TINJAUAN PUSTAKA
Maksilo fasial berperan penting dalam rehabilitasi untuk mengembalikan fisik dan
psikologi psien yang kehilangan atau cacat pada struktur anatominya akibat kelainan
bawaan, trauma, atau penyakit. Jenis protesa maksilo fasial terdiri atas protesa ekstra oral
dan intra oral. Kelainan celah bibir dan langit-langit sering terjadi pada orang dewasa
maupun bati, bias karena kecelakaan, bawaan lahir, dan enyakit yang menyebabkan
kerusakan jaringan rongga mulut sehingga dilakukan operasi. Kelainan ini dinamakan defek
maksila dan emmbutuhkan bantuan protesa obturator 4 Obturator adalah suatu protesa yang
digunakan untuk menutup rongga mulut rahang atas yang ditimbulkan dari tindakan
pembedahan atau cacat. Kerangka obtirator bisa dari akrilik maupun kerangka logam.
Obturator ini lebih ringan dengan hollow bulb yang tujuannya untuk mengurangi berat. 4
Gambar 2.1
Kelas 16
2. Kelas II : Defek berada di 1 sisi posterior maksila, gigi yang tersisa padaanterior
danposterior sisi lain.
Gambar 2.2
Kelas II6
3. Kelas III : Defek terletak di bagian tengah Palatum dan semua gigi berada dalam kondisi
terpelihara.
Gambar 2.3
Kelas III6
4. Kelas IV. : Defek pada sisi maksila melewati garis median, gigi yang tersisa ada
diposterior disalah satu sisi rahang.
Gambar 2.4
Kelas IV6
Gambar 2.5
Kelas V6
Kelas VI : Defek berada pada regio antara 2 sisi gigi yang sisa pada posterior.
Gambar 2.6
Kelas VI6
2.7.b Metal
Metal sebagai bahan basis geligi tiruan memiliki keunggulan:
1. Penghantar termis
Karena metal merupakan penghatar panas yang baik, maka setiap perubahan suhu
yang terjadi akan langsung disalurkan kejaringan dibawahnya.
2. Ketepatan dimensional
Basis yang terbuat dari aloi emas maupun krom kobalt tidak saja lebih tepat,
tetapi juga mampu mempertahankan bentuk tanpa terjadi perubahan selama pemakaian
dalam mulut.
3. Kebersihan
Aloi adalah bahan yang tahan abrasi, karena itu permukaannya tetap licin dan
mengkilap, serta tidak menyerap cairan mulut.
Bubuk Cairan
• Monomer metil metakrilat
• Beads atau granula dari • Inhibitor- hydroquinone
• Crosslinking agent – etilene
polimetil metakrilat
glikoldimetakrilat
• Initiator – benzoil peroksida
• Pigment / pewarna
• Bahan opak – titanium / zink
oksida
• Plasticiser – dibutil pthalat
• Serat sintetik – nilon / akrilik
(Anusavice, 2003)
Dough technique membantu untuk memudahkan proses pembuatan gigi tiruan. Shrinkage
akibat polimerisasi dapat dikurangi jika dibanding dengan penggunaan monomer lain (bukan
beads atau granules PMMA), karena kebanyakan material yang digunakan telah pun
terpolimerisasi. Reaksi polimerisasi sangat eksotermik karena sejumlah energi panas (80 Kj/Mol)
dibebaskan sewaktu ikatan C = C dikurangkan menjadi C – C. Oleh karena sejumlah besar
bagian dari campuran adalah dalam bentuk yang telah terpolimersasi maka potensi untuk
menjadi terlalu panas semasa proses tersebut dapat dikurangi. Selain itu, karena suhu maksimum
yang akan dicapai juga berkurang, jumlah kontraksi termal juga akan berkurang (Anusavice,
2003)
Monomer MMA tersebut sangat mudah menguap dan mudah terbakar maka, wadah yang
digunakan haruslah tertutup sepanjang masa dan dijauhkan dari direct heat. Wadahnya yang
berupa botol kaca gelap akan memanjangkan shelf life monomer dengan menghindari reaksi
polimerisasi spontan dari cahaya (Anusavice, 2003)
Hidroquinon juga membuat monomer bertahan lama dengan bereaksi secara cepat
terhadap mana-mana radikal bebas yang mungkin terbentuk secara spontan di dalam cairan
tersebut dan mengasilkan bentuk radikal bebas yang stabil sehingga tidak dapat menginisiasi
proses polimerisasi (Anusavice, 2003)3
BAB 3
PROSEDUR PEMBUATAN OBTURATOR BERGIGI TIPE HOLLOW BULB DENGAN
KASUS CONGENITAL DEFECT MOFIDIKASI GIGI TIRUAN LENGKAP LEPASAN