Menurut Martaatmadja dalam bukunya Reog di Jawa Timur, Reog Kediren terakhir terlihat di
Desa Wanasari Kediri tahun 1926. Reog Kediren bercerita tentang perjalanan Panji Gunung
Sari yang sedang mencari Panji Asmorobangun yang tengah dalam pengelanaan mencari
Dewi Sekartaji. Reog Kediren adalah sebuah kesenian rakyat yang mengusung budaya topeng
di dalam pembangunan karakter tokoh-tokoh dalam ceritanya. Seperti kita ketahui topeng
dalam budaya dan bentuk kesenian di kediri sangat sulit untuk ditemui saat ini. Topeng
sebagai media uangkap karakter sangat penting bagi peserta didik untuk memahami dan
menerapkan pendidikan karakter melalui pendidikan seni tradisi, melalui karakter topeng
peserta didik bisa memahami karakter baik dan dapat menerapkan karakter tersebut dalam
kehidupan nyata demikian pula sebaliknya. Adapun karakter topeng dalam reog kediren
adalah :
1. Panji Gunung Sari
2. Panji Asmorobangun
3. Joko Lodro
4. Patih Tamengdito
5. Jepaplok
6. Penthul
7. Tembem
8. Regol
9. Potrojoyo
Dalam Reog Kediren juga terdapat peran :
1. Prajurit berkuda (Jaranan)
2. Celeng (Babi Hutan)
Setelah lama punah dan hilangnya budaya topeng pada kesenian khas di kota kediri maka
kami mencoba merekonstruksi kembali Kesenian Reog Kediren sebagai bentuk kesenia
rakyat berbasis budaya Panji dan menggunakan topeng sebagai media ungkap karakter
penokohannya. Tentunya masih banyak kekurangan dalam riset kami tentang Reog Kediren
ini.
Tak lepas dari kemajuan zaman dan banyaknya bermunculan budaya baru saat ini, kami
berharap Rekonstruksi Reog Kediren ini bisa membentuk karakter peserta didik kami untuk
bisa mempunyai karakter yang berjiwa dan berbudaya Nusantara yang tercermin dari
peninggalan-peninggalan besar yang diciptakan oleh nenek moyang dan pendahulu kita.
EKSPLORING PANJI
Budaya Panji adalah salah satu warisan besar nenek moyang kita khususnya bagi masyarakat
kediri, sebaran wilayah budaya panji mulai dari kawasan nusantara bahkan Asia Tenggara.
Ada banyak elemen dari budaya panji yang layak kitaeksplorasi, misalnya kesenian rakyatnya
yang agraris, topeng panji yang sampai sekarang masih berkembang di cirebon, jogja, solo,
jombang bahkan malang. Keberadaan budaya panji dan elemen-elemen seni inilah yang
mengilhami kami “sanggar musthikaning daha” dan kelas PPST untuk concern dan serius
mengeksplorasi Panji sebagai bahan kajian dan pendidikan seni tradisi bagi peserta didik
kami. Perkembangan pendidikan seni di indonesia khususnya, membutuhkan akar eksplorasi
budaya yang kuat agar peserta didik didik tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri.
Adapun sanggar musthikaning daha dan kelas PPST telah mencoba bereksplorasi dalam
menterjemahkan budaya panji ini ke dalam sistem pendidikan seni di SMP Pawyatan Daha 1
Kota Kediri, yang dalam dua tahun terakhir telah tercipta karya seni berbasis budaya panji,
yaitu :
1. Tari Topeng Jiwaku Panji
2. Tari Panji Banjaran Sari
3. Tari Krucil (Berbasis Wayang Krucil)
4. Reog Kediren dalam episode “Lelaku”
Semoga apa yang telah dan akan terus kami lakukan ini bisa bermanfaat bagi perkembangan
pendidikan seni tradisi di Kediri dan bahkan di Indonesia umumnya.
SINOPSIS “LELAKU”