Anda di halaman 1dari 1

Doa untuk Setia

Satu persatu dari mereka mulai menghampiriku di pojok ruang itu. Hingga sampailah pada gadis
berkulit kuning langsat dengan kerudung merah muda yang menghampiriku. Bukan untuk
memberi selamat atau melimpahkan berkat, melainkan memberikan semangat dan
memperkenalkan apa itu suatu hubungan dan kesetiaan.

”Cobalah adik untuk mengenal lagi apa itu suatu hubungan dan kesetiaan. Tak semuanya bisa
mudah bermain apalagi berkhianat. Jadikanlah itu sebagai pelajaran menuju kebahagiaan”.

Ucapannya sangat bijak menyentuh, sangat pantas untuk diri ini yang semakin takut dan
mendekat kepadaNya. Apalah daya jika hanya doa yang kusautkan, sedang usaha tak lagi
mengiringi waktu yang semangat cepat berputar.

”Maukah kau berkenalan dengannya? Atau hanya sekejap bertemu dengan lelaki santun itu?“

Melanjutkan perkenalan sosok lelaki alim, santun, baik hati dan berkecukupan sambil
menunjukkan foto lelaki itu. Seperti yang diinginkan hati para wanita lain.

”Bukannya adik tak ingin mengenalnya, bukannya adik tak ingin membuka hati untuk
berkeluarga, tapi …”

” Karena kau masih menyayangi dengan yang lalu dan berharap menjalin kesetiaan lagi
dengannya? Jangan gila kau dik, jangan buatku kesal dengan ulahmu yang terlalu baik
padanya! ”, sautnya kesal menyela jawabanku.

Akupun hanya tersenyum, menghela nafas dan mulai memeluk erat gadis itu.

”Kakakku sayang, aku akan mengenalnya dan menuruti nasehatmu padaku. Hanya saja izinkan
adikmu ini untuk mengenali arti hubungan dan kesetiaan dengan caranya sendiri yaitu dengan
lantunan doa yang kuucapkan padaNya serta degan keikhlasan dan rasa syukur atas segala
cobaan dan kasih sayangNya. Karena bagiku hubungan dan kesetiaan bukan hanya terjalin
melalui dua hati insan melainkan melalui izin Tuhan dan ridlo kedua orangtua agar takkan
pernah salah arah kedepannya”. (Rose)

Anda mungkin juga menyukai