Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurul Hikmah Qarina Misbach

NIM : 10400121153 (IH – E )

Pertemuan ke 13

Pengantar Ilmu Hukum

RESUME

"Aliran-aliran Penemuan Hukum oleh Hakim {Aliran-aliran (Praktik) Hukum} "

A. Aliran begriff-yurisprudenz

Aliran ini dikenal sebagai aliran yang mengawali dibolehkannya hakim melakukan

penemuan hukum, aliran ini sekaligus memulai memperbaiki kelemahan yang ada pada

ajaran ajaran dari aliran ini bahwa sekalipun benar undang-undang itu tidak lengkap, namun

undang-undang masih dapat menutupi kekurangan-kekurangan nya sendiri, karena undangundang


memiliki daya meluas, yang bersifat "normlogisch"

Penggunaan hukum-logika yang biasa disebut "sillogisme" menjadi dasar utama dari aliran
ini. Dan olehnya, iya menempatkan rasio dan logika pada tempat yang sangat istimewa.

Kekurangan undang-undang menurut aliran ini hendaknya diisi dengan penggunaan hukumhukum logika
dan memperluas undang-undang berdasarkan rasio.

Olehnya yang menjadi tujuan dari aliran begriffsjurisprudenz ini adalah bagaimana

kepastian hukum dapat terwujud, dengan tidak begitu memperhatikan rasa keadilan dan

kemanfaatan hukum bagi warga masyarakat, sebab ia hanya melihat hukum sekedar

persoalan logika dan rasio belaka.

B. Aliran freie-rechtschule

Aliran ini muncul sebagai kritik terhadap aliran begriffsjurisprudenz. Di mana menurut

aliran ini, undang jelas tidak lengkap. Undang-undang bukan satu-satunya sumber hukum,

hakim dan pejabat lainnya mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya untuk melakukan

"penemuan hukum". Bahkan menurut aliran ini, untuk mencapai keadilan yang setinggitingginya, hakim
boleh menyimpang dari undang-undang demi kemanfaatan masyarakat.
Namun di sisi lain, bagaimanapun aliran ini membuka peluang terjadinya kesewenanganwenangan,
karena hakim adalah manusia biasa yang tak kan mungkin terlepas dari berbagai

kepentingan dan pengaruh sekelilingnya, termasuk pengaruh kepentingan pribadi, keluarga

dan sebagainya. Faktor subjektif yang ada pada diri hakim sebagai manusia biasa, akan

3sangat mudah menciptakan keseweng-wenangan dalam putusannya.3

C. Aliran soziologische-rechtschule

Aliran ini lahir akibat aliran Freirechtbewegung, aliran ini juga disebut aliran sosiologi

hukum. Penganutnya Hamaker dan Hymans dari Negeri Belanda dan dari Amerika misalnya:

Roscoe Pound. Pokok pikiran dari aliran ini ialah terutama hendak menahan dan menolak

kemungkinan kesewenang-wenangan dari hakim, berhubungan dengan adanya “Freies

Ermessen” dari aliran hukum bebas di atas.Mereka pada dasarnya tidak setuju dengan

kebebasan bagi para pejabat hukum untuk menyampingkan undang-undang sesuai dengan

perasaannyUndang-undang harus tetap dihormati, tetapi sebaliknya memang benar hakim

mempunyai kebebasan dalam menyatakan hukum, akan tetapi kebebasan tersebut terbatas
dalam rangka undang-undang.

Menurut penganut aliran ini, hakim hendaknya mendasarkan putusan-putusannya pada

peraturan undang-undang, tapi tidak kurang pentingnya,supaya putusan-putusan tersebut

dapat dipertanggung jawabkan terhadap asas-asas keadilan, kesadaran dan perasaan hukum

yang sedang hidup dalam masyarakat.

D. Aliran sistem hukum terbuka

Aliran sistem hukum terbuka (Open System van het Recht) setelah melihat pandanganpandangan
aliran-aliran di atas adalah berat sebelah, yaitu kadang-kadang terlampau

mengutamakan dogma, kepastian hukum, dan juga kadang-kadang mendudukkan hakim

dalam posisi yang terlalu penting dalam

peranannya atau juga terlalu mementingkan kenyataan sosial.Aliran ini diwakili oleh Paul

Scholten, yang menjelaskan “Hukum itu merupakan suatu sistem ialah bahwa semua

peraturan-peraturan itu saling berhubungan, yang satu ditetapkan oleh yang lain, bahwa

peraturan-peraturan tersebut dapat disusun secara mantik dan unik yang bersifat khusus
dapat dicarikan aturan-aturan umumnya, sehingga sampai pada asas-asasnya”. Betul bahwa

hukum itu bersifat logis, akan tetapi karena sifatnya sendiri, dia tidak tertutup, tidak beku,

sebab ia memerlukan putusan-putusan atau penetapan-penetapan yang selalu akan

menambah luasnya sistem tersebut.Oleh karena itu tepat untuk disebut Sistem Terbuka.

Selanjutnya dikatakan, bahwa sistem hukum itu adalah dinamis,bukan saja pembentuk baru

secara sadar oleh badan perundang-undangan, tetapi juga karena pelaksanaannya di dalam

masyarakat. Pelaksanaan itu selalu disertai penilaian, baik sambil membuat konstruksikonstruksi hukum
ataupun penafsiran.

Badan perundang-undangan dalam membentuk hukum yang baru terikat untuk menemukan

kontinuitas dengan yang lama, sedangkan hakim dalam mempertahankan hukum itu turut

menambahkan sesuatu yang baru seraya mendapatkan hubungan yang telah ada.

E. Aliran Penemuan Hukum Heteronom dan Otonom

Sudikno dalam tulisannya, penegakan hukum dan penemuan hukum


membahas tentang “Penemuan hukum yang heteronom dan penemuan hukum yang otonom"

6Penemuan hukum yang heteronom : Jika dalam penemuan hukum hakim sepenuhnya

tunduk pada undang-undang, atau tidak lain merupakan penerapan undang-undang yang

terjadi secara logis terpaksa sebagai sillogisme.

Penemuan hukum yang otonom : Dalam hal ini hakim memutuskan

menurut apresiasi pribadi. Disini hakim menjalankan fungsi yang mandiri dalam

penerapan undang-undang terhadap peristiwa hukum yang konkrit.

Sudikno berpendapat, “tidak ada batas yang tajam antara penemuan hukum

yang heteronom dan otonom. Kenyataannya di dalam praktek penemuan

Anda mungkin juga menyukai