Makalah Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Makalah Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Tugas EAS
“ PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA MEMPERKUAT KETAHANAN BANGSA ”
Di susun oleh :
FATRUROZI ( 1461404813 )
Kelas D
S1 Teknik Informatika
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
2015
BAB I
1.1 Latar Belakang
Ketahanan Nasional sangatlah penting dalam kehidupan Berbangsa dan Bernegara karena Ketahanan
Nasional merupakan kemampuan suatu bangsa dan negara untuk mempertahankan persatuan dan
kesatuan bangsa guna dapat mencapai kesejahteraan bangsa dan melanjutkan pembangunan yang
berkesinambungan.
Maka sangatlah penting menjaga persatuan dan kesatua bangsa untuk memeperkuat ketahanan bangsa
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.
a. Asas kesejahtraan dan keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan
merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial. Dengan semikian,kesejahteraan
dan kemanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasional itu sendiri.
Kesejahteraan dan keamanan harus selalu ada, berdampingan dalam kondisi apapun dalam
kehidupan nasional. Tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai merupakan
tolak ukur Ketahanan Nasional.
b. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehiduapan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam bentuk
perwujudan persatuan dan keterpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras pada seluruh aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Ketahanan Nasional mencakup
ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, dan tepadu
(komprehensif integral).
c. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas keluar
Sistem kehiduapan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang
saling berinteraksi, Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan
lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut timbul berbagai dampak, baik yang
bersifat positif maupun negatif untuk itu diperlukan sikap mawas kedalam maupun keluar,
- Mawas ke Dalam
Mawas kedalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan
nasional itu sendiri berdasarkan nilai nilai kemadirian yang proporsional untuk
meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini
tidak berarti bahwa Ketahanan Nasional mendukung sikap isolasi atau nasionalisme
sempit.
- Mawas ke Luar
Mawas keluar bertujuan untuk mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak
lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenytaan adanya interaksi dan
ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan nasional harus mampu
mengembangkan negara untuk memeberikan dampak ke luar dalam bentuk daya
tangakal dan daya tawr. Interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerja
sama yang saling menguntungkan.
d. Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan kebersamaan, kesamaan, gotong-
royong,tenggang rasa, dan tanggung jawab dalm kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Asas ini mengakui adanya perbedaan. Perbedaan harus dikembangkan secara
serasih dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat
saling menghancurkan.
2. Sifat Ketahanan Nasional Indonesia
Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam
landasan dan asas-asas, yaitu:
a. Mandiri
Ketahanan Nasional percaya pada kempuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan
dan ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah dengan tumpuan
identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independency) ini
merupakan persyaratan untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam
perkembangan global (independent).
b. Dinamis
Ketahanan Nasional tidakalah tetap, ia dapat meningkat atau menurun, tegantung pada
situasi dan kondisi bangsa, negara, serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai
dengan hakikat bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan
itu senantiasa berubah pula. Kaeran itu, upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus
senantiasa diorentasikan kema depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian
kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
c. Wibawa
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara berlanjut ddan
berkelanjutan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi
tingkat Ketahanan Nasional Indonesia.
d. Konsultasi dan Kerjasama
Konsepsi ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan
antagonistis, tidak mengandalkankekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih
mengutamakan sikap konsaltasif, kerja sama, serta saling menghargai dengan
mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
(individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang
melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk
penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai
nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan
individu secara mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer,
Harold J. Laski
b. Komunisme (ClassTheory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan borjuis
menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan mengadakan
revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis, dalam upaya
merebut kekuasaan / mempertahankannya, komunisme,akan:
1. Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
2. Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.
3. Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.
4. Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan, perombakan
masyarakat dengan revolusi.
c. PahamAgama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber pada
falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam
kehidupan dunia.
2. Ideologi Pancasila
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa
Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan
pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia
yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang
dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan
ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan akan
kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang
konsisten dan berlanjut.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:
1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar mampu
membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
3. Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam
masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah.
4. Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan
hal yang sangat mendasar.
5. Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk menghindari
tumbuhnya materialisme dan sekularisme
6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara mengintegrasikan ke
dalam mata pelajaran lain
2. Luar Negeri
Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa.
Landasan Politik Luar Negeri yaitu Pembukaan UUD ’45, melaksanakan ketertiban dunia,
berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak
sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan.
Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.
Bebas yaitu Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa.
Aktif yaitu Indonesia dalam percayuran internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi
obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya.
Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat
dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan
Pancasila UUD ‘45
Ketahanan pada aspek politik dalam negeri yaitu Sistem pemerintahan yang berdasarkan
hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan
nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat
Ketahanan pada aspek politik luar negeri dengan meningkatkan kerjasama internasional yang
saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai
dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak
dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama.memperkecil ketimpangan dan mengurangi
ketidakadilan dengan negara industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban
dunia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari
kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.
Pertahanan Nasional merupakan gambaran suatu negara yang berisi tentang keuletan dan
ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,hambatan dan ancaman baik
langsung mau pun tidak langsung yang datang dari dalam maupun dari luar negeri tersebut,
yang bisa membahayakan integritas, identitas dan kelangsungan hidup bangsa.
Pertahanan Nasional sangat di perlukan oleh negri kita, karena banyaknya ancaman yang
dihadapi yang dapat menyebabkan kondisi dan situiasi negri kita selalu berubah – ubah.
Karena itu pertahanan nasional hrus dibina dan ditingkatkan , sesuai dengan kondisi dan
ancaman yang akan dihadapi oleh negeri kita.
Jenis-jenis pertahanan nasional sebagai berikut:
1. Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan
2. Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/nirmiliter.
Dampak Negatif
Meski demikian,Habalino berpendapat globalisasi juga mempunyai pengaru negative
terhadap nilai-nilai nasionalisme.
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa
kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah dari arah
idiologi pancasila keidiologi liberalisme. Jika hal tersebut akibatnya rasa nasionalisme
bangsa akan hilang.
2. Hilangnya rasa cinta produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negri (seperti Mc
Donald, Coca Cola, Pizza Hut, dll) membanjiri di Indonesia.Dengan hilangnya rasa cinta
terhadap produk dalam negri menunjukan gejala berkurangnya rasa rasionalisme masyarakat
kita terhadap bangsa Indonesia “, ungkap Habelino yang juga mantan presiden mahasiswa
universitas cenderawasih. Dijelaskan, aspek.
3. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cendrung meniruh budaya barat yang oleh masyarakat dunia
dianggap sebagai kiblat.
4. Adanya kesenjangan sosial yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam
globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan
miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Muculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidak peduliaan antar perilaku sesama
warga.
Dengan adanya individualisme maka orang tidak peduli dengan kehidupan bangsa.
“pengaruh-pengaruh diatas memang tidak secara lansung berpengaruh terhadap nasionalisme.
Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa
menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat
secara global. Apa yang diluar negri dianggab baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita
untuk diterapkan di Negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila
dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif
dan dapat bertindak anarkis sehinggga menggagu stabilitas nasional, ketahanan nasional
bahkan persatuan dan kesatuan bangsa, “ ungkapnya.
Berdasarkan analisa dan uraian terebut, menurut Habelino, pengaruh negatif
globalisasi lebih banyah dari pada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langka
untuk mengantisipasi pengaruh negative globalisasi terhadap nilai nasionalisme
2.6. Kesimpulan
Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan bangsa,
terdiri dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga negara ingin
mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka kita harus
mempersatukan dan kesatuan bangsa demi memperkuat ketahanan nasional. Ketahanan
nasional adalah cara paling ampuh, karena mencakup banyak landasan seperti : Pancasila
sebagai landasan ideal, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan Wawasan Nusantara
sebagai landasan visional, jadi dengan demikian katahanan nasional sangat solid.
Ketahanan nasional hanya dapat terwujud kalau meliputi seluruh segi kehidupan
bangsa yang biasanya kita namakan aspek social kehidupan: meliputi Ideologi, Politik,
Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam. Juga meliputi aspek alam, yaitu Geografi, Penduduk
dan Kekayaan Alam. Di lingkungan Lembaga Ketahanan Nasioanal seluruh segi kehidupan
bangsa dinamakan Astra Gatra, terdiri dari Panca Gatra (social) dan Tri Gatra (Alam).
Seluruhnya itu harus selalu diusahakan untuk memberikan peranannya dalam perwujudan
Kesejahteraan dan Keamanan.
Salah satu pengaruh yang dapat mengancam ketahanan nasional yaitu kekayaan alam
seperti sumber daya energi. Bila kita mencermati kelangkaan energi yang terjadi saat ini
dapat menjadi sebuah ancaman yang serius bagi Negara kesatuan republik Indonesia di masa
yang akan datang. Dikatakan demikian karena hal tersebut akan dapat mengganggu jalannya
pembangunan Nasional yang berkelanjutan dan pada akhirnya nanti mengancam ketahanan
nasional.Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, tujuan
pembangunan Nasional adalah: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan.