Anda di halaman 1dari 2

http://www.hukumpedia.

com/sifauzi174/macam-macam-aliran-penemuan-hukum-yangdipakai-oleh-hakim

Aliran Legisme

Timbulnya aliran ini dari gerakan kodifikasi , sehingga Undang-Undang sebagai satu-satunya
sumber hukum . Aliran legisme yaitu aliran dalam ilmu peradilan maupun pengetahuan yang
tidak mengakui hukum diluar Undang-Undang Aliran ini mengharuskan hakim dalam
memutus sebuah perkara terikat oleh Undang-Undang , sehingga hakim tinggal menggunakan
silogisme saja dalam memutus . Hakim yang menggunakan aliran ini mendapat julukan la
baoche de la loi yang artinya Hakim adalah corong undang-undang . Tokoh aliran ini
adalah Montesquieu .
Contoh Aliran legisme : ada nenek yang mengambil 2 batang cokelat tanpa meminta dan
membayar . lalu hakim mengsilogismekannya dengan KUHP pasal 362 yang berbunyi
Barang siapa mengambil barang sesuatu , yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain , dengan maksud untuk memiliki secara melawan hukum , diancam karena pencurian ,
dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 60 rupiah * tempo dulu
* . Setelah disilogismekan hasilnya adalah nenek itu mencuri 2 batang cokelat dan masuk
dalam tindak pidana pencurian pasal 362 . Lalu di vonis dengan penjara selama 4 tahun
karena sudah terbukti secara sah dan meyakinkan .
Aliran Legisme mempunyai kurang dan lebihnya . Kelebihannya adalah adanya sebuah
kepastian hukum yang dirumuskan karena ada sebuah kodifikasi , lalu kekurangannya adalah
Undang-undang sering ketinggalan zaman , sehingga banyak kejahatan yang tidak termasuk
Undang-undang dan hilangnya rasa keadilan . Dengan kata lain aliran ini mengartikan bahwa
Hukum untuk manusia , bukan manusia untuk hukum .

Aliran Freirechtsschule / Bebas .

Timbulnya aliran ini karena kodifikasi yang tidak lengkap maka harus mencari
sumber lain untuk menemukan hukum . Aliran ini mengharuskan hakim untuk
menemukan hukum secara bebas karena kodifikasi yang tidak lengkap , sehingga
hukum hanya sebagai sarana dan hakim boleh mengambil sumber lain . Hakim yang
menggunakan aliran ini mendapat julukan sebagai Pencipta Hukum . Tokoh aliran
ini adalah Kantorowicz .
Contoh aliran bebas : sifauzi menjadi hakim *amin , terus ada kasus tentang seseorang
yang mencuri uang dengan menggunakan internet ( Crack / hacker ) . lalu didalam
kodifikasi tidak diatur pencurian dengan menggunakan internet , tetapi karena sifauzi
menggunakan aliran bebas sebagai pencipta hukum , maka sifauzi memutus bahwa itu
termasuk tindakan pidana pencurian walaupun lewat dunia internet . Sehingga
keputusan sifauzi ini disebut Aliran bebas dan menjadi Sumber Yurisprudensi .

Freirechtsschule memiliki kurang dan lebihnya . Kelebihannya adalah hukumnya


selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga dirasakan lah keadilan sedangkan
kekurangannya adalah tidak ada sebuah kepastian hukum karena tidak ada kodifikasi
secara lengkap dan sangat memerlukan hakim yang memiliki rasa keadilan yang tulus
tidak mau terbujuk oleh KKN ( Korupsi , Kolusi dan Nepotisme ) .

Aliran Rechtfinding

Aliran ini berpegang pada Undang-Undang , tetapi tidak seketat legisme dan tidak
sebebas freirechtsschule . dapat diartikan bahwa kebebasanya adalah terikat dan
terkait , terikat dengan UU dan terkait dengan perkembangan zaman . Tugas hakim
adalah menyelaraskan UU dengan perkembangan zaman yang nyata .
Contoh aliran rechtfinding seperti ini : sifauzi menjadi hakim , ketika itu harus
mengurus kasus seseorang yang mengambil aliran listrik orang lain secara diamdiam . Didalam Undang-undang tidak ada pengertian tentang listrik . Maka sifauzi
memakai sumber hukum lain yaitu Doktrin . Doktrin ini beranggapan bahwa listrik itu
adalah benda , tetapi benda yang tidak berwujud , sehingga orang yang mengambil
listrik tersebut didakwa sebagai pencuri listrik dan mendapatkan hukuman *kasihan
deh loe* . Jadi kesimpulannya mula-mula hakim berpegang pada Undang-undang
apabila hakim tidak menemukan hukumnya maka ia harus menciptakan hukum
sendiri dengan cara interpretasi dan konstruksi hukum .
Aliran ini memiliki kekurangan dan kelebihan . Kelebihannya adalah adanya sebuah
Kepastian hukum dan Hukumnya selalu mengikuti perkembangan zaman sehingga
ada rasa keadilan , sedangkan kekurangannya adalah sangat sulit menyeimbangkan
kehendak UU dengan kehendak hakim sehingga terjadinya pertentangan antara UU
dengan hati nurani hakim

Anda mungkin juga menyukai