Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Standar Operasional Prosedur Vulva
Hygiene” yang dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan
Maternitas” pada semester ganjil.
Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan nilai,
namun di latar belakangi pula untuk memperluas wawasan.Untuk itu penata berusaha menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu diharapkan kritik dan saran objektif yang bersifat membagun guna tercapainya kesempurnaan
yang diinginkan.
Penulis sepenuhnya menyadari, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang terkait,
makalah ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini tidak
lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada dosen mata kuliah Keperawatan
Maternitas yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan kami bimbingan dan tuntunan
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 2
A. Pengertian ......................................................................................................................................... 4
G. Tindakan ........................................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan .......................................................................................................................................... 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang
apa sebenarnya perawatan perineum atau vulva higiene itu serta bagaimana pencegahan
dan penanggulangannya,khususnya bagi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien perineum atau vulva higiene.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Vulva hygiene adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita
yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Pasien yang harus istirahat di
tempat tidur (misalnya,karena hipertensi,pemberian infus,section caesarea) harus
dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan dua kali sehari
dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat.Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya
masih muda dan sehat,daerah daerah yang tertekan tetap memerlukan perhatian serta
perawatan protektif.
Setelah ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari),biasanya daerah perineum
dicuci sendiri dengan menggunakan air dalam botol atau wadah lain yang disediakan khusus
untuk keperluan tersebut. Penggantian tampon harus sering dilakukan,sedikitnya sesudah
pencucian perineum dan setiap kali sehabis ke belakang atau sehabis menggunakan pispot.
Vulva hygiene adalah tindakan keperawatan pada alat kelamin perempuan, yaitu
perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak didepan simpisis
pubis, labia mayora yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva, labia
minora, dua lipatan kecil di antara atas labia mayora, klitoris, sebuah jaringan eriktil yang
serupa dengan penis laki-laki, kemudian juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti
uretra, vagina, perineum, dan anus.
1. Rupture
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara
alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan.
Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan
penjahitan. (Hamilton, 2002).
2. Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar muara vagina
yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg, A., 1996).
Episiotomi,suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang dalam
4
keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek
teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anastesi lokal,
kecuali bila pasien sudah diberi anastesi epiderual. Insisi episiotomi dapat dilakukan di
garis tengah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak
banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki
(Jones Derek, 2002).
Tipe episotomi dan rupture yang sering dijumpai dalam proses persalinan yaitu :
a. Episiotomi medial
b. Episiotomi mediolateral
a. Tuberositas ischii
b. Arteri pudenda interna
c. Arteri rektalis inferior
C. Lingkup Perawatan
Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi organ-organ
reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva
yang terbuka atau akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung
lochea (pembalut) (Feerer, 2001).
Sedangkan menurut Hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah
a. Mencegah kontaminasi dari rectum.
b. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma.
c. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.
D. Waktu Perawatan
Menurut Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah
1. Saat mandi
Pada saat mandi,ibu post partum pasti melepas pembalut,setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada
pembalut,untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut,demikian pula pada
perineum ibu,untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2. Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil,pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi
kontaminasi air seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada
perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3. Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar,diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar
anus,untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang
letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum
secara keseluruhan.
5
E. Indikasi dan kontra indikasi
Indikasi : Dikhususkan pada area genital yang terkena edema
Kontra indikasi : berikan perhatian pada wanita yang mengalami menstruasi
F. Perawatan perineum
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini :
1. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
2. Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun
pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih
maupun infeksi pada jalan lahir.
3. Kematian ibu post partum
Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu
post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004).
G. Tindakan
6
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR
VULVA HYGIENE
PENGERTIAN
Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga kebersihannya
B. Tahap Orientasi
C. Tahap Kerja
D. Tahap Terminasi
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam
praktek. Jakarta: EGC.
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3.
Salemba:Medika.
Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika: Jakarta
10