Anda di halaman 1dari 13

Konsep Kantin Sehat di Sekolah

Aisah Febrianti Administrasi Sekolah, Kantin Sekolah, Kesiswaan, PEMBELAJARAN,


PENDIDIKAN, Pendidikan Karakter

Konsep Kantin Sehat di Sekolah

Program Kantin Sehat

Tujuan dan Bentuk Layanan Kantin Sehat

Sahabat Dunia Pendidikan yang berbahagia, dalam kesempatan kali ini akan kita bahas
mengenai Konsep Kantin yang sehat untuk Sekolah. Kantin sehat merupakan suatu ruang
atau bangunan di sekolah yang dimanfaatkan untuk menyediakan makanan dan minuman
sehat untuk melayani warga sekolah. dimana tujuan penyediaan layanan kantin sehat di
sekolah adalah;

 Menyediakan makanan yang aman dan bergizi;


 Menyediakan fasilitas untuk menerapkan ilmu kesehatan dan gizi; dan
 Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sahabat Dunia Pendidikan, Berdasarkan tujuan dan Bentuk Layanan Kantin sehat diatas,
maka kantin sehat berfungsi sebagai:
1. Sarana penyediaan makanan untuk menjaga kesehatan warga sekolah
2. Tempat warga sekolah untuk memilih makanan yang aman dan bergizi
3. Tempat belajar tatakrama yang ada di masyarakat
4. Tempat bersosialisasi antar warga sekolah

Layanan kantin sehat dapat berupa:


 Self-service system adalah sistem pelayanan yang pembelinya melayani diri sendiri
 Wait-service system adalah sistem pelayanan yang pembelinya menunggu dilayani
petugas kantin
 Tray-service system adalah sistem pelayanan yang pembelinya dilayani petugas
kantin
 dan penyajian makanannya menggunakan baki atau nampan

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pengelola kantin adalah:

 Menentukan waktu pelayanan kantin


 Membuat prosedur pelayanan kantin (tata cara pembelian dan pembayaran,
pengembalian alat makan, pembuangan sampah, dll)
 Membuat dekorasi yang menarik terkait gizi dan kesehatan di ruang kantin
 Menyediakan tempat bagi peserta didik yang akan makan dengan membawa makanan
sendiri.

Aspek Pengelolaan Kantin Sehat

Mengingat manfaat yang diharapkan dari kantin sehat serta dampaknya terhadap keadaan gizi
dan kesehatan peserta didik, maka pengelolaan makanan di kantin sehat hendaknya
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut: 1) pengelola kantin, 2) dana, 3) lokasi, 4)
fasilitas dan peralatan.

1. Pengelola Kantin Sehat


Penyelenggaraan makanan kantin sehat memerlukan seorang penanggungjawab
kantin yang mempunyai tugas pokok sebagai penanggungjawab kelangsungan
kantin sehat secara keseluruhan, baik kedalam (sekolah) maupun keluar yaitu
kepada orang tua peserta didik dan instansi yang berwenang/ terkait terutama bila
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau tidak diduga.

Pengelola kantin sehat memiliki kualifikasi sebagai berikut:

 Berbadan sehat
 Bebas dari penyakit menular
 Bersih dan rapi
 Mengerti tentang kesehatan
 Memiliki disiplin kerja yang tinggi

Selain kriteria tersebut diatas, pengelola kantin sehat perlu memiliki pengetahuan
tentang keamanan pangan sehingga tahu makanan atau jajanan yang baik untuk
dijual di kantin sehat. Pengelola ini harus mengerti cara pemasakan bahan makanan
menurut gizi dan kesehatan, serta memelihara kebersihan alat-alat makan (mencuci
air bersih yang mengalir dan sabun). Pengelola kantin sehat pernah mengikuti
kursus atau pelatihan di bidang higiene dan sanitasi makanan.

Pengawasan terhadap kualitas makanan, kebersihan, pengelola, peralatan, dan


ruangan kantin perlu dilakukan agar tujuan penyediaan kantin sehat dapat tercapai.
Pengawasan ini dapat ditugaskan pada guru piket.

2. Dana
Investasi pertama yang diperlukan dalam penyelenggaraan makanan kantin sekolah
adalah dana untuk sarana fisik dan bahan makanan. Dana dapat bersumber dari
sekolah sepenuhnya, dari sekolah dan orangtua peserta didik, dari orangtua peserta
didik sepenuhnya ataupun diborongkan pada pengusaha jasa boga. Dana
selanjutnya diperoleh dan dimanfaatkan melalui penjualan makanan di kantin
sekolah.

3. Lokasi Kantin
Lokasi kantin harus dalam pekarangan sekolah dan sedapat mungkin masih dalam
wilayah gedung sekolah, tidak berdekatan dengan jamban, kamar mandi dan tempat
pembuangan sampah.
Ruangan makan harus cukup luas, bersih, nyaman dan ventilasi cukup dengan
sirkulasi udara yang baik. Lantai hendaknya terbuat dari bahan yang kedap air dan
mudah dibersihkan. Dinding dan langit-langit selalu bersih dan dicat terang. Jendela
yang digunakan sebagai ventilasi hendaknya berkasa untuk menghindari lalat
masuk. Ruang makan dilengkapi dengan tempat cuci tangan (sebaiknya dengan air
yang mengalir/kran) dan sabun yang letaknya mudah dijangkau oleh peserta didik.

4. Fasilitas dan Peralatan


a. Fasilitas Bangunan Kantin
Kantin sehat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu kantin dengan ruangan
tertutup dan kantin dengan ruangan terbuka seperti koridor atau di halaman sekolah.
Meskipun kantin berada di ruang terbuka, namun ruang pengolahan dan tempat
penyajian makanan harus dalam keadaan tertutup. Kedua jenis kantin di atas harus
memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut: Sumber air bersih; Tempat
penyimpanan; Tempat pengolahan; Tempat penyajian; Ruang makan; Fasilitas
sanitasi; Perlengkapan kerja; Tempat pembuangan sampah yang tertutup.

Penyediaan makanan yang baik perlu ditunjang oleh peralatan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kapasitas yang dilayani. Kebutuhan perlengkapan dan peralatan
sesuai dengan menu yang diselenggarakan.

Kantin dengan ruang tertutup harus mempunyai bangunan tetap dengan persyaratan
tertentu, sedangkan kantin dengan ruang terbuka (koridor atau halaman) harus
mempunyai tempat tertutup untuk persiapan dan pengolahan serta penyajian
makanan dan minuman.

Persyaratan bangunan untuk kantin dengan ruangan tertutup adalah sebagai


berikut:

 Lantai kedap air, rata, halus tetapi tidak licin, kuat, dibuat miring sehingga
mudah dibersihkan.
 Dinding kedap air, rata, halus, berwarna terang, tahan lama, tidak mudah
mengelupas dan kuat sehingga mudah dibersihkan.
 Langit-langit terbuat dari bahan tahan lama, tidak bocor, tidak berlubang dan
tidak mudah mengelupas serta mudah dibersihkan.
 Pintu, jendela dan ventilasi kantin dibuat dari bahan tahan lama. Tidak mudah
pecah, rata, halus, berwarna terang, dapat dibuka-tutup dengan baik,
dilengkapi kasa yang dapat dilepas sehingga mudah dibersihkan.
 Ruang pengolahan dan penyajian serta tempat makan di ruangan memiliki
lubang angin/ ventilasi minimal dua buah dengan luas keseluruhan lubang
ventilasi 20% dari luas lantai.
 Lantai, dinding, langit-langit kantin, pintu, jendela dan lubang angin/ ventilasi
selalu dalam keadaan bersih.

b. Fasilitas Air Bersih


Kantin dengan ruangan tertutup maupun kantin dengan ruangan terbuka harus
mempunyai suplai air bersih yang cukup, baik untuk kebutuhan pengolahan maupun
untuk kebutuhan pencucian dan pembersihan. Air bersih dapat diperoleh dari PAM
maupun dari sumur. Air bersih yang disimpan dalam ember harus selalu tertutup.
Gunakan gayung bertangkai panjang untuk mengambil air dari ember.

c. Fasilitas Ruang Pengolahan


Ruang pengolahan atau persiapan makanan mempunyai persyaratan yang sama,
baik untuk kantin ruang tertutup maupun kantin ruang terbuka. Ruang pengolahan
selalu dalam keadaan bersih dan terpisah dari ruang penyajian dan ruang makan.
Ruang pengolahan atau persiapan makanan harus tertutup.

Terdapat tempat/ meja yang permanen dengan permukaan halus, tidak bercelah dan
mudah dibersihkan untuk pengolahan atau penyiapan makanan. Ruang pengolahan
tidak berdesakan sehingga setiap karyawan yang sedang bekerja dapat leluasa
bergerak. Terdapat lampu penerangan yang cukup terang sehingga karyawan dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik, teliti dan nyaman. Lampu penerangan tidak
berada langsung di atas meja pengolahan pangan. Jika lampu berada langsung di
atas tempat pengolahan, lampu tersebut harus diberi penutup.

Terdapat ventilasi yang cukup agar udara panas dan lembab di dalam ruangan
pengolahan dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar. Sebaiknya di
atas kompor untuk memasak makanan dilengkapi dengan cerobong asap (smoke
hood).

d. Fasilitas Tempat Penyajian


Kantin ruang tertutup maupun kantin ruang terbuka harus mempunyai tempat
penyajian makanan seperti lemari display, etalase atau lemari kaca yang
memungkinkan konsumen dapat melihat makanan yang disajikan dengan jelas.
Tempat penyajian atau display makanan ini harus selalu tertutup untuk melindungi
makanan dari debu, serangga dan hama lainnya.
Makanan camilan harus mempunyai tempat penyajian yang terpisah dari tempat
penyajian makanan sepinggan. Makanan camilan yang dikemas dapat digantung
atau ditempatkan dalam wadah dan disajikan pada tempat yang terlindung dari sinar
matahari langsung atau debu. Buah potong harus mempunyai tempat display
tersendiri dan dijaga kebersihannya, terhindar dari kontaminasi debu, serta sedapat
mungkin dalam keadaan dingin.

Kantin harus menyediakan meja dan kursi dalam jumlah yang cukup dan nyaman.
Meja dan kursi harus selalu dalam keadaan bersih, tidak berdesakan sehingga
setiap konsumen dapat leluasa bergerak. Permukaan meja harus mudah
dibersihkan.

Untuk kantin dalam ruang tertutup, ruang makan harus mempuny4i ventilasi yang
cukup agar udara panas dan lembab dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara
segar. Untuk kantin yang menggunakan koridor, taman atau halaman sekolah
sebagai tempat makan, tempat tersebut harus selalu dijaga kebersihannya, rindang
(tidak terkena matahari langsung atau menggunakan atap), ada pertukaran udara,
serta jauh dari tempat penampungan sampah, WC dan pembuangan limbah (jarak
minimal 20 m).

e. Fasilitas Tempat Penyimpanan Bahan Pangan


Kantin harus mempunyai tempat penyimpanan bahan pangan, tempat penyimpanan
makanan jadi yang akan disajikan, dan tempat penyimpanan peralatan yang bebas
pencemaran (lemari). Peralatan yang telah dibersihkan harus disimpan pada
rak/lemari yang bersih. Sebaiknya permukaan peralatan menghadap ke bawah,
supaya terlindungi dari debu,kotoran atau pencemar lainnya.

Tempat penyimpanan khusus harus tersedia untuk menyimpan Bahan


Tambahan Pangan (BTP) sehingga terpisah dengan produk atau makanan yang
siap disajikan.

Tempat penyimpanan khusus harus tersedia untuk menyimpan bahan bukan pangan
seperti bahan pencuci peralatan dan minyak tanah. Bahan berbahaya seperti
pembasmi serangga, tikus, kecoa, bakteri dan bahan berbahaya lainnya tidak boleh
disimpan di kantin. Tempat penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas dari
hama seperti serangga, binatang pengerat, burung, dan mikroba.
Tempat penyimpanan harus ada sirkulasi udara. Penyimpanan bahan baku
dan produk pangan harus sesuai dengan suhu penyimpanan yang dianjurkan.

f. Peralatan Kantin
Peralatan yang digunakan dalam proses persiapan sampai penyajian harus mudah
dibersihkan, kuat dan tidak mudah berkarat, misalnya peralatan dari bahan stainless
steel untuk pisau, panci, dan wajan.

Permukaan peralatan yang kontak langsung dengan pangan harus halus, tidak
bercelah,tidak mengelupas dan tidak menyerap air. Peralatan bermotor seperti
pengaduk dan blender hendaknya dapat dibongkar agar bagian-bagiannya mudah
dibersihkan.

g. Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi dalam kantin mempunyai persyaratan yang sama, baik untuk kantin
ruang tertutup maupun kanting ruang terbuka, yaitu:

 Tersedia bak cuci piring dan peralatan dengan air bersih yang mengalir serta
rak pengering.
 Tersedia wastafel dengan sabun/ deterjen dan lap bersih atau tissue di tempat
makan dan di tempat pengolahan/ persiapan makanan.
 Tersedia suplai air bersih yang cukup, baik untuk kebutuhan pengolahan
maupun untuk kebutuhan pencucian dan pembersihan.
 Tersedia alat cuci/ pembersih yang terawat baik seperti sapu lidi, sapu ijuk,
selang air, kain lap, sikat, kain pel, dan bahan pembersih seperti sabun/
deterjen dan bahan sanitasi.

h. Fasilitas Pembuangan Limbah


Tempat sampah atau limbah padat di kantin harus tersedia dan jumlahnya cukup
serta selalu tertutup. Di dalam maupun di luar kantin harus bebas dari sampah.
Jarak kantin dengan tempat penampungan sampah sementara minimal 20 m. Ada
selokan atau saluran pembuangan air, termasuk air limbah dan berfungsi dengan
baik serta mudah dibersihkan bila terjadi penyumbatan. Terdapat lubang angin yang
berfungsi untuk mengalirkan udara segar dan membuang limbah gas hasil
pemasakan makanan.

i. Fasilitas Lain-lain
Perlengkapan kerja karyawan kantin yang harus disediakan antara lain baju kerja,
tutup kepala, dan celemek berwarna terang, serta lap yang bersih. Jika tidak
memungkinkan menggunakan tutup kepala, rambut harus tertata rapi dengan
dipotong pendek atau diikat.
Standar Sehat Kantin Sekolah
Filed under Kesehatan Lingkungan
1

Indikator dan Syarat Sanitasi


Kantin Sekolah
Pengelolaan makanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan bahan
makanan, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan dan penyajian makanan, sedangkan
sanitasi makanan adalah suatu usaha pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan
yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau
merusak segala bahaya yang dapat menggangu atau merusak kesehatan, melalui dari sebelum
makanan itu diproduksi selama dalam proses pengolahan, penyiapan, penggangkutan,
penjualan, sampai pada saat dimana makanan tersebut siap untuk dikonsumsi kepada
konsumen (Depkes, 2002).

Jika kita bicara kesehatan lingkungan sekolah, maka kantin menjadi salah satu ruang lingkup
penting hygiene dan sanitasi sekolah. Tentu kita juga paham, bahwa aspek sanitasi lain di
sekolah akan banyak berbicara masalah lingkungan fisik secara umum, fasilitas sanitasi,
aspek konstruksi umum (ventilasi, jarak tempat duduk siswa dan papan tulis, ergonomi, dan
lainnya. Sementara pada kantin, banyak aspek kesehatan lingkungan terkait pada kantin,
seperti aspek perilaku penjamah, aspek peralatan, aspek sanitasi tempat, sanitasi air bersih,
dan lain-lain.

Salah satu fungsi dari kantin adalah sebagai tempat memasak atau membuat makanan dan
selanjutnya dihidangkan kepada konsumen, maka kantin dapat menjadi tempat menyebarnya
segala penyakit yang medianya melalui makanan dan minuman. Dengan demikian makanan
dan minuman yang dijual di kantin berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan bila
tidak dikelola dan ditangani dengan baik (Mukono, 2000).

Kantin adalah tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan
makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Kantin merupakan salah satu
bentuk fasilitas umum, yang keberadaannya selain sebagai tempat untuk menjual makanan
dan minuman juga sebagai tempat bertemunya segala macam masyarakat dalam hal ini
mahasiswa maupun karyawan yang berada di lingkungan kampus, dengan segala penyakit
yang mungkin dideritanya (Depkes RI, 2003).
Persyaratan sanitasi kantin antara lain di jelaskan pada Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003, tentang kelaikan higiene sanitasi
pada kantin. Namun sebelum kita berbicara lebih jauh tentang sanitasi kantin, perlu kita
ingatkan kembali pengertian sanitasi yang merupakan upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan (Depkes, 2001).

Persyaratan sanitasi kantin sesui Kepmenkes diatas meliputi faktor bangunan, konstruksi, dan
fasilitas sanitasi, sebagai berikut :

Bangunan

 Bangunan kantin kokoh, kuat dan permanen.


 Ruangan harus ditata sesuai fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus
karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barangbarang lainnya yang
dapat mencemari makanan.

Konstruksi

 Lantai harus dibuat kedap air, rata, tidak licin, kering dan bersih.
 Dinding. Permukaan dinding harus rata, kedap air dan dibersihkan.
 Ventilasi. Ventilasi alam harus cukup menjamin peredaran udara dengan baik, dapat
menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu dalam ruangan. Ventilasi buatan
diperlukan bila ventilasi alam tidak dapat memenuhi persyaratan.
 Pencahayaan. Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan
pekerjaan pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan ruangan.
 Atap. Tidak bocor, cukup landai dan tidak menjadi sarang tikus dan serangga lainnya.
 Langit-langit. Permukaan rata, bersih, tidak terdapat lubang-lubang.

Fasilitas sanitasi

 Air bersih. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat fisik (tidak berbau, tidak berasa,
tidak berwarna, jernih), serta jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan.
 Air limbah. Air limbah mengalir dengan lancar, sistem pembuangan air limbah harus
baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, saluran pembuang air limbah tertutup.
 Toilet. Tersedia toilet, bersih. Di dalam toilet harus tersedia jamban, peturasan dan
bak air. Tersedia sabun/deterjen untuk mencuci tangan. Di dalam toilet harus tersedia
bak dan air bersih dalam keadaan cukup.
 Tempat sampah. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat,
mempunyai tutup. Tersedia pada setiap tempat/ruang yang memproduksi sampah.
Sampah dibuang tiap 24 jam.
 Tempat cuci tangan. Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga
mudah dicapai oleh tamu dan karyawan. Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air
mengalir, sabun/deterjen, bak penampungan yang permukaanya halus, mudah
dibersihkan dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.
 Tempat mencuci peralatan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan
mudah dibersihkan. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bilik/bak pencuci yaitu
untuk mengguyur, menyabun dan membilas.
 Tempat mencuci bahan makanan. Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat
dan mudah dibersihkan.
 Tempat penyimpanan air bersih (tandon air) harus tertutup sehingga dapat menahan
masuknya tikus dan serangga.

Ruang dapur, ruang makan dan penyajian

 Dapur. Dapur harus bersih, ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan
lainnya.
 Ruang makan. Ruang makan bersih, perlengkapan ruang makan (meja, kursi, taplak
meja), tempat peragaan makanan jadi harus tertutup, perlengkapan bumbu kecap,
sambal, merica, garam dan lain-lain bersih.

Penerapan beberapa parameter diatas pada dasarnya bertujuan untuk meminimalisasi faktor
makanan sebagai media penularan penyakit dan masalah kesehatan. Persyaratan sanitasi
tersebut juga sebagai salah satu bentuk sistem kewaspadaan dini, juga sebagai alat untuk
menilai faktor resiko. Prosedur ini umum, dalam kaitan dengan hygiene dan sanitasi
makanan, kita kenal sebagai system Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).
Sistem ini pada dasarnya merupakan pendekatan yang mengidentifikasikan hazard spesifik
dan tindakan untuk mengendalikannya. Yang dimaksud dengan hazard – dapat berupa agens
biologis, kimiawi, atau agen fisik – pada makanan yang berpotensi menyebabkan efek yang
buruk pada kesehatan.
Mengelola Kantin Sekolah
Posted on 3 Juni 2010 by AKHMAD SUDRAJAT

Layanan kantin atau kafetaria merupakan salah satu bentuk layanan khusus di sekolah yang
berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa atau personil sekolah.
Good (1959) dalam bukunya Dictionary of Education mengatakan bahwa: “cafetaria a room
or building in which public school pupuils or college student select prepared food and serve
themselves”. Kantin sekolah adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di sekolah
maupun perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan/sehat untuk siswa yang
dilayani oleh petugas kantin.

William H. Roe dalam bukunya School Business Management menyebutkan beberapa tujuan
yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah:

1. memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang baik
atau sehat;
2. memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata;
3. menganjurkan kebersihan dan kesehatan;
4. menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan bersama;
5. menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di
masyarakat;
6. memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik;
7. menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang industri;
8. menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
kebersihannya dan kesehatannya.

Dilihat dari tujuan kantin sekolah di atas, maka kantin sekolah dapat berfungsi untuk:

1. membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan makanan


yang sehat, bergizi, dan praktis;
2. mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang;
3. untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa;
4. memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi berpengaruh pada kesehatan
seseorang;
5. memberikan batuan dalam mengajrkan ilmu gizi secara nyata;
6. mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di
masyarakat;
7. sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-pelajaran di sekolah, dan tempat
menunggu apabila ada jam kosong.

Dalam menyelenggarakan atau mendirikan kantin sekolah yang baik hendaknya


memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. kantin sekolah hendaknya tidak dipandang sebagai suatu penciptaan keuntungan di


sekolah;
2. program kantin sekolah harus dipandang sebagai bagian integral dari program sekolah
secara keseluruhan
3. harga makanan dan minuman harus dapat dijangkau oleh daya beli siswa
4. penyajian dan pelayanan makanan harus memadai dan cepat
5. gedung atau ruang kantin harus strategis karena akan sangat mempengaruhi
keefektivan operasi dan koordinasi program-program kantin
6. personil-personil kantin harus bertanggung jawab atas makanan yang bergizi dan
menarik, serta menjamin selera pembeli;
7. memberikan kebijaksanaan keuangan (korting) dapat mendorong berkembangnya
program kantin, karena dapat menarik pembeli
8. program kantin harus menyeimbangkan antara kapasitas makanan dan harga, begitu
juga gizi.

Terkait dengan bentuk pelayanan kantin sekolah, terdapat 3 (tiga) alternatif bentuk
layanan, yaitu:

1. Self service system. Sistem pelayanan dimana pembeli melayani dirinya sendiri
makanan yang diingini;
2. Wait service system. Sistem pelayanan dimana pembeli menunggu dilayani oleh
petugas kantin sesuai dengan pesanan;
3. Tray service system. Sistem pelayanan dimana pembeli dilayani petugas kantin, dan
penyajian makanannya dengan menggunakan baki atau nampan.

Kantin sekolah memberikan peluang untuk mengembangkan tingkah laku dan kebiasaan
positif di kalangan siswa. Hal-hal berikut dapat diperhitungkan oleh kepala sekolah untuk
memperbaiki lingkungan kantin sekolah:

1. menentukan prosedur untuk menutup dan membuka kantin atau kapan anak-anak
memasuki dan meninggalkan kantin;
2. memperhatikan semua perilaku murid dalam kantin;
3. menyusun suatu aturan pembayaran yang tidak merugikan kantin;
4. membuat pengaturan tempat duduk yang serasi;
5. menentukan aturan-aturan bagi perilaku anak-anak di meja makan;
6. mengatur dekorasi, seperti: lukisan, poster-poster kesehatan;
7. menyajikan musik selama jam makan siang;
8. mengatur anak-anak yang makan siang dengan membawa makanan sendiri; menyusun
prosedur pengembalian talam atau tempat makanan dan pada saat meninggalkan
ruangan makan

Dengan dimikian, keberadaan kantin di sekolah, tidak hanya sekedar untuk memenuhi
kebutuhan makan dan minum siswa semata, namun juga dapat dijadikan sebagai wahana
untuk mendidik siswa tentang kesehatan, kebersihan, kejujuran, saling menghargai, disiplin
dan nilai-nilai lainnya.

Di sinilah letak arti penting manajemen kantin sekolah sebagai salah satu substansi
manajemen sekolah.

Sumber:

Disarikan dari : Depdiknas. 2007. Manajemen Layanan Khusus: materi diklat pembinaan
kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah). Jakarta.
Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum
yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri
maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah
dan menjaga kebersihan kantin.Makanan yang disediakan kantin haruslah bersih dan
halal.Jenis-jenis makanan yang disediakan pun minimal harus memenuhi 4 sehat 5
sempurna.Biasanya para pembeli harus mengantri dalam sebuah jalur yang disediakan untuk
membeli makanan.

Kantin hampir selalu ada di tiap sekolah di Indonesia. Biasanya kantin menjadi tempat
berkumpul bagi para murid. Pesan ambil bayar duduk mungkin merupakan prinsip para
pengguna fasilitas kantin. Ramainya kantin disebabkan oleh obrolan siswa-siswi yang makan
bersama. Kebanyakan murid menganggap penting kantin sebagai tempat bersosialisasi,
tempat berkumpulnya seluruh angkatan.

Anda mungkin juga menyukai