KONSEP MEDIS
A. Definisi
Wilson, 2013). Disebut juga penyakit sendi degeneratif, merupakan ganguan sendi
yang tersering. Kelainan ini sering menjadi bagian dari proses penuaan dan
merupakan penyebab penting cacat fisik pada orang berusia di atas 65 tahun
(Robbins, 2007). Sendi yang paling sering terserang oleh osteoarthritis adalah
sendi-sendi yang harus memikul beban tubuh, antara lain lutut, panggul, vertebra
lumbal dan sevikal, dan sendi-sendi pada jari (Price dan Wilson, 2013).
dan ditandai oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya
bentuk arthritis yang paling umum, dengan jumlah pasiennya sedikit melampaui
separuh jumlah pasien arthritis. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada
perempuan daripada laki-laki (Price dan Wilson, 2013). Hal yang sama juga
pembentukan tulang baru sebagai reaksi atas degenerasi tersebut di daerah tepi
yang menyangga berat tubuh atau weight bearing joint (sendi lutut, sendi kaki,
prevalensi OA mencapai 5% pada usia < 40 tahun, 30% pada usia 40-60
tahun, dan 65% pada usia > 61 tahun (Soeroso et al., 2009). Perubahan
fisik dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya usia dengan
2013). Wanita yang telah lanjut usia atau di atas 45 tahun telah mengalami
pada osteoblas dan sel endotel. Apabila terjadi penurunan estrogen maka
TGF- yang dihasilkan osteoblas dan nitric oxide (NO) yang dihasilkan sel
inflamasi ini. Tidak hanya itu, estrogen juga berpengaruh pada absorbsi
(Ganong, 2008).
5. Faktor genetik juga berperan dalam kerentanan terhadap OA, terutama pada
kasus yang mengenai tangan dan panggul. Gen atau gen-gen spesifik yang
C. Patofisiologi
dan orientasi serat kolagen yang mengubah biomekanik dari tulang rawan, yang
(Price dan Wilson, 2013). Selain kondrosit, sinoviosit juga berperan pada
patogenesis OA, terutama setelah terjadi sinovitis, yang menyebabkan nyeri dan
dilepaskan ke dalam rongga sendi dan merusak matriks rawan sendi serta
mengaktifkan kondrosit. Pada akhirnya tulang subkondral juga akan ikut berperan,
2007).
1. Fase 1
penipisan kartilago.
2. Fase 2
Pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago, disertai
sinovia.
3. Fase 3
2012).
kejadian natural akibat proses wear and tear pada sendi sebagai hasil dari
sebuah proses penyakit aktif pada sendi yang dapat mengalami perubahan oleh
Untuk melindungi tulang dari gesekan, di dalam tubuh ada tulang rawan.
Namun karena berbagai faktor risiko yang ada, maka terjadi erosi pada tulang
rawan dan berkurangnya cairan pada sendi. Tulang rawan sendiri berfungsi
untuk menjamin gerakan yang hampir tanpa gesekan di dalam sendi berkat
antar tulang (Robbins, 2007). Tulang rawan yang normal bersifat avaskuler,
permukaan sendi. Tulang rawan matriks terdiri dari air dan gel (ground
2011).
D. Klasifikasi
2. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah mengalami fraktur
E. Manifestasi Klinik
1. Nyeri sendi yang bersifat pegal dan dalam akibat degenerasi kartilago,
2. Rasa kaku pada pagi hari dan sesudah melakukan latihan (yang akan
tulang
vertebra servikalis)
F. Pemeriksaan Diagnostik
c. Erosi sendi
2. Tes Serologi
a. BSE Positif
3. Pemeriksaan radiologi
4. Aspirasi sendi
aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.
G. Komplikasi
4. Kontraktur sendi
H. Penatalaksanaan
mengistirahatkan sendi yang terserang. Karena jika sendi yang terserang terus
secara rutin dapat mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan. Embidaian bisa
sistematis.
1. Konservatif
kurang efektif bila digunakan dalam jangka panjang. Obat ini tidak
setiap orang.
b. Pendidikan kesehatan
badan kemasyarakatan dan dari orang- orang lain yang juga pendeita
hebat. Walaupun rasa lelah dan kekakuan sendi itu bisa timbul setiap
hari, tetapi ada masa- masa ketika pasien merasa lebih baik atau lebih
beristirahat, hal ini berarti bahwa pasien dapat mudah terbangun dari
fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua
sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Kompres panas pada sendi-
sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat mengurangi nyeri. Mandi
parafin dengan suhu yang bisa diatur dan mandi dengan suhu panas dan
2. Intervensi Bedah
a. Artoplasti, yaitu pengantian parsial atau total bagian sendi yang rusak
dengan protesis)
(laminektomi)
dalam sendi
tersebut
dengan mengganti engsel yang rusak dan diganti dengan alat lain yang
nyeri saat pergerakan tulang. Penataan tulang dapat dipilih jika artroplasti
tidak dipilih pada kondisi tertentu, seperti osteoartritis pada anak dan
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan sakit pada persendian, bengkak, dan terasa
kaku.
4. Pola fungsi Gordon
b. Nutrisi/metabolic
Kaji makanan yang dikonsumsi oleh klien, porsi sehari, jenis makanan,
c. Pola eliminasi
Kaji frekuensi BAB dan BAK, ada nyeri atau tidak saat BAB/BAK
dan warna
Kaji pola istirahat, kualitas dan kuantitas tidur, kalau terganggu kaji
penyebabnya
nyerinya seperti apa), Region (di daerah mana yang nyeri), Scala
Pola persepsi diri perlu dikaji, meliputi; harga diri, ideal diri, identitas
5. Pemeriksaan fisik
adanya sinovasi pada setiap sendi, perhatikan juga hal- hal berikut ini:
c. Lengan: Siku dan sendi bahu, nodul rematoid dan pembesaran kelenjar
limfe aksila.
menyeababkan iritasi.
j. Kaki: efusi lutut, maka cairan akan mengisi cekungan medial dan
patela yang berbentuk seperti ladam kuda dan efusi sendi pergelangan
6. Fungsional klien
1 Makan 5 10
2 Minum 5 10
9 Menggunakan pakaian 5 10
Total skor
Cara penilaian:
110: mandiri
b. Indeks Katz
perubahan fungsi aktivitas dan latihan setiap waktu, yang diakhiri evaluasi
yang lain
Keterangan :
4 Alamat anda?
Mini mental status exam (MMSE) menguji aspek kognitif dari fungsi
dan bahasa. Nilai kemungkinan ada 30, dengan nilai 21 atau kurang
1. Nyeri akut/kronis
4. Resiko trauma
Analgesic Administration
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC
Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Alih bahasa
Robbins, dkk., 2007. Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Jakarta: EGC
Soeroso S, et all. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: