PENDAHULUAN
Industri Konstruksi adalah industri yang bergerak berdasarkan project yang diterimanya. Atau
biasa kita sebut sebagai Jobbing work (Woodward: 1997). Sebelum kita membahas pada bagian
pelaksanaan suatu project konstruksi, kami akan mengulas kembali tentang pemahaman kita
akan Konstruksi itu sendiri, berikut karakteristik Konstruksi yang sudah kita bahas pada
presentasi presentasi sebelumnya
• Bersifat Unik
– Tidak ada yang sama persis
– Besifat sementara
– Melibatkan grup pekerja yang berbeda
• Dibutuhkan Sumber Daya
• Organisasi
Karena karakteristik tersebut diatas, dalam pencapaian tujuan konstruksi yaitu memenuhi
permintaan akan project hingga benar benar selesai. Beberapa pembatasan yang dilakukan agar
project tetap berjalan sesuai tujuan awal yaitu:
1. Adanya anggaran yang dialokasikan
2. Ada jadwal yang harus dipenuhi
3. Ada mutu yang harus dipenuhi
Dalam Spesifikasi Umum Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Edisi
2010 Revisi 2 (terlampir), dijelaskan bahwa Lingkup dan Urutan Kegiatan Dalam Pekerjaan
Konstruksi meliputi:
1. Kegiatan Umum, yang dimulai dengan mobilisasi peralatan dan personil, kemudian
survey lapangan dan revisi minor oleh direksi pekerjaan.
2. Kegiatan Pengembalian Kondisi, yang meliputi perkerasan bahu jalan, selokan, saluran
air, galian dan timbunan perlengkapan jalan jembatan
1
3. Kegiatan Pekerjaan Utama, meliputi Pekerjaan tanah, Pekerjaan Drainase,Pekerjaan
Lapis Pondasi, Pekerjaan Bahu jalan, Pekerjaan Lapis Permukaan, Pekerjaan Struktur dan
Pekerjaan perbaikan (bila ada)
4. Kegiatan Pemeliharaan Rutin, meliputi pemeliharaan perkerasan, bahu jalan, selokan,
saluran air, galian dan timbunan, perlengkapan jalan, jembatan, arus lalu lintas
PEMBAHASAN
2
A. PEKERJAAN TANAH/EARTHWORK
Menurut Mohd. Saidin Misnan earthwork adalah proses dimana permukaan bumi digali dan
diangkut ke dan dipadatkan di lokasi lain.
Menurut Spek Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga tahun 2010 revisi
ke-2 pekerjaan tanah ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan
tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekiranya yang diperlukan untuk penyelesaian dari
pekerjaan konstruksi.
Menurut Istimawan: 2006 Pekerjaan Tanah adalah bagian dari pelaksanaan konstruksi yang
terdiri dari aktifitas aktifitas dimulai dari pembersihan lapangan tempat project akan dikerjakan
sampai pada pemadatan. Secara khusus dijelaskan bahwa Pekerjaan tanah berhubungan erat
dengan aktifitas:
-pengangkutan
-pemindahan
-penggusuran tanah
Menurut (Rina : 2012) Pada hakekatnya bagian pekerjaan-pekerjaan yang sering dijumpai dalam
pelaksanaan proyek-proyek besar adalah meliputi :
1. Pekerjaan tanah dan batu
2. Pekerjaan beton
3. Pekerjaan batuan
Dalam Makalahnya (Rina : 2012) juga menjelaskan bahwa Pekerjaan tanah umumnya paling
dominan (terutama pekerjaan jalan), biasanya antara 30%-50% dari seluruh kegiatan. Yang
dimaksudkan dengan pekerjaan tanah adalah usaha-usaha memindahkan/menyingkirkan tanah,
menimbun dan memadatkannya ditempat lain untuk keperluan suatu konstruksi. Sedangkan
pemindahan tanah itu sendiri meliputi usaha penggalian (cut), pemuatan (loading), pengangkutan
(hauling), dan peletakan kembali tanah tersebut (dumping) di tempat lain.
3
Sebelum pekerjaan tanah dilaksanakan, terlebih dahulu harus diketahui sifat dari tanah tersebut.
Sifat-sifat tanah sehubungan dengan pekerjaan pemindahan, penggusuran, dan pemampatan
perlu diketahui, karena tanah yang sudah dikerjakan akan mengalami perubahan dalam volume
dan kepadatanya. Menurut Hendra Surya Dharma dan Haryanto (1998) dalam Rina: 2012,
keadaan tanah yang mempengaruhi volume tanah yang kita jumpai dalam pekerjaan-pekerjaan
tanah antara lain :
a. Keadaan asli (insitu) keadaan tanah yang dijumpai sebelum tanah tersebut terusik, jadi
keadaan yang sesuai dengan kehendak alam dan belum mengalami gangguan teknologi (lalu
lalang alat, digali,dipindahkan, diangkut, dan dipadatkan)
b. keadaan gembur (loose) keadaan material yang telah digali dari tempat asalnya (kondisi
asli). Tanah akan mengalami perubahan volume yaitu mengembang dikarenakan adanya
penambahan rongga udara diantara butiran-butiran material.
c. keadaan padat (compact) keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses
pemadatan (pemampatan), dimana volume akan menyusut. Perubahan volume terjadi karena
adanya pengurukan rongga udara diantara butiran-butiran material tersebut.
4
menghilangkan bagian bagian yang dimungkinkan dari pengamatan pengamatan tersebut bisa
menghalangi pekerjaan konstruksi nantinya. Tidak hanya terkait vegetasi yang ada, bisa saja ada
bangunan yang harus dihancurkan terlebih dahulu atau terdapat struktur struktur bangunan yang
masih ada ditempat tersebut atau juga ada ppipa bawah tanah yang dimungkinkan menghalangi
proses pengerjaan konstruksi nantinya dan hal lain yang tidak disebutkan dalam kontrak
pekerjaan.
1. Pemindahan atau remove building
Bisa terjadi jika dimungkinkan bangunan pada job site yang telah dilakukan surve
bisa mengganggu pekerjaan konstruksi nantinya, tentunya harus dilakukan tindakan
pemindahan dengan cara mungkin dibersihkan dengan penghancuran dengan alat
tertentu.
2. Pemindahan jembatan atau bridge removal
Jembatan disini bukan diartikan jembatan besar, akan tetapi jalan setapak penghubung
kecil yang memang sudah lama berada dilingkungan sekitar job-site pekerjaan itu.
Dalam hal ini pembersihan juga dilakukan jika mungkin ada gorong gorong yang
mungkin akan mengganggu dalam proses pekerjaan nantinya juga mungkin struktur
drainase yang sudah lama dan tidak terpakai.
Selanjutnya setelah dilakukan pembersihan atas gangguan yang dimungkinkan menghalangi
proses project itu dilaksanakan maka selanjutnya dilakukan penggalian.
MATERIAL BAWAAN
Material yang dimaksud disini adalah material yang terdapat pada saat pekerjaan tanah
dilakukan. Fokusnya adalah pada jenis tanah. Jenis tanah menentukan bagaimana pekerjaan
tanah tersebut dilakukan menurut Istimawan 2006, jenis tanah berdasarkan objek galian meliputi
1. Tanah Lepas: bentuknya sebagai contoh adalah pasir. Maka alat yang digunakan cukup
sekop saja
2. Tanah Biasa: Karena sifatnya gak sedikit alot maka alat yang digunakan bisa memakai
cangkul
5
3. Tanah keras: sifatnya liat dan terdapat kerikil padat. Maka alat yang digunakan bisa lebih
besar dari sekedar cangkul, missal ekskavator dsb
4. Tanah cadas: karena sifatnya cadas, maka dalam pekerjaan tanahnya biasanya pada awal
pekerjaan tanah digunakan dinamit dengan kekuatan rendah
5. Tanah berbatu: diledakkan terlebih dahulu menggunakan dinamit dengan kekuatan yang
lebih besar.
Dalam penjelasan “Indiana Manual Earthwork Construction” , dijelaskan komponen tanah itu
terdiri dari bebatuan, kerikil dan pasir. Oleh karena itu maka treatment pekerjaan tanah yang
dilakukan untuk memulai pekerjaan konstruksi ini berbeda beda sesuai dengan jenis tanah yang
ada di job-site seperti dijelaskan diatas mengenai jenis tanah dan bagaimana kita melakukan
pekerjaan tanahnya.
Tanah pada pekerjaan konstruksi, dalam hal ini pada Job site yang sudah ditetapkan memiliki
ketentuan penting bahwa tanah yang akan digunakan sebagai tempat dikerjakannya project
konstruksi tidak boleh memiliki kandungan kimiawi atau mengandung komponen organic yang
membahayakan, organic material yang seperti ini harus ikut serta dibersihakan pada saat
pekerjaan clearing.
Jenis batu dibedakan kembali oleh Indiana manual Earthworks construction, meliputi:
1. Rock, batu
2. Shale, or soft rock, ini semacam serpihan batu bisa miripi kerikil
3. Shale and thinly layered, serpihan serpihan halus
Jenis bebatuan tersebut juga merupakan salah satu komponen dalam tanah yang mungkin akan
ditemui pada saat pekerjaan awal dari pekerjaan tanah. Hal ini juga menjadi pertimbangan, alat
yang digunakan dan tenaga yang akan digunakan untuk proses awal pekerjaan tanah sehingga
didapat subgrade untuk fondasi yang sesuai dengan spek.
6
1. Preliminary Work, sama dengan pekerjaan persiapan yang dilakukan dalam pekerjaan
tanah yaitu meninjau job site yang akan menjadi tempat pekerjaan konstruksi
berlangsung.
2. Clearing and Grubbing, pekerjaan membersihkan job-site dari benda benda yang
diperkirakan bisa mengganggu proses pekerjaan nantinya. Clearing disini diartikan
membersihkan dari pohon, rum put dan sebagainya. Hal ini dilakukan diseluruh area
pekerjaan, dalam arti pembersihan ini dilakukan secara menyeluruh. Grubbing diartikan
sebagai pembersihan akar akar yang ada didalam tanah.
3. Slope Ditches, atau biasa kita sebut dengan parit. Bagian ini seringksli diabaikan oleh
kontraktor. Dan biasa dilakukan di sela sela waktu pekerjaan berlangsung. Padahal
seharusnya pekerjaan ini dilakukan di awal sebagai bentuk dari antisipasi hal hal seperti:
terjadinya longsoran air pada galian yang bisa menyebabkan galian rusak percuma dan
jika longsoran air tersebut terjadi bisa mengakibatkan kesulitan dalam melakukan
pemadatan pada pekerjaan galian.
4. Excavation, proses ini dilakukan karena kondisi topografi tempat objek pekerjaan akan
dilakukan tidak selalu siap sedia untuk langsung digunakan. Maka proses galian ini
adalah proses yang penting karena, biasanya galian juga dilakukan untuk proses
pembangunan gedung ataupun pembuatan jalan. Proses galian ini meliputi bagaimana
cara menggalinya, transportasi untuk memindah bahan galian dan proses pemadatannya.
5. Rock Excavation, galian batu ini adalah proses penggalian yang dilakukan pada saat
kontraktor melihat ada material material berat yang berada pada job-site. Untuk hal ini
maka diperlukan tindakan khusus untuk menggali.
6. Embankment Foundation, timbunan diperlukan sebagai tindakan yang dilakukan di awal
setelah “excavation”. Proses penimbunan ini juga tentunya melipatkan tindakan galian.
Penimbunan dilakukan sebagai proses penyempurnaan galian agar sesuai denga subgrade
pondasi awal yang akan digunakan tadi.
7. Compaction, pemadatan hal ini dilakukan biasanya setelah dilakukan pembuatan galian,
setelah tindakan galian dilakukan ada beberapa yang harus dilakukan pemadatan kembali
setelah fondasi galian memenuhi syarat yang ditentukan.
7
8. Compaction Equipment, alat yang digunakan untuk pemadatan juga menjadi bagian dari
pekerjaan tanah. Karena alat pemadatan akan disesuaikan dengan kondisi tanah, biasanya
digunakan bulldozer.
9. Structure Backfill, pengurukan disini hampir mirip dengan pemadatan akan tetapi
pengurukan dilakukan hanya dengan memindahkan hasil galian tanah tadi untuk
kemudian dilakukan penutupan kembali dari galian tanah yang sudah dibuat.
B. GALIAN/EXCAVATION
8
Excavation atau galian sudah dijelaskan bahwa dia adalah salah satu tahapan dalam pekerjaan
tanah, seperti dijelaskan pada bagian sebelum ini. Dalam buku Indiana Construction Earthworks
Manual, dijelaskan terdapat 3 type galian:
1. Galian umum, galian tanah yang secara umum sudah disebutkan dalam kontrak dan
rencana yang sudah disusun oleh kontraktor. Galian ini diluar galian batu.
2. Galian Batu, terdiri dari galian atas batuan beku, batuan metamorf, batuan sedimen dan
bebatuan bebatuan kecil. Penggalian dilakukan dengan cara pengeboran (drilling),
dengan memecah menggunakan suatu alat (splitting), melakukan penggalian dengan
peledakan (blasting)
3. Galian yang tidak terklasifikasi (unclassified), galian galina yang tidak bisa
diklasifikasikan seperti: galian air, galian klasifikasi y dan galian dengan klasifikasi x.
a. Klasifikasi y adalah bebatuan yang belum terklasifikasi pada galian batuan sehingga
satu satunya jalan yang dilakukan untuk menggali adalah dengan cara peledakan
(blasting) contohnya: serpihan serpihan yang keras dan berat, bebatuan yang keras.
b. Klasifikasi x adalah seperti dijelaskan oleh Indiana construction earthwork manual,
jenis yang termasuk dalam klasifikasi x ini meliputi:
- Bebatuan jenis konlomerat, batu dengan tipe serpihan serpihan yang keras dan
berat
- Bebatuan longgar atau bebatuan yang besar yang volumenya lebih dari ½ yard3
- Bebatuan bebatuan yang merupakan bagian dari sisa sisa pembakaran lampau,
sifatnya sudah lama dank eras, perlu perlakuan khusus dalam penggalian.
- Kayu kayu yang sudah lapuk, tumpukan tumpukan sisa pembakaran yang ada di
job-site atau material lain yang diminta untuk segera dibersihkan sebelum project
dilaksanakan.
Contoh galian lain yang tidak bisa diklasifikasikan adalah galian basah (wet), galian
kering (dry), dan galian pondasi (galian yang dilakukan karena pada job-site terdapat
pondasi pondasi yang terdahulu).
9
2. Melakukan cek ulang atas kegiatan pembersihan yang sudah dilakukan pada tahap awal.
Apakah sudah dilakukan dengan baik.
3. Setelah proses tersebut dilakukan komplit, maka dilakukan terlebih dahulu pembuatan
pondasi atau penahan atau semacam parit terlebih dahulu.
4. Melakukan pembersihan dari material material yang tertinggal atas tanggul atau parit atau
penahan yang dilakukan.
5. Step terakhir sebelum pembuatan dan penyempurnaan tanggul tanggul ditepi adalah
proofrolling.
EQUIPMENTS EXCAVATION
Mengapa pemilihan alat yang digunakan dalam proses galian ini sangat penting?
Dalam Penelitian Rina : 2012, disebutkan beberapa tinjauan beberapa pendapat para pakar
dibidang konstruksi diantaranya adalah :
a. Ir. Hendirman Sapiie (dalam majalah Konstruksi Kontraktor, Bahan, Dan Alat No. 9
Juli1985 Th ke IX)
Penggunaan alat berat yang notabene merupakan harta perusahaan yang cukup mahal,
faktor alatnya dan faktor manusia yang mengelola peralatan itu sendiri merupakan
faktor yang tidak boleh diabaikan dalam keberhasilan atau kegagalan suatu
pekerjaan.
Produktivitas suatu alat akan menentukan besarnya harga satuan dari suatu produk,
semakin tinggi produktifitasnya akan semakin randahlah harga satuanya,sehingga
harus benar-benar dipikirkan suatu kondisi, dimana imbalan peralatan yang kita
berikan kepada personil-personil yang menagani sebanding dengan
produktifitas yang dihasilkan.
11
6. Langkah berikutnya baru membandingkan harga untuk jenis alat berat excavator yang
mempunyai kapasitas yang sama dari beberapa merek, termasuk di juga dukungan lainnya.
7. Pada tahapan akhir adalah penentuan merek atas alat berat atau truk dengan
mempertimbangkan penawaran dari distributor serta telah dilakukan negoisasi. Dalam hal
ini tidak selalu harus membeli alat berat excavator, dapat juga memakai sistem rental / sewa,
memakai kontraktor berdasarkan proyek, dll.
Cat Eksavator
Namun hal ini jauh dari excavator terbesar yang tersedia, adalah , beratnya lebih dari 550.000 kg,
telah 3000hp dan memiliki ukuran ember 34,0 m³ (pada umumnya digunakan pada proyek
pertambangan)
12
Excavator Terex 340 Excavator 5230B
Pada saat ini excavator terbesar di dunia masih dipegang oleh negara Jerman, excavator terbesar
di dunia ini digunakan sebagai mesin tambang. Excavator buatan Krupp, pabrikan asal Jerman,
ini berukuran panjang 300 meter dan berat 45.500 ton, dan mampu bergerak dengan roda
rantainya di banyak area pertambangan terbuka. (di bawah ini gambaran detail tentang Excavator
Terbesar Di Dunia)
Gambar detil excavator terbesar di dunia
13
Kabar perpindahan terakhirnya terjadi pada tahun 2001, ketika mesin ini bergerak dari satu
pertambangan ke pertambangan yang lain, menempuh jarak 22 kilometer, menjelajahi daratan,
jalan raya, menyeberangi rel-rel kereta api, pinggiran kota dan pedesaan. Karena mesin ini tidak
bisa begitu saja melewati rintangan-rintangan itu, karena bisa merusaknya, maka para pekerja
menyiapkan lapisan pasir untuk alas di sepanjang jalannya ketika melewati rel KA, jalan-jalan
raya, memindahkan tiang-tiang listrik, dan menyebarkan rumput-rumput khusus di atas tanah
yang dilaluinya untuk mempermudah jalannya.
Butuh waktu 3 minggu untuk memindahkannya, ketika sampai di tempatnya mesin ini akan
melahap bukit-bukit batubara, batu-batu karang dengan rakus. Itulah deskripsi tentang Excavator
terbesar di dunia.
14
Dalam Indiana Manual Earthwork Ada 4 kategori alat yang digunakan dalam galian
1. Hauling Equip. ; dump trucks, earthmovers, quarry trucks
2. Spreading Equip.; bulldozer, sheepsfoot
3. Compacting Equip.; wheel roler, smooth drum, vibratoty roller
4. Moisture control Equip.
15
16
Khusus untuk bagian Compacting atau pemadatan tanah, maka berikut jenis dan kemampuan alat
untuk melakukan tindakan ini:
EXCAVATION METHODS
Setelah kami menjelaskan jenis galian kemudian jenis alat yang bisa digunakan untuk penggalian
dan karakteristiknya, maka berikut kami sajikan berbagai metode galian. Metode yang digunakan
ini dilakukan berdasar kondisi job site yang dihadapi, tujuan konstruksi. Nantinya metode yang
digunakan ini akan menentukan penggunaan alat dan tenaga kerja yang kemudian bisa
dijabarkan dalam satuan harga atau biaya yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan galian
1. Full Open cut Methods
Ini adalah metode galian yang paling simple dan biasanya tidak memerlukan baiya yang
tinggi malah cenderung rendah. Karena galian yang dilakukan pun tidak begitu dalam
17
2. Braced excavation methods
Metode ini dilakukan untuk galian bangunan biasanya, dengan kekompleksitasan yang
tinggi. Sehingga metode ini digunakan dengan memberikan banyak penahan penahan
dalam proses galiannya.
18
Langkah dalam braced excavation ini meliputi:
1. Penempatan posisi posisi yang penting untuk penggalian
2. Memproses tahap galian
3. Meletakkan dinding dinding dalam galian galian
4. Mengulang kembali proses tersebut
5. Membuat pondasi dalamgalian bangunan tersebut
6. Menghancurkan penyangga yang telah dibuat tadi
7. Membuat kembali penyangga penyangga
8. Melakukan hal yang sama kembali
20
EXCAVATION REQUIREMENT AND COMPUTATION
Pada bagian ini kami akan menjelaskan bagaimana perhitungan untuk masing masing alat pada
proses excavation
1. Detonator, hampir pada semua pekerjaan tanah yang diindikasi adanya batu/rock maka
digunakan treatment blasting/peledakan
Rumus yang digunakan adalah
R = 0,02 √P/S
R = radius tanah batuan yang rusak karena peledakan (m)
P = tekanan peledakan maksimum (kg/cm2)
S = tegangan tarik ultimit dari batuan (kg/cm2)
2. Backhoe
Contoh 1:
Swell 43%;
Pemotongan 8 kaki;
21
Sudut swing 90%;
Ukuran bucket 1,75 cu yd dalam kedalaman munjung lebih kurang 2 cu yd swell 43%
Kapasitas bucket :
Siklus waktu :
c. Pembuangan = 5 detik
Total = 31 detik
= 0,5 menit
Contoh 2:
Backhoe digunakan untuk melakukan penggalian lempung keras. Kapasitasnya 1,6 m³. Rata-rata
kedalaman penggalian : 5,6 m dengan maksimum kedalaman penggaliannya : 8 m, sudut putar
alat : 75º.
22
Produktivitas Backhoe : Q = 1,6 x (60/0,642) x 1,05 x 0,8 x 50/60
= 145,45 m³/jam.
Contoh 3:
Suatu pekerjaan reklamasi atau penimbunan dengan menggunakan pasir urug harus dilakukan
pada suatu daerah cekungan. Bahan timbunan yang didatangkan dari luar proyek dengan jarak 25
km, dari jarak tersebut 5 km diantaranya harus melewati daerah perkotaan. Volume urugan
sebesar 44.500 m3, jalan akses ke lokasi penimbunan merupakan jalan yang diperkeras namun
tidak beraspal, berarti kontraktor tidak perlu memperbaiki jalan tersebut.
Lama pekerjaan yang diberikan adalah 3 bulan atau 90 hari kalender. Pada bulan pertama
terdapat 4 hari : Minggu dan 1 hari libur Nasional, pada bulan kedua ada 5 hari Minggu dan pada
bulan ketiga terdapat 4 hari Minggu. Diperkirakan pada ketiga bulan tersebut. Akan terjadi hujan
selama 3 hari dan 2 hari setelah hujan, jalan ke lokasi pengambilan material baru dapat dilewati
oleh Dump Truck. Kontraktor selama hari libur tidak diperkenankan untuk melakukan operasi,
pekerjaan malam juga diperkenankan.
Jam kerja effektif per hari 8 jam.
Jawaban :
Volume pekerjaan : 44.500 m3
Voleme tanah asli atau yang harus digali = 44.500 m3 x 1,05 = 46.725 m3.
Waktu pelaksanaan = 90 hari – 4 -1 – 5 – 4 – (3 x 2) = 90 – 20 = 70 hari kerja eff.
24
Waktu kerja adalah
= 70 x 8 jam = 560 jam kerja.
Sehingga Excavator yang dibutuhkan
= 973 : 560 = 1,74 atau 2 unit.
Produksi 2 buah Excavator
= 384 m3/hari x 2 = 768 m3
Volume Side output Pasir lepas
= 768 m3 x (1,17 / 1,05) = 856 m3.
25
Waktu siklus (Cm) = 10+15+20+30+4+2 = 81 menit atau 1 jam 21 menit
Produksi per siklus (q) = 5.0 x 1.0 = 5,00 m3
Waktu siklus (Cm) = D/F + D/R + z = 30/47 + 30/119 + 0,10 = 0,99 atau 1.00 menit
Q = (q x 60 x E x 1,17)/Cm
= 4,38 x 60 x 0,60 x 1,17)
= 179 m3/jam
26
= 179 x 8 = 1.352 m3
Jumlah Bulldozer yang dibutuhkan
= 856 : 1.352 = 0,633 ~ 1 unit/hari.
27