.Gs. w air Vw=wGs
W V=1+e
Ws=Gs.
butir Vs = 1
w
padat
karena Vs = 1,
maka Ww = w.Ws = w.Gs. w
1 w GS . w
Berat isi basah :
1 e
W G .
berat isi kering S S w
d V 1 e
Ww w.Gs. w
Volume air : Vw w.Gs
w w
Vw w.Gs
Derajat kejenuhan : S S.e = w.Gs
Vv e
Untuk tanah jenuh air (saturated) ,S = 100% ;
G e.
S w
sat 1 e
WS
d GS . w (1 n)
V
GS . w (1 n)(1 w)
GS e . w
sat GS (1 n) n . w
1 e
e e d d .(min) d (maks)
Dr maks.
e e
maks. min d (maks) d (min) d
Rc d
d (maks)
d (min)
Kalau didefinisikan : Ro
d ( maks)
Maka :
Ro
Rc
1 Dr 1 Ro
Lee dan Singh (1971) menyarankan hubungan antara kepadatan relatif dengan kerapatan
relatif sebagai berikut:
Rc = 80 + 0.2 Dr
Lempung dalam kondisi cukup basah bersifat plastis, dapat diremas tanpa retak.
Sifat konsistensi untuk kadar air ( ) yang bervariasi, digambarkan oleh Atterberg
(Swedia) sbb. :
SL PL LL
8mm
Celah 2mm
(%)
35
LL = L = 31%
30
Kadar air
Flow line
25
20
10 20 25 30 40 50
w1
w2
IF
N
log 2
N1
Persamaan garis aliran :
w = -IF log N + C
tan
N
Rumus empiris : LL wN
25
tan = 0,121
Dimana :
N = jumlah ketukan yang dibutuhkan untuk menutup celah sepanjang 0,5 in
(antara 20 30 ).
Batas plastis PL : kadar air pada saat tanah dapat digulung sampai mencapai diameter
1/8 in (3,2 mm) tepat setelah mulai retak-retak.
Indeks plastisitas PI :
PI = LL PL
Jawab :
Dari kurva didapat :
60
Liquid limit, LL = 53.5%
Dari tabelhitungan:
Plastic limit, PL = 37.5%
Kadar air %
56
Indeks plastis:
53,5% PI = LL PL = 16%
52
Dari kurva didapat :
Liquid limit, LL = 53.5%
Dari table, Plastic limit PL = 37.5%
48 Indeks plastis , PI = LL PL = 16%
10 100
Jumlah Ketukan