Pertemuan ke 13
RESUME
A. Aliran begriff-yurisprudenz
Aliran ini dikenal sebagai aliran yang mengawali dibolehkannya hakim melakukan
penemuan hukum, aliran ini sekaligus memulai memperbaiki kelemahan yang ada pada
ajaran ajaran dari aliran ini bahwa sekalipun benar undang-undang itu tidak lengkap, namun
Penggunaan hukum-logika yang biasa disebut "sillogisme" menjadi dasar utama dari aliran
ini. Dan olehnya, iya menempatkan rasio dan logika pada tempat yang sangat istimewa.
Kekurangan undang-undang menurut aliran ini hendaknya diisi dengan penggunaan hukumhukum logika
dan memperluas undang-undang berdasarkan rasio.
Olehnya yang menjadi tujuan dari aliran begriffsjurisprudenz ini adalah bagaimana
kepastian hukum dapat terwujud, dengan tidak begitu memperhatikan rasa keadilan dan
kemanfaatan hukum bagi warga masyarakat, sebab ia hanya melihat hukum sekedar
B. Aliran freie-rechtschule
Aliran ini muncul sebagai kritik terhadap aliran begriffsjurisprudenz. Di mana menurut
aliran ini, undang jelas tidak lengkap. Undang-undang bukan satu-satunya sumber hukum,
hakim dan pejabat lainnya mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya untuk melakukan
"penemuan hukum". Bahkan menurut aliran ini, untuk mencapai keadilan yang setinggitingginya, hakim
boleh menyimpang dari undang-undang demi kemanfaatan masyarakat.
Namun di sisi lain, bagaimanapun aliran ini membuka peluang terjadinya kesewenanganwenangan,
karena hakim adalah manusia biasa yang tak kan mungkin terlepas dari berbagai
dan sebagainya. Faktor subjektif yang ada pada diri hakim sebagai manusia biasa, akan
C. Aliran soziologische-rechtschule
Aliran ini lahir akibat aliran Freirechtbewegung, aliran ini juga disebut aliran sosiologi
hukum. Penganutnya Hamaker dan Hymans dari Negeri Belanda dan dari Amerika misalnya:
Roscoe Pound. Pokok pikiran dari aliran ini ialah terutama hendak menahan dan menolak
Ermessen” dari aliran hukum bebas di atas.Mereka pada dasarnya tidak setuju dengan
kebebasan bagi para pejabat hukum untuk menyampingkan undang-undang sesuai dengan
mempunyai kebebasan dalam menyatakan hukum, akan tetapi kebebasan tersebut terbatas
dalam rangka undang-undang.
dapat dipertanggung jawabkan terhadap asas-asas keadilan, kesadaran dan perasaan hukum
Aliran sistem hukum terbuka (Open System van het Recht) setelah melihat pandanganpandangan
aliran-aliran di atas adalah berat sebelah, yaitu kadang-kadang terlampau
peranannya atau juga terlalu mementingkan kenyataan sosial.Aliran ini diwakili oleh Paul
Scholten, yang menjelaskan “Hukum itu merupakan suatu sistem ialah bahwa semua
peraturan-peraturan itu saling berhubungan, yang satu ditetapkan oleh yang lain, bahwa
peraturan-peraturan tersebut dapat disusun secara mantik dan unik yang bersifat khusus
dapat dicarikan aturan-aturan umumnya, sehingga sampai pada asas-asasnya”. Betul bahwa
hukum itu bersifat logis, akan tetapi karena sifatnya sendiri, dia tidak tertutup, tidak beku,
menambah luasnya sistem tersebut.Oleh karena itu tepat untuk disebut Sistem Terbuka.
Selanjutnya dikatakan, bahwa sistem hukum itu adalah dinamis,bukan saja pembentuk baru
secara sadar oleh badan perundang-undangan, tetapi juga karena pelaksanaannya di dalam
masyarakat. Pelaksanaan itu selalu disertai penilaian, baik sambil membuat konstruksikonstruksi hukum
ataupun penafsiran.
Badan perundang-undangan dalam membentuk hukum yang baru terikat untuk menemukan
kontinuitas dengan yang lama, sedangkan hakim dalam mempertahankan hukum itu turut
menambahkan sesuatu yang baru seraya mendapatkan hubungan yang telah ada.
6Penemuan hukum yang heteronom : Jika dalam penemuan hukum hakim sepenuhnya
tunduk pada undang-undang, atau tidak lain merupakan penerapan undang-undang yang
menurut apresiasi pribadi. Disini hakim menjalankan fungsi yang mandiri dalam
Sudikno berpendapat, “tidak ada batas yang tajam antara penemuan hukum