Karya Ilmiah
Karya Ilmiah
Oleh:
BUDI UTOMO
MEDAN
2006
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat-Nya penulis masih
pohon yang menempati suatu tempat dan memiliki keadaan lingkungan yang
kepada semua pihak yang turut membantu dan berpartisipasi dalam penyediaan
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, karenanya
kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan tulisan berikutnya. Akhir kata
penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amien.
Budi Utomo
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
I. PENDAHULUAN 1
A. Faktor Iklim
1. Cahaya matahari 4
2. Suhu 8
3. Curah hujan 10
4. Kelembaban 10
5. Angin 11
6. Kesetimbangan energi 12
13
1. Topografi 13
2. Tanah 14
IV. PUSTAKA 25
ii
I. PENDAHULUAN
pohon yang menempati suatu tempat dan memiliki keadaan lingkungan yang
a. Faktor Iklim
1. Cahaya
2. Suhu
3. Curah hujan
4. Kelembaban udara
5. Angin
6. Kesetimbangan energi
1. Topografi
3. Geologi
1. Tumbuhan
2. Hewan
3. Manusia
dari perubahan-perubahan seperti: pohon-pohon yang tumbang, mati tua atau oleh
penyakit, petir, dll yang diikuti tumbuhnya biji atau permudaan yang selama itu
tertekan, yang dikenal dengan istilah suksesi. Sejalan dengan waktu terjadinya
keseimbangan.
oleh perubahan vegetasi, tanah dan iklim di mana proses itu terjadi. Perubahan-
mengalami modifikasi oleh beberapa daya kekuatan alam dan aktivitas organisme
sederhana sampai ke tingkat klimaks, dalam hal ini tumbuhan pioneer merubah
habitatnya sendiri sehingga cocok bagi masuknya spesies baru, keadaan ini
klimaks yaitu spesies yang telah berhasil beradaptasi terhadap suatu habitat
organisme sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi antar sesamanya dan
ilmu autekologi. Faktor iklim yang berhubungan dengan atmosfir seperti gas-gas
merupakan salah satu faktor iklim yang tak langsung mempengaruhi pertumbuhan
Faktor tanah mencakup seluruh sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sifat
bahan induk, profil tanah dan sifat fisik tanah lainnya, flora dan fauna tanah,
siklus hara tanah dan tumbuhan, dan kelembaban tanah dan hubungannya dengan
Faktor biologi mencakup hubungan tanaman dan hewan, baik yang tampak
Organisme besar yang hidup di atas tegakan, serta manusia membuat perubahan-
dan hewan kecil seperti bakteri, fungi, cacing tanah, rodentisia, dll, juga memberi
Dalam komunitas hutan, lingkungan sangat kompleks, lebih stabil dan lebih
hewan.
A. Faktor Iklim
1. Cahaya matahari
diabsorbsi oleh atmosfir itu sendiri, oleh awan dan partikel padat yang ada
cahaya terbanyak, namun begitu refleksi dan pemencaran sinar matahari oleh
Pada saat mendung, banyak dari radiasi ini yang ditahan oleh lapisan
atmosfir sehingga bumi tetap hangat. Suhu malam di permukaan bumi juga relatif
menit
-1
mempengaruhi kehidupan di bumi terbagi 3 yaitu: ultra violet, sinar tampak, dan
Sinar matahari dengan panjang gelombang yang lebih pendek (ultra violet)
gelombang 0.4 – 0.7 µm disebut sebagai cahaya tampak. Setengah dari total
energi matahari yang mencapai permukaan bumi merupakan sinar tampak. Pada
saat matahari meredup, sangat sedikit sinar ultraviolet yang mencapai permukaan
--2
atau
lumens m
-2
. Illuminance biasa dipakai oleh system inggris sebagai foot candle (ft-
-2
gelombang 0.4 – 0.7 µm menggunakan kuantum atau photon flux density yang
-2
waktu
-1
(µe cm
-2
-1
jumlah total photon dalam spektrum tampak yang mengenai suatu permukaan. Ini
banyak digunakan karena ketersediaan alat fotoelektrik light meter yang dapat
rata 1.42 g cm
-2
-1
diterima pada saat cerah berkisar memiliki nilai ukuran 9.500 ft-c, sehingga angka
10.000 ft-c atau 108.000 lux biasa digunakan untuk menggambarkan sinar
diterimanya. Namun kualitas radiasi yang mencapai lantai hutan sangat tergantung
cahaya.
phytocrome merah yang mengabsorpsi sinar merah dan phytocrome infra merah
yang mengabsorpsi sinar infra merah. Biji yang sedang berimbibisi bila diberi
(Sutopo, 1985).
Iklim muncul sebagai interaksi radiasi sinar matahari dan atmosfir yang
mengelilingi bumi. Datangnya sinar matahari baik langsung atau tidak, cahaya
diperoleh O
, CO
tumbuhan hijau dengan bantuan energi sinar matahari, yang melalui sel-sel yang
berespirasi energi tersebut akan dikonversi menjadi energi ATP sehingga dapat
6H
O + 6 CO
12
+6O
+ e Cahaya
Proses fotosintesis adalah reaksi yang hanya akan terjadi dengan keberadaan
ketahanan tegakan hutan sangat dipengaruhi oleh faktor cahaya. Panjang relatif
siang dan malam juga turut mempengaruhi bagaimana tumbuhan dapat tumbuh
udara dan secara tidak langsung mempengaruhi kondisi panas di sekitar dan di
CO
2
0.03 – 0.04%. curah hujan dan kabut secara substansial meningkatkan kandungan
CO
udara. Selama musim hujan dan kabut, dengan cahaya yang rendah akan
dari hutan. CO
karbon yang dikeluarkan dari serapan bahan organik (tegakan). Pembakaran fosil-
2. Suhu
tajuk tertutup daun secara penuh kembali, suhu di dalam hutan akan menurun
sehingga lebih rendah daripada di luar hutan. Hal ini dapat dilihat pada table 1.
C) di bawah
0.8
C di
pada kisaran 0 – 50
dan reaksi enzimatis berjalan aktif. Di hutan proses fotosintesis masih dapat
jaringan tanaman masih memperoleh panas dari sinar matahari oleh radiasi
optimum, namun kemudian menurun hingga mencapai suhu kematian panas (heat
2. Kelarutan CO
2
dan O
3. Transpirasi
5. Permeabilitas membran
pada tumbuhan meningkat dengan peningkatan intensitas cahaya, maka suatu saat
akan dapat terjadi peningkatan fotosintesis yang tidak diikuti oleh peningkatan
penambatan CO
dalam
dalam
proses fotosintesis. Bila intensitas cahaya terus meningkat, maka pada suatu saat
yang ditambat pada proses fotosintesis. Suhu yang menyebabkan kondisi ini
yang disebut
dengan titik saturasi suhu. Setiap jenis tumbuhan menunjukkan titik saturasi dan
suhu 30
C banyak enzim yang rusak dan pada suhu yang lebih tinggi lagi enzim-
C.
Kematian jaringan tanaman, pada tanaman yang sedang aktif tumbuh dan
jaringan sukulen dapat terjadi akibat pembekuan yang cepat dan terbentuknya
kristal es dalam protoplasma. Pada saat suhu menurun, air yang sangat vital akan
menyebabkan kematian. Pada tanaman tropis kematian dapat terjadi pada suhu
berkisar 0 – 20
C.
3. Curah hujan
Seperti halnya suhu udara, curah hujan berbeda-beda menurut latitude dan
interelasi antara udara dan air. Pada gunung yang tinggi, maksimum curah hujan
mencapai beberapa tempat sepanjang lereng ketinggian. Udara yang ada menjadi
yang lebih tinggi. Pola curah hujan dipengaruhi oleh udara yang ada dan barrier
pegunungan. Di pantai pasifik, rata-rata curah hujan pada elevasi yang lebih
rendah akan meningkat tajam menurut elevasi yang bervariasi antara 13 hingga 17
mm/100m. maksimum curah hujan terjadi pada ketinggian 900 – 1.500 meter dari
permukaan laut di California Utara, di atas elevasi ini curah hujan menurun
menurut altitude.
4. Kelembaban
jumlah besar. Sumber air bagi tanaman berasal dari tanah, dan kelembaban
Air di atmosfir berada dalam bentuk uap air. Berat aktual air/unit volume
udara disebut kelembaban absolut, sedangkan persentase uap air relative hingga
relatif.
Kapasitas memegang uap air oleh udara sangat dipengaruhi oleh suhu udara.
Pada suhu 27
C, udara dapat memegang dua kali uap air yang dapat dipegang oleh
C dua
suhu tersebut. Kelembaban absolute dapat diukur oleh: tekanan uap yang
dinyatakan dalam mm mercury atau bar. Sebagai contoh: kejenuhan udara pada
suhu 16
pergerakan air dalam tubuh tanaman dan dari tanah ke akar tanaman. Defisit
tekanan uap secara meluas lebih dikenal dengan istilah potensial air dengan
satuan bar (1 atm = 1 bar). Dengan demikian defisit tekanan air akan bernilai
negatif.
Menurut Sri dan Sudirman (1988) Dikenal tiga jenis potensial air tanah yang
Ø=ψ+π+z
5. Angin
daerah subtropik. Akan tetapi badai guntur sering terjadi di daerah tropik terutama
di musim hujan. Angin kencang yang terjadi hanya beberapa menit sering
hutan.
pada fisiognomi pepohonan dan semak. Ini disebabkan pengaruh udara kering
mengandung garam atas perkembangan kuncup di sisi atas pohon dan belukar
tumbuh. Akibatnya ke arah darat berkembang lahan hutan yang khas seperti
terpangkas.
vegetasi yang tumbuh cukup rapat dan pohon mampu tumbuh hingga ketinggian
50 meter.
6. Kesetimbangan energi
Sinar matahari penting bagi tumbuhan kerena merupakan satu-satunya
sumber energi untuk proses fotosintesis. Secara tidak langsung sinar matahari juga
infra merah ke angkasa dan ke permukaan bumi. Dengan demikian tumbuhan dan
hewan juga terkena sinar infra merah dari permukaan bumi dan atmosfir. Sinar
matahari diterima bumi hanya pada siang hari. Sinar infra merah bekerja pada
siang maupun malam hari, ini memberi arti ekologi yang penting bagi kehidupan.
angkasa. Ini karena unsur ini tidak memiliki pita serapan yang berarti untuk
panjang gelombang infra merahnya. Dengan demikian jika hanya gas ini saja yang
menyusun atmosfir, maka batas suhu di bumi akan jauh lebih luas, dalam arti suhu
menjadi jauh lebih panas di siang hari dan jauh lebih dingin di malam hari.
Namun keberadaan karbondioksida dan uap air yang memiliki pita serapan
disebabkan CO
beragam mulai dari 10% pada udara kering hingga 100% dalam udara yang jenuh
air. Ini berarti dalam habitat gurun dengan kondisi udara kering dan langit bebas
dari awan, setiap jasad hidup terpaksa mengalami suhu yang ekstrim. Selama
siang hari jasad itu memancarkan sinar infra merah, pada saat yang sama ia
menerima sinar matahari dan pancaran dari atmosfir, akibatnya suhu jasad
memancarkan sinar infra merah, ia tidak menerima sinar surya atau pancarannya
dari atmosfir sehingga menyebabkan suhunya lebih rendah. Bila pada siang hari
langit tertutup awan, uap air di awan akan menyerap sebagian sinar surya
sehingga mengurangi sinar terhadap jasad tersebut. Pada malam hari, uap air yang
bertambah dalam awan akan mengeluarkan pancaran sinar infra merah ke dalam
1. Topografi
Faktor fisiografi merupakan faktor nir-hidup yang khas pada suatu habitat.
Salah satu faktor ini adalah topografi yang berhubungan dengan bentuk
geologi tanah. Bentuk permukaan tanah ini mempengaruhi sifat dan sebaran
komunitas tumbuhan.
suhu yang lebih rendah dan kelembaban yang ekstrim,serta curah hujan. Bentuk
bentang alam tertentu juga menentukan jumlah energi matahari yang mencapai
tanah. Ini menerangkan terdapatnya komunitas yang khas yang hidup di tebing
terjal, gua, alur dan lereng bukit yang curam. Keterjalan lereng juga
permukaan lereng yang miring dan paling sedikit dibagian lembahnya. Pengikisan
yang hebat akan terjadi pada permukaan tanpa vegetasi sehingga menyebabkan
2. Tanah
Formasi tanah merupakan hasil pelapukan batuan dari proses geologi yang
terbentuk akibat interaksi dari iklim, bahan induk, relief, organisme dan waktu.
Tanah dapat dianggap sebagai lapisan tipis alami yang menutupi permukaan
bumi yang menunjang kehidupan. Tanah terbentuk dari batuan atau bahan induk
mekanis batuan induk menjadi bahan induk yang dibantu oleh perubahan suhu
dan hujan. Selanjutnya akar tumbuhan yang hidup berkoloni serta organisme lain
penghancuran bahan yang keras yang menghasilkan bahan yang lebih halus. Pada
kondisi ini hanya sedikit senyawa terlarut dilepaskan, namun beberapa tumbuhan
tertentu dapat hidup di bawah kondisi ini, seperti: lumut. Matinya tumbuhan,
organisme lainnya, serta pelapukan bahan induk lebih lanjut menghasilkan humus
dan lapisan tanah dan tumbuhan yang dapat tumbuh lebih banyak lagi. Akar
tumbuhan yang lebih besar dapat menembus batuan dan bahan induk yang lebih
keduanya saling berkaitan yang membantu kegiatan satu dengan lainnya. Akibat
permukaan. CO
sejumlah unsur.
tumbuh di atasnya terbagi atas sifat fisik, kima dan biologi tanah. Sifat fisik tanah
mencakup warna tanah, tekstur, struktur, bulk density, permeabilitas dan stabilitas
agregat.
sifat-sifat tanah. Misalnya warna gelap mencirikan kandungan bahan organic yang
tinggi, warna kelabu menunjukkan pengaruh air dominan, sedangkan warna merah
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif fraksi tanah terdiri dari pasir
Tekstur yang paling baik bagi pertumbuhan tanaman adalah lempung karena ia
menyediakan kondisi yang paling disukai bagi pertumbuhan tanaman (gambar 6).
liat) menjadi butir-butir majemuk (agregat) yang dibatasi oleh bidang lemah satu
sama lainnya. Beberapa tipe struktur tanah terdiri atas tanah berstruktur dan tanpa
struktur. Tipe struktur terdiri atas, gumpal, tiang, remah, dll. Sedangkan tanpa
Tanah terdiri atas tiga fase yakni padat, cair dan gas. Fase air menempati
air dan unsur hara sangat tergantung oleh kadar air tanah yang biasanya berada
dalam tiga golongan, yakni: air higroskopis (air yang mengisi pori mikro tanah),
air kapiler dan air gravitasi. Penahan air menimbulkan tegangan yang dipengaruhi
oleh jumlah air yang ada. Makin sedikit air makin besar tegangan dan energi yang
dibutuhkan tanaman untuk memperoleh air). Kondisi air tanah yang tersedia bagi
pertumbuhan tanaman berada pada kondisi kapasitas lapang (gambar 7).
Tanah yang bertekstur dan dianggap baik umumnya memiliki ruang pori
total sebesarl 50%, yakni ruang pori diantara pasir, debu, liat dan diantara agregat
tanah. Bulk density merupakan berat suatu volume tertentu dari tanah dalam
keadaan tidak terganggu. Makin padat suatu tanah maka bulk density makin
-3
unsur hara yang terkandung dalam tanah. Sedangkan sifat biologi mencakup
aktivitas mikroorganisme, cacing tanah, serangga tanah, dll. Kesemua sifat tanah
ini sangat mempengaruhi kesuburan tanah serta mencirikan sifat tanah di suatu
tempat.
pelapukan batuan ini juga berbeda-beda. Sifat kimia batuan induk sangat
lain yang tidak dipengaruhi oleh susunan kimia yang khas tersebut.
Hutan bukanlah warisan nenek moyang, tetapi pinjaman anak cucu kita yang
harus dilestarikan. Jika terjadi bencana, maka dipastikan, biaya 'recovery' jauh
memperbaiki kondisi hutan dan lahan kritis. Dengan harapan, agar lahan kritis itu
dapat berfungsi optimal, yang juga pada gilirannya bermanfaat bagi masyarakat
menyadari bahwa hutan dan lingkungan itu sangat penting dijaga kelestariannya.
Hutan memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai
berikut:
masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan industri.
masa depan. Oleh karena itu, plasma nutfah perlu terus dilestarikan dan
Udara alami yang bersih sering dikotori oleh debu, baik yang dihasilkan
oleh kegiatan alami maupun kegiatan manusia. Dengan adanya hutan, partikel
padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh
tajuk pohon melalui proses jerapan dan serapan. Partikel yang melayang-layang di
permukaan bumi sebagian akan terjerap pada permukaan daun, khususnya daun
yang berbulu dan yang mempunyai permukaan yang kasar dan sebagian lagi
terserap masuk ke dalam ruang stomata daun. Ada juga partikel yang menempel
pada kulit pohon, cabang dan ranting. Dengan demikian hutan menyaring udara
Debu semen merupakan debu yang sangat berbahaya bagi kesehatan, karena
dapat mengakibatkan penyakit sementosis. Oleh karena itu debu semen yang
Pohon dapat meredam suara dan menyerap kebisingan sampai 95% dengan
cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang dan ranting. Jenis
tumbuhan yang paling efektif untuk meredam suara ialah yang mempunyai tajuk
yang tebal dengan daun yang rindang. Berbagai jenis tanaman dengan berbagai
strata yang cukup rapat dan tinggi akan dapat mengurangi kebisingan, khususnya
melalui proses fisiologis tanaman yang disebut proses gutasi. Proses gutasi akan
memberikan beberapa unsur diantaranya ialah : Ca, Na, Mg, K dan bahan organik
seperti glumatin dan gula. Bahan an-organik yang diturunkan ke lantai hutan dari
tajuk melalui proses troughfall dengan urutan K>Ca> Mg>Na baik untuk tajuk
SO
atau HNO
akan mengalami reaksi. Pada saat permukaan daun mulai dibasahi, maka asam
seperti H
SO
garam CaSO
gutasi oleh permukaan daun akan sangat membantu dalam menaikkan pH,
sehingga air hujan menjadi tidak begitu berbahaya lagi bagi lingkungan. pH air
hujan yang telah melewati tajuk pohon lebih tinggi, jika dibandingkan dengan pH
air hujan yang tidak melewati tajuk pohon.
6. Penyerap Karbon-monoksida
Mikro organisme serta tanah pada lantai hutan mempunyai peranan yang
baik dalam menyerap gas. Tanah dengan mikroorganismenya dapat menyerap gas
ini dari udara yang semula konsentrasinya sebesar 120 ppm (13,8 x 104 ug/m
dimanfaatkan oleh semua tumbuhan baik di hutan kota, hutan alami, tanaman
pertanian dan lainnya dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah
gas CO
dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. Dengan demikian proses ini
sangat bermanfaat bagi manusia, karena dapat menyerap gas yang bila
konsentrasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan hewan serta akan
mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak proses ini menghasilkan gas
8. Penahan Angin
Angin kencang dapat dikurangi 75-80% oleh suatu penahan angin yang
permanen mempunyai bau yang tidak sedap. Tanaman dapat menyerap bau secara
langsung, atau tanaman akan menahan gerakan angin yang bergerak dari sumber
bau.
tanaman yang memenuhi kriteria ini adalah tanaman yang mempunyai jumlah
Kota-kota yang terletak di tepi pantai seperti DKI Jakarta pada beberapa
tahun terakhir ini dihantui oleh intrusi air laut. Pemilihan jenis tanaman dalam
pembangunan hutan kota pada kota yang mempunyai masalah intrusi air laut
membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air dengan tanaman yang
demikian hutan selain dapat mengurangi bahaya abrasi pantai, juga dapat berperan
mahoni di hutan kota Sukabumi sebanyak 490 pohon telah dilelang dengan harga
Rp. 74 juta. Penanaman dengan tanaman yang menghasilkan biji atau buah yang
agar pada saat siang hari tidak terlalu panas, sebagai akibat banyaknya jalan aspal,
radio, televisi dan lain-lain. sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena
memperbesar jumlah pori tanah. Karena humus bersifat lebih higroskopis dengan
kemampuan menyerap air yang besar maka kadar air tanah hutan akan meningkat.
Jika hujan lebat terjadi, maka air hujan akan turun masuk meresap ke
lapisan tanah yang lebih dalam menjadi air infiltrasi dan air tanah dan hanya
sedikit yang menjadi air limpasan. Dengan demikian pelestarian hutan pada
daerah resapan air dari kota yang bersangkutan akan dapat membantu mengatasi
cahaya seperti kaca, aluminium, baja, beton dan air. Apabila permukaan yang
yang sangat tinggi untuk tercemar, baik oleh kendaraan bermotor maupun
industri. Petugas lalu lintas sering bertindak galak serta pengemudi dan pemakai
cemaran timbal dan karbon-monoksida. Oleh sebab itu gejala stress (tekanan
masyarakat yang tinggal dan berusaha di kota atau mereka yang hanya bekerja
untuk memenuhi keperluannya saja di kota. Hutan kota juga dapat mengurangi
maju secara ekonomi namun mundur secara ekologi. Padahal kestabilan kota
secara ekologi sangat penting, sama pentingnya dengan nilai kestabilannya secara
berupa air minum berbau, mengandung logam berat, pencemaran udara seperti
meningkatnya kadar CO
Dalam waktu dua tahun terakhir kita merasakan peristiwa alam, seperti
bencana banjir dan longsor. Diawali banjir bandang di Pacet, Mojokerto, Jawa
Timur, pada 11 Desember 2002. Tak kurang dari 26 orang meninggal dunia
dengan tragis. Di awal tahun 2003, banjir badang Jakarta mengakibatkan beberapa
dan Bekasi. Akibat ikutan lain, adanya banjir di Jakarta ini melumpuhkan kegiatan
terjadi tanah longsor dengan jumlah korban meninggal 21 orang. Memasuki akhir
musim penghujan tahun 2002/2003 dikejutkan dengan peristiwa hujan lebat dan
longsor di Flores, yang kemudian disusul peristiwa alam yang didominasi oleh
kekeringan di Pantura Pulau Jawa. Pada akhir 2003 terjadi bencana banjir
bandang yang sangat dahsyat di Bukit Lawang; Bahorok, Sumatera Utara pada
tanggal 2 November 2003 yang membawa korban tidak kurang dari 134 orang
meninggal serta ratusan lainnya hilang. Pada Desember 2003 beberapa wilayah
Jambi terendam banjir sampai sekitar seminggu. Yang terakhir adalah peristiwa
alam sedang bergolak menuju keseimbangan baru. Kondisi ini akan terus bergerak
dicermati. Proses alam dalam menuju keseimbangan baru ini sering kurang bisa
Bencana alam, seperti banjir, yang terjadi pada tahun 2003 dan yang
berlanjut sampai awal tahun 2004 kalau ditelusuri disebabkan oleh dua kelompok
faktor yakni faktor yang tidak dapat dikendalikan manusia dan faktor yang dapat
contoh faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Penelusuran faktor-
faktor yang berpengaruh pada peristiwa alam yang menimbulkan bencana dua
tahun terakhir ini menunjukkan bahwa ada faktor alamiah yang tidak bisa
dikendalikan manusia, tetapi juga banyak faktor yang sebetulnya berasal dari
intervensi manusia, termasuk arah kebijakan yang tidak tepat. Curah hujan dan
intensitas hujan yang tinggi, angin kencang, gempa bumi, dan letusan gunung
besar terhadap peristiwa banjir bandang dan tanah longsor. Antara faktor alam dan
faktor manusia sangat sulit dipisahkan karena adanya interaksi timbal balik dalam
suatu ekosistem .
IV. PUSTAKA
Afrika, Asia, Pasifik dan dunia baru. Penerbit ITB Bandung. 369 hlm.
Pertanian Bogor.
Spurr S.H. and B.V. Barnes, 1980. Forest ecology. John Wiley and Sons,
Sri S.H. dan Sudirman Y., 1988. Fisiologi stres lingkungan. PAU Bioteknologi.
Sutopo, L., 1985. Teknologi benih. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. CV.