Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FISIKA FARMASI

MIKROMIRETIK

Di Susun Oleh:
VIRA JULIA KARTIKA BOAMONA
SULAIMAN

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH
MANADO
T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah
dengan tepat waktu. Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan
judul Mikromeritik yang dipersembahkan sebagai salah satu penilaian pada
mata kuliah Farmasi Fisika.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa
kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rahmat selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami maupun orang lain.

Manado, 08 Desember 2017


DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Bab II Pembahasan
A. Pengertian mikromeritik
B. Ukuran partikel dan distribusi ukuran
C. Bentuk partikel dan luas permukaan
Bab III Kesimpulan
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan
berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan
obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan
penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut
Dalam pembuatan sediaan-sediaan seperti kapsul, tablet, granul, sirup kering tentu
mempertimbangkan ukuran partikel. Begitupula akan mempengaruhi kecepatan disolusi
atau kelarutan dari suatu sediaan obat sehingga efek yang akan ditimbulkan dapat
dengan cepat bereaksi. Hal-hal semacam ini terutama sangat berpengaruh pada sediaan-
sediaan obat yang mempunyai bentuk sediaan seperti tablet , kapsul dan lain-lainnya
yang bersifat padat atau yang lainnya.
Mikromeritik adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari khusus
tentang ukuran suatu partikel, yang mana ukuran partikel ini cukup
kecil. Masalah seperti ukuran partikel ini dalam bidang farmasi sangat diperhitungkan
sekali atau dapat dikatakan sangat penting.
Mengingat pentingnya mikromeritik dalam bidang farmasi, maka sudah sewajarnya
jika mahasiswa farmasi memahami mengenai mikromeritik ini, termasuk cara-cara
dalam melakukan pengukuran ukuran partikel suatu zat. Dalam makalh ini akan dibahas
tentang mikromeritik

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian mikromeritik?
2. Apa saja metode dalam menentukan ukuran partike?
3. Apa metode untuk menentukan luas permukaan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari mikromeritik
2. Untuk mengetahui metode dalam menentukan ukuran partikel
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MIKROMERITIK
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel yang
kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata,
ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran
partikel adalah ukuran diameter rata-rata.
Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh Della Valle
yang dinamakan Mikromeritik. Dispersi koloid mempunyyai sifat karakteristik yaitu
partikel-partikelnya tidak dapat dilihat dibawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-
partikelnya dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus ukurannya berada dalam
jarak penglihatan mikroskop. Partikel-partikel yang ukurannya sebesar serbuk kasar,
granulat tablet atau granulat garam, ukurannya berada dalam jarak pengayakan.

Kisaran ukuran kira-kira dari partikel dalam farmasi terdapat dalam tabel 1.1

Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk


mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak
partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu sutau
perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-
tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk
sampel tersebut (1)
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi,
sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan
juga terhadap efek fisiologisnya. (1)
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu
1. Menghitung luas permukaan
2. kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan dan
topikal
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat


penting dalam farmasi. Sehingga luas permukaan dari suatu partikel dapat dihubungkan
secara berarti pada sifat fisika, kimia dan farmakologi dari suatu obat. Secara klinik
ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk
sediaan yang diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang
berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan respon
farmakologis, juga bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dalam produk
tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel
penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar
dari granul dan serbuk. Hal ini membuat seorang farmasis kini harus mengetahuhi
pengetahuan mengenai mikromimetik yang baik .

B. UKURAN PARTIKEL DAN DISTRIBUSI UKURAN


Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari satu ukuran (polidispers), dua sifat
penting yaitu :
a. Bentuk dan luas partikel
b. Kisaran ukuran dan banyaknya atau berat partikel-partikel yang ada dan karenanya luas
permukaan total
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dalam garis tengahnya.
Tetapi, begitu derajat ketidaksimetrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula
menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berrti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada
garis tengah yang unik untuk suatu partikel. Makanya harus dicari jalan untuk
menggunakan suatu garis tengah buatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran
partikel dan garis tengah bulatanyang mempunyai luas permukaan, volume dan garis
tengah yang sama. Jadi garis tengah permukaan / d3 adalah garis tengah suatu bulatan
yang mempunyai luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa. Garis
tengah suatu bulatan yang mempunyai volume yang sama seperti partikel adalah garis
tengh volume / dv. (2)
Garis tengah yang diproyeksikan /dp adalah garis tengah suatu bulatan yang
mempunyai luas pengamatan yang sama seperti partikel bila dipandang tegak lurus ke
bidangnya yng paling stabil. Ukuran tersebut bisa juga dinyatakan sebagai garis
tengah Stokes, dst, yaitu garis tengah suatu bulatan yang mengalami sedimentasi pada
laju yang sama seperti partikel tidak simetris tersebut. Selalu jenis garis tengah yang
digunakan mencerminkan metode yang dipakai untuk memproleh garis tengah tersebut.
Seperti akan terlihat kemudian, garis tengah yang diproyeksikan didapatkan dengan
teknik mikroskopik, sedang garis tengah Stokes ditentukan dari penelitian sedimentasi
pada partikel-partikel tersuspensi. (2)
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk
mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak
partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada di dalam sampel. Jadi kita perlu suatu
perkiraan kisaran ukuran yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran
partikel. Ini adalah distribusi ukuran partikel, dan dari sini kita bisa menghitung ukuran
partikel rata-rata untuk sampel tersebut. (2)
Ukuran Partikel Rata-rata, Misalkan kita telah melakukan suatu pemeriksaan
mikroskopik dari suatu sampel serbuk dan mencatat banyaknya partikel yang terletak
dalam berbagai kisaran ukuran. Data penentuan seperti itu ditunjukkan dalam table 5-2.
Untuk membandingkan harga ini dengan harga dari, katakanlah batch kedua dari bahan
yang sama, kita biasanya menghitung suatu garis tengah rata-rata sebagai dasar untuk
perbandingan. (2)
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel:
a. Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak
diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah
mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk
memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat
diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur,
atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke
layar untuk diukur .
Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua
dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang
bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini.
Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan
suatu perkiraan yang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu
dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu
dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya, karena
adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa
dideteksi dengan metode ini (3).
b. Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran
partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik
partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala
ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan
teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar
jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka membentuk bahan halus (lolos).
Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu
ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan
melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan
kembali pada setiap ayakan (3).

c. Dengan cara sedimentasi


Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi Stocks.
Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah
metode pipet, metode hidrometer dan metode malance.(6).
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang
lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai
ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai
standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah very coarse, coarse,
moderately coarse, fine and very fine, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang
mempu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda
ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan
biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis (2).

C. BENTUK PARTIKEL DAN LUAS PERMUKAAN


Pengetahuan mengenai bentuk partikel dan luas pemukaan sangat diperlukan.
Bentuk partikel mempengaruhi aliran dan sifat-sifat pengemasan dari suatu serbuk, juga
mempunyai beberapa pengaruh terhadap luas permukaan. Luas permukaan per satuan
berat atau volume merupakan suatu karakteristik serbuk yang penting jika kita akan
mempelajari adsorpsi permukaan dan laju disolusi.
1.1 Bentuk Partikel
Suatu bola mempunyai luas permukaan minimum per satuan volume. Makin tidak
simetris suatu partikel, makin besar luas permukaan per satuan volumenya. Seperti telah
dibicarakan sebelumnya, suatu partikel berbentuk bola diberi ciri sempurna dengan
garis tengahnya. Jika partikel menjadi lebih tidak simetris, semakain sulit untuk
menetapkan garis tengah yang berarti bagi partikel tersebut. Oleh karena itu seperti telah
kita lihat, perlu sekali garis tengah bola ekuivalen dengan partikel tersebut. Adalah suatu
hal yang mudah untuk memperoleh luas permukaan atau volume dari suatu bola, karena
untuk partikel seperti itu :
luas permukaan = d2 (9) dan volume = d3 / 6 (10)
Dimana d adalah garis tengah (diameter) partikel. Oleh karena itu luas permukaan
dan volume dari partikel bulat (berbentuk bola) berbanding lurus dengan garis tengah
kuadrat (d2) dan garis tengah pangkat tiganya (d3). Namun demikian untuk mendapatkan
suatu perkiraan dari luas permukaan atau voume suatu partikel (atau sekumpulan
partikel) yang bentuknya tidak bulat, seseorang harus memilih suatu garis tengah yang
merupakan karakteristik dari partikel tersebut dab menghubunkan garis tengah ini
dengan luas permukaan atau volumenya, dengan menggunakan suatu faktor koreksi.
Misalkan partikel-partikel tersebut dilhat di bawah mikroskop, dan diingikan untuk
menghitung luas permukaan dan voume dari garis tengah yang diproyeksikan, dp, dari
partikel tersebut. Kuadrat atau pangkat tiga dari dimensi yang dipilih ini (dalam hal
ini dp) berturut-turut sebanding dengan luas permukaan dan volume. Dengan memakai
konstanta perbandingan, maka kita dapat menuliskan :
luas permukaan = sdp2 = ds2 (11)
Dimana s adalah faktor luas permukaan dan ds adalah diameter permukaan
ekivalen (equivalent surface diameter)
Untuk volume kita tuliskan :

Volume = vdp3 = (12)


Dimana v adalah faktor volume dan dv adalah diameter volume ekivalen. Faktor
bentuk dari luas permukaan dan volume dalam kenyataannya adalah perbandingan dari
garis tengah yang satu dengan garis tengah yang lainnya.
2.1 Luas Permukaan Spesifik
Luas permukaan spesifik adalah luas permukaan per satuan volume (Sv) atau per
satuan berat (Sw) dan bisa diturunkan dari persamaan (11) dan (12).
3.1 Metode Untuk Menentukan Luas Permukaan
Luas permukaan suatu sampel serbuk dapat dihitung dari hasil distribusi ukuran
partikel yang diperoleh dengan menggunakan salah satu metode yang telah dibicarakan
diatas.Ada dua metode yang biasa digunakan untuk menghitung luas permukaan secara
langsung.
Metode pertama, didasarkan atas jumlah gas atau solut dari cairan yang diabsorpsi
pada sampel serbuk untuk membentuk lapisan tunggal (monolayer) yang merupakan
fungsi langsung dari luas permukaan.
Metode kedua berdasarkan pada kenyataan, bahwa kecepatan gas atau cairan
merembes (fermeasi) melalui suatu bentangan (bed) serbuk yang berhubungan dengan
luas permukaan serbuk tersebut.
a) Ukuran pori
Bahan-bahan yang mempunyai luas spesifik tingi bisa mempunyai retakan-retakan
dan pori-pori yang mengabsorpsi gas dan uap, seperti air, ke dalam sela-selanya. Serbuk
obat yang relatif tidak larut dalam air bisa melarut lebih atau kurang cepat dalam medium
air bergantung pada absorpsinya terhadap kelembaban atau udara.

Cara untuk mengukur pori yakni :


Penggunaan aseton sehingga meningkatkan absorpsi air dan jumlah tempat untuk serapan
air.
Menggunakan alat Permeabilitas udara sehingga dapat diperoleh garis tengah pori-pori
rata-rata dari tablet.

b) Sifat sifat turunan serbuk


Telah dibicarakan sebelumya tertama berhubungan dengan distribusi ukuran dan
luas permukaan serbuk, ini merupakan dua sifat dasar dari tiap kmpulan partikel.
Sebagai tambahan pada dua sifat tersebut, ada banyak sifat turunan yang berhubungan
dengan farmasi, sebagai berikut :
Porisitas
Misalkan suatu serbuk sebagai contoh zink oksid, ditempatkan dalam glas ukur dan
volume totalnya dicatat. Volume yang ditempatkan dikenal sebagai volume bulk,Vb. Jika
serbuk tidak berpori, yakni tidak mempunyai pori-pori dalam (pori-pori internal) atau
ruang kapiler, voume serbuk bulk terdiri dari volume partikel-partikel padat sebenarnya
ditambah volume ruang antara partikel-partikel tersebut. Volume ruang tersebut
dikenal sebagai volume rongga v, diberikan oleh persamaan :
v = Vb Vp
Dimana Vp adalah volume sebenarnya dari partikel-partikel tersebut.
Kerapatan Partikel
Kerapatan partikel-partikel dalam suatu keadaan tertentu dapat keras atau lunak
dan dalam keadaan ain kasar atau seperti spon, mk hendakya hati-hati dalam
menyatakan kerapatannya. Kerapatan secara universal didefinisikan sebagai bobot per
satuan volume. Kesukaran timbul jika seseorang mau menentukan volume partikel yang
mengandung microscopic cracks, pori-pori internal dan ruang-ruang kapler.
Pada umumnya dapat didefinisikan tiga tipe kerapatan yaitu :
(a) kerapatan sesungguhnya dari bahanya sendiri tidak termasuk void-void dan pori-
pori interpartike yang lebih besar dari dimensi molekuler atau dimensi atomik di dalm
kisi-kisi kristal.
(b) Kerapatan granular seperti yang ditentukan dengan jalan pemindahan mercuri yang
tidak merembes pada tekanan-tekanan biasa didalam pori-pori yang lebih kecil dari 10
mikron.
(c) Kerapatan bulk serbuk seperti yang ditentkan dari volume bulk dn bobr suatu
serbuk kering di dalam gelas ukur silindris.
Bilamana zat padat tidak porous, maka kerapatan sesungguhnya dan kerapatan
granulya adalah identik dan dua-duanya dapat diperoleh dengan jalan memindahkan
helium atau zat cair seperti mercuri, benzena atau air.
c) Sifat alir Serbuk
Serbuk bulk agak analog dengan cairan non-Newton yang menunjukkan aliran
plasik dan kadang-kadang aliran dilatan, diamana partikel-partikelnya dipengaruhi daya
tarik menarik sampai derajat yang bervariasi. Oleh karena itu serbuk bisa jadi mengalir
bebas (free-flowing) atau melekat. Neumann telah membicarakan faktor-faktor yang
mempengaruhi sifat aliran dari serbuk. Terutama yang jelas adalah ukuran partikel,
porositas dan kerapatan, dan kehalusan permukaan. Akan halnya partikel-partikel yang
relatif kecil (kurang dari 10 m), aliran partikel melalui lubang dihambat
karena gaya lekat (kohesif) antar partikel kurang lebih sama dengan gaya gravitasi.
Karena gaya gravitasi ini merupakan fungsi dari diameter pangkat tiga, maka pengaruh
gravitasi akan menjadi lebih jelas jika ukuran partikel bertambah sehingga terjadilah
aliran. Kecepatan alir maksimum dapat tercapai, kemudian berkurang jika ukuran
partikel mendekati ukuran lubang. Jika serbuk mengandung partikel-partikel kecil yang
jumlahnya cukup banyak, sifat alir serbuk itu dapat diperbaiki dengan menghilangkan
fines atau mengabsorpsinya pada partikel-partikel yang lebih besar. Kadang-kadang
aliran yang jelek disebabkan adanya kelembaban, dalam hal ini pengeringan partikel
akan mengurangi sifat kohesifnya
BAB II
KESIMPULAN

1. Mikromeritik adalah suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel
yang kecil
2. Metode yang digunakan untuk menentukan ukuraan partikel adalh metode
mikroskopi optik, pengayakan,dan pengukuran volume partikel
3. Sifat sifat dari turunan serbuk diantaranya adalah porositas dan kerapatan partikel
DAFTAR PUSTAKA

1. Martin, Alfred. 1990. Farmasi Fisik jilid III. UI Press:Jakarta


2. http://arimjie.blogspot.com/2012/03/mikromeritik.html. diakses tanggal 4 juli
2013 16:43:10
3. Ansel, Howard.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press:Jakarta
4. http://iyanvalidasi.blogspot.com/2012/02/mikromeritik.html. diakses tanggal 4 juli
2013 16:45:06
5. http://tutut-posangi.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-mikromeritik.html
diakses tanggal 4 juli 2013 16:47:19
6. http://fitrirosdiana.blogspot.com/2010/12/mikromeritik.html diakses tanggal 4 juli
2013 16:45:34

Anda mungkin juga menyukai