Anda di halaman 1dari 4

Nama : Laily Rahmawati

NIM : 122011101054
LAB/KSM ILMU KESEHATAN MATA

RESUME JURNAL
Judul Jurnal Characteristics of Straylight in Normal Young Myopic Eyes and
Changes before and after LASIK
Jing Li dan Yang Wang
Investigative Ophtalmology and Visual Sciences, Tianjin Medical University,
Tianjin, China
IOVS. 2011; 52 (6): 3069-3073
Pendahuluan Pada beberapa tahun terakhir, telah semakin banyak penelitian yang
telah berfokus pada performa visual dan kualitas optik, khususnya setelah
operasi refraksi. Banyak penelitian yang telah berfokus pada penyimpangan
muka gelombang dan pengaruhnya terhadap kualitas penglihatan, sementara
penyebaran cahaya intraokular jarang diteliti. Kami memusatkan penelitian
kami pada penyebaran cahaya.
Semua cahaya yang mencapai mata disebarkan sampai batas tertentu
ketika ia melewati struktur-struktur mata. Penyebaran ini menimbulkan suatu
selubung cahaya yang dinamakan straylight, yang menimbulkan penurunan
kualitas penglihatan. Suatu instrumen dengan menggunakan metode
psikofisik yang diusulkan oleh Van den Berg (dalam Franssen dkk) untuk
penggunaan klinis telah mempermudah penelitian mengenai straylight
intraokular. Penggunaan teknik ini telah membuktikan bahwa straylight
meningkat sejalan dengan usia dan bergantung pada pigmentasi pada mata
yang normal. Sebuah penelitian terbaru meneliti ketergantungan straylight
pada biometri okular dan menemukan bahwa straylight meningkat seiring
dengan bertambahnya panjang aksial namun tidak memiliki hubungan
dengan keratometri dan astigmatisma kornea atau dengan warna iris.
Beberapa penelitian mengenai straylight intraokular telah dilakukan
setelah operasi refraktif kornea dan tidak teramati adanya peningkatan
straylight yang signifikan setelah LASIK. Straylight dapat meningkat secara
dramatis pada mata dengan komplikasi operasi refraktif kornea dengan cara
mengganggu transparansi kornea (misalnya, pertumbuhan epitel ke arah
dalam dan pengaburan subepitel kornea) dan pada pasien dengan penyakit
mata lainnya, seperti katarak, retinitis pigmentosa dan koreoideremia.
Pengaruh operasi refraktif kornea terhadap straylight mata harus dijelaskan
dan diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu penelitian ini dirancang untuk
menentukan pengaruh berbagai parameter optik terhadap straylight dan untuk
meneliti perubahan straylight setelah operasi LASIK.
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti karakteristik straylight dan faktor
yang relevan pada mata miopia orang normal yang berusia muda dan untuk
menilai perubahan straylight dan kemungkinan faktor yang mempengaruhi
sebelum dan setelah keratomileusis laser in situ (LASIK)
Metodologi Metode dalam penelitian ini, non-randomized prospektif dimana 105 mata
dari 105 pasien diikutsertakan setelah dilakukan diskusi secara menyeluruh
mengenai manfaat dan risiko tindakan yang telah diketahui. Tingkat
straylight diukur dengan straylight meter, nilai straylight dinyatakan sebagai
log. Nilai yang lebih tinggi menunjukkan straylight yang lebih banyak,
kemudian dilakukan analisis mengenai hubungan komponen ini dengan
beberapa parameter optik pada mata miopia orang normal yang berusia
muda. Perbedaan antara straylight pascaoperasi dan pra operasi dan
hubungan strayligh dengan ablasi diteliti sebelum dan pada waktu 1 bulan, 4
bulan, dan 10 bulan setelah operasi LASIK.
Hasil Untuk mata normal, nilai sferis, astigmatisme, keratometri, ketebalan kornea
sentral (CCT), dan kedalaman bilik anterior (ACD) menunjukkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara variabel ini dengan straylight. Namun, nilai
straylight menunjukakn peningkatan yang signifikan secara statistik pada
waktu 1 bulan dan 4 bulan setelah operasi (p< 0.05) namun kembali menjadi
nilai pra operatif setidaknya 10 bulan setelah operasi (p > 0.05) pada mata
yang menjalani LASIK. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan secara
statistik antara nilai straylight dan kedalaman ablasi yang dilakukan, rasio
ablasi, ketebalan dasar yang tersisa (RBT), atau RBT/CCT (P > 0.05) setelah
operasi.
Pembahasan Straylight menyebar di seluruh retina akibat adanya struktur
intraokular, seperti kornea, lensa, iris, dan media intraokular. Penyebaran
oleh lensa meningkat sejalan dengan bertambahnya usia dan meningkat pada
pasien dengan katarak. Penyebaran cahaya oleh kornea bersifat konstan
sejalan dengan bertambahnya usia namun bisa berubah dengan adanya
kerusakan kornea atau setelah operasi refraktif kornea. Rozema dkk baru-
baru ini menyimpulkan bahwa straylight meningkat sejalan dengan
penambahan panjang aksial bola mata namun tidak menemukan adanya
hubungan dengan keratometri atau astigmatisma kornea. Berdasarkan temuan
kami, tampaknya tidak terdapat hubungan yang kuat antara straylight dan
nilai K atau astigmatisma, yang sesuai dengan temuan dari Rozema dkk.
Selain itu, kami tidak mendeteksi adanya hubungan nilai straylight dengan
SE, CCT, atau ACD.
Setelah operasi LASIK, kami menemukan adanya peningkatan rata-rata
nilai straylight yang signifikan pada waktu 1 dan 4 bulan setelah LASIK;
namun, nilai ini kembali ke nilai pra operasi 10 bulan setelah LASIK. Hasil
kami tidak sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh Beerthuizen dkkk dan
Lapid-Gortzak dkk. Dalam penelitian oleh Beerthuizen dkk, yang mana
jumlah sampelnya lebih kecil dari penelitian kami, penulis mengevaluasi 12
mata yang telah menjalani LASIK. Mata tersebut menunjukkan tidak ada
perubahan yang signifikan dalam nilai straylight pada waktu 1 bulan setelah
operasi; namun, empat mata dalam kelompok tersebut menunjukkan
peningkatan straylight sebesar lebih dari 0.15 unit log. Penggunaan lensa
kontak dapat menyebabkan bertambahnya ukuran straylight, bahkan setelah
lensa kontak tidak digunakan selama beberapa saat.
Untuk pasien yang menjalani LASIK, diasumsikan bahwa perubahan
nilai straylight setelah LASIK disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
Pertama, kornea mempertahankan transparansinya sebagai akibat dari
penyusunan atom serat kolagen yang teratur yang mengompensasi
penyebaran cahaya. Pembentukan flap kornea, ablasi laser pada dasar stroma,
dan penyembuhan luka kornea dapat mengganggu susunan atom serabut dan
sel-sel kornea, yang menyebabkan meningkatnya nilai straylight. Kedua,
adanya sel mikrofold dan partikel pada lapisan pertemuan antara flap dan
stroma setelah LASIK telah digambarkan pada banyak penelitian
berdasarkan mikroskop konfokal. Mikroskop konfokal telah memperlihatkan
adanya perubahan yang teratur setelah operasi, termasuk mikrofold (yang
paling sering ditemukan pada lapisan Bowman dan kadang di stroma
anterior) serta partikel-partikel yang terletak pada lapisan hubungan dengan
reflektivitas yang beragam.
Kesimpulan Parameter optik yang spesifik (kekuatan refraktif, nilai K, CCT dan ACD)
tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan straylight. Meskipun
straylight meningkat selama periode pasca operasi dini, parameter ini
kembali menjadi kadar praoperatif seiring dengan berjalannya waktu.

Anda mungkin juga menyukai