Akustik Lingkungan
Akustik Lingkungan
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki, mengacaukan, mengganggu atau
berbahaya bagi kegiatan sehari-hari. Setiap suara yang mengganggu pendengar dapat
dikatagorikan sebagai kebisingan, bahkan suara musik dan suara orang yang berbicara dapat
disebut kebisingan jika suara tersebut tidak dikehendaki oleh pendengar. Badan kesehatan dunia
(WHO) melaporkan, tahun 1988 terdapat 8-12% penduduk dunia menderita dampak kebisingan
dalam berbagai bentuk. Angka itu diperkirakan akan terus meningkat. Tidak diragukan lagi,
kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan terutama kesehatan pendengaran, baik yang sifatnya
sementara ataupun permanen. Hal ini sangat dipengaruhi oleh intensitas dan lamanya
pendengaran. Kebisingan sering kali mengganggu aktivitas, apalagi jika kebisingan itu bernada
tinggi. Pengaruh kebisingan terputus-putus atau datang secara tiba-tiba dan tak terduga, sangat
terasa. Lebih-lebih bila sumber kebisingan itu tidak diketahui.
Kebisingan merupakan hal yang sering diabaikan oleh manusia, namun belum banyak yang
menyadari adanya kebisingan dapat berpegaruh terhadap kesehatan manusia padahal kebisingan
masuk dalam salah satu pencemaran udara. Di kota-kota besar, penanganan akan kebisingan
sangatlah kecil padahal efek dari kebisingan tersebut sangatlah mengganggu. Kebisingan bisa
mempengaruhi kesehatan manusia seperti menyebabkan hipertensi, mengganggu tidur dan bisa
menghambat kemampuan kognitif pada anak-anak. Bahkan yang paling parah bisa menyebabkan
ganguan pada memori atau gangguan kejiwaaan. Masalah ini suadah tersebar hampir di seluruh
dunia salah satu contoh India. Di India masalah ini sudah menyebar luas. Beberapa studi
melaporkan tingkat kebisingan di kota metropolitan sudah melebihi batas standar yang
mengakibatkan para penduduk menjadi tuli dan studi yang dilakukan oleh Sigh dan Mahajan di
Kalkuta dan Dehli menemukan tingkat kebisingan di kota itu mencapai 95dB padahal ambang
batas hanya 45dB.
Mereka yang tinggal di dekat jalan yang sibuk tidak bisa mendengar satu sama lain dan
dengan demikian tidak dapat menghubungi untuk propagasi (Deutche Presse-Agentur, 2003).
Kita bisa memvisualisasikan bahwa kebisingan dapat mengganggu komunikasi, mengganggu
tidur dan mengurangi efisiensi individu. Mayoritas responden sampel terkena terjadinya laporan
polusi suara dari jengkel dan gangguan pendengaran. Sebanyak 35% melaporkan tuli dan hampir
sebanyak itu juga melaporkan gangguan mental.
Sumber : https://alifis.wordpress.com/2009/06/11/metode-pengukuran-kebisingan/
Faktor diinginkan tau tidaknya suatu suara tergantung pada volume suara, frekuensi,
kontinuitas, waktu terjadinya, isi informasi dan juga aspek – aspek subjektif seperti asal suara,
keadaan jiwa dan tempramen penerimanya.
A. Kebisingan lingkungan
Kebisingan lingkungan merupakan suara yang tidak diinginkan dan menggangu segala
sesuatu yang ada pada suatu lingkungan di sekitar daerah yang didiami. Kebisingan tersebut
dapat terjadi karena suatu sumber tunggal maupun beberapa sumber, misalnya suara kebisingan
lalu lintas, industri, pasar, dan lain sebagainya.
D. Pengukuran kebisingan
Ada tiga cara atau metode yang digunakan dalam pengukuran akibat kebisingan
dilingkungan kerja.
1. Pengukuran dengan titik sampling
Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi batas hanya pada satu atau
beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk dapat mengevaluasi
kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan sederhana misalnya
kompresor/generator. Jarak pengukuran dari sumber harus dicantumkan misalnya 3
meter dari ketinggian 1 meter. Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat
ukur yang digunakan.
Contoh penggunaan :
Posisikan sound level meter pada kedudukan yang merepresentasikan tingkat
intensitas kebisingan pada tempat tersebut.
Aktifkan pengukur dengan saklar geser pada kedudukan Lo atau Hi. Untuk
Lo, intensity berada pada skala 40-80dB, sedangkan Hi berada pada skala 80-
120 dB.
Pencatatan pada satu kedudukan akan terkait dengan pembacaan skala
minimum dan skala maksimum.
Titik kedudukan dapat diambil sebanyak yang diperlukan.
Waktu pengukuran adalah 10 menit dalam 1 jam. Untuk pencuplikan data
adalah setiap 5 detik dengan ketinggian microphone 1,2 meter dari muka
tanah.
Gambar 1. Pola tingkat kebisingan
dibeberapa kawasan.
Sumber :
https://alifis.wordpress.com/2009/06/1
1/metode-pengukuran-kebisingan/
Gambar 4. Peta kontur kebisingan dalam sebuah pabrik yang ditentukan dari warna
yang dihasilkan.
Sumber : http://majarimagazine.com/2007/12/pengendalian-kebisingan-dalam-
pabrik-kimia/
3. Pengukuran dengan grid
Untuk mengukur dengan grid adalah dengan membuat contoh data kebisingan
pada lokasi yang diinginkan. Titik-titik sampling harus dibuat dengan jarak interfal
yang sama diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi beberapa
kotak yang berukuran dan jarak yang sama, misalnya: 10 x 10 M. kotak tersebut
ditandai dengan batis dan kolom untuk memudahkan identitas. Ada beberapa macam
peralatan pengukuran kebisingan, antara lain sound survey meter, sound level meter,
octave band analyzer, narrow band analyzer, dan lain-lain. Untuk permasalahan
bising kebanyakan sound level meter dan octave band analyzer sudah cukup banyak
memberikan informasi.
a. Sound Level Meter (SLM)
SLM adalah instrumen dasar yang digunakan dalam pengukuran kebisingan. SLM
terdiri atas mikropon dan sebuah sirkuit elektronik termasuk attenuator,3 jaringan
perespon frekuensi, skala indikator dan amplifier. Tiga jaringan tersebut
distandarisasi sesuai standar SLM. Tujuannya adalah untuk memberikan pendekatan
yang terbaik dalam pengukuran tingkat kebisingan total. Respon manusia terhadap
suara bermacam-macam sesuai dengan frekuensi dan intensitasnya. Telinga kurang
sensitif terhadap frekuensi lemah maupun tinggi pada intensitas yang rendah. Pada
tingkat kebisingan yang tinggi, ada perbedaan respon manusia terhadap berbagai
frekuensi. Tiga pembobotan tersebut berfungsi untuk mengkompensasi perbedaan
respon manusia.
Nilai batas amabang kebisingan adalah 85 dB yang ditanggap aman untuk sebagaian
besar tenega kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai ambang batas untuk
kebisingan ditempat kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan rata-rata yang masih dapat
diterima tenega kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu teus
menerus tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya. Berikut ini table waktu
maksimum untuk bekerja.
TINGKAT
No PEMAPARAN HARIAN
KEBISINGAN (dBA)
1. 85 8 Jam
2. 88 4 Jam
3. 91 2 Jam
4. 94 1 Jam
5. 97 30 menit
6. 100 15 menit
1 A 35 45
2 B 45 55
3 C 50 60
4 D 60 70
Menurut bangsa Yunani bahasa akustik berarti “akouein” yang berarti pendengaran.
Sehingga dapat dikatakan Akustik adalah ilmu terapan yang dimaksukan untuk memanjakan
indra pendengaran pada suatu ruang tertutup teutama yang relatif besar. Pada abad ke 1
arsitek bangsa Romawi yang bernama Marcus Pollio sudah mulai melakukan pengamatan
cermat tentang gema dan interferensi ( getaran – getaran suara asli dan getaran pantulan yang
saling menghilankan ) dari suatu ruangan. Tetapi akustik mulai dibangun sebagai suatu ilmu
pada tahun 1856 oleh Joseph Henry, kemudian pada tahun 1900 di kembangkan seluruhnya
oleh Wallace Sabine. Seiring dengan berjalannya waktu hingga sekarang rancangan akustik
masih diabaikan kecuali pada ruangan tertentu seperti ruang konser, studio rekanam, ruang
teater, ruang bioskop, dan lain-lain. Seharusnya pada ruang manapun harus mempunyai
rancangan akustik.
Akustik ruang menurut Wikipedia adalah bentuk dan bahan dalam suatu ruangan yang terkait
dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Sehingga bisa didefinisikan akustik ruang adalah
menata suatu ruangan agar tidak terjadi gangguan suara. Akustik ruang sangat mempengaruh dalam
reproduksi suara. Terdapat dua hal yang mendasar yang dikaitkan pada akustik ruang, yaitu:
perubahan suara karena pemantulan dan gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain.
1. Sumber Bunyi
Sumber bunyi, baik yang diinginkan maupun tidak diinginkan harus dapat dilindungi
untuk mencegah timbulnya kebisingan. Namun cara perlindungan sumbe bunyi kurang
layak secara ekonomi dibandingkan dengan pengendalian kebisingan melalui penataan
tapak.
2. Medium Penghantar Transmisi Suara
Merupakan variabel penting dalam mereduksi suara. Adanya lembah atau cekungan yang
letaknya tersebar pada permukaan tapak akab lebih rentan kebisingan karena jurang
tersebut dapat meneruskan gelombang suara. Kondisi topografi dapat menimbulkan
masalah jika tapak dilalui oleh jalan raya atau rel kereta api. Analisa iklim dan topografi
sangat dibutuhkan untuk memperkirakan pengaruhnya pada tranmisi suara.
3. Penerima atau Pendengar Suara
Orang-orang yang terbiasa dengan keadaan lingkungan yang tenang kurang dapat
menerima kebisingan dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di kota besar yang
telah terbiasa dengan adanya kebisingan. Melindungi kebisingan dapat dicapai dengan
menggunakan suara-suara yang menyenangkan untuk didengar, seperti suara-suara yang
teratur frekuensinya.
A. BAHAN DAN KONTRUKSI PENYERAPAN BUNYI
Bahan-bahan dan kontruksi penyerap bunyi yang digunakan dalam rancangan akustik suatu
bangunan atau yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruangan bising diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu bahan berpori-pori, penyerap panel, dan resonator rongga. Tiap bahan akustik
dikombinasikan menjadi rancangan lapisan akustik yang dipasang pada dinding ruang atau
digantung di udara sebagai penyerap ruang. Cara pemasangannya mempunyai pengaruh yang
besar pada penyerapan bunyi kebanyakan bahan.
Elemen Bahan
BAHAN BERPORI
Karakteristik dasar bahan berpori adalah suatu jaringam selular dengan pori-
pori yang saling berhubungan. Energi bunyi datang diubah menjadi energi panas
dalam pori-pori ini. Bagian bunyi datang diubah menjadi panas diserap sedangkan
sisanya, yang telah berkurang energinya, dipantulkan oleh permukaan bahan.
Contoh bahan berpori antara lain papan serat (fiber board), plesteran lembut (soft
plaster), mineral wools, dan selimut isolasi.
Gambar 8. Fiberboard merupakan bahan peredam akustik berpori.
Sumber : www.panel.com
Efisiensi akustik dari lapisan ini paling baik pada frekuensi tinggi, tergantung pada
kondisi pekerjaan seperti ketebalan dan komposisi campuran plesteran, jumlah perekat, keadaan
lapisan dasar pada saat digunakan, dan cara lapisan digunakan. Agar memperoleh hasil maksimal,
pemasangan harus didukung oleh pekerja yang mengerti cara pemasangan yang benar dan sesuai
dengan petunjuk dari produk. Kegunaan lapisan ini dapat rusak bila pencampuran komponen-
komponen lain seperti cat yang tidak sesuai dengan produk.
Selimut dipasangkan pada sistem kerangka kayu atau logam yang digunakan untuk tujuan
– tujuan akustik dengan ketebalan bervariasi antara 1 dan 5 inci (25 dan 125mm). penyerapan
akustik bertambah tebal terutama pada frekuensi – frekuensi rendah. Selimut akustik dibuat dari
serat – serat karang (rock wool), serat – serat gelas (glass wool), serat – serat kayu, lakan (felt),
rambut dan sebagainya. Selimut akustik tidak menmpilkan permukaan etestik yang memuaskan,
maka selimut biasanya ditutupi dengan papan berlubang, wood slats, fly screening, dan dari jenis
yang sesuai.
Sumber: http://indonesian.rock-wool-insulation.com/
sumber: http://indonesian.rock-wool-insulation.com/
Gambar 13. Serat – serat kayu
Sumber : http://indonesian.alibaba.com/product-gs-img/hotsell-semen-seratkayu-panel-akustik-
60002906733.html
Karpet selain digunakan sebagai penutup lantai, juga digunakan sebagai bahan
akustik karena kemampuannya mereduksi dan bahkan meniadakan bising benturan dari atas
atau dari permukaan seperti suara seretan kaki, bunyi langkah kaki, pemindahan perabot
rumah dan sebagainya. Karpet juga dapat diterapkan sebagai bahan pelapis dinding, untuk
memberikan peredaman suara yang lebih optimal. Makin tebal dan berat karpet maka makin
besar pula daya serap dan kemampuannya dalam mereduksi bising. Hal – hal berikut
ditemukan dari percobaan yang dilakukan atas nama Carpet and Rug Institute.
1. Karpet yang dipasang pada dinding – dinding berbulu lebih baik daripada karpet yang
direkat / delem langsung pada dinding.
2. Karpet dengan papan mineral, rock wool, Styrofoam, atau tectum boards yang
digunakan sebagai pengisi antara lapisan menghasilkan penyerapan yang lebih tinggi
dari pada tanpa pengisi.
Karpet pada dinding – dinding harus tahan api seperti yang disyaratakan oleh peraturan
bangunan local. Pemberian karpet pan lantai dan dinding menciptakan suasana tenang. Kain –
kain fenestrasi dan bahan gorden juga menunjang penyerapan bunyi. Makin berat kain maka
semakin banyak penyerapan bunyi. Makin lebar ruang udara antar gorden dan dinding
belakangnya penyerapan frekuensi rendah makin bertambah.
Sumber: http://www.acoustics.com/product
Bahan ini berfungsi sebagai penyerap panel dan akan bergetar bila tertumbuk
oleh gelombang bunyi. Getaran lentur dari panel akan menyerap sejumlah energi bunyi yang
datang dan mengubahnya menjadi energi panas. Cara pemasangan sesuai dengan di semen pada
permukaan yang padat, dipaku, dibor pada kerangka kayu atau dipasang pada sistem langit-langit
gantung.
Kelebihan dari bahan ini adalah kemudahannya untuk disusun sesuai desain yang
diinginkan karena tersedia dalam ukuran-ukuran yang bervariasi, mudah dalam pemasangannya
serta ekonomis dan merupakan penyerap bunyi yang efisien karena menyebabkan karakteristik
dengung yang merata pada seluruh jangkauan frekuensi (tinggi maupun rendah karena berfungis
untuk mengimbangi penyerapan suara yang agak berlebihan oleh bahan penyerap berpori dan isi
ruang. Jenis bahan yang termasuk penyerap panel antara lain: panel kayu, hardboard, gypsum
board dan panel kayu yang digantung di langit-langit, plesteran berbulu, plastic board tegar,
jendela kaca, pintu, lantai kayu dan panggung, dan pelat – pelat logam (radiator).
1. Unit individual
Resonator rongga individual dibuat dari tabung tanah liat kosong dengan ukuran berbeda.
Penyerapannya yang efektif tersebar antara 100 dan 400 Hz. Pada permukaan balok yang terlihat
dapat dicat dengan pengaruh pada penyerapan. Keuntungan dari resenator rongga individual,
yaitu: daya tahan yang tinggi, bisa digunakan pada ruang olah raga, kolam renang, jalur – jalur
bowling, proyek industri, ruang alat – alat mekanis, terminal kendaraan, dan jalan raya yang
padat. Penggunaan bahan – bahan pada penyerapan bunyi ini menggunakan bahan yang bersifat
lembut.
Gambar 18. Bungkus baja akustik dapat diperoleh dengan ukuran yang berbeda-beda.
3. Resonator Celah
Resonator celah mempunyai keuntungan dengan merancang suatu lapisan
permukaan atau layar perlindungan yang dekoratif, dengan elemen – elemen yang
penampangnya relatif kecil dan dengan jarak antara yang cukup untuk memungkinkan
gelombang bunyi menembus antara elemen – elemen layar ke bagian belakang yang berpori.
Layar pelindung terdiri dari sistem kayu, logam atau rusuk plastik tegar, balok atau bata rongga.
Kelebihan resenator celah pada rancangan akustik adalah banyaknya pilihan yang disediakan
untuk rancangan individual. Contoh – contoh penyerapan resonator celah, yaitu: menggunakan
bahan bata berongga, balok beton berongga khusus, rusuk kayu dan baja.
Gambar 19.
C. RANCANGAN ARSITEKTUR
1. Bagian-bagian tenang dan bising harus dikelompokan dan dipisahkan satu terhadap yang
lain secara horizontal dan vertikal lewat tembok atau lantai yang cukup mengimulsi bunyi
atau oleh ruang-ruang yang terlampau rentan terhadap bising seperti jalan masuk, serambi,
tangga dan lemari.
2. Bila bangunan berdampingan, maka kontruksi tembok atau lantai yang memisahkan unit
bangunan harus menyediakan insulasi bunyi yang lebih banyak.
3. Ruang tidur harus diletakkan di daerah yang tenang, jauh dari jalan raya, ruang-ruang
mekanikal, dan ruang elevator.
4. Kamar mandi harus dipisahkan denagn efisien secara akustik dari ruang keluarga dan
tidak boleh dirancang diatas ruang tidur maupun ruang keluarga, baik di bangunan yang
sama maupun berbeda. Alat-alat kamar mandi tidak boleh dipasang sepanjang tembok
yang memisahkan ruang keluarga dan kamar mandi.
5. Pintu-pintu yang menuju ruang tidur dan kamar mandi harus mempunyai isolasi suara
yang cukup. Mereka harus mempunyai panel dengan inti padat seluruhnya.
6. Tangga tidak boleh berdampingan dengan ruang tidur. Pijakan suatu tangga harus ditutup
dengan bahan lunak untuk menghindari kebisingan langkah kaki.
7. Barisan balkan yang tidak terputus sepanjang dinding luar bangunan harus dihindari.
Teras harus diundur ke dalam bangunan pada jarak yang cukup satu terhadap yang lain.
8. Denah bangunan bertingkat yang selang seling secara vertikal harus dihindari karena
bising dari sumber tungal dapat menembus beberapa unit tempat tinggal pada waktu yang
sama. Juga, tembok yang sama antara beberapa unit tempat tinggal selang-seling secara
vertikal mentransmisi bising langkah kaki lebih mudah ke dalam unit berdampingan
daripada lantai saja.
9. Jendela harus diatur supaya suara pembicaraan dari satu bangunan ke bangunan lain
menjadi minimum.
Jika suatu rancangan tidak memperhatikan persyaratan di atas tetapi tetap menginginkan
bangunan yang tahan bunyi, harus menggunakan dinding dan lantai penginsulasi bunyi yang
sangat mahal. Jika rumah dengan emper terbukadi belakang dan rumah dengan halaman yang
saling menyediakan derajat privasi akustik yang lebih tinggi daripada rumah keluarga
tunggal yang terpisah (Single family detached house).
Gambar 21. Bangunan dengan tembok di sekelilingnya menyediakan tingkat privasi akustik
yang lebih tinggi.
Konstruksi lantai ringan sepenuhnya aman bagi beban hidup dan mati, tetapi peralatan
yang menghasilkan getaran yang dipasang pada lanti menambah kemungkinan resonasi
antara peralatan dan balok lantai ringan yang menunjangnya. Resonansi semacam itu
menyebabkan transmisi bising dan getaran yang ditambah lewat lantai, walaupun kenyataan
bahwa teknisi mekanik menetapkan bantalan tahan getaran di bawah perlatan mekanik. Di
samping itu, bila peralatan ditempatkan di pusat rentang (span), dan bukan dekat kolom
penyangga atau tembok, probabilitas resonansi makin bertambah.
Tembok pemisah antar rumah yang bersebelahan harus terdiri dari dua lapisan terpisah
dan dibangun dari dasar bangunan sampai atap untuk menghindari transmisi bising dari
langkah kaki dari satu unit ke unit lain yang berdampingan. Penggunaan selimur isolasi
inorganik dalam celah vertikal paling sedikit lebar 25mm