Anda di halaman 1dari 7

BAB IV.

LIMPASAN (RUNOFF)

4.1 KOMPONEN DARI RUNOFF


Runoff diartikan sebagai air mengalir melalui permukaan tanah kemudian masuk
kedalam sungai yang merupakan bagian kecil dari jumlah air yang bersiklus didalam
atmosfir (atmosphere), hydrosphere dan lithosphere. Ini telah didiskusikan dalam siklus
hidrologi. Hujan adalah sumber 𝑢tama permukaan air, tetapi pada beberapa kasus, salju
dapat juga menkontribusi besar terhadap pengaliran air permukaan.
Air yang mengalir di atas permukaan tanah dan menuju ke sungai dan saluran alam, itu
disebut limpasan permukaan (surface runoff) dan bagian dari runoff mengalir ke di atas
permukaan tanah disebut aliran permukaan tanah (overland flow). Selanjutnya limpasan
total adalah terdiri dari komponen utama sebagai berikut;
1. Aliran melalui darat (overland flow) merupakan bagian runoff yang mengalir di atas
permukaan tanah.
2. Limpasan di bawah permukaan tanah (sub-surface runoff) merupakan bagian aliran
yang masuk kedalam tanah tetapi belum terlalu dalam dan selanjutnya mengalir
menuju saluran-saluran dan memberi kontribusi terhadap limpasan tidak langsung
(direct runoff).
3. Aliran dasar (base flow) merupakan aliran tertahan di dalam sungai ketika tidak ada
hujan muncul melalui daerah tangkapan.
Limpasan total di kontribusi oleh limpasan langsung dan aliran dasar. Sedangkan
limpasan langsung terdiri dari aliran melalui darat dan aliran di bawah permukaan. Skema
di bawah adalah bagian alir dari komponen-kompenan limpasan total;
Presipitasi total

Kelebihan presipitasi Infiltrasi


Hambatan lain

Limpasan permukaan
Limpasan di bawah permukaan Perkolasi dalam

dia
Limpasan Limpasan
di bawah di bawah
Permukaan Permukaan Limpasan air tanah
cepat lambat
Variasi
perkiraan
Limpasan langsung Aliran dasar

Limpasan total
Gambar 4.1 Hubungan antara hujan dan limpasan
Hidrologi Bintang DwiPutra 30
4.2 FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI RUNOFF
Runoff dari daerah tangkapan atau daerah aliran sungai (DAS) akibat hujan tergantung
pada variasi faktor;
1. Faktor klimatologi (iklim)
Faktor klimatologi mempengaruhi runoff adalah;
a. Tipe dan bentuk hujan,
b. Karakteristik penguapan dari DAS,
c. Transpirasi.
Karakteristik hujan adalah salah satu faktor utama yang mengendalikan runoff dari
daerah tangkapan. Limpasan dari suatu daerah tangkapan juga tergantung pada sejarah
hujan sebelumnya di DAS, karena limpasan adalah jaringan aliran air melalui permukaan
tanah. Limpasan dari permukaan itu hanya dapat mengambil tempat ketika besarnya
presitipitasi lebih besar dari infiltrasi.
Sifat infiltrasi tergantung pada sifat tanah seperti periode hujan dan interval dari hujan
sebelumnya. Periode hujan adalah salah satu faktor mengendalikan karakteristik hujan,
karena periode hujan yang lama mengurangi besarnya infiltrasi dan meningkatkan
limpasan. Limpasan dari suatu daerah tangkapan adalah hujan melalui daerah yang sedikit
infiltrasi dan hilang yang mengambil tempat di suatu daerah.
Evaporasi dan transpirasi adalah sumber utama yang air jatuh pada DAS dan kembali
ke atmosfir, karena itu tidak ada limpasan permukaan. Ini beralasan kenapa jumlah sedikit
hujan tidak menunjukan adanya suatu limpasan.
2. Faktor Physiographical
Faktor ini adalah utamanya terhadap karakteristik limpasan yang tergantung sebagai
berikut;
a. Daerah dan bentuk DAS,
b. Kemiringan rata-rata DAS,
a. Daya rembes tanah dan karakteristik geologi seperti jenis tanah, lapisan keras dan
karakteristik akuifer.

4.3 PERKIRAAN BESARNYA LIMPASAN


Sumber utama air adalah didapat dari limpasan yang berasal hujan. Seperti yang telah
dibahas pada siklus hidrologi, dimana air didapat sebagai limpasan permukaan saja dari
bagian presipitasi total. Bagian presipitasi total tertahan oleh tanah sebagai tanah jenuh,
infiltrasi dan menguap ke udara. Untuk limpasan dihitung sebagai istilah kehilangan. Jadi
Hidrologi Bintang DwiPutra 31
hubungan limpasan dan hujan didapat, kalau kehilangan dapat juga dihitung, seperti
persamaan di bawah ini;
𝑅 =𝑃−𝐿 4.1
Dimana; R adalah limpasan permukaan dalam cm,
P adalah presipitasi dalam cm,
L adalah kehilangan dalam cm.
Itu sangat sulit untuk menghitung kehilangan air secara tersendiri. Banyak orang telah
mencoba menguhubungkan parameter berbeda yang memberi kontribusi kehilangan air.
Beberapa metode umumnya digunakan dalam menghitung besarnya runoff dari DAS
ditentukan sebagai berikut;
a. Rumus impiris,
b. Metode rasional,
c. Metode infiltrasi,
d. Analisa hidrograph,
e. Pengukuran di saluran/sungai.
4.3.1 Persamaan Impiris
Berdasarkan penelitian beberapa jumlah sungai di daerah aliran, bahwa limpasan
adalah berhubungan dengan hujan dan karakteristik daerah aliran. Hubungan itu dapat
ditentukan dengan beberapa kondisi melalui hubungan impiris dan itu dihitung dengan
metode impiris dari beberapa persamaan sebagai berikut;
a. LACEY
Lacey memberikan hubungan limpasan dari hujan dengan faktor daerah aliran dan
faktor durasi musim hujan seperti persamaan di bawah ini;

𝑃2
𝑅= 4.2
3048 𝐹
𝑃+ 𝑆

Di mana; R adalah limpasan pada musin hujan dalam mm,


P adalah curah hujan dalam mm,
S adalah faktor daerah,
F adalah faktor durasi hujan.
Nilai faktor daerah (S) ditentukan berdasarkan dengan karakteristik daerah aliran
sebagai berikut;
Kelas daerah aliran Nilai S Karakteristik daerah aliran,
A 0.25 Datar, ditanami, tanah mudah peresapan,
Hidrologi Bintang DwiPutra 32
B 0.60 Datar sebagian ditanami, tanah keras,
C 1.00 Daerah aliran sedang,
D 1.70 Berbukit, dataran sedikit ditanami,
E 3.45 Sangat curam dengan sedikit ditanami.
Lacey juga memberikan nilai faktor durasai (F) sehubungan dengan musim hujan
sebagai berikut;
Klas musim hujan Nilai F
Sangat pendek 0.50
Normal/Sedang 1.0
Sangat lama 1.50
b. INGLISH
Inglish menyederhanakan persamaan dalam dua kategori yaitu berbukit dan datar
dengan persamaan sebagai berikut;
𝑅 = 0.85 𝑃 − 304.8 untuk daerah datar
4.3
𝑃(𝑃 − 177.8)
𝑅= untuk daerah berbukit
2540
c. KHOSLA
Khosla memberilkakn hubungan suhu rata-rata pada suatu musim dengan besarnya
kehilan air berupa yang bentuk persamaan di bawah ini;

𝑅 = 𝑃 − (2.28 𝑇 + 40.5) untuk T≥ 4.6℃


4.4
= 𝑃 − (22.8 𝑇 + 405) untuk T< 4.6℃

Dimana; R adalah Limpasan (Runoff) dalam mm,


P adalah presipitasi dalam mm,
T adalah suhu tahunan rata-rata dalam oC.
4.3.2 Metode Rasional
Seperti telah didiskusikan bahwa, limpasan dihasilkan dari hujan melalui daerah
pengaliran dan disebut hujan yang hilang. Kehilangan itu dapat dihitung dengan
menggunakan rumus rasional dalam bentuk koefisien (C) sebagai berikut;

𝑄 = 0.277𝐶𝐼𝐴 4.5
Dimana; Q adalah debit dalam m3/sec.,
I adalah intensitas curah hujan rata-rata dalam mm/jam untuk durasi (tc),
A adalah luas daerah aliran dalam km2,
Hidrologi Bintang DwiPutra 33
C adalah koefisien limpasan.
Persamaan di atas merupakan rumus rasional dan telah dikembangkan untuk
digunakan pada system saluran drainase dan untuk daerah kecil, seperti daerah perkotaan.
Pada akhir-akhir ini, persamaan ini digunakan untuk memperkirakan debit pada daerah
aliran. Debit ini tergantung pada perkiraan besarnya keofisien runoff. Nilai C tergantung
dari banyak faktor seperti jenis tanah, jenis tanaman dan sebagainya. Dari persamaan di
atas jelas bahwa C adalah faktor kehilangan air. Nilai C telah diperkirakan oleh komisi
American Sociaty of Civil Engineers (ASCE) pada Tabel 4.1 dan dapat dipakai untuk hujan
dengan priode 5 sampai 10 tahunan.
Tabel 4.1 Nilai Koefisien Runoff (C) menurut ASCE
TIPE DAERAH ALIRAN KOEFISIEN TIPE DAERAH Runoff of
ALIRAN (C) ALIRAN Coef. (C)
Bisnis Halaman rumput
Kawasan Kota 0.70-0.95 Tanah berpasir, datar, 2% 0.05-0.10
Kawasan Pinggiran 0.50-0.70 Tanah berpasir, rata2,2-7% 0.10-0.15
Kawasan Pemukiman Tanah berpasir, curam,7% 0.15-0.20
Kawasan keluarga tunggal 0.30-0.50 Tanah padat, datar, 2% 0.13-0.17
Multi satuan, terpisah 0.40-0.60 Tanah padat, rata2,2-7% 0.18-0.22
Multi satuan, berdekatan 0.60-0.75 Tanah padat, curam,7% 0.25-0.35
Kawasan pemukiman pingggiran kota 0.25-0.40 Tanah pertanian
Kawasan apartemen (rumah susun) 0.50-0.70 Tanah gundul
Industri Halus 0.30-0.60
Kawasan yang ringan 0.50-0.80 Kasar 0.20-0.50
Kawasan yang berat 0.60-0.90 Tanah yang ditanami
Taman, kuburan 0.10-0.25 Tanah padat tanpa
Lapangan bermain 0.20-0.35 tanaman 0.30-0.60
Kawasan halaman kereta api 0.20-0.40 Tanah padat ditanami 0.20-0.50
Kawasan belum termanfaatkan 0.10-0.30 Tanah pasir tanpa
Jalanan tanaman 0.20-0.40
Aspal 0.70-0.95 Tanah pasir ditanami 0.10-0.25
Beton 0.80-0.95 Padang rumput
Batubata/konblok 0.70-0.85 Tanah padat 0.15-0.45
Jalan raya dan trotoir 0.75-0.85 Tanah berpasir 0.05-0.25
Atap 0.75-0.85 Tanah berhutan 0.05-0.25

a. Waktu Konsentrasi
1. Ketika air hujan jatuh di tempat pada suatu daerah yang luas di dalam suatu
daerah tangkapan, maka air hujan tersebut yang berasal dari suatu titik mulai
mengalir dengan waktu yang ditempuh sampai ke titik pengamatan, dan itu
sangat dipengaruhi oleh jarak dan kemiringan di mana hujan mulai mengalir dari
titik tertentu ke titik pengamatan. Waktu yang dibutuhkan oleh partikel air
sampai ke titik pengamatan dari titik sebelumnya di dalam daerah tangkapan

Hidrologi Bintang DwiPutra 34


disebut waktu konsentrasi. Karena itu, waktu konsentrasi tergantung dari variasi
faktor yaitu panjang daerah dilewati oleh air, kemiringan daerah aliran, jenis
tanaman pentup lahan. Jadi besarnya waktu konsentrasi dapat dihitung dengan
metode Kirpich (USBR 1977),
0.385
0.87𝐿3 4.6
𝑡𝑐 = ( )
∆𝐻

Dimana; tc adalah waktu konsentrasi dalam satuan jam,


L adalah panjang daerah dilewati air dalam satuan km,
∆H adalah perbedaan ketinggian dari titik awal sampai ke titik
pengamatan sepanjang L dalam satuan meter.
b. Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS)
Hidrograf limpasan dari suatu daerah aliran sangat dipengaruhi oleh ukuran dan
bentuk DAS. Ada dua bentuk ekstrim DAS dan tingkat orde sungainya seperti pada
Gambar 4.2a dan 4.2b.

td td

Debit
Debit

Waktu Waktu
(a) (b)

Gambar 4. Tipe Daerah Alran Sungai (DAS)


Gambar 4a ini menunjukan tipe DAS seperti bentuk daun dan orde sungai 1 dan 2.
Susunan sungai induk dengan anak-anak sungai terdiri dari batang, cabang dan
ranting. Akibatnya hidrograf limpasan pada suatu titik di dalam DAS menjadi
hidrograf naik tajam dan waktu konsentrasi juga besar. Pada Gambar 4b
menunjukan tipe DAS seperti bentuk kipas dan orde sungai 1, 2 dan 3. Susunan
sungai yaitu anak-anak sungai mengalir dari segala pejuru menuju ke titik pusat
(mulai dari orde 1, 2 dan 3) dan mengalir ke laut. Aliran puncak cepat mencapai
semua titik yang menjadi efektif dengan banyak atau lebih sedikit waktu tempuh.

Hidrologi Bintang DwiPutra 35


PROBLEM SET
Following figure shows the schematic of a drainage area that has been divided into three
subareas, with the characteristics of the shown. Beginning with the upstream subarea, the
discharge into inlet-1 can be determined. Since the time of concentration is less than 15 min, a
duration of 15 minute will be used to obtain the rainfall intensity. The intensity for a 10-yr
event is 5.4 in./hr. Determine the peak discharge of outlet?

A1=5.3 acres A2=7.2 acres A3=6.4 acres


C1=0.2 C2=0.4 C3=0.6
tc =13 min tc =9 min tc =7 min

Inlet 1 Inlet 2 Inlet 3

Outlet
L =600 ft L =600 ft
T1=3 min T1=3 min

Figure: Schematic diagram of drainage area

Hidrologi Bintang DwiPutra 36

Anda mungkin juga menyukai